Nightfall Chapter 104

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 104: Untuk Menghapus Gunung

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Setelah hari kedua kelas, ketika bel berbunyi, para siswa tidak meninggalkan ruang belajar dengan riang seperti biasanya. Alih-alih, mereka membalikkan wajah terkejut dan bingung ke arah pintu. Xie Chengyun dan Zhong Dajun berdiri di dekat pintu, dengan beberapa teman. Mereka adalah siswa Asrama Kelas A dan tidak punya alasan untuk berada di sini hari ini.

Kelas telah berlangsung selama lebih dari sebulan, dan teman sekelas secara bertahap menjadi akrab satu sama lain dan masing-masing asrama berkumpul bersama. Meskipun tidak ada perselisihan di antara mereka, itu wajar bahwa mereka memiliki sikap yang berlawanan. Ketika mereka melihat Xie Chengyun, Zhong Dajun, dan yang lainnya di pintu, para siswa Kelas Tiga tidak hanya ingin tahu tetapi juga waspada.

Xie dari Kerajaan Jin Selatan tidak naik ke atas selama berhari-hari, jadi dia sudah cukup istirahat dan wajahnya tidak lagi sepucat sebelumnya. Dia berjalan perlahan dengan teman-temannya ke belakang ruang belajar, dengan tenang menderita tatapan curiga dan bijaksana dari siswa Kelas Tiga, dia kemudian mengeluarkan sepucuk surat dari lengan bajunya dan menyerahkannya, dengan serius dan sungguh-sungguh.

Ning Que terus mengawasi pintu dengan tenang, berpikir bahwa orang yang dicari oleh Xie mungkin adalah Jin Wucai atau seseorang di barisan depan yang mungkin adalah putri dari salah satu bangsawan Chang’an. Dia berspekulasi adegan romantis akan dimainkan, tetapi dia tidak pernah menyangka bahwa Xie benar-benar berjalan langsung ke bagian belakang ruang belajar, ke arahnya.

Setelah meluangkan waktu sejenak untuk merenung, dia berdiri dan tersenyum padanya. Dia melihat amplop cokelat, dan kemudian bertanya, “Ini undangan atau … Anda ingin mengundang saya untuk makan malam?”

Xie Chengyun melirik Zhong Dajun yang berdiri di samping Ning Que, yang dia berpaling dengan wajah serius dan dengan tenang berkata, “Ini bukan undangan, tapi tantangan. Saya ingin menetapkan perjanjian seorang pria dengan Anda untuk melihat siapa yang akan meraih posisi teratas dalam ujian semester Akademi, yang akan dimulai dalam sebulan. Karena ini adalah perjanjian antara dua pria, saya tidak akan mendapat untung dari pengeluaran Anda. Ini terbatas pada tiga program yang kamu dapatkan A + di ujian masuk akademi. ”

Hasil total Ning Que pada ujian masuk akademi tidak begitu menarik, tetapi karena ia mendapat A + dalam tiga kursus, mengemudi, beracun dan matematika, membuatnya tiba-tiba menaungi bakat-bakat muda yang menonjol, Xie Chengyun, Zhong Dajun dan Wangying. Jijik dan keengganan mereka mulai sejak saat itu. Selain persaingan yang kuat kemudian naik ke atas bersama, Xie Chengyun, bakat Kerajaan Jin Selatan, yang telah menonjol sejak kecil harus mengakui bahwa ia terus kalah dari prajurit Bordertown biasa. Xie Chengyun, yang datang ke Kekaisaran Tang membawa kejayaan keluarganya dan bahkan Kerajaan Jin Selatan tidak akan membiarkan dirinya terus kalah. Selain itu, karena hasutan Zhong Dajun dan teman lainnya,

Secara alami, ujian semester adalah kesempatan terbaik.

Ning Que tidak pernah berpikir bahwa itu mungkin. Dia tidak terlibat dalam permainan seperti itu selama bertahun-tahun, dan tidak menyimpan dendam atas hasil ujian. Agar lebih akurat, dia belum pernah bertemu teman sekelas yang bisa menantangnya di sekolah sejak kelas satu sekolah dasar, ketika dia dipukuli dengan sangat keras oleh pel oleh ibunya, setelah itu dia selalu mendapat nilai penuh.

Lebih penting lagi, ia terbiasa dengan tantangan fatal yang melibatkan pedang, kehidupan, dan kematian dalam kehidupan ini; tetapi teman-teman sekelas muda ini masih tetap pada level ini, yang mau tidak mau membuatnya merasa lucu dan naif, jadi dia tidak bisa menahan tawa. Melihat Xie Chengyun, dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia merasa sulit untuk menjelaskan kepada seorang pria yang berasal dari keluarga bangsawan.

Sejenak keheningan dan senyum lembut berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda. Zhong Dajun bertanya dengan sinis, meskipun dia jelas tahu Ning Que bukan pengecut, “Apakah kamu takut?”

Siswa Kelas Tiga terdiam, dan kemudian berdiskusi berbisik setelah menyadari bahwa siswa Asrama Kelas A ada di sini untuk menyerahkan surat tantangan. Meskipun murid-murid Kelas Tiga takut pada orang-orang terkenal seperti Xie Chengyun dan Zhong Dajun, mereka masih merasa terganggu ketika mendengar ejekan dan provokasi Zhong Dajun. Mereka kemudian berteriak satu demi satu, “Ning Que, terima suratnya!”

Situ Yilan berdiri, melirik Ning Que, dan siap untuk mengatakan sesuatu. Ning Que, bagaimanapun, menggelengkan kepalanya untuk menghentikannya. Dia menerima surat itu secara alami dan menatap Xie Chengyun, dan bertanya. “Meskipun itu bukan duel dalam memotong lengan atau deathmatch dalam memotong telapak tangan, itu tentu tentang menang atau kalah. Jika Anda bersikeras menggunakan cara naif ini untuk memenangkan kembali martabat Anda yang hilang, saya pikir Anda harus membuat taruhan yang relevan. ”

Dia menambahkan sambil tersenyum, “Taruhannya tidak boleh terlalu banyak. Jika yang kalah bisa memegang pilar besar perpustakaan tua dan berteriak dengan keras ‘Saya suka Permaisuri’, maka saya akan mundur terlebih dahulu. ”

Setelah komentar ini, ruang belajar meledak menjadi tawa yang berlebihan. Xie Chengyun juga tertawa dan berkata, “Ini adalah kesesuaian antara tuan-tuan dan apa yang kita inginkan adalah meningkatkan studi kita. Yang harus dilakukan pecundang hanyalah mengundang pihak lawan makan malam. ”

Taruhannya hanyalah makan. Itu yang disebut rencana besar dengan sedikit keterampilan. Mendengar Xie Chengyun tiba-tiba mengubah taruhan aslinya, Zhong Dajun yang berdiri di belakangnya tampak marah. Kelas Tiga siswa, bagaimanapun, menganggap proposal Xie Chengyun benar-benar anggun dan lebih sayang padanya.

Tapi Ning Que tanpa sadar menggelengkan kepalanya, dan tersenyum berkata kepada Xie Chengyun dengan suara kecil, “Kesepakatan tuan-tuan … Apakah aku bukan tuan jika aku tidak menerima tantanganmu? Meskipun aku sebenarnya bukan pria terhormat dan tidak pernah berharap untuk bertindak sebagai pria terhormat, aku pikir kau jauh dari menjadi pria terhormat yang memaksaku untuk menuruti kata-katamu dengan cara ini. ”

Xie Chengyun merasa sedikit canggung dan tidak mengatakan apa-apa.

…

…

Tantangan dari Xie Chengyun, yang merupakan salah satu bakat Kerajaan Jin Selatan, menyebabkan sensasi di antara para siswa Akademi. Alih-alih bergegas pulang atau makan malam, semua siswa Kelas Tiga tetap bersemangat. Mereka, semua dipenuhi dengan kolektivisme, membahas hasil yang mungkin dan menawarkan saran kepada Ning Que. Situ Yilan bahkan muncul dengan gagasan bahwa dia akan meminta Penembak jitu Kementerian Militer untuk memberikan Ning Que beberapa pelatihan khusus, yang tiba-tiba tampak tenang dan tenang, yang meminta maaf dan meninggalkan ruang belajar dengan senyum di wajahnya.

Hal-hal seperti hidup dan mati sangat ditakuti, sedangkan sisanya tidak begitu mengerikan. Bertindak dengan sungguh-sungguh mungkin sia-sia dan bahkan diejek. Bagi Ning Que, yang telah mengalami terlalu banyak ketakutan akan hidup dan mati, surat tantangan Xie Chengyun yang serius hanyalah trik naif yang akan membuat orang tertawa.

Alasan dia menerima surat ini bukan karena dia ingin meninjau masa lalu atau untuk mendapatkan kembali kejayaan peringkat di bagian atas daftar sekolah, tetapi karena dia tidak punya energi untuk mengobrol dengan para pemuda ini. Seluruh fokusnya sekarang berada di lantai atas perpustakaan tua dan di gunung sederhana di mana tidak ada gua lubang.

Dia naik ke atas sekali lagi dan dengan hormat memberi hormat ke jendela timur. Dia kemudian berjalan menuju jendela barat dan berhenti di rak buku untuk mengambil buku tipis, di mana dia tidak menemukan pesan yang ditinggalkan oleh pria misterius itu, jadi dia mengembalikan buku itu dengan napas menyesal. Dia kemudian mengeluarkan Teori Wu Shanyang tentang Haoran Sword dari rak ketiga dan duduk bersila di lantai mulai membaca.

…

…

Jika gunung yang kasar dan tidak dapat diakses terletak di depan Ning Que, apa yang dia lakukan sekarang adalah hal-hal yang dilakukan orang tua bodoh itu. Bahkan jika dia tidak bisa memanjat gunung, dia masih akan menggali beberapa terowongan di tengah.

Tidak ada yang tahu berapa pasang sandal yang terkubur dan berapa banyak cangkul yang rusak sementara lelaki tua yang bodoh itu mencoba melepaskan gunung itu. Dia adalah orang yang sangat gigih. Meskipun ia menggali banyak terowongan di kedua sisi gunung, memiliki tubuh yang tidak bisa dihancurkan dan terus melakukannya selama jutaan tahun, tanpa sepengetahuan teknik modern, semuanya sia-sia.

Sebagian besar waktu, gagasan bahwa manusia dapat menaklukkan alam adalah keinginan ideal yang dapat menginspirasi umat manusia untuk bergerak maju di tingkat spiritual. Namun dalam kasus-kasus tertentu, tidak semua hal dapat diselesaikan dengan sempurna hanya dengan mengandalkan ketekunan.

Mari kita kembali ke pria tua bodoh yang disembah oleh Ning Que dan banyak pahlawan. Ketika orang-orang menanyai dia, dia akan mengatakan bahwa dia memiliki anak dan cucu yang tak ada habisnya dan bahwa mereka akhirnya akan menyelesaikan memindahkan gunung karena gunung selalu berdiri di sana. Pernyataan ini benar-benar menyegarkan, kuat, dan samar-samar memenuhi arti sebenarnya dari pertanyaan apakah akan memotong bunga persik untuk minum anggur. Pertanyaan itu diajukan oleh Kepala Sekolah Akademi. Inilah yang disebut tak terbatas. Meskipun demikian, lelaki tua yang bodoh itu tidak mengetahui kebenaran yang brutal bahwa “gunung kadang-kadang bisa tumbuh lebih tinggi.”

Setelah beberapa hari, tinta seperti pedang menusuk hatinya.

Gaya kaligrafi Pedang Haoran yang dibongkar dalam Kaligrafi Delapan Strok Yong adalah seperti banyak pedang tajam yang ditancapkan secara melintang dan vertikal ke tubuh Ning Que. Dan banyak lubang tak terlihat muncul. Namun lubang itu dengan cepat runtuh tanpa meninggalkan saluran apa pun.

Untuk menembus saluran yang diblokir itu, Ning Que melakukan upaya yang melelahkan dengan depresiasi moral dan mental yang parah. Dia tidak pingsan lagi, tetapi dengan semakin seringnya meditasi dan secara paksa mengerahkan Kekuatan Jiwa untuk meruntuhkan gunung-gunung, wajahnya menjadi lebih pucat dan pucat, dan tenggorokannya menjadi semakin kering dan kering, sementara telinganya mulai berdengung. Rasa sakit di dadanya cukup kuat untuk membunuh bakat yang tak terhitung jumlahnya seperti Xie Chengyun.

Paru-paru yang terluka mulai memengaruhi pernapasannya, sehingga batuknya di malam hari semakin keras dan serak, yang terdengar tidak menyenangkan dan memengaruhi tidur Sangsang. Akhirnya, dia dikirim ke ruang medis setelah memuntahkan darah pada suatu pagi. Dia diperiksa sebagai pasien TB dan dokter kemudian secara sewenang-wenang meresepkan beberapa obat tonik dan memberi tahu Ning Que untuk beristirahat dengan baik, alih-alih pergi ke rumah pelacuran, tetapi dokter tidak mengatakan apa-apa lagi setelah mengisi dua puluh kisah perak.

Setelah membayar harga yang lumayan, gunung itu, gunung yang rendah hati itu, atau Gunung Salju itu masih berdiri diam di tubuh Ning Que. Itu benar-benar benar, gunung itu selalu runtuh ketika dia mencoba untuk menggali, dan itu berdiri diam ketika dia mencoba untuk menghapusnya.

Suatu malam, Chen Pipi akhirnya menyelesaikan tugas mempelajari ritual proses pengorbanan Yin. Tugas itu diatur oleh Saudara Senior Kedua. Chen Pipi sekali lagi datang ke perpustakaan tua di bawah cahaya bintang dan membuka buku tipis itu. Dia hampir menangis karena terkejut ketika melihat deklarasi nyaring dan kuat ditinggalkan oleh Ning Que.

Dia menunjuk kalimat dengan bibirnya bergetar, dan dengan marah berbisik, “Kamu benar-benar idiot ah? Kecuali Istana Ilahi West-Hill yang menerapkan kecemerlangan Haotian untuk membantu orang mendorong titik akupuntur mereka dengan memantrai Grand Spiritism, yang dapat mengubah nasibnya dengan menentang alam di dunia ini ,? Anda ingin mendapatkan acupoint Anda sendiri! Kamu sangat arogan dan bodoh! ”

Chen Pipi menjadi lebih marah, memikirkan Peach Hill yang telah lama hilang di West-Hill, dan kemudian berteriak, “Dibutuhkan biaya budidaya setengah imam besar Tiga Dewa seumur hidup untuk mengeja melemparkan Spiritisme Besar. Siapa di dunia ini yang layak harga besar? Anda tahu, saya, sebagai seorang jenius, hanya diberi sedikit Pil Daya Surgawi pada tahun-tahun itu. ”

Dia merasa kasihan atas kemalangan Ning Que dan merasa marah karena perjuangannya yang absurd. Dia mengambil pena dan menyelesaikan stroke dengan kebencian dan jengkel. “Jika seseorang bisa membuat acupoint terbuka sesuai keinginannya, maka semua orang di dunia akan menjadi seorang kultivator. Kamu orang bodoh!”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–