Nightfall Chapter 1051

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 1051: Panah Menunjuk Di Dunia

Penerjemah: Larbre Studio Editor: Larbre Studio

Tukang daging tidak mengatakan apa-apa. Dia ingat bahwa bertahun-tahun yang lalu Dekan Biara telah mengirim Drunkard ke Wilderness Barat untuk bertemu dengan Kepala Biksu Kitab Suci. Dia sudah mencoba melemahkannya saat itu.

“Dia memang yang pertama dalam Taoisme selama seribu tahun,” si tukang daging berdiri, menyeka air di pakaiannya dan berkata.

Pemabuk itu menatapnya dan bertanya, “Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Atau lebih tepatnya, bagaimana kita memilih?

Tukang daging berkata, “Jangan lupa ada dua Haotian sekarang.”

Jika dia belum kembali ke Kerajaan Ilahi dan masih di dunia manusia, harus ada satu Haotian di Surga dan yang lainnya di dunia manusia. Tidak ada yang tahu yang mana dia yang sebenarnya.

“Jika Dean Biara melaksanakan perintah Haotian di atas di Surga, maka dia memiliki peluang besar untuk menang. Tapi saya tidak tahu apakah Haotian di Surga akan memenuhi janji Haotian lain di dunia manusia memberi kita. Karena itu kita tidak bisa membiarkan orang di dunia manusia mati. ”

Pemabuk dan tukang daging itu hidup sangat lama sehingga mereka sangat takut mati.

Ketika cahaya Haotian bersinar di dunia manusia, mereka bersembunyi seperti tikus. Sejak Kepala Sekolah menemukan mereka, mereka tetap diam dan berperilaku baik. Mereka bahkan terus berperilaku ketika Kepala Sekolah pergi ke Surga dan Dekan Biara kembali. Mereka tidak pernah punya nyali untuk memberontak.

Tetapi mereka masih memiliki keinginan. Keinginan adalah kumpulan dari keinginan naluriah manusia yang tak terhitung jumlahnya. Itu begitu kuat dan kuat sehingga mereka ingin mencari keabadian.

Namun keabadian milik Kerajaan Ilahi daripada dunia manusia. Mereka memiliki janji atau pemberian Sangsang. Karena itu mereka menemukan kedamaian dan kegembiraan dan tidak lagi harus berpegang teguh pada kehidupan yang mereka miliki selama puluhan ribu tahun, sampai mereka tahu bahwa mungkin ada dua Haotian.

Ada masalah seperti itu di masa lalu. Ketika Sangsang bepergian melalui dunia manusia dengan Ning Que, atau bahkan lebih awal ketika dia tinggal bersama Ning Que di kota Wei, secara teknis selalu ada dua Haotian. Perbedaannya adalah salah satunya tidak terbangun saat itu. Sejak dia terbangun, dia sudah tidak berbeda dengan rekannya di Kerajaan Ilahi.

Tetapi menurut apa yang telah dilakukan Dekan Biara akhir-akhir ini, itu menunjukkan bahwa sangat mungkin seseorang gagal kembali ke Kerajaan Ilahi dan yang tinggal di Kerajaan Ilahi, mungkin berangkat pada dua jalur yang berbeda.

Karena itu apakah kesepakatan antara mereka dan Sangsang masih efektif? Apa yang dipikirkan oleh orang Haotian di Kerajaan Ilahi? Siapa yang harus mereka ikuti?

Si Jagal memandang Drunkard dengan sungguh-sungguh dan berkata, “Untungnya kita berdua juga. Jika memang ada dua Haotian, maka … kita dapat mengambil masing-masing satu. ”

Pemabuk itu berdiri dan setuju, “Tampaknya ini satu-satunya pilihan kita sekarang. Bahkan jika kami membuat pilihan yang salah, kami hanya akan kehilangan setengah dari permainan. Kami masih memiliki peluang pada akhirnya. ”

Si Tukang Daging bertanya, “Apakah kamu juga pergi?”

Pemabuk itu menjawab, “Tentu saja.”

Tukang daging berkata, “Jika dia gagal kembali ke Kerajaan Ilahi dan tinggal di dunia manusia, Anda harus menemukannya di hadapan Biara Dean dan Li Manman …”

Pemabuk itu bertanya, “Dan kamu?”

Si Jagal kembali ke talenan dan melemparkan kaki babi ke panci besar. Dia menatap kaki babi yang naik turun di air yang diasinkan dan berkata, “Aku akan pergi ke Gunung Peach. Jika Taoisme menjalankan perintah Haotian di Kerajaan Ilahi, mereka pasti akan membutuhkan bantuan saya ”

…

…

Terlepas dari toko kaligrafi, toko tukang daging dan toko minuman keras, ada juga rumah judi di kota. Tidak banyak penduduk di kota itu, dan sangat sedikit dari mereka yang kaya. Oleh karena itu hampir tidak ada penjudi yang kecanduan dan bisnis rumah judi selalu lambat. Tetapi masih ada sejumlah pria yang sering datang ke tempat itu.

Zhang San dan Li Si duduk di samping meja dan menatap token dan pola berbagai bentuk. Mereka mendengarkan panggilan dari dealer dan menikmati bau wanita dan minuman keras di kamar.

Ketika dia berada di Chang’an, Li Si digunakan untuk bermain-main seperti seorang punk. Zhang San juga sosok yang tangguh di kota kelahirannya. Dia dulu berjuang untuk ibunya dan melukai banyak penduduk desa. Mereka hanya menghabiskan waktu singkat di Akademi dan belum dididik dengan baik oleh kebajikan Li Manman dan pasukan Jun Mo. Karena itu mereka tidak segan melakukan hal-hal seperti judi.

“Kenapa kita selalu kalah?” Setelah kehilangan beberapa koin, Li Si berkata dengan kebencian, “Saya tidak percaya itu karena kurangnya keterampilan atau kecerdasan kita. ”

Zhang San berusaha mengingatkannya. “Tidakkah kamu ingat ketika kita bermain dengan Paman Bungsu tahun lalu kita juga kalah? Paman Bungsu mengatakan itu karena kami memiliki kualitas moral yang rendah. ”

“Bagaimana kita bisa rendah dalam kualitas moral? Jika ya, bagaimana kita bisa menjadi murid tuan kita? Bagaimana dia bisa mengatakan Anda adalah putra perdana menteri dan saya adalah adik dari sang putri? ”

Li Si jengkel. Dia mengambil beberapa perak dan memberikan setengah kepada Zhang San, lalu memukul sisanya di atas meja. “Mari kita bertaruh di kedua sisi. Saya akan pergi untuk yang besar dan Anda yang kecil! Setidaknya salah satu dari kita harus menang! ”

Setelah beberapa saat, Zhang San dan Li Si meninggalkan rumah judi dengan kecewa. Mereka kembali ke toko dengan kepala menunduk. Chao Xiaoshu sedang mencuci potongan catur di air jernih. Setelah melihat ekspresi mereka, dia pikir mereka telah kehilangan semua lagi dalam perjudian. Dia tersenyum dan menanyakan beberapa detail.

“Taruhan di kedua sisi pasti kalah. Siapa pun yang melakukannya benar-benar bodoh, ”kata Chao Xiaoshu sambil tersenyum. Tapi dia tidak melihat Zhang San atau Li Si. Sebagai gantinya, dia melihat ke atas bahu mereka ke arah toko Jagal di seberang jalan.

Zhang San dan Li Si tampak tenang. Mereka berhenti mencibir dan hampir lupa uang yang baru saja hilang di rumah judi.

Ketika pergi ke rumah judi mereka harus melewati toko Jagal dan mendengar percakapan mereka di dalam toko. Memang, orang-orang di dalam toko harus tahu …

Tetapi Zhang Nianzu harus menjadi Zhang San, dan Li Guangdi haruslah Li Si. Mereka hanya dua orang biasa, sama biasa dengan nama mereka. Siapa yang akan peduli dengan mereka?

“Aku harus menulis surat.” Chao Xiaoshu menuju ke halaman belakang.

Di dalam toko Jagal, di antara lantai basah dan sedikit bau darah, Jagal dan Pemabuk duduk bersama diam-diam. Mereka telah menyelesaikan pembicaraan mereka, tetapi tidak bisa segera tenang.

Tiba-tiba si Jagal mengangkat alisnya dan mengeluarkan cutlass-nya. Cutlass itu menembus udara dan ditempatkan di depan wajahnya.

Tubuhnya bereaksi lebih cepat dan sudah bergerak untuk berjongkok di belakang talenan. Pisau yang bersinar mencerminkan penampilannya yang serius.

Dia merasakan beberapa bahaya yang ekstrem. Hal yang sama seperti yang dia rasakan selama Ritus Menuju tahun-tahun yang lalu di Peach Mountain. Itu kembali hari ini.

Pemabuk itu berdiri. Gaunnya berkibar seolah-olah dia akan menghilang dalam angin dalam waktu singkat.

Mereka berdua merasakan ancaman dari Chang’an. Panah besi menunjuk melambat ke dunia manusia, mengikuti penglihatan orang itu.

Siapa penargetan Ning Que?

Kota Yangzhou dibanjiri dengan darah dan mayat. Darah telah berubah menjadi gelap. Mayat-mayat ditutupi oleh salju, mencegah mereka segera membusuk. Di dekat Sungai Fuchun di luar kota, ada juga darah dan tubuh mengambang di air yang sebelumnya jernih. Menakutkan.

Sebuah sedan suci ditempatkan di tepi sungai, menghadap ke Verdant Canyon.

Hengmu Liren duduk di sedan dengan menyilangkan kakinya. Tidak ada ekspresi di wajah mudanya. Tapi semua orang bisa merasakan harga dirinya dari bibirnya yang sedikit naik dan mata yang cerah.

Baru-baru ini ia memimpin pasukan kavaleri dari Aula Ilahi West-Hill dan membantai banyak orang di Prefektur Qinghe. Desa-desa yang sebelumnya damai sekarang diwarnai dengan darah. Pohon-pohon sekarat di ladang. Orang-orang hanya bisa melihat gagak, bukan burung gagak sekarang.

Dia jelas bangga dengan prestasi dan kekuatannya. Dia melihat ke Verdant Canyon jauh di cakrawala, dan membuka tangannya ke langit seolah-olah dia sedang berkomunikasi dengan seseorang.

Ketika Jun Mo bertempur melawan puluhan ribu musuh di tempat itu dan mengejutkan seluruh dunia manusia bertahun-tahun yang lalu, ia hanyalah pelayan terendah di Revelation Institute. Sangat disayangkan bahwa dia tidak bisa bergabung dengan pertarungan bertahun-tahun yang lalu, lebih buruk lagi bahwa Jun Mo sudah kehilangan satu tangan. Bahkan jika dia akan menang melawan Jun Mo hari ini, tidak ada yang bisa dibanggakan.

Ketika dia memikirkan hal itu, rasa iba menjadi kebanggaan. Setiap sentimen yang Hengmu Liren temui akhirnya akan menjadi harga dirinya, seolah-olah itu adalah segel Haotian padanya.

Tiba-tiba dia mengangkat alisnya dan melambaikan angin di atas Sungai Fuchun. Angin datang dengan sedikit bau darah dan merobek beberapa lapis kain kasa di sekitar sedan suci.

Satu lapisan, dua lapisan, dan banyak lapisan kain kasa jatuh dan melindungi sosoknya dari dunia luar. Bawahannya oleh sedan dan pengikut saleh yang berdiri di ladang tidak bisa lagi melihat wajahnya atau berbagi kehormatan atau harga dirinya.

Hengmu Liren tidak menyukainya tetapi harus melakukannya. Dia bahkan harus menahan kekuatannya dan menahan diri untuk tidak bangga. Dia harus membuat hati Taoisnya tenang seperti sumur kering karena jika dia terus mengekspos harga dirinya, dia akan ditemukan oleh orang itu. Bahkan jika dia tidak bisa menemukannya, Hengmu khawatir itu akan menarik perhatiannya sehingga dia akhirnya bisa menemukannya. Karena itu ia harus tetap sangat rendah.

Apakah itu kerendahan hati? Tidak mungkin. Kerendahan hati adalah suatu kebajikan. Tetapi dia dipaksa untuk tetap rendah dan merasa itu benar-benar memalukan.

Di balik lapisan kasa yang tak terhitung jumlahnya, Hengmu Liren menundukkan kepalanya. Wajahnya memerah karena marah dan bibirnya menggigil. Dia bergumam dengan dendam yang tak terlukiskan, “Keluarlah jika kamu berani, keluarlah jika kamu berani, keluarlah jika kamu berani!”

Keluar dari Kerajaan Song, Long Qing memimpin bawahannya dan lebih dari dua ribu kavaleri ke utara. Mereka kembali ke kampung halamannya, Chengjing dan bergabung dengan pasukan kavaleri yang telah ditempatkan di sana selama bertahun-tahun.

Kakak laki-lakinya telah merawat Kerajaan Yan dengan baik. Dia memiliki kepercayaan pada saudaranya dan tidak akan pernah peduli dengan masalah sepele. Dia terus mencari ke utara, ke Hutan Belantara Timur di mana dia mendapatkan kembali ketenarannya, dan pada sosok yang sangat kuat.

Yu Lian akan menyelesaikan tugasnya di Wilderness Timur. Divine Hall of West-Hill telah mencoba beberapa kali untuk menghentikannya tetapi sia-sia. Mereka kehilangan banyak pembudidaya kuat dan harus tinggal di samping setelah upaya gagal itu. Tapi dia tidak bisa tinggal di samping. Itu bukan karena dia telah mendapatkan kembali ketenarannya di Wilderness Timur, tetapi karena Kerajaan Yan terletak di selatan Wilderness Timur. Jika Rakyat Liar ingin mengambil kembali selatan, maka Kerajaan Yan akan menjadi kerajaan pertama yang mereka taklukkan.

Tiba-tiba Long Qing berpaling dari padang rumput dan melihat ke arah Chang’an karena sedetik yang lalu dia merasakan aliran jiwa yang meluncur di atas Chengjing.

Jiwa itu begitu kuat sehingga hampir tidak ada orang di seluruh dunia kultivasi yang bisa memilikinya. Liu Bai dulunya adalah sosok yang paling kuat di dunia, dan jiwanya meraung seperti Sungai Kuning. Tetapi bahkan dia tidak bisa membaca seluruh dunia manusia dengan kejiwaannya. Lalu jiwa siapa itu? Long Qing tahu itu milik Ning Que.

Jiwa Ning Que seperti lautan. Dulu seperti ini ketika ia dianugerahi dengan Api Dewa Sangsang. Dan itu muncul lagi hari ini karena dia memiliki seluruh Chang’an sebagai catu dayanya. Jiwanya menjangkau ke seluruh dunia manusia.

Long Qing diam. Dia tidak cemas seperti tukang daging karena dia tidak begitu peduli. Dia tidak bersiap-siap untuk melarikan diri dengan menggunakan Keterampilan Tanpa Gangguan seperti Pemabuk. Itu karena dia tidak jauh dan juga karena dia tidak ingin pergi.

Di seluruh dunia kultivasi, hanya ada tiga yang selamat dari Tiga Belas Panah Purba Ning Que: Biksu Kepala Kitab Suci dari Kuil Xuankong, Ye Hongyu, dan dirinya sendiri.

Di antara ketiganya, dia adalah satu-satunya yang benar-benar mengalami tembakan yang mengerikan. Lubang di dadanya masih menceritakan kisah bertahun-tahun yang lalu. Dia tahu pedang besi itu dengan sangat baik, setiap detailnya. Dengan bantuan Tianqi dan dukungan dari Chang’an, Ning Que mampu menjangkau seluruh dunia manusia dengan kejiwaannya. Namun, untuk menargetkan seseorang, ia masih membutuhkan seseorang untuk membantu menemukan orang tersebut. Dengan kata lain, dia membutuhkan seseorang untuk membantu memprovokasi targetnya ke tingkat tertinggi kultivasinya.

Long Qing tahu itu. Karena itu dia tidak khawatir. Karena pada saat ini Kakak Sulung seharusnya sudah meninggalkan dunia manusia. Tapi dia masih diam. Lagipula itu masihlah Tiga Belas Primordial Arrows.

Seorang pria yang saleh akan menjauh dari kesuksesan duniawi. Kalau saja dia harus menang, itu akan ada dalam permainan menembak. Akademi sangat khusus tentang penembakan. Ketika Ning Que sedang mempersiapkan tembakan, seluruh dunia diam.

Bahkan pembudidaya yang paling kuat, percaya diri dan narsis tidak akan pernah mau menjadi sasarannya. Panah besi mungkin tidak bisa membunuh seseorang seperti si Jagal. Tetapi tidak ada yang berani mengambil risiko karena bertahun-tahun yang lalu selama Rite to Light, pembudidaya yang kuat di Knowing Destiny dari Prefektur Qinghe terbunuh. Penatua Cui yang berada di atas klan juga terbunuh.

Mereka berdua mati dalam satu tembakan.

Ketika Ning Que menjangkau dunia manusia dengan jiwanya, ia menyusuri ladang, gunung, dan sungai yang luas. Tujuan panah besinya juga bergerak saat dia melakukannya, dan akhirnya menargetkan suatu tempat jauh di Wilderness Barat.

Tidak ada apa-apa, tidak ada pertempuran. Dia tidak bisa melihat titik cahaya khusus di lautan jiwa. Itu terlalu jauh, hampir akhir dunia. Meskipun kejiwaannya bisa mencapai di sana, ia menjadi sangat redup dan sulit untuk mendeteksi apa pun.

Tetapi dia masih menatap dengan tenang pada saat itu karena dia akan melakukan sesuatu. Dean Abbey telah pergi selama badai. Karena itu ia harus menyelesaikan sesuatu sebelum meninggalkan Chang’an.

Long Qing berasumsi bahwa panah besinya tidak dapat ditembak tanpa bantuan kakak tertuanya. Mereka telah mencoba menembak Pemabuk di depan istana kekaisaran di Linkang. Meskipun mereka gagal, itu tidak kurang mengejutkan bagi pemabuk, dan telah menyebabkan kekacauan sesudahnya yang berakhir dengan kematian Ye Su di halaman kecil di Laut Timur.

Dalam kondisi optimalnya, Tiga Belas Primordial Arrows dapat mengalahkan kultivator yang kuat. Tapi itu membutuhkan seluruh Chang’an sebagai sumber kekuatannya, dan seseorang untuk membantunya menemukan target. Namun, banyak orang telah lupa bahwa ketika Ning Que membuat panah besi pertamanya dari ribuan mil jauhnya, bukan Saudara Sulung yang membantunya.

Beberapa tahun yang lalu di halaman dekat Sungai Fuchun, Jun Mo yang mengambil langkah maju, memperkenalkan dirinya dan memprovokasi Cui Penatua untuk mengekspos kekuatan penuhnya.

…

…

Salju telah berhenti selama beberapa hari di Wilderness. Sekarang jatuh lebih berat dan hampir menjadi badai. Seluruh Pengadilan Kerajaan Suku Emas sedang menuju selatan dalam badai. Setiap pria dewasa dalam suku di padang rumput adalah seorang kavaleri yang baik. Oleh karena itu Tentara Pertempuran Utara berhadapan dengan puluhan ribu kavaleri yang baik sekarang.

Di Wilderness Barat, badai salju juga menderu. Pengadilan Hak Kerajaan telah mengirim semua kavaleri terbaik mereka. Karena jauh dari Dataran Tengah, pasukan kavaleri mereka tidak berpartisipasi dalam pertempuran selama bertahun-tahun. Kali ini mereka tidak menuju selatan ke Kerajaan Yuelun atau ke rawa yang mengerikan di timur. Sebaliknya mereka pergi lebih jauh ke barat. Baik cuaca buruk maupun kurangnya pasokan bisa memperlambat mereka karena mereka menuju Kuil Xuankong.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–