Nightfall Chapter 1053

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 1053: Pasangan Tangan Yang Tak Terbatas

Penerjemah: Larbre Studio Editor: Larbre Studio

Itu jauh di bawah Prajna Peak, sepuluh mil jauhnya dari puncak, dataran tinggi, lubang serta tanah.

Suara-suara dari puncak tidak akan pernah sampai di sini. Bisikan sungai bawah tanah tidak akan pernah sampai di sini. Itu sunyi senyap seperti di makam.

Kepala Biksu menatap dua panah besi di dadanya dan merasakan sakit yang tajam. Dia menyadari bahwa dia tidak mengalami rasa sakit selama bertahun-tahun. Itu segar dan jelas, dan bahkan membawa rasa mengejek ke wajahnya yang sudah tua.

Dia telah mempraktikkan agama Buddha selama bertahun-tahun dan memperoleh tubuh Vajra yang tidak bisa dihancurkan. Dia dulu berpikir bahwa tidak ada yang akan membahayakannya lagi sejak Kepala Sekolah pergi. Namun, beberapa tahun yang lalu dan juga hari ini, dia dikalahkan dua kali oleh dua murid Akademi.

“Apakah kamu pikir kamu bisa menjebakku seperti ini?”

“Kamu tidak akan memiliki air, makanan, tidak mendengar suara, dan tidak melihat cahaya. Anda akan menjadi lemah dan tua, kelaparan atau bahkan menjadi gila karena putus asa. Anda mungkin bisa bertahan hidup, atau menyingkirkan dua panah besi ini dan melangkah keluar dari gua terpencil dengan menggunakan kekuatan kemauan Anda yang luar biasa … Tetapi pada saat itu, tanah Buddha yang Anda perjuangkan untuk menjaga sudah dihancurkan oleh pedang besi saya. ” Jun Mo tidak berusaha mengancam atau mengintimidasi dia. Itu bukan gayanya. Dia hanya menyatakan fakta.

Karena itu hanyalah fakta, dia berbicara dengan sangat tenang, maka itu mengerikan. Tidak ada air, tidak ada makanan, tidak ada suara, tidak ada cahaya, kesepian dan terisolasi. Penyiksaan seperti apa itu? Tak seorang pun kecuali Lian Sheng yang pernah mengalami siksaan semacam itu. Dan bahkan Lian Sheng hampir saja menjadi gila. Apa yang akan terjadi pada Biksu Kepala Kitab Suci setelah ini?

Kepala Biksu menempelkan kedua telapak tangannya dengan susah payah, dan berbicara kepada Jun Mo dengan belas kasih, “Budha saya berbelas kasih.”

Dia seharusnya berbelas kasih untuk dirinya sendiri, untuk hidupnya di neraka dalam beberapa dekade mendatang. Namun dia berbelas kasih untuk musuhnya, untuk pilihan Akademi.

Jika itu orang lain, dia mungkin telah memeriksa ulang rencananya atau bahkan merasa bersalah ketika menghadapi Kepala Biksu yang tenang dan penuh kasih sayang. Tapi Jun Mo tidak akan pernah melakukannya.

“Buddhamu berbelas kasih? Apakah Akademi tidak berbelas kasih? Keangkuhanmu jahat. ” Jun Mo melanjutkan tanpa emosi, “Selama bertahun-tahun, tanah Buddha telah mengubah manusia yang tak terhitung jumlahnya menjadi tulang dan mengeksploitasi banyak jiwa. Puncaknya ditumpuk dengan tulang manusia, sedangkan puncak emas dicat dengan darah manusia. Bagaimana Nirvana Anda menarik? Itu tidak lain hanyalah neraka. Untuk menghancurkan tanah ini dan membunuhmu dan semua keledai botak lainnya harus disebut belas kasih. ”

Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, berbalik dan berjalan ke luar gua. Dia menjentikkan lengan bajunya dan pedang besinya menembus udara. Sementara itu, potongan-potongan batu dipotong dari tebing dan benar-benar menghalangi pintu masuk. Tidak ada yang bisa masuk, bukan angin, hujan, cahaya atau bahkan udara.

…

…

Ning Que menunggu di atas tembok kota selama tiga hari tiga malam. Demikian pula seluruh dunia manusia. Dari Jagal di kota kecil ke Hengmu di Prefektur Qinghe, semua orang menunggu dalam diam selama tiga hari tiga malam, bertanya-tanya di mana dia akan menargetkan panah besinya.

Jika itu di masa lalu, dia mungkin menahan diri untuk tidak menembak. Senjata pembunuh pamungkas adalah yang paling luar biasa sebelum ditembak. Setelah dimatikan, keseimbangan antara kedua belah pihak akan rusak. Ning Que tidak akan pernah bertindak gegabah.

Tapi sekarang berbeda. Biara Dean telah meninggalkan Peach Mountain dan menghilang di dunia manusia. Pemabuk itu tidak lagi menonton Akademi. Keseimbangan dalam dunia kultivasi sudah rusak. Selain itu, seluruh dunia manusia telah merasakan kecemasan Ning Que. Dia pasti akan membuat tembakan hari ini.

Dua lubang muncul di langit di luar Chang’an. Itu bukan terowongan di ruang yang sobek, atau lubang yang sebenarnya dibuat oleh panah, tetapi dua benang awan kondensasi di sepanjang jejak panah besi.

Dua utas awan kondensasi meluas ke barat selama puluhan mil kemudian menghilang. Tapi itu sudah cukup jelas bagi orang untuk melihat arahnya.

Dua gumpalan awan lurus di langit biru jernih merupakan keajaiban yang jarang terlihat, seperti pelangi yang menghubungkan Surga dan Bumi bertahun-tahun yang lalu.

Banyak orang di Chang’an mengalir ke jalan-jalan dan berbincang gembira. Mereka sedang berbicara tentang kultivator kuat mana yang Tn. Tiga Belas bunuh kali ini. Diskusi berlangsung panas di rumah teh. Beberapa mengatakan itu Chanyu dari Pengadilan Suku Emas. Yang lain mengatakan itu adalah hadiah Haotian untuk dunia manusia, budak muda bernama A Da…

Perang diluncurkan dan Tang melawan seluruh dunia. Ada orang yang mati terus-menerus di perbatasan dan semua orang merasa tertekan dan suram sampai hari ini. Dua utas awan yang diciptakan oleh panah akhirnya menghibur mereka, dan hampir membawakan mereka karnaval.

Ning Que juga melihat dua utas awan di langit. Cahaya jatuh ke wajahnya dan membuatnya tampak lebih pucat. Tapi matanya dipenuhi sukacita. Dua tembakan melelahkan, tetapi juga sangat bermanfaat.

Ada beberapa senjata legendaris di dunia kultivasi, seperti papan catur Buddha, Lonceng Ullam, benda-benda suci yang dicatat dalam kanon-kanon Tao, Tomes of Arcane yang kuat dan baru-baru ini diluncurkan, dan tentu saja Kota Chang’an yang dibangun oleh Kepala Sekolah. . Tetapi kebanyakan dari mereka adalah penganugerahan dari Surga, atau warisan dari tokoh-tokoh penting seperti Buddha.

Sangat sedikit senjata legendaris yang dibuat oleh para pembudidaya itu sendiri. Saat ini hanya River and Mountain Sandbox yang dibuat oleh orang bijak sebelumnya dari Akademi dan master dari Black Ink Garden, dan Tigabelas Primordial Arrows.

Saat ini, panah besi Ning Que sudah terkenal di seluruh dunia. Setiap pembudidaya tahu itu adalah senjata pembunuh yang mengerikan. Tetapi hanya beberapa dari bukit belakang Akademi yang tahu alasan mengapa panah besi bisa menjadi sangat kuat.

Kekuatan Tigabelas Primordial Arrow berbohong dalam inisiasi aneh Ning Que, serta keterampilan tak tertandingi dari Akademi. Itu adalah satu set panah jimat.

Semua orang berpikir bahwa Tigabelas Primordial Arrows adalah seperangkat panah. Tapi sebenarnya tidak. Sebuah panah jimat adalah jimat daripada panah. Lebih khusus lagi, Tigabelas Primordial Arrows adalah jimat yang dibawa oleh panah. Setiap kali Ning Que menembak, dia menulis jimat di dunia manusia.

Saat panah meninggalkan tali busur, poros ditutupi oleh jimat. Tapi itu bukan akhir dari menulis jimat. Sebaliknya, itu hanya stroke pertama. Hanya ketika panah besi mencapai targetnya, pukulan jimat terakhir akan selesai. Jimat Ning Que hanya bisa selesai saat itu.

Jimat adalah kombinasi stroke yang mulus. Itu tidak akan menjadi jimat lengkap tanpa serangan tunggal. Prosedur tembakan Ning Que juga merupakan kombinasi yang sempurna. Itu dimulai pada saat panah besi meninggalkan tali busur dan berakhir ketika mengenai sasaran. Itu tak terpisahkan dan karenanya tak terkalahkan sekali ditembak.

Jimat yang ditarik oleh panah besi itu mulus dan tidak dibatasi oleh waktu maupun ruang. Oleh karena itu itu bahkan lebih tidak dapat diprediksi daripada para Distanceless. Karena sifatnya yang mulus, Ning Que tidak perlu mencari jalan. Selama dia tahu di mana targetnya, panah besinya akan bisa mencapainya.

Meskipun jarak antara Chang’an dan Wilderness Barat, kedua tempat itu terhubung di lautan jiwa ketika dia menggambar jimat. Ketika panah menghantam Kepala Biksu Alkitab di dataran tinggi, jimat itu selesai. Tidak ada ruang yang bisa mematahkan jimat atau menghentikan panah besi. Ditambah lagi sekarang bahwa ia memiliki seluruh Chang’an sebagai catu dayanya sekarang, bagaimana mungkin tubuh Buddha Vajra yang tidak bisa dihancurkan masih bisa dihancurkan?

Ketika Akademi menemukan Tiga Belas Primordial Arrows tidak ada yang benar-benar mengerti teorinya, bahkan Jun Mo atau Ning Que pun tidak. Tidak sampai bertahun-tahun kemudian selama Ritus untuk Terang dia samar-samar memahami esensi ketika dia membunuh Penatua Cui dari ribuan mil jauhnya.

Hari ini di atas tembok kota Chang’an, dia menembakkan dua panah ke arah Wilderness Barat. Dan dia lebih jauh mengerti bagaimana menulis jimat raksasa seperti itu. Dia tahu itu sangat penting baginya, bahkan lebih penting daripada bisa membunuh Kepala Biksu. Karena itu adalah kehendak terakhir tuannya Yan Se sebelum dia meninggal, dan juga sesuatu yang ditakdirkan untuk dipenuhi dalam hidupnya.

Tapi tentu saja, karena Long Qing beralasan, Tiga Belas Panah Primordialnya membutuhkan seseorang untuk bekerja sama. Jun Mo berjarak puluhan ribu darinya, dan panah besi dan jimat tidak bisa mengirim pesan apa pun sebelum dilihat oleh Jun Mo. Dia hanya bisa menunggu Saudara Kedua untuk mengetahui rencananya dan membuat Kepala Biksu terlihat di lautan jiwanya.

Jun Mo telah bertarung di dunia bawah tanah selama bertahun-tahun. Tetapi dia hanya sampai ke puncak dan berhadapan dengan Kepala Biksu Kitab Suci untuk sekali. Ning Que tampaknya memanjakan dirinya dengan harapan sia-sia. Namun dia masih memilih untuk menunggu, selama tiga hari tiga malam.

Dan dia terbukti benar. Meskipun mereka tidak pernah berkomunikasi, mereka hanya tahu apa yang dipikirkan orang lain.

Konsonan mereka tidak bisa dipecahkan seperti jimat yang ditarik anak panah.

Ning Que tidak tahu tentang apa yang terjadi di Kuil Xuankong, atau tentang apakah Kepala Biksu Kitab Suci sudah terluka parah oleh panah besinya. Tapi dia yakin bahwa dia telah menggambar dua jimat sempurna dengan panah. Karena itu, Kakak Kedua pasti akan merawat sisanya dengan baik.

Satu-satunya kelemahan adalah bahwa dua tembakan panah melelahkan. Itu sangat menyita bahkan bagi seseorang seperti dia untuk mentransfer kekuatan sepanjang jalan dari Chang’an ke Wilderness Barat. Meskipun God-Stunning Array terus mengisi jiwanya, dia tidak bisa membuat tembakan kuat seperti keduanya dalam waktu singkat.

Kalau tidak, dia akan menembak semua anak panah dalam kasusnya sampai dia bisa memastikan Kepala Biksu Alkitab mati. Tidak ada yang tahu lebih baik darinya betapa pentingnya membantu Saudara Kedua untuk menghancurkan tanah Buddha sesegera mungkin.

Tampaknya Jun Mo telah berbagi banyak beban untuk Akademi dan Tang dengan berurusan dengan agama Buddha, Pengadilan Kerajaan Kanan dan Kerajaan Yuelun di Wilderness Barat. Tapi sebenarnya Ning Que lebih suka memilikinya kembali di Chang’an. Pedang besinya harus memainkan peran yang jauh lebih penting di panggung ini. Seharusnya menurunkan angka yang lebih kuat, seperti orang yang sedang berjalan menuju Gunung Peach.

Ning Que berpaling dari dua utas awan dan melihat ke timur. Ketika semua orang mengharapkan dia untuk meletakkan busurnya, dia menariknya lagi dan membuat tembakan ke timur entah dari mana!

Banyak orang dari Chang’an berdiri di tembok kota dan menonton. Dindingnya begitu tinggi sehingga mereka hanya bisa melihat tindakan Ning Que dengan sangat samar.

Setelah melihat dia menarik busurnya lagi tiba-tiba, mereka menjadi gempar dan menuangkan lebih jauh untuk melihat lebih jelas.

Panah besi meninggalkan tali busur dan menghilang saat peluit ditiup angin musim dingin yang menggigit. Kerumunan itu dibungkam.

Kemudian mereka berteriak bersama seperti guntur karena mereka terkejut dengan apa yang baru saja mereka saksikan. Dan mereka juga menyatakan dukungan mereka untuk Akademi dan Tuan Tiga Belas.

Langit biru jernih sekali lagi ditusuk oleh seutas awan kondensasi, seolah-olah panah besi telah merobek Qi Surga dan Bumi, atau bahkan Langit dan Bumi itu sendiri. Tapi sebenarnya panah besi menciptakan jalurnya sendiri antara Surga dan Bumi, baik di Surga maupun di Bumi. Itu adalah jalan jimat yang mulus!

Panah jimat adalah jimat panah. Ning Que menargetkan jimat ini di jauh Chengjing.

…

…

Di Kota Chengjing Kerajaan Yan, salju terus turun. Awan gelap terus menghasilkan kepingan salju paling murni dan baut biru bersinar dari jauh di dalam lapisan awan. Beberapa baut menembus awan dan menghantam ladang kosong bersama serpihan salju.

Itu adalah kombinasi guntur di musim dingin dan badai salju di musim panas.

Bukan hal yang aneh terjadi badai salju di musim ini. Tapi baut jarang terlihat. Mereka tampak menyeramkan dan mengerikan, atau membawa kekuatan besar.

Long Qing menyapu salju di bahunya dan melihat ke arah lapisan awan gelap di luar kota. Dia melihat melalui serpihan salju ke suatu tempat yang tinggi di atas, dan tampak khusyuk.

Samar-samar dia melihat selembar kain nila terbang di dekatnya. Tetapi badai salju dan bautnya terlalu berat baginya untuk mengatakan apakah itu nyata atau ilusinya.

Ada sosok samar terbang tinggi melalui badai salju dan hampir ditabrak beberapa baut. Tampaknya sangat berbahaya dan mengejutkan.

Kali ini Long Qing yakin itu nyata karena sosok itu telah datang ke tembok kota Chengjing, dan dia bahkan bisa mencium bau yang terbakar.

Gaun berlapis kapas milik Kakak Sulung dibakar oleh baut di awan. Jika dia tidak dapat bereaksi secara instan, dia akan terbunuh oleh baut. Meskipun dia bisa melarikan diri, dia tampak sedih dengan gaun katunnya yang robek dan darah memancar keluar. Sama sekali tidak tampan.

Long Qing menjadi sedikit kaku. Kepingan salju di sekitar tiba-tiba tersapu. Dia menggenggam salju dan bunga persik tergelap mekar di tangan kanannya, menjaga di depannya.

Di ibukota Song, Mr. First tidak menyerangnya karena Drunkard dan Arcane Tome. Meskipun dia masih memiliki Arcane Tome, dia tahu bahwa Li Manman akan menyerang. Itu sangat jelas. Mr. First telah mempertaruhkan nyawanya untuk keluar dari Distanceless dan mendarat di tembok kota Chengjing. Dia pasti merencanakan sesuatu.

Seperti yang Long Qing duga, Kakak Sulung terbang ke tembok kota dan memukul kepalanya dengan gada yang sangat biasa.

Long Qing tidak berani mengendur. Dia mengulurkan tangan ke gada dengan bunga persik hitam natal di tangan kanannya, dan siap dengan sisanya untuk Arcane Tome of the Sand di tangan kirinya.

Gada yang tampaknya biasa ini sebenarnya sangat terkenal. Itu adalah gada disiplin yang dibuat Kepala Sekolah ketika ia mendirikan Akademi. Itu dibuat untuk mendisiplinkan siswa yang nakal. Ketika Kepala Sekolah berangkat ke Kerajaan Ilahi, gada itu diserahkan kepada Saudara Sulung.

Gada digunakan untuk menjauhkan Biara Dekan di Laut Selatan selama beberapa dekade. Itu membunuh mantan kaisar Kerajaan Yuelun di ladang di Cong Ridge. Karena dirancang untuk mendisiplinkan siswa, bagaimana mungkin ada siswa yang lolos? Tidak ada yang bisa menghindarinya.

Long Qing tahu dia tidak akan pernah bisa lepas dari gada, oleh karena itu dia harus membawanya dengan bunga persik natalnya. Dia memiliki jiwa dan jiwa ribuan pembudidaya Tao di dalam dirinya saat ini. Dari segi kuantitas, dia tidak diragukan lagi tak terkalahkan di dunia. Tetapi ketika berhadapan dengan gada Tuan First, ia tidak mampu mengendur. Dia menerapkan semua kekuatannya tanpa ragu-ragu.

Gada jatuh ke bunga persik. Bunga persik layu. Tuan dan murid-murid dari Akademi tidak pernah bersikap baik pada bunga persik Taoisme. Kepala Sekolah biasa memotong semua bunga persik di Peach Mountain. Dan pengikutnya datang hari ini.

Long Qing menjadi sangat pucat. Bekas luka yang tidak mencolok menjadi sangat berbeda dan ganas. Lengannya gemetar, dan kakinya tenggelam ke tembok kota.

Bunga persik hitam hancur. Peninggalan mekar memercik di sekitar seolah-olah mereka adalah perwujudan dari Qi Langit dan Bumi. Bahkan batu bata longgar di tembok kota hancur menjadi bubuk terbaik!

Kakak Sulung tidak berhenti tetapi menghilang di langit badai sebagai gantinya. Dia melewati petir menakutkan dan pergi setelah gaun nila lewat sebelumnya.

Long Qing berhasil tetap tenang, tetapi tidak bisa menyembunyikan jejak ketakutan di matanya. Dia tahu bahwa gaun nila yang dia lihat tadi bukanlah ilusi. Mr. First mengejar Dekan Biara. Dia hanya secara acak memutuskan untuk memberi Long Qing serangan ketika dia melihatnya di tembok kota Chengjing.

Pemogokan acak telah memaksanya untuk menerapkan semua kekuatannya. Bagaimana jika Mr. First melakukan pemogokan penuh? Apakah dia masih bisa mengambilnya?

Sementara Long Qing berpikir, dia tidak menyadari bahwa sesuatu yang lebih serius sedang mendekati. Badai di luar tembok kota sepertinya berhenti sedetik.

Sebuah panah datang dari Chang’an. Panah besi datang ke Long Qing.

Wajah pucat Long Qing tiba-tiba memerah, seolah-olah aliran darah tiba-tiba melaju sangat cepat di nadinya.

Darahnya mulai terbakar pada saat itu. Tak terhitung psikis dari mantan kultivator Tao membantunya untuk bereaksi sesegera mungkin.

Bunga persik hitam lain mekar di depan dadanya. Itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang sebelumnya, dan sejernih kristal seperti permata berharga. Kelopaknya menggigil ditiup angin, rapuh dan menggemaskan.

Bunga persik hitam kecil yang tampaknya rapuh sebenarnya mengerikan. Ini membawa kekuatan kepunahan yang luar biasa, serta banyak jiwa alien.

Panah besi menghantam bunga persik yang menggigil.

Ada sebuah lubang di dada Long Qing yang dibuat oleh Tiga Belas Primordial Arrows Ning Que beberapa tahun yang lalu. Bunga persik hitam kecil dan lembut muncul tepat di lubang.

Bunga persik hitam itu bukan bunga persik kelahirannya, tetapi kehidupan keduanya.

Long Qing bertekad untuk tidak membiarkan Ning Que membuat lubang lain di dadanya dengan panah besi ini.

Saat bunga persik hitam memblokir panah besi, tangannya sudah diletakkan di panah di depan dadanya.

Panah besi hitam pekat membawa kekuatan yang tak terbayangkan. Jari-jari Long Qing meraih Qi besar Surga dan Bumi di Wilderness badai, tapi mereka tidak bisa mengendalikan panah.

Sebaliknya, tangannya segera robek dan darah akan menetes.

Ketika setetes darah pertama akan menetes dari panah, sepasang tangan ditempatkan ke poros. Itu adalah sepasang tangan pucat dan tidak manusiawi.

Mereka juga tangan Long Qing.

Sosok manusia yang tidak jelas tampaknya muncul di belakang Long Qing. Itu redup dalam badai dan hampir bisa dihapus oleh angin seketika.

Sepasang tangan kedua tidak bisa menghentikan panah besi. Long Qing melolong. Sementara itu, bayangan yang tak terhitung jumlahnya muncul di belakangnya dalam badai. Bayangannya sangat redup. Tidak ada yang bisa melihat mereka dengan jelas di bawah sinar matahari. Tapi mereka pasti manusia, dan mereka semua mengikuti kehendak Long Qing.

Pada lolongan yang mengerikan, bayangan itu mengulurkan tangan mereka ke arah pedang, seperti hantu kelaparan yang berburu makanan, atau orang berdosa yang mencari pembebasan.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–