Nightfall Chapter 1060

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 1060: Fajar Di Sini Hening

Penerjemah: Larbre Studio Editor: Larbre Studio

Kekalahan total pasukan utama Pengadilan Kerajaan menyebabkan banyak suku berhenti mengikuti jejaknya. Tersebar jauh di lapangan, mereka pasti akan ditawan oleh kavaleri tentara Tang. Beberapa yang tidak beruntung bahkan mungkin dibawa pergi oleh pencuri kuda.

Ini membuatnya takut.

Saat ini, ia diangkat menjadi raja atas seluruh umat manusia. Selanjutnya, dia ditembak melalui pipinya dengan panah di jalan menuju penobatannya. Darah mengalir deras ke mana-mana – tidak ada yang bisa menerima kebenaran ini dengan mudah – kepercayaan dan kekuatannya dihancurkan dan dihancurkan menjadi partikel-partikel yang tidak bisa dihancurkan lebih jauh.

Ini membuatnya takut.

Baginya, yang paling menakutkan adalah ketika dia melihat sepuluh ribu kuda liar berlari kencang dari awan fajar yang jauh di kejauhan. Menyaksikan hal-hal ajaib yang terjadi di hadapannya, dia baru menyadari bahwa semua kemenangannya, mimpinya yang berderap di Central Plains, sebenarnya adalah tipuan – tipuan Akademi, dan tipuan orang itu.

Beberapa tahun yang lalu, ada pembicaraan damai antara Balai Ilahi West-Hill dan Tang. Suku Emas adalah penerima manfaat terbesar dari negosiasi itu. Aneksasi Dataran Xiangwan dan paksaan untuk menyerahkan pasukan mereka seperti tali di leher Tang, tidak peduli bagaimana orang melihatnya. Tapi sekarang, jelas bahwa Tang sengaja menunjukkan kelemahan mereka untuk memancing Kerajaan ke dalam kampanye berisiko di selatan ini.

“Ning Que, Ning Que, Ning Que …” Dia diam-diam mengulangi nama itu, lagi dan lagi, setiap panggilan meresap ke dalam tulangnya.

Dia tidak mengerti. Skema Akademi itu cukup berisiko. Jika ada kesalahan perhitungan, kavaleri biasa bisa saja bergegas ke selatan dan mengambil alih Central Plains, jadi mengapa Akademi tetap melakukannya?

Selain mengakhiri garis keturunan Suku Emas, apa lagi yang layak untuk risiko Tang? Kapan Akademi berubah menjadi darah dingin? Apa jenis balas dendam mendalam yang dimiliki oleh Mr. Thirteen dengan dirinya sendiri?

Setelah merenung dalam waktu lama, emosi Chanyu perlahan-lahan menjadi tenang.

Dia memiliki bakat dan ambisi. Dia dikalahkan oleh Tang di luar Guhe, dan dia bahkan telah melihat pemandangan kehancuran Abyss yang sebenarnya. Tetapi sebagai pria luar biasa hebat, bagaimana dia bisa menerima ini dengan sukarela?

Mendapatkan kembali ketenangannya, ia memutuskan untuk melakukan petualangan lain.

Tang telah membuat jebakan, dan menunggu dengan sabar selama tiga tahun, mengambil risiko untuk menyelesaikan hal yang mustahil. Karena mereka bisa melakukannya, mengapa dia tidak mengambil risiko juga, mengapa dia tidak berhasil?

Dia percaya bahwa Tengri belum meninggalkannya.

Tidak lama kemudian, para tetua suku yang paling dihormati, A Da, Jenderal Lebu, dan imam besar, mewakili guru nasional, semuanya masuk ke kamarnya. Mereka menatap punggung Chanyu yang diam sementara dia melihat ke meja pasir.

Chanyu menunjuk ke sebuah kota yang tidak mencolok di atas meja pasir dan berkata dengan tenang, “Aku tahu Tang dan orang-orang suku berpikir bahwa perang ini sudah berakhir dan bahwa pertempuran di hari lain adalah yang menentukan. Tapi saya rasa tidak. Kota berdebu ini berada di bawah kaki kita, juga merupakan medan pertempuran terakhir yang telah aku pilih. ”

Tidak ada yang mengerti apa yang dia maksud. Pengadilan Kerajaan jauh dari pertandingan Tang. Bahkan jika mereka menginginkan pertempuran yang menentukan, bagaimana Tang akan memberi mereka kesempatan? Dengan kata lain, apakah Istana Kerajaan bahkan pantas mendapatkan pertempuran ini?

“The Tang … atau haruskah aku mengatakan tujuan Akademi adalah untuk memusnahkan suku kita. Mereka ingin membunuh kita semua. Tujuan kami sekarang adalah untuk menghindari pengejaran mereka dan kembali ke tanah air kami. ”

“Kami tidak memiliki persediaan.”

“Kami memiliki beberapa yang disimpan di Desa Qicheng, saya telah mengirim Su Yong untuk memindahkan mereka ke sini.”

“Itu tidak akan cukup.”

“Tidak cukup untuk seratus ribu, tetapi jika kita mengambil tiga puluh ribu pasukan, itu sudah cukup.”

“Tang akan berada di belakang punggung kita sepanjang waktu.”

“Itulah mengapa kita membutuhkan kemenangan, kemenangan yang menentukan yang dapat menyebabkan kekacauan di antara Tang. Hanya dengan begitu kita dapat mempertahankan nyala api terakhir dari suku kita. ”

Chanyu menatap dataran kosong di atas meja pasir, dan tujuh benteng yang jauh. Setelah hening sejenak, dia berkata, “Jika Xu Chi ingin membunuh kita semua, pasukannya hanya bisa mendorong utara dalam barisan, formasi mereka akan tipis. Jika sepuluh ribu Duoer Cavalry menerobos garis tengah mereka, dan langsung menuju ke Batalyon Utara, atau bahkan lebih jauh ke selatan … tidakkah Anda pikir Tang akan diguncang? Bagaimana akademi bereaksi? ”

“Pasukan utama Tang dapat bertempur dari fajar hingga tengah malam, Xu Chi tidak akan pernah melakukan kesalahan seperti ini,” jawab Jenderal Lebu.

“Seorang jenderal yang pertahanannya terbaik di dunia tidak akan membuat kesalahan seperti ini. Sama seperti sebelumnya … Aku tidak akan membuat kesalahan dengan menumpahkan semua kekuatanku ke medan sekaligus. ”

Chanyu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Aku tidak melihat jebakan yang dibuat oleh Akademi, dan Xu Chi hanya bisa mengikuti instruksi Akademi. Karena Akademi ingin kita semua mati, dia hanya bisa mengeksekusi sesuai itu. ”

Ruangan menjadi sunyi, semua orang ragu. Keputusan Chanyu bukan hanya langkah berisiko, tetapi taruhan gila – tidak, bahkan taruhan – itu lebih seperti berbalik untuk menghadapi jurang keputusasaan dan mengeluarkan tangisan, tangisan tak berdaya. Bahkan jika Xu Chi benar-benar menarik formasinya terlalu tipis, bahkan jika Kavaleri Duoer benar-benar telah menembus ke selatan, mereka tidak akan dapat membalikkan meja.

Mata A Da berbinar. Dia benar-benar mengerti niat Chanyu. Chanyu tidak berharap untuk menang. Dia hanya ingin pergi dengan dua puluh ribu kavaleri elit. Dia akan kalah perang, tetapi keinginan Tang tidak akan bersyukur. Ketika mereka telah beristirahat, dan mengamankan selatan dengan Taoisme, mereka mungkin mencoba menaklukkan seluruh dunia manusia lagi.

Lebu terdiam sesaat sebelum mencalonkan dirinya, “Aku akan pergi.”

Tidak ada yang berdebat dengannya karena ini bukan kesempatan untuk kehormatan, atau pengorbanan untuk Royal Court, tetapi keputusan yang lahir dari pertimbangan kenyataan yang keras dan dingin. Baik A Da maupun para imam tidak memiliki kemampuan untuk memimpin pasukan besar.

Imam besar mengusulkan, “Tuan nasional akan mengikuti kita, dan mengantar Chanyu kembali ke dataran.”

A Da tidak mengatakan apa-apa karena dia tahu peran yang harus dia mainkan. Ketika Duoer Cavalry akan dapat menerobos pertahanan Tang, dan ketika mereka mulai membunuh dan menjarah di sekitar Batalyon Utara pada saat semua orang tidak mengira, pasukan Tang akan mengejar Istana Kerajaan di mana Chanyu berada dengan kecepatan tercepat mereka. . Kecepatan tercepat menuntut rute terpendek, dan rute terpendek adalah garis lurus, yang tampaknya menjadi pengajaran Akademi.

Pengadilan Kerajaan akan kembali ke utara melalui Kota Wei, sehingga Tangsanya akan mengejar mereka di sana.

Tugasnya adalah menjaga satu-satunya jalan di Kota Wei.

A Da membungkuk pada Chanyu dan berbalik. Dia berjalan ke jalan, dan mendorong pintu sebuah toko tua. Dia duduk di meja di samping, dan dia tidak pernah pergi.

Sisanya dengan cepat meninggalkan ruangan, dan mulai mempersiapkan pelarian dan misi ke selatan.

Setelah master nasional tahu tentang rencana Chanyu, dia secara alami harus membuat pengaturan yang tepat.

Kamarnya kosong lagi, Chanyu menoleh ke jendela, dan memandangi bulan yang tergantung di langit malam. Dari sinarnya yang hangat dan lembut, dia merasa seperti mendapatkan kekuatan tertentu.

Setelah pembantaian Wei, banyak rumah menjadi tidak bisa dihuni. Orang-orang di dataran lebih terbiasa dengan tenda yang didirikan di luar kota. Menginapnya malam ini di halaman kecil yang agak terpencil.

Dia tidak tahu milik siapa halaman ini, atau siapa yang termasuk Kota Wei ini. Jadi, dia tidak mengerti mengapa orang itu ingin membunuhnya. Jika dia tahu Tengri telah tinggal di sini selama bertahun-tahun juga, dia mungkin memiliki ide yang lebih berbeda.

************************************************ ************************************************

Pertempuran yang terjadi di dataran di luar Guhe, adalah perang kavaleri paling epik dan paling mengerikan dalam seribu tahun, setelah Tang mengalahkan orang-orang liar.

Kavaleri Pengadilan Kerajaan Suku Emas yang berpartisipasi dalam perang ini melebihi jumlah Tang. Selain itu, selama bertahun-tahun, Kavaleri Tang kurang terlatih dalam hal berkuda. Secara teoritis, Pengadilan Kerajaan harus memiliki keunggulan. Namun, tentara Tang adalah pemenang terakhir, terutama sebelum dua brigade tentara Battlefront Utara yang tersembunyi muncul, batalion garda depan telah secara paksa menghentikan Kavaleri Istana Kerajaan yang datang seperti gelombang deras. Itu karena tentara Tang memiliki sesuatu yang tidak dimiliki Pengadilan Kerajaan.

Itu gagah berani. Tentara Tang gagah berani, bahkan kuda-kuda yang mereka tunggangi gagah berani. Di angin musim semi, di dataran, para prajurit Tang mengacungkan Pudaos mereka, dengan diam-diam membunuh satu demi satu musuh. Kuda-kuda menginjak bunga-bunga liar dan rumput saat mereka berlari meninggalkan. Mereka meniru pengendara mereka, sangat menggertak kuda-kuda padang rumput Kerajaan.

Pertempuran Guhe ditakdirkan untuk dilukis pada lukisan epik dan indah yang dikenal sebagai sejarah. Kalau dipikir-pikir, ini tidak bisa dianggap sebagai pertempuran paling penting di dunia manusia, tapi itu pasti salah satu pertempuran paling penting.

Setelah mendapatkan kemenangan, bahkan jika Pengadilan Kerajaan Suku Emas bisa bertarung lagi, mereka tidak bisa mengancam fondasi Tang lebih jauh. Terus terang, sejak hari itu dan seterusnya, jika bahkan Istana Kerajaan telah memberikan semua yang mereka miliki, mereka tidak akan pernah bisa menghancurkan Tang.

Untuk seluruh dunia manusia, yang lebih penting adalah Tang telah menyelesaikan musuh terbesar mereka selama bertahun-tahun di utara. Sekarang para menteri di Chang’an dapat menghabiskan semua energi dan sumber daya mereka di selatan. Jika mereka meluncurkan dan menyerang sebelum Taoisme dapat menyelesaikan perselisihan internal mereka, Peach Mountain akan menghadapi tekanan yang tidak dapat diatasi.

Beberapa hari kemudian, Situ Yilan memimpin kavaleri kamp pelopor ke garis depan di Desa Qicheng. Pada saat itu, dia dan seluruh pasukan Tang pasti menang, tetapi mereka berlomba untuk kemenangan yang lebih besar.

Selama waktu ini, para pengawal Batalyon Utara dan bagian dari pasukan Penakluk Barat yang dipindahkan ke sini dari Cong Ridge memberanikan pengorbanan besar sementara mereka menggigit Kavaleri Kerajaan seperti serigala. Mereka ganas, tidak melepaskan bahkan ketika seluruh tubuhnya basah oleh darah. Kavaleri Istana Kerajaan, yang dikenal karena mobilitas mereka, terpaksa mundur lambat ke utara. Sehari sebelumnya, ketika hanya setengah dari pasukan mereka baru saja memasuki garis Desa Qicheng, pasukan utama Tang sudah tepat di belakang mereka.

Dalam situasi ini, kavaleri padang rumput yang telah mundur ke Desa Qicheng tidak berani pergi lebih jauh ke dataran. Itu karena itu berarti meninggalkan punggung mereka pada Tang yang menakutkan – bahkan Kavaleri Duoer tidak berani melakukannya – karena itu berarti kehancuran total.

Ratusan ribu atau lebih kavaleri padang rumput berkemah di Desa Qicheng dalam upaya untuk menstabilkan situasi. Setelah memaksakan jalan buntu, mereka akan mencoba mundur di belakang garis untuk mengusir pengejaran tentara Tang, melarikan diri jauh ke dataran.

Tetapi beberapa suku yang hanya berharap beruntung tidak tahu bahwa Chanyu telah berdarah dingin namun satu-satunya keputusan yang tepat. Dia ingin menggunakan suku-suku sebagai umpan untuk kekuatan utama Tang, menarik garis depan mereka. Kemudian, dia akan mengirim sepuluh ribu elit Duoer Cavalry, memaksa jalan ke selatan tanpa ada yang mengantisipasi!

Pengaturan ini membutuhkan pengorbanan lebih dari seratus ribu tentara kavaleri padang rumput. Jika semuanya berjalan dengan baik, dua puluh ribu Kavaleri Duoer dan orang-orang penting seperti Chanyu dapat mundur ke dataran dengan sukses.

Ini adalah pertukaran yang kejam dan tampaknya tidak menguntungkan, tetapi itu perlu. Sekarang tentara Tang memiliki kuda, tidak akan mudah bagi Istana Kerajaan untuk mundur ke dataran. Apalagi sekarang ketika pasukan Tang tampaknya dalam kegilaan. Mereka adalah sekelompok serigala yang lebih ganas dari pada belalang. Jika tentara Tang mengejar mereka dengan semua yang mereka miliki, Pengadilan Kerajaan tidak akan berani untuk berbalik dan mencegat mereka. Sebelum mereka bisa pergi lebih dari 300 mil, mereka akan dimusnahkan.

Ketika Chanyu sedang melakukan persiapan terakhirnya, tentara Tang mengepung Desa Qicheng. “Sekitarnya” tidak akurat, karena dataran utara tampak lebar dan tanpa batas, dapat diakses kapan saja. Itu jalan keluar, yang sengaja disediakan untuk Kavaleri Kerajaan oleh tentara Tang, dan pada kenyataannya, jalan buntu.

Kekuatan utama tentara Battlefront Utara membentuk jalan buntu terhadap kavaleri setiap suku di Desa Qicheng. Tetapi situasi ini tidak berlangsung lama. Tanpa peringatan apa pun, kedua belah pihak mulai bertempur dengan sengit lagi, saling membunuh untuk waktu yang tampaknya berlangsung selamanya. Kedua belah pihak terus menuai kehidupan satu sama lain, dan ada kekacauan di mana-mana.

Tiga hari kemudian, bendera kekaisaran melambai di udara, asap memenuhi langit, dan Barak Komandan Tang tentara tiba di selatan Wei.

Jenderal Subjugasi Tang Besar, Xu Chi, akhirnya tiba di garis depan. Dia tidak terlambat. Selama dia bisa tiba sebelum perang berakhir, untuk menyaksikan berakhirnya Suku Emas, dia tidak akan dianggap terlambat.

Yang mengejutkan adalah, baik Xu Chi maupun Chanyu, yang berada di Kota Wei, tidak mengeluarkan perintah langsung di medan perang berdarah yang membentang beberapa ratus mil di utara benua. Mereka menyaksikan dengan tenang ketika pasukan kavaleri di kedua sisi terus membunuh, mati, dan menunggu bala bantuan dari Kaiping dan benteng lainnya.

Ini adalah perang antar bangsa. Tidak mungkin mengakhirinya dalam sehari. Sebelum akhirnya, tidak akan ada waktu untuk bernapas. Saya hanya bisa hidup jika Anda mati, itulah intinya.

Jadi Xu Chi tidak melakukan apa pun. Chanyu juga tidak, tetapi mereka melemparkan pemuda-pemuda mereka ke medan pertempuran satu demi satu, dan mereka akan membunuh atau dibunuh. Khusus untuk tentara Tang, mereka telah mencapai kondisi kemenangan. Mereka hanya ingin memotong kekuatan musuh yang tersisa, untuk menghancurkan garis keturunan dan negara mereka sepenuhnya, yang juga merupakan inti dari perang ini.

Beberapa baris tidak akan menangkap pertumpahan darah di garis depan Desa Qicheng. Mereka tidak akan cukup untuk menggambarkan tekanan pada pasukan Suku Emas yang tersisa, atau pengorbanan yang ditawarkan oleh tentara Tang. Orang-orang hanya akan mengingat bahwa pengepungan yang berlangsung beberapa hari ini telah mengambil lebih banyak nyawa daripada yang ada di Dataran Guhe.

Tidak seperti benteng-benteng lain seperti Kaiping dan Kota Qu, Kota Wei, yang diduga sebagai medan perang yang sebenarnya, damai, tidak memiliki aroma darah, atau aliran kavaleri yang membunuh, bahkan tidak satu pun suara kuku kuda.

Pengadilan Kerajaan Suku Emas ada di sini, dan begitu juga Barak Komandan Tang, tetapi pertempuran mereka tampak begitu jauh.

Xu Chi memandangi kota berdebu pucat itu dari teleskop sebelum mengerutkan kening dan terdiam.

“Mereka yang masih bisa bertarung adalah tiga puluh ribu Duoer.” Seorang penasihat menjelaskan tanpa henti, “Dari perhitungan kami, setidaknya sepuluh ribu Duoer tetap di sekitar Wei. Apakah Chanyu benar-benar berencana untuk menjaga kota? ”

Di antara Desa Qicheng, Kota Wei adalah kota berdebu terkecil. Ada pepatah yang mengatakan bahwa padang rumput buruk dalam menjaga kota. Kota kecil itu tidak pernah bisa menampung dua puluh ribu kavaleri. Sekarang Kavaleri Duoer berkemah di dataran utara kota, tetapi tidak mundur sebelum pasukan Tang tiba. Apakah mereka benar-benar berencana untuk bertarung sampai mati di sini?

Xu Chi memandang Kota Berdebu, dan tiba-tiba berkata, “Mereka akan ke selatan lagi,”

Para perwira di Barak Komandan semua melihat dengan terkejut ketika mereka mendengar ini.

Tepat setelah mengalami kekalahan traumatis, akankah petani padang rumput berani pergi ke selatan lagi? Bahkan jika Kavaleri Duoer menembus pertahanan pasukan utama, apa yang bisa mereka lakukan setelah mereka mencapai Dataran Xiangwan? Mungkinkah mereka membidik Chang’an?

Tiba-tiba, seseorang melihat ada masalah.

“Pertahanan Barak Komandan terlalu tipis, kita harus memanggil Jenderal Situ sebagai cadangan!” Seorang penasihat berkata dengan tergesa-gesa, “Jika Duoer benar-benar menyerang kami, keselamatan Barak Komandan akan menjadi perhatian besar. Selain itu, setelah kekacauan terjadi, kita mungkin membiarkan Chanyu melarikan diri! ”

“Kita tidak perlu melakukan tindakan yang tidak perlu.” Xu Chi memandang kota yang berdebu, dan memikirkan janji orang itu. Dia bertanya, “Menurutmu dari mana Duoer akan menyerang?”

“Jika mereka berputar-putar di sekitar kota, itu akan membuang-buang kekuatan kuda, dan akan mudah bagi para arbalester kita untuk menembak jatuh mereka. Jika saya adalah Chanyu, saya akan memilih untuk datang melalui kota jika saya ingin membuat situasi kacau dan menuju ke selatan.

Xu Chi tidak mengatakan apa-apa lagi saat dia berbalik dan berjalan ke kamp untuk tidur sebentar. Dia belum tidur dalam beberapa hari, jadi dia benar-benar kelelahan.

Adapun plot Chanyu atau rencana jangka panjang, dan ketegasan dan semangatnya yang mengagumkan. Karena dia sudah melihat melalui dirinya, dia tidak merasa khawatir, karena orang itu telah berjanji bahwa tidak akan ada masalah.

Xu Chi tidur nyenyak malam itu. Ketika dia bangun, langit belum sepenuhnya menyala. Itu adalah jam paling gelap sebelum fajar. Dia bangkit dan mandi, dan mengosongkan semangkuk susu kuda. Kemudian ia mengenakan baju besinya dan membawa kudanya ke padang rumput yang lebih tinggi di samping batas perkemahan. Dia menurunkan teleskop dari pelana, dan memandangi kota yang berdebu itu lagi.

Saat itu fajar, dan dunia sunyi.

Gerbang kota tertutup rapat. Tidak ada cahaya di sana, seolah-olah itu adalah kota berhantu.

Tapi Xu Chi tahu bahwa orang-orang terkuat Chanyu akan segera muncul dari gerbang itu.

Dia tampak sangat tenang di hadapan anak buahnya, tetapi dia sebenarnya sedikit cemas. Kalau tidak, dia tidak akan datang ke sini untuk mengintai musuh-musuhnya pagi-pagi sekali, untuk lebih cepat menentukan waktu musuhnya akan tiba.

Kavaleri pasukan utama pasukan Northern Battlefront telah dialihkan ke medan perang lain seperti Kaiping, dan Kota Qu. Barak Komandan berdiri sendiri melawan Pengadilan Suku Emas. Bagaimana mereka melawan serangan sepuluh ribu Duoer Cavalry?

Xu Chi selalu berpikir dia benar-benar bisa mempercayai orang itu. Tetapi ketika dia melihat kota yang berdebu sebelum fajar yang tenang, dia merasa gelisah.

Tembok kota rendah, platform pemanah di atas gerbang berjarak 30 kaki dari tanah. Ketika cahaya pagi datang, orang-orang dengan penglihatan yang lebih baik bahkan dapat dengan jelas melihat rumput yang keras tumbuh dari celah-celah di antara tanah.

Ketika Xu Chi sedang mengawasi kota yang berdebu, ada seseorang yang mengawasinya dari tembok kota.

Master nasional Suku Emas menatap kamp-kamp Barak Komandan Tang di padang rumput yang jauh. Dia memandang saat kuda-kuda perang memakan sedotan sambil menundukkan kepala mereka. Dia mengkonfirmasi informasi yang disampaikan oleh Kavaleri Pengadilan Kerajaan, dan wajahnya yang sudah tua tidak mendapatkan kembali kedamaiannya.

Kamp Tang tenang. Saat pertempuran di kubu lainnya berlanjut dengan sengit, Kavaleri Kerajaan bertahan dengan kaki terakhir mereka. Bergabung dengan titik-titik, dia bisa mengatakan bahwa Xu Chi sudah tahu niat Chanyu. Kenapa dia masih begitu patuh?

Master nasional tidak ingin menghitung tingkat keberhasilan taktik berisiko Chanyu.

Karena Royal Court memiliki punggung mereka dipaksa ke Abyss oleh Tang, mereka harus berjuang sedikit daripada menyerah begitu saja. Bukankah pilihan terakhir adalah pilihan terbaik?

Ya, dia tahu kata-kata ini berasal dari Akademi.

Keyakinan Xu Chi sebagian besar didasarkan pada Akademi.

Dari awal pertempuran hingga sekarang, Akademi belum benar-benar bertindak.

Kartu As yang sebenarnya belum bertindak.

Di fajar sunyi, master nasional memandang ke langit, menunggu kehadiran beberapa orang.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–