Nightfall Chapter 109

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading

Bab 109: Pertarungan Pertama

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Rumah tepi danau kecil di dinding bambu itu tenang, namun redup. Yang diduduki oleh Pakar Teh paruh baya itu adalah kursi yang diukir dari Kunhu Lake Stone, dan di depannya berdiri sebuah meja teh, juga diukir dari Kunhu Lake Stone. Di atas meja teh ada teko teh panjang yang terbuat dari kayu hitam, tempat meletakkan teko teh ringan dan halus. Di samping meja teh, tungku arang portabel kecil ditemukan dengan ketel di atasnya, dari mana kabut mulut menyebar, yang belum mendidih.

Pada malam musim panas yang begitu panas dan tak tertahankan, Pakar Teh setengah baya, dengan pakaian satu lapis, tampaknya tidak terpengaruh oleh panas dari tungku arang kecil itu. Sebaliknya, dia hanya setenang tuan rumah yang ramah yang sedang menunggu pengunjung di malam musim dingin bersalju … Dia adalah pria bernama Yan Suqing.

Ning Que yakin tentang hal itu. Kewaspadaannya sebelumnya di luar rumah kecil di tepi danau itu akhirnya dikonfirmasi pada saat itu karena lawannya telah meramalkan kunjungannya, dan bahkan tujuan kunjungannya.

Pandangannya yang terbelah telah merasakan beberapa daun teh di kaki dinding bambu. Setelah terdiam beberapa saat, dia melihat Spesialis Teh di kursi batu dan bertanya, “Kalau begitu mari kita langsung ke titik … Saya ingin tahu, dalam kasus keluarga Jenderal Xuanwei dibasmi habis-habisan, dan pembantaian di desa di perbatasan dari wilayah Yan, apakah Anda terlibat? ”

Alis Yan Suqing agak berkerut, tidak pernah berharap bahwa pemuda yang datang untuk membunuhnya malam ini harus melakukannya untuk perselingkuhan dari tahun lalu. Dia mengira benda-benda tua itu sudah lenyap bersama orang mati. Kemudian setelah sedikit hening, dia tersenyum, “Tentu saja saya terlibat, atau bagaimana seorang perwira yang menjanjikan di Kementerian Militer, seperti saya, dapat direduksi menjadi Spesialis Teh yang merawat rumah-rumah untuk pedagang teh?”

“Aku seharusnya tidak menjadi orang pertama yang ingin kamu temukan.” Melihat Ning Que, dia bertanya, “Di mana yang lain? Bertahun-tahun kami belum bertemu, saya ingin tahu apa yang mereka lakukan sekarang. ”

Dalam diam, Ning Que mengamati rumah kecilnya di tepi danau dan sekitarnya, dan melihat berbagai tempat tinggal yang damai dan mewah ini, dia menjawab, “Mereka hanya begitu-begitu, setidaknya tidak sebaik Anda. Anda bahkan dapat menikmati tempat yang menyenangkan. ”

Yan Suqing tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya, mendesah. “Apakah Anda tahu mengapa mereka hanya mengacaukan kehidupan mereka yang miskin, sementara saya menjalani kehidupan yang memuaskan? Karena aku masih bermanfaat bagi Kekaisaran. ”

Pakaian yang dipakai secara acak, air di tungku kecil menunggu untuk direbus, dan cangkir teh kosong di tangan kirinya semua menunjukkan bahwa Spesialis Teh ini baru saja terbangun. Tapi itu hanya karena dia merasakan kedatangan Ning Que ke rumah kecil di tepi danau, bukannya membayangkan pembunuhan yang dimaksudkan.

Seorang Spesialis Teh yang tampaknya kurus yang sibuk dengan set teh dan mata air setiap hari, setelah meramalkan kunjungan seorang pembunuh, harus menunggu begitu tenang di kursinya tanpa ada panggilan untuk bantuan atau niat untuk melarikan diri? Apa yang mendorongnya untuk melakukannya? Terlebih lagi, apa manfaat dari Spesialis Teh untuk Kekaisaran? Bagaimana mungkin Spesialis Teh merawat rumah untuk pedagang teh? Bagaimana seorang Spesialis Teh bisa hidup lebih baik daripada Chen Zixian setelah perselingkuhan itu?

Semua kemungkinan itu direnungkan dalam pikiran Ning Que dalam sekejap, termasuk yang paling mustahil. Ekspresi tercekik yang belum pernah terjadi sebelumnya perlahan-lahan muncul dari matanya yang halus yang tidak tertutup topeng kasa, dan dia memandangi musuhnya, bertanya, “Mengapa kamu tidak mencoba melarikan diri?”

“Kenapa melarikan diri?”

Yan Suqing menyeringai pada anak itu. “Sekarang aku sudah bangun, bagaimana kamu bisa membunuhku?”

Kemudian setelah lengan bajunya sedikit, pedang redup kecil tanpa gagang keluar dari teapoy di atas meja batu.

Ning Que merasa agak beku, alisnya berkerut. Dia menyadari bahwa yang paling tidak mungkin muncul: Spesialis Teh tipis dan lemah ini … sebenarnya seorang kultivator!

Pada saat itu, dialog selama perjalanan antara dia dan penatua Lyu Qingchen kembali kepadanya – dialog yang Pedang Pedang di Chang’an berlimpah seperti anjing, dan Psyche Masters dapat ditemukan di mana saja.

Saat itu, Lyu Qingchen tersenyum berkomentar pandangan ini sebagai berlebihan. Ketika tiba di Kota Chang’an, Ning Que telah menyaksikan seorang kultivator dari Sekolah Selatan Taoisme Haotian berkumpul di sebuah altar pinggir jalan, dan bertempur dengan Chao Xiaoshu melawan para pembudidaya di Paviliun Spring Breeze. Namun, dia tidak pernah berharap di balik nama yang tidak mengesankan seperti itu dalam daftar balas dendam, pada kenyataannya, adalah seorang kultivator yang kuat.

Informasi dari Zhuo Er tidak memberikan petunjuk, dan Sangsang juga gagal untuk melihatnya. Tidak ada yang membayangkan bahwa seorang mantan penilai dokumen di Kementerian Militer, yang saat ini adalah Spesialis Teh yang didukung oleh pedagang teh, harus menjadi seorang pembudidaya yang terampil mengendalikan pedang!

Alis berkerut dari Ning Que membentang sedikit demi sedikit. Lalu dia menatap Yan Suqing yang duduk di kursi, serta pedang mini tanpa gagang di depannya, mengucapkan dengan senyum lembut, “Karena kamu tidak mencoba melarikan diri, maka aku akan melarikan diri.”

Suaranya sulit memudar sehingga ia kembali tanpa ragu-ragu dan melesat ke luar rumah kecil di tepi danau itu seperti seekor kuda yang berlari kencang.

…

…

Menatap lenyapnya anak ini di samping dinding bambu, Yan Suqing tertawa dengan sangat tertarik, menggelengkan kepalanya dan mendesah, “Sekarang kamu datang untuk membunuh seorang pembudidaya, bagaimana kamu bisa melarikan diri dengan aman?”

Kata-kata lembut itu, bercampur dengan rasa percaya diri yang kuat dan niat membunuh, perlahan-lahan diucapkan dari antara bibir pria paruh baya itu, di mana ia meletakkan cangkir teh besar dan kasar di tangan kirinya untuk berguling di lengan kirinya dengan sisi lain. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kirinya tertutup untuk membuat Formula Pedang yang secara diagonal menunjuk ke luar rumah tepi danau kecil di udara. Seluruh proses itu alami dan tidak terkendali.

Seiring dengan menunjuk, pedang mini samar-samar pada teapoy tiba-tiba membuat gebrakan yang mendalam, seolah-olah itu diresapi dengan kekuatan magis. Kemudian tiba-tiba, itu memantul dari teapoy, dan memudar menjadi jejak cahaya, membelah langit yang paling gelap sebelum fajar di atas rumah tepi danau kecil dan menyodorkan langsung ke luar.

Ning Que merasakan ledakan sakit di punggungnya seolah ditusuk jarum. Namun, apa yang bisa dilihat orang lain dari matanya dari topeng kasa hanyalah ketenangan daripada kepanikan. Di ambang menerobos hutan-hutan bambu itu, dia tiba-tiba jatuh dengan perangko berat di tanah dengan kaki kirinya, membuat seluruh tubuhnya berbalik, dan segera setelah itu, kaki kanannya diinjak-injak di atas bambu moso yang besar.

“Deng! Deng! Deng! Deng! ”

Sol sepatu padatnya menginjak bambu secara bergantian, menyebabkan getar pohon yang sengit, yang menyebabkan daun bambu yang tak terhitung jumlahnya berdesir seperti anak panah yang patah. Didukung oleh pohon bambu, ia dengan cepat memanjat ke dinding rumah, yang merupakan pelarian yang dekat dari pedang itu dari dalam rumah. Kemudian lututnya sedikit ditekuk untuk meminjam kekuatan elastis dari pohon bambu, dan dia melesat ke halaman.

Dengan suara mendesing, tubuhnya meluncur di dinding seperti panah tajam, dan podao yang tajam sudah ditarik keluar dari sarungnya. Kemudian, dengan dengusan berdengung, Ning Que mengerahkan kekuatan dari pinggangnya dan perut dan pergelangan tangannya terbalik, lalu podao itu merosot langsung ke arah Yan Suqing seperti badai salju!

Saat dia menyadari bahwa Spesialis Teh ini adalah seorang kultivator yang kuat, dia sangat menyadari bahwa tes fatal lain pasti akan dihadapi malam ini. Meskipun dia cukup jelas bahwa kemampuannya saat ini tidak dapat menyaingi seorang kultivator yang kuat, dia masih tidak punya niat untuk mundur. Karena dia mengerti bahwa melarikan diri berarti kematian ketika menghadapi seorang kultivator.

Di mulut Jalan Gunung Utara, ia menyaksikan bagaimana para pengawal Tang yang paling retak, seperti Peng Yutao, bertarung dengan seorang Master Pedang Besar karena kemauan keras dan disiplin yang ketat. Di luar Spring Breeze Pavilion, ia juga melihat bagaimana Chao Xiaoshu memenggal dua pembudidaya asing yang kuat, mengandalkan kekuatannya sendiri yang tak tertandingi dan kekuatan kontrol yang berani. Dari pengalaman itu, ia belajar bahwa seseorang tidak boleh mundur, tetapi maju ketika berhadapan dengan seorang kultivator, yang mungkin bisa membantunya menghindari pembunuhan.

Jadi retret sebelumnya sebenarnya bukan penarikan.

Itu adalah penyamaran untuk maju.

Maju untuk membunuhnya.

…

…

Suara dering terdengar!

Ning Que memutar tubuhnya dan memegang podao untuk memadamkan cahaya pedang redup yang menusuknya dari belakang, setelah itu ia jatuh dari udara.

Pertama kali pertemuan mereka, celah seukuran biji muncul di tepi podao, dan celah kecil ditemukan di bagian atas pakaian lamanya. Namun, ekspresinya di luar topeng kasa masih tidak takut. Kakinya menempel ke tanah seperti dua paku dan tangannya menggenggam gagang podao yang panjang. Sementara itu, dia sedikit menundukkan kepalanya, mengamati sekeliling dengan waspada.

Tiba-tiba, Podao di tangannya berbalik ke atas, meninggalkan noda darah di bahu kirinya, yang sementara itu membantunya melarikan diri dari cahaya pedang yang menyerang dari kanan. Getaran halus yang ia rasakan dari tangannya menegaskan bahwa pedangnya setidaknya menyentuh pedang terbang.

Ning Que masih sedikit menundukkan kepalanya, menatap diam-diam ke Yan Suqing, yang sedang duduk di kursi beberapa langkah dan mendengarkan dengan penuh perhatian untuk sesekali menggumamkan buzz di sekitar rumah tepi danau kecil dalam kegelapan. Yang dia inginkan adalah menentukan arah pedang terbang.

Dia melangkah maju.

Daun yang jatuh di luar halaman itu terbelah menjadi dua bagian oleh kekuatan tak berwujud.

Dia menjatuhkan diri ke belakang seperti gunung, dan bayangan pedang redup melesat ke langit, menggores bahunya.

Dia memukul tanah dengan tangan kanannya dan mengencangkan pinggang dan perutnya untuk berdiri lagi. Kemudian dia menukar kakinya seperti kilatan petir dan bayangan pedang redup menusuk tajam ke celah-celah di antara papan di depan kakinya, yang mendengung dan terbang segera setelahnya dan kemudian menghilang.

Posisinya saat ini adalah tiga langkah di belakang yang sebelumnya.

Sebuah lampu minyak kecil di sebelah kanan meja teh memancarkan cahaya. Di kursi batu di samping duduk Yan Suqing, yang menunjukkan setengah senyum.

Jarak antara keduanya hanya beberapa langkah, namun kegelapan beberapa langkah ini sangat sulit diatasi.

Karena tidak ada yang tahu posisi bayangan pedang redup dalam kegelapan.

…

…

Mengepalkan gagang pisau yang panjang, ia menginjak batu sabak secara stabil, menghindari celah dan tonjolan, untuk memastikan bahwa ia dapat meminjam seluruh kekuatan bumi kapan pun ia butuhkan. Ning Que menatap Spesialis Teh seperti patung, tanpa rasa takut di matanya tetapi hanya ketenangan dan fokus.

Ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya untuk bertarung melawan seorang kultivator sendirian, dan dia tahu dia memiliki sedikit peluang untuk menang. Biasanya, dia akan merasa takut karena dia jelas bahwa dia kemungkinan akan mengantar kematian malam ini.

Namun, setelah disiksa oleh kematian berkali-kali, Ning Que cukup jelas bahwa rasa takut adalah kondisi pikiran yang paling tidak berguna dalam situasi seperti itu. Satu-satunya pilihan adalah memindahkan ketakutan dan kegugupannya ke kegembiraan agar bisa selamat dari kondisi yang fatal.

Pedang terbang itu melintas dengan dengungan ke arahnya, jadi dia melambaikan pisaunya dan merosot. Bahkan jika tidak ada yang mengenai, dia masih bisa menghindari terluka di titik-titik penting tubuhnya berdasarkan naluri bertarung yang dipupuk di medan perang dan kemampuannya yang kuat untuk mengendalikan tubuh selama momen-momen penting.

Pedang yang berdenting, secepat pisau terbang dan seputih salju, meninggalkan banyak luka lebat di tubuhnya dengan bayangannya. Kemudian, darah menyusup ke celana dalamnya, keluar melalui jubah lamanya, dan mulai menetes di permukaan tubuhnya, yang membuatnya menjadi seorang pria berdarah.

Tapi Ning Que, yang kakinya tetap terpaku pada batu tulis, masih menggenggam podao dengan tangannya, menatap kultivator yang kuat di kursi tanpa ekspresi di matanya. Dia tidak menunjukkan kepanikan, atau ketakutan, dan bahkan tanpa kegilaan dari situasi putus asa.

“Seorang prajurit dari Benteng Frontier?”

Yan Suqing berangsur-angsur menarik senyumnya, dan melihat pemuda berdarah dekat di depannya, dia dengan tenang berkata, “14 pedang terus menerus tidak langsung membunuhmu, tetapi hanya meninggalkanmu beberapa luka kecil. Hanya tentara perbatasan yang memiliki naluri fisik ini. Tapi ingat, meski luka sangat kecil dan darah mengalir lambat, kau masih akan mati jika tidak berhenti. ”

“Aku tahu, jadi aku harus menemukan kesempatan untuk memenggal kepalamu sebelum aku kehilangan semua darahku,” jawab Ning Que.

“Kamu tidak akan memiliki kesempatan seperti itu.” Yan Suqing menggelengkan kepalanya ke arah Ning Que dengan simpati.

Pada saat itu, air di tungku arang kecil akhirnya mulai menggelembung, dengan kabut panas menyembur keluar dari mulut ketel.

Spesialis Teh mengangkat ketel dengan tangan kirinya untuk menuangkan air ke dalam cangkir teh yang kasar. Melihat daun teh yang mengambang di air mendidih, dia menundukkan kepalanya dan berkata, “Saya akan menikmati teh pagi saya sekarang. Lalu, game berakhir. ”

…

…

(Bab lain sedang dalam komposisi.) (Bersambung … Jika Anda suka novel ini, kami menyambut Anda untuk pergi ke qidian.com untuk memberikan suara yang disarankan dan tiket bulanan. Dukungan Anda adalah motivasi terbesar saya.)

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–