Nightfall Chapter 121

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading

Bab 121: Tidak Masuk Akal untuk Membunuh Orang Barbar Sejak Kecil

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Setelah bel ketiga berbunyi, Ning Que mengemasi alat tulis kaligrafi di atas meja dan bersiap untuk pergi ke perpustakaan lama seperti biasa. Dia ingin meninggalkan pesan untuk Chen Pipi hari ini, jadi dia tampak sedikit terburu-buru saat keluar dari ruang belajar.

“Kami datang ketika bel berbunyi. Saya pikir kami sudah sangat cepat, tetapi saya tidak berharap bahwa kami benar-benar hampir merindukanmu, Ning Que. Saya tidak mengerti mengapa Anda begitu cemas. Terburu-buru ke perpustakaan lama sehingga berpura-pura belajar keras, atau bergegas meninggalkan Akademi, pura-pura tidak tahu ujian semester dan pertaruhan hari itu? ”

Sekelompok orang datang dari pintu, dipimpin secara alami oleh Kerajaan Jin Selatan Xie Chengyun dan Zhong Dajun.

Setelah memasuki pintu, Xie Chengyun menyapa para siswa Asrama Kelas C dengan busur dengan tangan terlipat di depan. Meskipun dia tidak bisa sepenuhnya menahan senyum bangga di wajah mudanya, dia masih berhasil menunjukkan kelembutannya. Namun, Zhong Dajun di sampingnya berhenti di depan Ning Que dan mengetuk telapak tangannya dengan kipas yang terlipat. Dia mengenakan ekspresi aneh di wajahnya dan nadanya penuh dengan sarkasme.

“Setidaknya katakan sesuatu sebelum pergi?”

Situ Yilan berdiri dan ingin mengatakan sesuatu. Tetapi berpikir bahwa Ning Que benar-benar tidak berpartisipasi dalam ujian semester, yang berarti bahwa Asrama Kelas A secara alami memenangkan pertaruhan, dia tiba-tiba tidak tahu bagaimana berbicara tetapi harus duduk.

Jin Wucai tahu dia orang yang kompetitif dan tidak bisa tidak menggelengkan kepalanya, lalu bangkit untuk berjalan di depan Xie Chengyun, dengan lembut memberi selamat kepadanya dengan senyum lembut di wajah seperti angin sepoi-sepoi.

“Berapa banyak yang kamu ingin aku katakan sesuatu?”

Ning Que memandang siswa Asrama Kelas A di pintu, merasakan emosi rumit teman-teman sekelas di belakangnya, dan memandang Zhong Dajun setelah berpikir dan berkata sambil tersenyum, “Kalau begitu aku akan mengatakan sesuatu.”

Kemudian dia menambahkan, “Tapi itu bukan urusanmu. Tolong beri jalan. ”

Zhong Dajun tampak tidak senang, tetapi tidak mengatakan apa pun. Dia mundur dengan melambaikan kipasnya.

Ning Que dan Xie Chengyun saling menyapa dengan busur dengan tangan terlipat di depan. Adapun apa yang mereka pikirkan sekarang, tidak puas atau meremehkan, itu adalah sesuatu yang tidak diketahui oleh orang luar. Tiba-tiba menjadi sunyi di ruang belajar, karena semua orang ingin mendengar apa yang akan dikatakan Ning Que.

Setelah jeda sedikit, Ning Que menyaksikan pipi pucat Xie Chengyun dan berkata sambil tersenyum, “Tidak ada alasan. Karena saya tidak berpartisipasi dalam ujian semester, saya kalah dalam pertaruhan. Saya ingat bahwa hadiah dipertaruhkan. Aku akan mentraktirmu. Anda dapat memilih tempat dan orang-orang yang Anda ingin bergabung dengan Anda. ”

Xie Chengyun sedikit terkejut dan tidak pernah berpikir bahwa Ning Que akan sangat terhormat untuk mengakui kegagalannya. Jadi dia tidak bisa mengatakan kata-kata yang telah dibahas dengan Dajun di Zhong Mansion kemarin.

Zhong Dajun melihat bahwa Xie Chengyun tidak tahu bagaimana menghadapi Ning Que dan tidak bisa membantu tetapi diam-diam marah dengan teman yang lembut ini dan mencibir. “Kau memikirkan metode buruk dalam mencoba penyakit palsu untuk menghindari kekalahan dalam ujian semester. Di masa depan, Anda dapat mengatakan Anda tidak lebih buruk dari tuan Xiesan, tetapi kesehatannya buruk … Jika seseorang seperti Anda memperlakukan kami, saya benar-benar khawatir tentang hal-hal aneh apa yang akan terjadi di atas meja dan tidak berani melakukannya. ”

Alis Ning Que naik sedikit. Dia memandang sarjana Tang berbakat dari Yang Gu, dan berkata dengan sangat serius, “Saya ingat saya menerima surat tantangan dari Xie Chengyun. Lalu apakah nilai ujian semester itu baik atau buruk, hasil pertaruhan hanya antara saya dan dia. Mengapa itu mengganggu Anda? Apakah Anda pergi untuk mengobati atau tidak, itu masih tergantung pada saya. ”

Zhong Dajun tidak merasa terganggu dan dengan lembut mengguncang kipas untuk melirik Xie Chengyun. Xie Chengyun tidak bermaksud terlalu agresif di depan Jin Wucai. Tapi dia tidak bisa membantu tetapi merasa jijik melihat Ning Que membela dirinya dengan fasih tanpa sedikitpun rasa malu dan berkata, “Lupakan makanannya. Aku hanya berharap kamu bisa mengenali kelakuanmu sebenarnya memalukan bagi Akademi. ”

“Aku membayar untuk memasuki Akademi. Uang sekolah yang dibayarkan adalah untuk pengetahuan yang saya terima. Jadi saya pikir saya tidak perlu bertanggung jawab atas reputasi yang baik. Hal-hal itu tidak ada hubungannya dengan saya. ”

Alis Ning Que naik lebih curam dan dia melanjutkan, “Kamu bilang aku pura-pura sakit untuk menghindari ujian. Anda sebaiknya tidak mengatakan inferensi membosankan ini lagi. Karena kita tidak dekat, saya sama sekali tidak keberatan menuntut Anda karena memfitnah saya. ”

Suasana berangsur-angsur menjadi tegang di ruang belajar, karena sementara Ning Que tetap tenang dan tenang, itu tidak berarti ada konsesi di pihaknya. Seperti apa yang dirasakan Xie Chengyun, sebagian besar siswa memandang Ning Que dengan lebih hina.

Chu Youxian batuk ringan dua kali dan melangkah maju untuk meredakan ketegangan di ruangan itu. “Ini juga merupakan metode yang umum digunakan di dunia bisnis bagi pihak yang lemah untuk menghindari perang untuk melindungi dirinya sendiri. Kenapa kamu begitu serius? ”

Ning Que menatapnya dan berkata, “Apakah Anda mencoba untuk membantu saya atau menyeret saya lebih jauh?”

“Kenapa tidak mengaku kalah jika kamu tidak bisa mengalahkannya? Mengapa menggunakan trik jahat ini? ” Tiba-tiba seseorang berkata.

Ning Que tidak berbalik untuk melihat dari mana suara itu berasal, tetapi tahu itu dari seorang siswa di kelas yang sama. Setelah keheningan singkat, dia melihat teman-teman sekelasnya di sekitarnya yang memiliki wajah penuh ekspresi jijik dan rumit. Dia tersenyum dan kemudian mulai berbicara.

“Aku tidak peduli apakah kamu percaya dengan apa yang aku katakan atau tidak, atau apakah kamu akan memanggilku pengecut di belakangku. Karena kita berada di level yang berbeda. Anda dapat mengatakan saya tidak masuk akal, karena saya tidak punya energi untuk berdebat dengan Anda. ”

“Sama seperti apa yang dikatakan Putri di luar perpustakaan lama hari itu, kau hanya bunga di rumah kaca. Anda mungkin terlihat cantik, tetapi Anda harus bersembunyi dari badai di luar ruangan. Kalian semua tidak melakukan apa-apa sepanjang hari tetapi hanya sombong untuk membuat suara untuk membuktikan kekuatan dan kemampuanmu. ”

“Tapi mengapa menggangguku? Jika saya tertarik, saya akan bermain dengan Anda. Jika tidak, saya akan berhenti saja. ”

“Jangan gunakan etika seperti itu dan suka bertanya padaku. Anda peduli dengan moralitas dan etika, tetapi saya tidak peduli. Ketika Anda masih dalam pelukan perawat dan takut dengan cerita Gang Horse-nya karena Anda tidak mau minum susu Anda, saya sudah berada di padang rumput memotong kepala Gang Horse untuk bersenang-senang. ”

“Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya tidak peduli apakah Anda tertawa di belakang saya dan memperlakukan saya sebagai pengecut atau bajingan. Tetapi Anda harus ingat bahwa mulai sekarang, jangan biarkan saya mendengar Anda menertawakan saya. Karena aku benci itu. ”

“Jika kamu tidak ingin kepalamu menjadi bola seperti Geng Kuda itu, jangan abaikan ancamanku.”

Setelah menyelesaikan kata-kata ini, dia tidak melihat orang-orang di ruang belajar tetapi melambaikan tangan pada siswa Asrama Kelas A di depannya, memberi isyarat agar mereka pergi. Dia mengangkat dagunya dan mendorong dadanya dan berjalan keluar dari pintu, di sepanjang aula yang bersembunyi di bagian belakang Akademi.

Suasana hatinya yang baik hancur karena kejadian ini yang tampaknya muncul entah dari mana. Dia menjadi lebih jengkel ketika dia memikirkan teman sekelas yang akrab dengannya tidak membelanya, tetapi percaya pada apa yang dikatakan Zhong Dajun.

Karena dia menjadi jengkel, dia juga berhenti bermain menjadi siswa sekolah dasar yang lembut dan tidak berbahaya dan mengungkapkan perasaannya secara langsung.

Chu Youxian memandang punggungnya di aula yang bersembunyi dan bergegas untuk menyusulnya. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, “Yah, kamu telah menyinggung teman sekelas kami, jadi aku lebih baik menjaga jarak denganmu di masa depan.”

“Lalu mengapa kamu mengejarku kali ini?” Ning Que tertawa dan berkata.

“Katamu mereka anak-anak yang naif. Tetapi gadis-gadis di selusin rumah bordil Chang’an dapat membuktikan bahwa saya bukan anak-anak. Jadi saya tidak berpikir kata-kata Anda dapat menyakiti saya, “Chu Youxian berkata sambil tersenyum,” Terlebih lagi, jika saya memiliki hubungan yang baik dengan Anda, saya mungkin bisa mendekati gadis-gadis yang disukai di House of Red Sleeves di masa depan. Anda tidak harus melihat saya seperti itu. Saya yakinkan Anda bahwa saya hanya akan melihat Dewdrop dari kejauhan. Saya hanya ingin Anda memperkenalkan Nona Luxue kepada saya. ”

Ning Que berbalik untuk menatapnya dan berkata sambil tersenyum, “Apakah kamu tidak takut menyinggung banyak teman sekelas?”

“Orang-orang di Akademi tahu bahwa kita memiliki hubungan yang baik. Jika saya mengabaikan Anda karena Anda berkelahi dengan mereka, saya akan dinilai sebagai orang yang kejam oleh para sarjana yang bertele-tele itu. Anda tahu saya tidak suka membaca dan saya tidak berpikir baik tentang perilaku mereka yang menjijikkan. ”

Chu Youxian menertawakan dirinya sendiri dan berhenti untuk berkata, “Jadi saya harus menghibur Anda di depan mereka. Tapi seperti yang kamu katakan, aku tidak bisa menghadapi seluruh Akademi, jadi aku harus kembali sekarang. ”

…

…

Untuk seorang prajurit di kota perbatasan yang telah menjalani kehidupan yang berbahaya sejak kecil dan benar-benar dapat digambarkan sebagai seorang pembunuh di padang rumput, kehidupan yang tenang dan damai di Akademi agak tidak nyaman, apalagi teman sekelas yang tumbuh di dunia yang menyenangkan .

Ning Que baru saja berbicara dari hatinya. Tetapi bagi para siswa di ruang belajar, evaluasi ini tidak diragukan lagi serangan paling ganas. Mereka hanya bisa menatap kosong ke tempat kejadian.

Bagi Tuan Xiesan dari Kerajaan Jin Selatan, pertaruhan adalah hal yang sangat penting. Dia tidak menikmati dipukuli saat ujian masuk atau gagal berkultivasi di perpustakaan lama. Dia bahkan menerima sindiran sarkastik dari Putri Keempat. Dia bergantung pada taruhan untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri.

Itu memang hasil yang langka karena dia telah menerima nilai A dalam lima kursus, tetapi tidak bisa dihindari bagi Xie Chengyun untuk secara alami menghasilkan beberapa kesombongan selain kegembiraan. Hari ini, dia datang ke Asrama Kelas C bersama teman-temannya. Dia tidak bermaksud untuk mempermalukan Ning Que tetapi untuk memamerkan prestasinya.

Adapun Zhong Dajun, dia merasa bahwa semua pertunjukan dicuri oleh Xie Chengyun, Ning Que dan seorang anak berusia empat belas tahun, Linchuan Wangying setelah memasuki Akademi. Sebagai seorang sarjana cemerlang yang dilatih oleh Suku Yang Guan, dia tidak mau tinggal di belakang mereka. Xie Chengyun dan Wangying memang pantas mendapatkan reputasi, karena mereka menikmati ketenaran yang hebat sebelum memasuki Akademi. Salah satunya adalah sahabatnya, dan yang lainnya memang muda. Tapi mengapa Ning Que ditempatkan di depannya?

Karena itu, ia bahkan lebih aktif daripada Xie Chengyun untuk pertaruhan ujian semester ini. Hari ini dia telah memasuki Asrama Kelas C untuk mempermalukan Ning Que dan mengekspos wajah jahat ini di depan para siswa Akademi.

Namun, baik Xie Chengyun, Zhong Dajun, maupun siswa Asrama Kelas A yang menemani mereka ke Asrama Kelas C untuk adegan itu berpikir bahwa Ning Que, setelah membuat tindakan pengecut seperti itu, tidak akan malu tetapi fasih mengkritik yang lain sebagai gantinya .

Mereka bermaksud mempermalukan Ning Que tetapi disebut tidak masuk akal dan dipermalukan olehnya. Oleh karena itu, para siswa, yang meragukan Ning Que mungkin benar-benar sakit pada hari ujian semester, tidak ingin berpikir lebih jauh ke arah itu.

Tidak hanya para siswa tetapi juga semua siswa muda di Asrama Kelas C marah oleh teguran Ning Que yang tampaknya kuat tetapi tidak masuk akal. Bahkan siswa yang paling biasa pun sangat dipuja di ruang belajar di kota asalnya dan mereka tidak pernah tahan dengan cemoohan yang konyol itu.

“Lupakan. Jangan repot-repot berdebat dengan pria itu. ”

Beberapa siswa menekan keengganan di hati mereka dan mengingatkan yang lain. “Dia memang teman lama Putri Keempat.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–