Nightfall Chapter 155

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 155: Jalan Perak dan Pintu Kayu, ke dalam Kabut

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Fus yang terukir di atas batu di tepi pantai membuat lingkungan sampai ke air terjun dan laut liar dipenuhi dengan ribuan jarum dan dedaunan, yang menyebabkan kerusakan besar pada kesehatan fisik dan mental Ning Que. Dalam konfrontasi simulatif semacam ini dengan sifat ini, semakin keras ia berperilaku, kekuatan yang lebih menakutkan akan ditunjukkan oleh mereka yang terukir Fus. Meskipun dia belum dipukuli sampai sekarang, dia sangat lemah saat ini.

Dia mengangkat lengannya untuk membersihkan noda darah di sudut bibirnya. Kemudian dia berjalan ke jembatan dan melaluinya. Tiba-tiba, tekanan di sekitarnya, yang tidak terlihat namun ada di mana-mana, menghilang. Dia berbalik dan melihat jalan gunung yang panjang. Mengetahui bahwa dia akhirnya melewati level pertama, dia menghela nafas dengan jantung masih berkibar ketakutan.

Dua pembudidaya muda duduk di samping jalan gunung di ujung jembatan, yang tampak pucat, dan bahkan sedikit putus asa. Sementara mereka mendengar suara langkah Ning Que, mereka tidak memandangnya seolah-olah dunia tidak ada artinya bagi mereka.

Ning Que berjalan ke arah mereka dan berkata dengan serius sambil menatap mereka, “Kamu harus menyerah. Itu tidak memalukan. ”

Dia tidak berhenti ketika dia melewati Xie Chengyun. Dia juga tidak memiliki percakapan dengan siswa berbakat, yang dicintai oleh semua orang di Akademi.

Pandangan Xie Chengyun terangkat dari sepasang kaki di jalan gunung. Kemudian dia melihat ke arah bayangan, yang dengannya dia merasa akrab dengan kebingungan.

Ning Que tahu bahwa jalan gunung berikut masih aneh ketika tiga pendaki, termasuk Xie Chengyun, duduk di ujung jembatan dengan putus asa dan bersandar di pohon. Tetapi dia tidak berhenti untuk mengamati atau melakukan hal lain. Sebaliknya, dia langsung naik.

Ujung jalan gunung, penuh tikungan dan belokan, tidak bisa dilihat. Dia berjalan diam-diam dan perlahan sambil melihat ke bawah, di sepanjang jalan batu biru yang membagi kayu dan bunga menjadi dua. Dia berbelok ke beberapa sudut, melewati beberapa danau, dan menyeberang beberapa ladang bunga. Setelah memanjat tebing curam, bukit yang miring tiba-tiba tergelincir ke bawah. Dia terus berjalan melalui beberapa ladang, melewati beberapa danau dan berbelok beberapa kali.

Kemudian dia melihat ke atas dan melihat jembatan kayu, pohon di jembatan, dan ketiga pendaki kesepian.

…

…

Sementara jalan gunung ke depan jelas mengarah ke arah mendaki gunung, dia akhirnya berbalik ke tempat dia mulai memanjat. Itu seperti dinding hantu legendaris di hutan sampai batas tertentu. Datanglah angin dingin dari hutan di ujung jembatan dan hari semakin gelap, menciptakan suasana suram.

Ning Que tidak kaget atau ngeri, menilai dari ekspresinya. Dia hanya ragu-ragu sebentar ketika dia melihat pohon dan orang-orang di bawah pohon di ujung jembatan. Kemudian dia berbalik dan menatap jalan gunung itu, yang telah dia panjat sekali, dan menutup matanya dengan diam.

Setelah melihat gambar kepala jembatan sebelumnya, dia menduga bahwa jalan itu mungkin membawa orang kembali.

Alasannya sangat sederhana. Bahkan jika ada jurang atau binatang buas yang memakan jiwa di depan, yang mungkin menghentikan tiga pendaki, termasuk Xie Chengyun, untuk melanjutkan pendakian, tidak masuk akal bahwa ketiganya menyerah di ujung jembatan. Dan raut wajah mereka tidak tragis seperti saat mereka dibakar. Itu lebih seperti kesia-siaan yang hilang sia-sia.

Jadi mengapa jalan gunung membawa orang kembali ke tempat semula? Ini adalah masalah yang Ning Que sekarang perlu mencari tahu. Menutup matanya, dia diam-diam berdiri di bawah jalan gunung di belakang jembatan, dengan tangannya meraih di luar lengan bajunya untuk merasakan angin dengan lembut.

…

…

Jalan gunung yang tampaknya maju hanya bisa membawa orang kembali ke tempat semula. Jika rahasia itu tidak dapat ditemukan, maka pendaki hanya bisa mencoba berulang kali dan kemudian kembali dengan putus asa.

Tiga pendaki murung di ujung jembatan akhirnya menyerah dalam siklus yang membosankan dan putus asa. Mereka menunjukkan ekspresi simpatik namun ironis ketika mereka melihat Ning Que, seorang yang suka bepergian, berdiri di pintu masuk jalan gunung dan berpikir. Mereka pikir dia kemudian akan mencoba untuk naik jalan gunung lagi, dan kemudian kembali dengan bingung seperti mereka.

Tidak ada simpati atau belas kasihan di wajah Xie Chengyun. Ning Que tidak terkejut dengan jalan gunung ajaib ini. Namun, ketika Xie melihat dengan jelas ekspresi Ning Que ketika dia kembali dari jalan gunung, dia tiba-tiba tidak dapat berbicara dengan heran.

Setelah ujian masuk Akademi, Xie Chengyun menganggap Ning Que sebagai lawan terkuatnya pada saat itu ketika mereka mencoba memanjat perpustakaan lama. Namun, setelah ujian semester itu, ia membenarkan bahwa ia telah melebih-lebihkan anak itu dari kota perbatasan. Ning Que linglung oleh siswa di Akademi sesudahnya. Meskipun Xie Chengyun tidak bergabung dengan mereka, dia memang melupakan lawan sebelumnya.

Setelah lantai dua Akademi dibuka, tujuannya adalah untuk melampaui Pangeran Long Qing. Dan dia membayangkan akan ada banyak lawan kuat lainnya dalam ujian. Tapi dia hanya tidak memikirkan Ning Que karena dia pikir dia telah mengalahkan Ning Que, kepada siapa dia tidak perlu membayar banyak perhatian. Mengapa repot-repot dialihkan oleh seseorang yang kalah dalam permainan sebelumnya?

Sampai hari ini, dia terkejut saat dia melihat Ning Que naik turun dari jalan gunung. Dia menyadari bahwa dia tidak pernah mengalahkan lawan, juga tidak jelas mengenalnya.

Seperti yang telah dia alami secara langsung, Xie Chengyun tahu persis bagaimana rasanya mendaki gunung. Pada saat ini, dia secara alami memahami seorang pria yang bisa melewati jalan gunung tidak akan menyerah pada ujian untuk penyakit. Dia membuat kesimpulan yang lebih menyedihkan di benaknya. Alasan mengapa Ning Que tidak membuat penjelasan atau menantangnya lagi adalah bahwa Ning Que tidak memperlakukannya sebagai lawan, bukan karena hati nurani yang bersalah.

Melihat Ning Que, Xie Chengyun berjuang untuk berdiri di atas kakinya bersandar di pohon, dan berkata setelah ragu-ragu sejenak, “Jalan gunung itu palsu. Qi primordial mengalir secara alami. Anda tidak dapat menemukan bagian. ”

Ning Que membuka matanya tanpa berbalik atau menjawab. Dia hanya menatap jalan gunung ini di depan.

Dia telah membaca terlalu banyak buku budi daya di perpustakaan lama selama tahun itu. Yang lainnya, Xie Chengyun atau siapa pun, hampir tidak bisa menyusulnya mengenai cakrawala. Dia hanya berjalan di sekitar jalan gunung misterius ini untuk sementara waktu, kemudian dia bisa menilai bahwa bukit itu ditutupi dengan susunan taktis, yang terintegrasi erat dengan batu tebing di sepanjang jalan gunung. Itu sangat kuat karena harmoni.

Sayangnya, berbagai taktik dan Taoisme Jimat adalah yang paling rumit dan sulit dipelajari dalam kultivasi. Bahkan Chen Pipiif tidak tahu banyak, apalagi Ning Que, yang baru saja membaca beberapa buku dan mendapatkan pengetahuan dasar tentang taktik array. Dia pasti tidak bisa mematahkan taktik.

Ning Que berpikir sejenak, lalu mengangkat tangannya ke dada dan membuat jembatan pikiran dengan ujung jarinya. Dia mengeluarkan Psyche Power melalui Gunung Salju dan Samudra Qi, merasakan perubahan Qi Langit dan Bumi di sepanjang jalan gunung. Lalu dia perlahan naik.

…

…

Ning Que lagi muncul di jalan setelah beberapa saat tidak tahu berapa lama.

Dia masih belum memiliki ekspresi. Setelah kembali ke jembatan, dia berbalik untuk terus menatap jalan yang menanjak secara diagonal.

Kali ini ia fokus pada merasakan perubahan Qi Langit dan Bumi di jalan gunung dan mencoba menemukan jalan di luar susunan taktis. Namun, ia menemukan bahwa susunan taktis di gunung itu benar-benar menakjubkan. Ketika pendaki mencoba menggunakan Kekuatan Jiwa mereka untuk mengendalikan Qi Langit dan Bumi dan merasakan saluran-saluran susunan taktis, Qi Langit dan Bumi yang dimobilisasi oleh para pendaki akan secara otomatis membuat susunan taktis berubah secara halus begitu bertemu dengan para pendaki. susunan taktis. Perubahan yang tampaknya halus ini seperti tebing bagi pendaki.

Yang lebih menakjubkan adalah bahwa Psyche Power pendaki yang lebih kuat adalah, Qi Surga dan Bumi yang lebih kaya yang bisa dimanipulasi. Setelah menghantam susunan taktis, perubahan Qi Langit dan Bumi yang menutupi jalan gunung yang sebenarnya akan menjadi lebih ganas, langsung menghancurkan pendaki yang baru saja menemukan saluran itu.

Ini berarti, Kekuatan Jiwa yang lebih kuat dari orang-orang yang ingin berjalan di jalan adalah, Qi Surga dan Bumi yang lebih kaya yang dapat dikendalikan, yang membuatnya lebih mudah untuk menemukan jalan gunung yang sebenarnya. Pada saat yang sama, itu akan mempercepat perubahan susunan taktis, memulihkan jalan gunung yang sebenarnya.

Jika seorang pendaki ingin melewati jalan gunung ini yang tertutupi oleh susunan taktis, hanya ada tiga cara: Pertama, Anda harus cukup cepat untuk berubah menjadi flash dan terbang melaluinya sebelum susunan taktis dipicu ketika Anda menemukan jalan gunung nyata. Kedua, jika Anda berada dalam kondisi tinggi, Anda tidak perlu memobilisasi Qi Langit dan Bumi untuk menyentuh Negara Persepsi. Anda hanya perlu menggunakan jiwa Anda untuk tampilan acak. Maka Anda bisa mematahkan array taktis dan melihat aliran primordial Qi di jalan gunung dan kemudian menemukan jalan itu. Ketiga, Anda memiliki Kekuatan Jiwa yang kuat untuk mengontrol Qi Langit dan Bumi untuk merasakan bagian-bagian dalam array yang taktis secara akurat. Tetapi pada saat yang sama, Anda juga perlu memastikan bahwa Qi Langit dan Bumi tidak akan dirasakan oleh susunan taktis,

Tentu saja ada para pembudidaya yang lebih cepat daripada tingkat pemicu taktik taktis, seperti orang bijak legendaris yang telah memasuki kondisi Tanpa Aturan. Namun ternyata, Ning Que bukan salah satu dari mereka. Pasti ada para pembudidaya yang bisa melihat melalui susunan taktik juga, seperti Pangeran Long Qing yang sudah memasuki kabut di tengah perjalanan ke atas gunung. Namun ternyata, Ning Que juga bukan salah satu dari mereka.

Untuk Ning Que dan para pembudidaya yang sangat bingung di jembatan, pada kenyataannya, mereka hanya bisa memilih cara ketiga. Tapi itu hampir mustahil di bawah analisis yang cermat.

Perubahan Qi primordial, yang merupakan susunan taktis di jalan gunung, seperti labirin yang terbuat dari hal-hal yang lebih lembut daripada krim. Seperti orang buta yang hanya bisa menyentuh dinding krim dengan tangan mereka dengan sangat hati-hati, para pendaki harus menemukan jalan dengan cara ini tanpa mengubah bentuk dinding krim. Setelah diubah, labirin juga akan berubah.

Untuk melakukan semua ini, laki-laki buta itu perlu memiliki tangan paling lembut di dunia, yang dapat dengan lembut menangkap angin hutan tanpa diperhatikan oleh angin, dapat mengambil pakaian seorang wanita yang tidur di ranjang tanpa membangunkannya. , dan bisa menyikat batu tinta tanpa ternoda.

Untuk seorang kultivator, sepasang tangan lembut ini adalah Qi Langit dan Bumi yang dimobilisasi oleh Kekuatan Jiwa mereka.

Mereka harus memastikan bahwa Qi Langit dan Bumi yang dimobilisasi tepat dan cukup lembut untuk mengendalikan jarum halus untuk menyulam bunga, membiarkan bunga menempel pada lebah dan memungkinkan lebah menari di atas jarum. Hanya dengan cara ini mereka dapat mencapai apa yang mereka inginkan.

Namun, tidak ada seorang kultivator di dunia ini yang akan bosan menggunakan Kekuatan Psyche yang terlatih melalui meditasi untuk secara paksa mengubah Qi Surga dan Bumi dimobilisasi menjadi lemah dan lembut, dan kemudian menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempraktikkan keterampilan yang tidak berguna ini untuk berkultivasi.

“Pria yang menyusun taktik haruslah orang tua dan tidak normal.”

Melihat jalan gunung di depan, Ning Que memberi penilaian kepada pria di Akademi yang mengatur susunan taktis, yang menurutnya akurat, dalam benaknya. Kemudian dia meletakkan tangannya ke pakaiannya, menyentuh tumpukan barang-barang yang sangat keren, dan diam-diam berpikir, “Tapi sepertinya aku juga tidak normal.”

…

…

Seperti sebelumnya di jalan gunung di sisi lain jembatan, ketika dia menatap langit dengan mata basah dan tanda tangan, kesulitan yang dia alami selama bertahun-tahun tampaknya berubah menjadi hadiah yang diberikan oleh Tuhan. Seorang kultivator normal tidak memiliki cara untuk melewati jalan gunung dengan cara ketiga, tapi Ning Que mungkin mencobanya. Meskipun mungkin belum tentu berhasil, setidaknya ada kemungkinan yang luar biasa.

Ning Que terus bermeditasi selama dia punya waktu, apakah saat dia makan, tidur, menatap kosong atau menulis, sejak usia sangat muda. Karena semua titik akupresinya dari Gunung Salju dan Samudra Qi diblokir, Kekuatan Jiwa yang diperoleh dengan meditasi telah disimpan dalam pikiran Ning Que, yang telah tumbuh di

Hanya seorang idiot yang dengan sengaja akan mengubah Qi Langit dan Bumi yang ia dapat memobilisasi yang lemah dan lembut dengan Kekuatan Jiwa yang begitu kuat. Ning Que juga tidak mau. Namun, dia berbeda dari pembudidaya lain karena dia tidak dapat berkultivasi sama sekali. Nasibnya diubah secara kebetulan dan akhirnya hanya sepuluh acupoint dari Samudera Qi dan Gunung Salju dibuka di tubuhnya. Qi Langit dan Bumi yang bisa dia rasakan sangat terbatas.

Karena terbatas, itu lembut.

Sebenarnya, Ning Que telah mempraktikkan keterampilan bosan dan abnormal ini selama setengah tahun terakhir di Lin 47th Street, mengendalikan Qi Langit dan Bumi untuk menyelesaikan beberapa tugas kecil dan tidak berguna. Karena Qi Langit dan Bumi yang bisa dia kendalikan sangat terbatas, dia tahu sangat sulit untuk menang dalam pertempuran. Karena itu, dia ingin melakukannya dengan lebih halus.

Bocah itu, yang akhirnya memasuki dunia kultivasi, terus bermeditasi dan merasakan Qi Langit dan Bumi di kamarnya di bawah cahaya lilin dan dalam pandangan Sangsang yang penasaran. Dia mencoba mengendalikan dedaunan, bak, lilin, pena hitam, kertas dan batu tinta, toilet, dan apa saja.

Hingga sekarang, dia masih tidak dapat menemukan Barang Natal dan terjebak di Negara Tanpa Keraguan. Dia masih tidak bisa mengendalikan pedang terbang seperti Pedang Master itu, yang membunuh orang tanpa terlihat.

Tetapi ia mampu mengendalikan ratusan daun yang jatuh di bawah pohon di halaman untuk terbang ke perapian dan membentuk bukit. Dia bisa mengendalikan bak mandi untuk bergerak dari satu sisi tempat tidur ke sisi lain seperti boneka gemuk, yang membuat Sangsang menarik dan tepuk tangan. Dia bisa mengendalikan sikat tulis untuk perlahan jatuh ke batu tinta dan kemudian menulis di atas kertas seperti anak kecil yang baru mulai belajar.

Ning Que berlatih sekuat dia sedang belajar untuk membunuh binatang buas dan orang-orang di Gunung Min. Dia berlatih mengendalikan Qi Langit dan Bumi, membuat dedaunan terbang ke segala arah di halaman, air untuk mencuci kaki membelah seluruh ruangan, dan noda tinta di mana-mana. Semua ini membuktikan kerja kerasnya, termasuk bau dari toilet yang jatuh, dan keringat Sangsang ketika dia membersihkan kekacauan.

Itu sulit dan itu memang penebusan dosa. Meskipun metode ini sangat canggung, kerja keras dilakukan karena kurangnya kecerdasan. Meskipun itu diselewengkan, kebanyakan orang tidak bisa melakukannya.

Karena itu, bahkan Tuhan tersentuh.

…

…

Xie Chengyun mengawal pohon itu, memandang Ning Que di bawah gunung, dan dengan pahit berkata, “Ning Que, aku tidak tahu mengapa kamu menyembunyikan kekuatanmu. Mungkin Anda memandang rendah saya, tetapi saya bisa melihat Anda berada di Negara Tanpa Ragu, seperti saya. ”

“Hanya pembudidaya di negara bagian Seethrough yang dapat menguasai aturan pasang surut Qi Langit dan Bumi. Anda tidak akan melewati gunung ini kecuali keajaiban terjadi. ”

“Nyonya Jian pernah mengatakan kepada saya bahwa Akademi adalah tempat untuk menciptakan keajaiban sebelum saya diterima.”

Ning Que mengambil lapisan tipis kertas perak dari dadanya, menggosoknya menjadi beberapa bagian, dan kemudian pergi. Angin gunung bertiup dari lembah di bawah jembatan, bersiul di perbukitan. Itu meniup kepingan-kepingan perak tipis dan ringan itu ke sekeliling, seperti ribuan daun perak, yang kemudian dengan diam-diam jatuh di jalan gunung.

“Adalah mukjizat bahwa saya masih hidup. Jadi saya akan mengubah setiap hari saya hidup menjadi keajaiban. ”

Setelah mengucapkan kata-kata ini, Ning Que bergerak maju sambil melihat jalan perak yang bening di lautan pikiran.

Dia tampak percaya diri ketika berbaris di jalan, dan kemudian gerakannya menjadi aneh dan canggung.

Dia menurunkan tubuhnya dan berjongkok sangat lambat dengan bantuan pohon dan kemudian dengan hati-hati bergerak dua langkah ke depan.

Kemudian dia melemparkan tangan kanannya ke tebing dan berjuang untuk berbelok ke kanan dan melangkah maju.

…

…

Orang-orang di Akademi melihat jalan gunung yang miring di senja. Tiba-tiba, seseorang berseru. “Lihat! itu adalah Ning Que! ”

Seseorang mengejek dan berkata, “Apa yang dia lakukan? Dia mengangkat kakinya sambil berbaring di tanah. Apakah dia mengebor lubang anjing? ”

Sedikit melambaikan kipasnya, Zhong Dajun menyeringai dan berkata, “Dia benar-benar pandai dalam hal-hal seperti ini, seperti mengebor lubang anjing untuk melarikan diri.”

Ning Que adalah orang terakhir yang mendaki gunung, dan dia bertahan untuk waktu yang lama, yang berada di luar harapan kebanyakan orang, terutama teman-teman sekelas yang mengira mereka akrab dengannya. Selain kaget, ada emosi kecemburuan dan kebencian.

Chang Zhengming sedikit mengernyitkan alisnya saat dia memandang Ning Que, yang berjuang untuk melanjutkan dengan tindakan konyol. Dia tiba-tiba teringat pembicaraannya dengan Ning Que tahun lalu di Akademi dan bergumam pada dirinya sendiri, “Aku tidak yakin berapa lama dia bisa tinggal.”

“Dia tidak lebih dari seorang lelaki yang tidak sopan.” Zhong Dajun menjentikkan kipasnya dengan suara “pia” dan dengan marah berkata.

Situ Yilan berbalik dan meliriknya, lalu dengan dingin melihat ke sekeliling teman-teman sekelasnya dengan ekspresi rumit, dan dengan mengejek berkata, “Dia telah melewati enam pemenang dari kursus keterampilan sihir dan dibenarkan menjadi yang pertama di Akademi. Bukankah sekarang Anda masih yakin?

Semua siswa terdiam.

…

…

Di jalan gunung yang miring, Psyche Power Ning Que tersebar keluar dari tubuhnya untuk memobilisasi Qi Langit dan Bumi yang tipis, merasakan kepingan-kepingan kertas perak di jalan gunung, dan kemudian menemukan lorong paling lembut dari susunan taktis dengan yang potongan perak-foil.

Ning Que belum bisa menentukan Barang Natal-nya sendiri. Tetapi tidak ada keraguan bahwa perak, selain dari Sangsang, dapat beresonansi dengan Psyche Power terbaiknya untuk sementara waktu di dunia. Dia belum mencoba emas karena dia membutuhkan sertifikat resmi untuk menukar emas.

Dengan kepingan-kepingan perak, dia berjuang untuk bergerak ke atas ketika dia berjongkok, berdiri dan cenderung untuk mendaki dengan sulit dan canggung di jalan gunung yang sunyi. Namun, setidaknya dia tidak dibawa kembali ke jembatan lagi kali ini.

Xie Chengyun berdiri di jembatan dan dengan bingung melihat jalan gunung. Dia tidak tahu bagaimana Ning Que melampaui dirinya dan memulai jalan yang tidak bisa dia lalui.

Melihat sosok konyol di jalan gunung, yang semakin jauh, dia tidak bisa tidak memikirkan fakta bahwa dia kadang-kadang bisa melihat sosok yang kesepian dan kesepian, yang telah dilupakan selama setengah tahun terakhir, di padang rumput dalam enam bulan terakhir ketika dia berjalan-jalan di tepi danau dengan Wucai. Dia ingat harga dirinya setelah ujian itu, dan sosok yang menghilang di koridor hujan.

Dia mencengkeram dada kanannya erat-erat dan memandang Ning Que, yang berada di ujung jalan gunung, dengan riang berteriak. “Ning Que, Anda tidak bisa melampaui Pangeran Long Qing karena dia telah pergi dalam kabut untuk waktu yang lama.”

Ning Que menghilang di sudut jalan gunung.

Xie Chengyun menatap tempat itu dengan tatapan kosong.

Sebuah suara terdengar dari belokan.

“Setidaknya aku telah melampauimu.”

Xie Chengyun jatuh untuk duduk di bawah pohon, memegangi dadanya. Mulut darah dimuntahkan olehnya.

…

…

Di puncak kabut.

“Saudara Kedua, Ning Que hampir menjadi kabut.”

“Apakah dia melewati Pintu Kayu?”

“Tidak.”

“Sulit baginya untuk melewati Pintu Kayu karena hanya pembudidaya di negara bagian Seethrough yang dapat mengingat kata-kata di atasnya. Dia tidak bisa mengandalkan keberuntungan. ”

“Ning Que telah membaca buku di perpustakaan lama selama setahun penuh. Tidak bisakah dia ingat? ”

“Kata-kata yang diukir di batu lebih dalam dari tinta di kertas. Sebuah dunia akan ditambahkan saat memperdalam gelar. Karena itu, ia mungkin tidak dapat mengingatnya sementara ia dapat mengingat buku. ”

“Ah … Kakak Kedua, apakah ada pintu belakang di sana?”

“Pippi.”

“Ya, Kakak Kedua, aku tahu aku melakukan kesalahan.”

“Seberapa jauh Pangeran Long Qing berjalan dalam kabut?”

“Dia telah melewati 4.102 tangga.”

“Tidak ada istirahat?”

“Tidak.”

“Sebenarnya dia datang begitu cepat ke usia dua belas tahun. Tampaknya para pendeta tua dari West-Hill memang berbakat. ”

…

…

Ning Que berjalan melalui jalan gunung yang memutar, mengambil sepotong tipis kertas perak, yang telah terbang ke tempat terjauh, di samping kakinya. Lalu dia melihat ke atas dan melihat ke jalan gunung, yang samar-samar menghilang ke dalam kabut. Dia tidak bisa mengatakan akhirnya.

Ada Pintu Kayu di kabut.

Dia datang ke Pintu Kayu dan melihat papan kayu di atasnya dengan tiga karakter Cina.

“Seorang pria tidak …”

Ning Que sedikit mengerutkan kening sambil melihat ruang kosong di papan kayu. Dia kemudian melihat sekilas batu bubuk di bawah papan kayu, menduga bahwa dia diminta untuk mengisi yang kosong.

Apa karakter keempat?

Di sepanjang jalan tidak jauh dari Pintu Kayu, ia melihat sebuah batu, di mana empat karakter ditulis.

“Seorang pria bukan kapal.”

“Begitu mudah?”

Dia menggelengkan kepalanya karena terkejut dan kemudian berjalan kembali ke Pintu Kayu. Namun, ketika dia mengambil batu bubuk dan mencoba menulis karakter keempat, dia terkejut mengetahui bahwa dia telah melupakan karakter itu.

Kata-kata akan dilupakan begitu pena dinaikkan.

Jari-jarinya, yang memegang bubuk batu, berubah sedikit kaku. Dia berjalan kembali ke batu yang diukir dengan kata-kata, diam-diam menonton tulisan tangan. Dia menebak apa yang dirancang untuk diuji oleh Pintu Kayu. Mungkin tidak ada orang lain di dunia ini yang lebih akrab dengan situasi ini daripada dia.

Dia telah bertarung dengan buku-buku tak dikenal di lantai dua perpustakaan lama selama setahun sejak dia direkrut oleh Akademi.

“Lihatlah Kaligrafi Delapan Strokku yang hebat di Yong.”

Ning Que memilih beberapa cabang mati dari pinggir jalan dan menempatkannya sesuai dengan karakter keempat di atas batu. Dia kemudian perlahan menutup matanya, tanpa ekspresi menghancurkan ingatannya di pikirannya. Tiba-tiba dia membuka matanya dan tersenyum seperti orang idiot.

“Kamu benar-benar idiot.”

Setelah menyalahkan dirinya sendiri, dia mengangkat tangan kanannya untuk meraih batu itu.

…

…

Di puncak kabut.

“Saudara Kedua, Ning Que telah melewati Pintu Kayu.”

“Bagaimana mungkin? Bagaimana dia bisa melewati Pintu Kayu dengan Kaligrafi Delapan Strokes idiotnya Yong? ”

“Dia tidak menggunakan cara itu.”

“Bagaimana dia mengingat kata itu?”

“Dia pertama kali mencoba menggali batu itu secara langsung.”

“Idiot! Le Stone adalah bagian integral dari gunung. Bagaimana cara menggali? ”

“Ning Que menemukan itu tidak mungkin untuk menggali … Dia menekan telapak tangannya langsung di atas batu dan mencetak kata-kata di telapak tangannya.”

“Apa?”

“Lalu dia datang ke Pintu Kayu dan menyalin karakter keempat dari telapak tangannya.”

“…”

Keheningan menyelimuti pegunungan dan kabut. Kemudian seseorang berkata dengan emosi, “Pendekatan ini benar-benar … cerdik.”

“Saudara Kedua, apakah Anda menggunakan metode ini saat mendaki gunung?”

“Apa itu cerdik? Ini oportunistik! Apakah saya terlihat sangat tidak tahu malu? ”

“Apakah Ning Que menjadi orang pertama yang membuka Pintu Kayu dengan cara ini di Akademi?”

Suara Kakak Kedua terdengar setelah lama keheningan.

“Tidak.”

“Yah, siapa yang pertama?”

“Kakak Sulung.”

“Kakak Sulung tercerahkan ketika dia berusia tiga belas tahun, memasuki Negara Tanpa Ragu pada usia tiga puluh, dan kemudian pergi ke Negeri Seethrough dan Mengenal Takdir secara langsung. Selama proses ini, dia tidak bisa membuka Pintu Kayu selama tujuh belas tahun. ”

“Jadi selama tujuh belas tahun itu, dia menggunakan metode ini untuk melewati Pintu Kayu setiap kali dia naik atau turun gunung.”

…

…

Mengambil batu bubuk dan merentangkan tangan kirinya, Ning Que dengan cermat mulai menulis di papan kayu sambil melihat cetakan merah di telapak tangannya. Meskipun tulisan tangan di telapak tangannya berada di arah sebaliknya, itu tidak masalah sama sekali karena dia pandai kaligrafi.

Dia dengan jelas menulis karakter, yang berarti sebuah kapal, di papan kayu. Saat dia selesai menulis, sinar asap muncul.

Ning Que mundur selangkah dan melihat bahwa empat karakter di papan kayu telah berubah menjadi tiga karakter lagi saat karakter terakhir menghilang.

Dengan suara, Pintu Kayu perlahan terbuka di depannya.

Jalan gunung di belakang Pintu Kayu lurus ke kabut di antara gunung-gunung, yang lebih curam dan dibentuk oleh tangga. Dia tidak tahu berapa banyak tangga yang harus dia naiki untuk mencapai puncak.

Ning Que seharusnya pergi langsung ke jalan di belakang Pintu Kayu, tapi dia terlalu penasaran untuk berbalik dan melihat Le Stone. Tidak mengherankan bahwa karakter yang diukir di batu benar-benar berubah, dari “Seorang pria bukan kapal” menjadi “Seorang pria tidak pernah bingung”.

“Aku ingin tahu apa yang dilihat Pangeran Long Qing.”

Dia dengan rasa ingin tahu berpikir dan berjalan melalui Pintu Kayu untuk menaiki tangga, menghilang dalam kabut tebal di antara gunung-gunung.

…

…

Akademi diliputi oleh keheningan. Tidak ada burung berkicau, dan tidak ada yang berbicara.

Seorang siswa menjadi agak pucat, melihat ke pegunungan, dan bergumam. “Keberuntungan, itu pasti keberuntungan.”

Zhong Daojun memegang kipasnya dengan erat dan bodoh berkata dengan suara serak, “Orang ini … Berapa banyak hal yang telah dia sembunyikan … Dia terlalu berbahaya.”

Tidak ada yang peduli tentang mereka, termasuk Situ Yilan.

Semua orang di Akademi mengarahkan pandangan mereka ke gunung dan gunung berkabut.

Meskipun mereka tidak bisa lagi melihat siswa itu, mereka masih melihat ke sana.

Siswa dari Akademi adalah orang kedua yang berjalan ke kabut yang tergantung di gunung.

Beberapa orang bahkan mulai bertanya-tanya apakah orang ini bisa sampai ke puncak gunung sebelum Pangeran Long Qing?

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–