Nightfall Chapter 162

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 162: Kita Lebih Berharga Mulai Hari Ini

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Situ Yilan tidak mengenakan jubah Akademinya hari ini tetapi mengenakan jubah panahan magenta sebagai gantinya. Jubah-jubah itu akan terlihat tua pada orang lain, tetapi dengan wajah bersih dan muda Situ Yilan dengan alis yang menonjol, sebagai gantinya memberikan bakat muda. Dia memandang Ning Que dengan gembira di bawah sinar matahari. Senyumnya semakin dalam ketika dia mendengar apa yang dikatakan Ning Que.

Ekspresi para siswa itu rumit. Mereka tidak tahu apa yang bisa mereka katakan atau lakukan untuk menghilangkan kecanggungan dan rasa malu yang mereka rasakan. Beberapa siswa yang telah direkomendasikan oleh Kementerian Militer muncul dan berjalan ke Ning Que. Mereka menyapanya dengan busur, tangan digenggam di depan mereka. Pemimpin mereka, Chang Zhengming, menatap lurus ke arah Ning Que dan berkata, “Kami minta maaf.”

Ning Que menatap mereka dalam diam.

Chang Zhengming melihat ekspresi di wajah Ning Que dan berhenti sejenak sebelum menjelaskan, “Ini bukan karena Anda memenangkan kompetisi atau memasuki lantai Dua. Itu juga bukan karena kemenanganmu atas orang-orang dari West-Hill sebagai perwakilan dari Akademi. Alasan saya untuk meminta maaf itu sederhana. Saya salah. Saya seharusnya tidak mencurigai karakter moral Anda sebelum mencari tahu faktanya. ”

Ning Que tersenyum dan menjawab, “Kami berdua bertugas di tentara. Tidak perlu membuat masalah menjadi rumit. Anda telah mengatakan tahun lalu, bahwa Anda akan memberi saya kesempatan untuk membuktikan diri. Sementara saya menolak saat itu, saya tahu Anda bermaksud baik. Alasan penolakan saya juga sederhana. Saya tidak perlu membuktikan diri. Selain itu, karakter moral saya tidak pernah luar biasa. ”

Chang Zhengming tersenyum sedikit dan menyingkir.

Beberapa siswa dari Akademi mengikuti, masing-masing tampaknya ingin meminta maaf. Ning Que tidak melihat Xie Chengyun, tetapi melihat Zhong Dajun yang terlihat agak canggung serta beberapa siswa dari Asrama Kelas A yang telah membuat keributan paling keras di hari-hari setelah ujian semester.

Dia tidak mau menghabiskan waktu lagi untuk ini, dan bahkan lebih tidak mau mendengarkan permintaan maaf setengah hati. Dia ingin menimba dari apa yang terjadi dalam enam bulan terakhir seperti menjalankan sikat tinta di atas kertas.

Dia ingin orang-orang ini selalu merasakan rasa bersalah dan tekanan di dalam diri mereka, karena dia tahu itu akan membuat mereka tidak nyaman dan tidak bahagia.

Dia menjadi sangat senang ketika dia memikirkan hal itu.

Setelah dia membungkuk selamat tinggal ke Situ Yilan dan Chu Youxian dan mengangguk pada Chang Zhengming dan para siswa yang direkomendasikan oleh Militer, dia berbalik dan berjalan keluar dari Akademi dengan Sangsang. Dia bahkan tidak repot-repot melihat siswa dari Asrama Kelas A.

Zhong Dajun mengepalkan tangannya erat-erat dengan wajahnya yang jelek saat dia melihat sosok Ning Que yang mundur. Dia berteriak dengan sedih, “Ning Que, saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan jika Anda tidak ingin menerima permintaan maaf kami. Anda memang berhasil mencapai lantai dua dan memegang kemenangan atas Pangeran Long Qing. Anda telah menggunakan ini untuk mempermalukan kesalahpahaman kami. Tetapi apakah Anda mabuk kemenangan sekarang? ”

Ning Que berhenti ketika dia mendengar itu. Dia berbalik untuk melihat Zhong Dajun dan siswa lain yang ingin meminta maaf. Mereka tampak tersesat dan beberapa dari mereka gelisah. Dia berkata, “Pertama, itu bukan kesalahpahaman. Tidak semua hawa dingin dapat dijelaskan sebagai kesalahpahaman. Anda mungkin telah menjelaskannya kepada orang lain, tetapi itu tidak akan berhasil pada saya. Saya tidak menerimanya. ”

“Kedua, kamu tidak layak dipermalukan. Tujuan saya adalah memasuki lantai dua. Pangeran Long Qing bahkan bukan tujuan saya, apalagi Anda. Tapi karena aku sudah mempermalukanmu, aku akan senang menerima kenyataan ini. Akhirnya, tentang menjadi sombong … ”

“Kebanggaan adalah salah satu kualitas terbaik kami sebagai orang-orang Tang. Saya bangga hari ini bukan karena saya telah mengalahkan Pangeran Long Qing dan berhasil sampai ke lantai dua. Chang Zhengming memberi saya kesempatan untuk membuktikan diri, tetapi saya menolaknya saat itu. Saya sudah mengatakannya sebelumnya, itu karena saya tidak perlu. Mengapa saya harus melakukannya? ”

Ning Que memeluk Sangsang dekat ke dadanya saat dia memandang bangga rekan-rekannya yang memiliki emosi yang saling bertentangan di wajah mereka. Dia berkata, “Saya selalu bangga. Saya tiba-tiba tidak menjadi sombong. Hanya saja Anda tidak mengerti dan masih belum memahaminya. Kalian semua tidak memiliki kelas yang cukup untuk memahaminya. ”

Ning Que berkata apa-apa lagi setelah pernyataan bangga ini dan berjalan langsung keluar dari Akademi.

Semua siswa memandang punggungnya yang mundur seperti burung berukir, diam dan tidak bergerak. Wajah Zhong Dajun merah karena amarah dan tinjunya terkatup rapat, tetapi dia menolak untuk mengatakan sepatah kata pun. Chang Zhengming menghela napas dalam-dalam sementara Situ Yilan menggelengkan kepalanya dengan senyum pahit. Mengapa dia harus menampar wajah lawannya jika dia tahu bahwa mereka sudah jatuh dan merasa bahwa mereka tidak memiliki kelas?

Ning Que melihat dua orang lain ketika dia berjalan keluar dari Akademi. Dia membungkuk sopan kepada Profesor Huang He yang telah memimpin upacara sebelumnya. Profesor itu tersenyum seperti seseorang yang telah melihat emas yang tersembunyi di bawah tempat tidurnya dan mengangguk beberapa kali. Ning Que tidak mengenali imam Tao yang kotor di sebelah kiri tetapi bisa menebak identitasnya. Dia membungkuk lebih dalam pada pria itu.

Tuan Yan Se memandangi pemuda yang dicukur bersih di depannya. Dengan matanya yang lincah, dia tidak tampak menyedihkan seperti biasanya, tetapi malah terlihat seperti kakek yang suka menyayanginya. Dia menghela nafas, “Kamu pasti sudah tahu hasilnya. Anda mungkin belajar untuk menulis tulisan tangan dari saya ketika Anda bebas. ”

Itu adalah kesempatan besar untuk mempelajari Tao Talisman dengan seorang Master Talisman Ilahi. Ning Que telah mengetahui tentang hasil perselisihan dari Chen Pipi dan hampir tidak bisa menekan kegembiraan yang menggelegak di dalam dirinya ketika dia mendengar apa yang dikatakan Tuan Yan Se. Dia membungkuk lagi dan berkata dengan tulus, “Ini adalah kehormatan saya untuk dapat mempelajari Talisman Taoisme dengan seorang guru besar.”

Yan Se menghela nafas, “Kamu baru saja memasuki lantai dua dan belum terpengaruh oleh kebanggaan yang tampaknya mempengaruhi semua orang di sana. Tidak buruk, tidak buruk. ”

Ning Que mengangkat kepalanya dan menatap Tao tua yang tidak sopan itu. Dia ragu-ragu sejenak, tetapi tidak bisa menahan rasa penasarannya. Dia bertanya, “Tuan Yan Se, kita belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana Anda tahu dengan pasti bahwa saya memiliki potensi untuk berkultivasi dalam Taoisme Jimat? Saya tahu saya seharusnya tidak ragu karena saya memiliki kesempatan untuk belajar dengan Anda, tetapi saya khawatir bahwa saya mungkin mengecewakan Anda. ”

“Mengecewakan?” Saya melihat memo yang Anda tinggalkan di kamar Dewdrop di House of Red Sleeves. Saya memiliki seseorang yang memeriksa Anda dan benar-benar kecewa ketika saya pikir Anda tidak bisa berkultivasi. ” Yan Se memandangnya dengan sayang dan melanjutkan, “Mengapa aku kecewa sekarang karena kamu bisa berkultivasi dan bahkan memasuki lantai dua? Kecuali, tentu saja, Anda tiba-tiba lupa cara menulis. ”

Butuh beberapa waktu sebelum Ning Que ingat melepaskan uap setelah malam liar di House of Red Sleeves. Tapi apa yang istimewa dari memo itu? Bagaimana Guru Yan Se menyimpulkan bahwa ia memiliki potensi untuk berkultivasi hanya dengan melihat lembar kertas itu dari buku rekening?

Yan Se bisa menebak apa yang dia pikirkan hanya dengan melihat ekspresinya. Dia tersenyum dan berkata, “Saya bisa melihat potensi Anda dari beberapa goresan ayam di selembar kertas dan Anda tidak bisa. Itu karena saya seorang Master Jimat Ilahi dan Anda adalah seorang siswa.

Ning Que mengerti apa yang dia maksud, dan membungkuk untuk menerima ajarannya.

“Kita bisa bicara lebih banyak tentang semua ini nanti. Hari ini, Anda akan menemani saya ke Kuil Gerbang Selatan. Ada ribuan dan jutaan jimat di luar sana. Anda hanyalah selembar kertas putih. Jika kita ingin menggambar dunia di atasnya, kita harus mulai dengan langkah paling sederhana dalam kultivasi, yaitu meletakkan kuas di atasnya. Ini akan menjadi perjalanan panjang untuk dilakukan, dan Anda harus memegang erat-erat. ”

Ning Que dan Profesor Huang He sama-sama terkejut ketika mendengar instruksi Yan Se. Mereka bertanya serempak, “Apa terburu-buru?”

Tuan Yan Se terdiam. Kerutan di wajahnya menceritakan kisah kegembiraan saat bertemu seorang penerus dan segudang emosi yang tak terlukiskan. Dia berbalik untuk melihat Ning Que dan berkata dengan lembut, “Saya sudah sangat tua.”

Profesor Huang He membungkuk sedikit dan bergerak ke samping setelah mendengar ini. Ning Que juga bisa mendengar kesedihan, kekhawatiran, dan urgensi dalam pernyataannya. Jantungnya sedikit berputar dan dia mengangguk setuju.

Suara yang sama sekali berbeda terdengar ketika Kasim Lin tiba di tempat kejadian dan tersenyum pada mereka yang hadir. Dia berkata, “Tuan Yan Se, Ning Que tidak akan bisa menemani Anda ke Gerbang Selatan. Dia harus pergi ke suatu tempat dengan saya. ”

Yan Se sedikit terkejut. Dia menatap kasim itu dan mengingat apa yang dikatakan seseorang kepadanya kemarin. Sida-sida itu tidak datang ke Akademi untuk menonton upacara tetapi sedang bertugas untuk mengambil seseorang untuk Yang Mulia. Mungkinkah orang itu … Ning Que?

“Pengadilan tidak akan terlalu merindukannya jika dia pergi bersamaku sekarang.” Yan Se berkata dengan sedih, “Aku bertarung dengan Akademi untuk malam dan satu hari hanya untuk siswa ini. Bagaimana saya akan menjawab junior saya sesudahnya? Kenapa kamu begitu terburu-buru?”

Hanya Yan Se yang bisa mengabaikan perintah dari istana dengan terang-terangan sebagai satu-satunya Master Jimat Ilahi dari Gerbang Selatan Haotian. Dan hanya dia sendiri yang akan berbicara seperti ini kepada Kasim Kepala yang kuat. Kasim Lin tidak marah, tetapi tersenyum dan menjawab, “Kamu, Tuan Yan telah menunggu setengah hari untuk siswa ini … tetapi Kaisar telah menunggu setengah tahun.”

Kaisar telah menunggunya selama setengah tahun. Ini saja membuat mereka yang berdiri di pintu Akademi terdiam.

Para siswa Akademi masih berkeliaran di trotoar tidak jauh. Para siswa muda berpikir bahwa apa yang telah mereka lakukan hanyalah kesalahpahaman yang bisa dan harus diampuni dan bahwa Ning Que kecil-kecilan dengan tidak memaafkan mereka. Mereka mengeluh pahit tentang kebanggaan dan ketidakjujuran Ning Que dan tidak sabar untuk melihat kejatuhannya. Setelah itu, mereka mengeluh tentang Chang Zhengming dan para siswa yang direkomendasikan oleh Kementerian Militer dan bagaimana mereka seharusnya tidak meminta maaf atas sesuatu yang tidak mereka lakukan salah. Tidakkah mereka tahu betapa hebatnya tekanan pada mereka yang tidak bisa meminta maaf?

Tidak ada yang berani mengatakan hal buruk kepada Situ Yilan yang merupakan putri Jenderal sang kekasih, namun, dia tidak luput dari tampang kotor. Situ Yilan sangat jengkel dengan keluhan itu tetapi juga tergelitik oleh teman-temannya yang masih berusaha mencari tahu apa yang terjadi di pintu secara sembunyi-sembunyi. Dia menggelengkan kepalanya dan tidak bisa berkata apa-apa di kejenakaan.

Pintu itu tiba-tiba sunyi. Para siswa tidak bisa menyembunyikan keingintahuan mereka dan semua berbalik untuk melihat.

…

…

Mereka tidak mengerti apa maksud Kasim Lin ketika dia mengatakan bahwa Kaisar Tang telah menunggu Ning Que selama setengah tahun. Tuan Yan Se tahu apa yang terjadi. Dia bahkan orang yang telah membuktikan insiden itu, hanya saja dia tidak memikirkannya saat itu. Profesor Huang He telah mengasingkan diri di Akademi dan belajar kultivasi sepanjang hari dan tidak tahu tentang apa yang terjadi di dunia sekuler. Baik Ning Que dan Sangsang terkejut dan bingung. Mereka saling memandang, dan Ning Que bertanya, Kasim Lin, apa maksudmu? ”

Kasim Lin menatapnya dan tersenyum, “Apakah Anda mengunjungi studi Imperial musim semi lalu?”

Ning Que telah fokus pada mendaki gunung dan belajar kultivasi sejak ia memasuki Akademi. Dia sudah lupa posisinya sebagai penjaga rahasia Tang dan kata-kata yang telah ditulisnya di ruang belajar kekaisaran. Kelakuan buruknya dalam studi kekaisaran telah didorong ke belakang pikirannya, tetapi kata Kasim Lin menyentak mereka ke depan.

Dia menjaga ekspresinya tenang, tapi jantungnya berdebar kencang. Dia bertanya-tanya apakah seseorang mendapati dirinya menerobos masuk ke ruang belajar kekaisaran dan apakah dia akan dihukum. Namun, kata-kata yang ditulisnya sangat berbeda dengan gayanya yang biasa, bagaimana pengadilan mengetahui bahwa itu adalah dia? Bahkan jika dia akan dihukum, itu harus dilakukan oleh kantor pengawal, mengapa seseorang yang sama pentingnya dengan Kasim Lin datang?

Ning Que memikirkan banyak hal pada saat itu. Kaisar dikenal karena sifatnya yang murah hati dan sekarang dia adalah murid lantai dua dan Tuan Yan Se dan juga telah mendengar bahwa Gerbang Selatan memikirkannya dengan baik, mungkin Kaisar tidak akan memenggalnya? Hanya butuh beberapa detik baginya untuk memikirkan ini, dan dia menjawab dengan jujur, “Memang.”

Dia mencoba untuk terlihat tenang dan sepertinya tidak ada yang disembunyikan, tetapi semua orang bisa mendengar kegugupan dalam suaranya yang kering.

Kasim Lin menggosok rahangnya yang halus dan tertawa, “Itu memang kamu, itu bagus. Hanya saja ini adalah masalah besar, jadi saya harus memastikan sebelum kita memasuki istana. Saya punya pertanyaan dari kaisar. ”

“Tolong, tanyakan.” Kata Ning Que.

Kasim Lin menatap matanya dan berkata, “Yang Mulia ingin bertanya, apa yang terjadi setelah bunga mekar di pantai mengangkang?”

Ning Que menjawab, “Ikan yang melompat melintasi laut.”

“Apa yang kamu tunggu, tolong, ikut aku ke istana.”

Kasim tersenyum dan melanjutkan, “Tuan Ning.”

…

…

Itu tenang di pintu depan Akademi. Para siswa yang telah berkumpul juga terdiam dan mendengarkan percakapan itu dengan rasa ingin tahu. Namun, karena mereka berada agak jauh, mereka hanya bisa mendengar kata sesekali.

“Tuan Yan Se akan menerima tanah beruntung itu sebagai muridnya! Kenapa dia masih berdiri di sana? Rumah tangga kerajaan mana yang berasal dari kasim itu? Apa yang mereka bicarakan? Sepertinya mereka akan mengunjungi keluarga kerajaan? ” Para siswa menebak dengan liar.

Jin Wucai melihat kereta kuda kekaisaran di luar Akademi dan tampak sedikit ragu. Dia mengulangi kata-kata yang didengarnya, “Di seberang lautan … Pantai mengangkang? Yang Mulia telah menunggu setengah tahun … Apa artinya ini? ”

Dia kembali ke pintu Akademi setelah mengirim makanan ke Xie Chengyun yang telah tinggal di asrama tadi malam. Dia akan pulang ke rumah bersama Situ Yilan, dan tidak menyaksikan permintaan maaf atau kata-kata sombong, tetapi malah percakapan ini.

Ekspresi ragu muncul di wajahnya saat dia memandang Ning Que yang berdiri di samping kereta kuda. Suaranya bergetar ketika dia menyuarakan pikirannya dengan keras, “Mungkinkah … mungkinkah Ning Que yang menulis kaligrafi itu di ruang belajar kekaisaran?”

Suaranya lembut tetapi dibawa ke telinga siswa lain. Ada keheningan memekakkan telinga di trotoar tempat mereka berdiri.

Semua orang tahu tentang kaligrafi yang dibicarakan Jin Wucai. Yang Mulia menyukai bagian itu yang tidak ada yang tahu siapa yang tertinggal. Dikatakan bahwa Yang Mulia akan menatapnya dengan bingung ketika dia khawatir tentang urusan negara. Semua orang tahu bahwa Yang Mulia pernah mengundang banyak master kaligrafi terhebat di dunia untuk menyalin karya asli dan kemudian memberikan kepada orang-orang yang berposisi baik sebagai cendekiawan pengadilan alih-alih memberikan hadiah yang tidak berguna.

Ini adalah fakta bahwa segala sesuatu yang disukai oleh Royals akan disukai oleh rakyat. Ini terjadi di Kekaisaran Tang juga. Karena Kaisar menyukai kaligrafi, semua orang, terutama para sarjana semakin menyukainya. Karena Yang Mulia menyukai bagian kaligrafi yang khusus itu, para ulama negara memperlakukannya sebagai subjek yang menarik. Para pejabat pengadilan akan membicarakannya kapan pun mereka tidak bisa lagi mengadakan debat.

Sekretaris Besar akan mengatakan bahwa Yang Mulia telah memberinya salinan, dan pejabat Tinggi akan mengatakan bahwa salinan yang diberikan kepadanya adalah yang paling indah dan paling dekat dengan gaya aslinya. Namun, salinan-salinan itu tidak akan pernah bisa bersaing dengan yang digantung dalam studi kekaisaran.

Semua orang setuju dengan penilaian Yang Mulia atas tulisan kaligrafi begitu mereka melihatnya secara langsung di ruang belajar kekaisaran. Mereka merasa itu adalah karya seni yang langka. Itu masih akan dianggap sebagai karya yang sangat baik bahkan jika kaisar tidak begitu menyukainya. Lebih jauh lagi, dengan kegembiraan yang mengelilinginya seperti kaligrafer yang hilang dan penampakan misterius pada studi kekaisaran, ini memberi kesan misterius pada karya ini.

Kerahasiaan adalah hal yang aneh, karena semakin banyak orang ingin tahu tentang kaligrafi dan penulis misteriusnya. Seluruh kota terbakar dengan kegembiraan di atasnya. Para siswa Akademi akan membicarakannya dalam kehidupan sehari-hari mereka juga. Jin Wucai dan Nona Gao yang merupakan anak-anak pejabat memiliki kesempatan untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri, tetapi siapa sangka…

Bahwa kaligrafer itu adalah Ning Que.

…

…

Chen Zixian memandang Ning Que dan berkata dengan pengecut, “Saya sudah mengatakan, ketika kita berbicara tentang kaligrafi bagian itu tahun lalu bahwa Ning Que memiliki toko kaligrafi kecil di Kota Timur. Dia mungkin benar-benar orang yang menulis itu. ”

Tidak ada yang menjawabnya saat mereka terdiam. Beberapa kaget, dan lainnya canggung.

Ada banyak dari Kelas Tiga yang ingat diskusi tahun lalu. Mereka ingat bagaimana mereka berbicara dan tertawa tentang Ning Que di belakang punggungnya dan cemoohan sarkastik terhadapnya setelah mendengar pernyataan Chen Zixian.

Tapi siapa yang bisa tertawa sekarang?

Ning Que, yang dianggap tidak berguna dalam kultivasi, dan seorang pengecut yang tidak bermoral karena berpura-pura sakit selama ujian, telah berhasil mendaki gunung. Dia telah melampaui semua teman sebayanya yang tidak terlalu memikirkannya. Bahkan, dia bahkan telah mengalahkan Pangeran Long Qing. Bagi para siswa Akademi, ini adalah sambaran petir tepat di hati mereka.

Master Jimat Ilahi yang tinggi dan perkasa tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain tentang dia dan telah menggunakan semua trik yang dia miliki untuk merebus Ning Que sebagai muridnya. Ini adalah sambaran petir kedua bagi para siswa.

Kebanyakan orang dipukul dengan konyol setelah dua serangan pertama. Mereka hanya bisa berusaha menemukan cara untuk keluar dari lubang yang mereka gali sendiri.

Saat itulah sambaran petir ketiga muncul.

Ning Que adalah ahli kaligrafi karya terkenal itu dan akan memasuki istana untuk menemui Kaisar. Masa depannya lebih cerah daripada masa kini.

Ketika sambaran petir ketiga melintas, para siswa tidak lagi bangga, apatis, tidak bersalah, atau mencoba membela diri, menanyainya, atau menemukan alasan lain untuk tidak puas dengan keadaannya. Mereka disambar petir dan tampak seperti beberapa pohon terbakar, merokok dari atas. Jubah mereka hangus dan otak mereka digoreng.

Wajah mereka terbakar karena malu ketika mereka memikirkan betapa kerasnya mereka tertawa.

Semakin berlebihan mereka tertawa saat itu, semakin mereka merasa ingin menggali lubang dan langsung melompat ke dalamnya.

Mereka telah mengabaikannya, tetapi tidak bisa melepaskan pandangan mereka darinya sekarang.

“Saya mendengar Ning Que menggunakan ekspresi yang menarik sekali.”

Situ Yilan tiba-tiba berkata, “Disebut lelah menilai yang menarik. Saya tidak pernah mengerti bagaimana seseorang bisa menilai hal-hal menarik atau mengapa itu akan melelahkan. Saya akhirnya mengerti hari ini. Setelah Anda cukup terkejut, itu akan menjadi membosankan dan Anda akan mati rasa karenanya. ”

Chu Youxian berdiri di sampingnya dan menggelengkan kepalanya, “Saya masih berpikir ini luar biasa.”

Situ Yilan tersenyum dan mengayunkan tinjunya dengan paksa. Dia melihat rekan-rekan mereka di sekitar mereka dan berkata, “Ini memang luar biasa.”

Dia melihat wajah pucat Zhong Dajun. Dia berbalik tanpa sadar, tidak berani melihat ke arahnya.

Dia memandang siswa dari Yang guan dan berkata, “Saya ingat seseorang pernah mengatakan bahwa dia akan mencuci kaki Ning Que jika Ning Que adalah orang yang menulis kaligrafi.”

Siswa itu tampak sangat ketakutan dan mundur dengan cepat.

Situ Yilan tersenyum dengan ramah dan bertanya, “Aku bisa membuat Ning Que melempar sepatumu. Mereka pasti bau sekali setelah mendaki gunung selama sehari semalam. ”

Siswa itu berteriak keras sebelum jatuh. Dia sepertinya pingsan karena ketakutan.

…

…

Kereta kuda melaju menyusuri jalanan Chang’an yang lebar dan lurus. Seseorang kadang-kadang mendengar teriakan para penjaga meneriaki orang-orang untuk memberi jalan dan balasan yang marah. Kekaisaran Tang selalu menjadi pengikat aturan. Kereta kuda yang mengabaikan mereka dengan terang-terangan jelas milik istana, tetapi orang-orang Chang’an tidak peduli.

Ning Que dan Sangsang duduk di kereta gelap. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan di kereta mewah dan sesekali saling melirik. Mereka telah mengunjungi beberapa acara penting dan bertemu dengan pemilik sejumlah besar uang. Namun, mereka masih gugup bertemu kaisar secara resmi dan duduk di kereta kuda kerajaan.

“Tidak perlu gugup, Yang Mulia menyukai kaligrafi Anda.” Kasim Lin berusaha menghibur mereka.

Ning Que baru saja meninggalkan gunung beberapa saat yang lalu dan sekarang memasuki kedalaman istana kerajaan. Cukup sulit baginya untuk membungkus kepalanya untuk saat ini. Dia ragu-ragu sejenak dan bertanya, “Tuan, apakah Anda yakin Yang Mulia telah meminta saya untuk datang ke istana karena ia menyukai kaligrafi saya dan bukan untuk hal lain?”

Kasim Lin berhenti sejenak. Dia tidak tahu apakah dia harus menangis atau tertawa dan berkata, “Bunga Anda mekar di pantai mengangkang” telah berkeliling di seluruh kota Chang’an. Apakah kamu tidak tahu tentang ini selama ini? ”

Ning Que akhirnya bisa santai. Dia tersenyum dan menjawab, “Selain berkultivasi, saya paling suka dikenali dan menjadi kaya. Jika saya tahu Yang Mulia menyukai kaligrafi saya dan sedang mencari saya, saya akan melompat ke dalam perangkap … tidak, saya akan membawa tulisan paling menarik yang telah saya tulis dan menerobos ke dalam istana kerajaan berteriak sepanjang cara saya menulisnya . Haha, aku hanya takut kalau para pengawal akan memukuliku. ”

Kasim Lin menertawakan pernyataan Ning Que yang sedikit konyol dan menarik. Dia merenungkannya sebelum berkata, “Para Pengawal Kerajaan Yulin tidak akan pernah membiarkanmu masuk jika kamu menerobos masuk ke istana dengan tulisanmu. Tapi mengapa pengawal itu memukulmu? ”

Jantung Ning Que tergagap.

Kasim Lin tersenyum dan melanjutkan, “Anda memasuki istana dan belajar kekaisaran tanpa izin. Apakah Anda pikir kami tidak akan memeriksa insiden itu sebelum mengizinkan Yang Mulia menemui Anda? Saya tahu Anda adalah penjaga rahasia dan hubungan Anda dengan Chao Xiaoshu. ”

Ning Que tetap diam.

Kasim Lin menghela nafas, “Meskipun Kota Timur mungkin sedikit kurang makmur dan orang-orang jarang membicarakan hal ini, tetapi Anda memiliki toko kaligrafi dan harus tahu tentang diskusi di antara rekan-rekan Anda. Sudah lakukan apa? Kamu berada dalam kegelapan selama hampir setahun. ”

“Saya jarang bergaul dengan teman sebaya. Dan selama setengah tahun ini … saya sibuk belajar. ”

Ning Que memikirkan Old Brush Pen Shop dan itu aneh dan tersenyum. Dia tiba-tiba memikirkan hal yang penting, dan senyum itu meluncur dari wajahnya. Dia meminta izin Kasim Lin untuk kembali ke Jalan Lin 47 untuk membersihkan.

Kasim Lin sangat tidak senang mendengar permintaan itu. Yang Mulia telah menunggu Ning Que selama hampir setengah tahun, namun Ning Que tidak terburu-buru untuk mengucapkan terima kasih tetapi ingin pulang dan mandi. Apa ini? Apakah dia tidak memberitahunya aturan dengan jelas? Mereka pasti akan mengizinkannya untuk mandi di istana sebelum bertemu Kaisar.

Namun, Ning Que sangat keras kepala tentang masalah ini dan bersikeras untuk kembali ke Lin 47th Street. Kasim Lin tidak bisa berbuat apa-apa tentang hal itu dan memutuskan bahwa karena Yang Mulia berpikir begitu baik tentang siswa ini, ia akan menyetujui permintaannya tanpa membuat hal-hal menjadi tegang.

…

…

Lin 47th Street tampak sangat indah di Musim Semi. Bunga sakura muncul dari dalam dinding gudang Kementerian Pendapatan, mengintip rasa ingin tahu di toko-toko di seberang jalan.

Tadi malam, Li Qingshan, Master of Nation telah mengunjungi jalan bersama dengan pejabat lain untuk memeriksa kaligrafi Ning Que. Mereka memasuki Toko Pena Old Bush agak keras dan pintu toko didorong terbuka begitu kuat, itu jatuh engselnya. Adegan itu tampak agak mendatangkan malapetaka.

Hati Ning Que tenggelam ketika melihat lubang menganga yang pernah memegang pintu toko. Dia melompat dari kereta kuda dan menyerbu masuk.

Bos wanita dari toko barang antik palsu di sebelah berkata dengan keras, “Mengapa kamu terburu-buru, tidak ada yang hilang. Saya menjaga toko sepanjang malam. ”

Ning Que berbalik untuk menatapnya dan tiba-tiba merasa bahwa wanita itu, yang memiliki lapisan pondasi tebal yang menutupi wajahnya, tidak pernah terlihat begitu cantik. Dia memberinya pelukan paling bersemangat dan berkata dengan gembira, “Bibi Wu, terima kasih banyak, terima kasih banyak!”

Bos toko melihat pemandangan agak sedih, “Apakah kamu harus memeluknya bahkan jika kamu bersyukur? Dia adalah istriku! ”

Ning Que tersenyum, “Tentu saja aku tahu dia istrimu, dia satu-satunya istrimu.”

Bos itu tersenyum bangga dan menyesap tehnya sebelum berkata, “Siapa yang tahu?”

Wanita itu akan marah ketika Ning Que menghentikannya, berkata sambil tersenyum, “Bibi Wu, jangan khawatir. Saya akan ingat apa yang telah Anda lakukan untuk saya hari ini. Jika dia berani menikahi istri kedua, aku akan menjaganya. ”

Bibi Wu tersenyum dan setuju.

Tuan Wu berkata dengan marah, “Kamu hal kecil. Siapa kamu untuk menyodok bisnisku? ”

Ning Que menunjuk kereta kuda kerajaan di belakangnya dan menyeringai, “Bisakah saya menyodok hidung sekarang?”

Tuan Wu akhirnya melihat segel kekaisaran di kereta kuda. Dia ketakutan, hanya memikirkan betapa sengsaranya hidupnya mulai sekarang.

Ning Que tidak meminta Sangsang untuk merebus air untuk dicuci ketika mereka memasuki toko Brush Brush Lama yang gelap. Sebaliknya, hal pertama yang dia lakukan adalah mengunci toko dan menghapus semua kaligrafi yang tergantung di toko.

Dia menyerahkan tumpukan kertas kepada Sangsang dan berkata dengan serius, “Mulai hari ini, Anda harus menjaga apa yang saya tulis dengan hidup Anda, sama seperti Anda menjaga payung hitam besar.”

Mata Sangsang melebar dan bertanya dengan rasa ingin tahu, “Kita hidup ketika kertas hidup dan mati ketika mereka mati?”

“Ini bukan hanya kertas.”

Ning Que membelai kertas di tangannya dan berkata dengan gembira, “Ini, adalah uang.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–