Nightfall Chapter 163

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 163: Hal Segar Hanya Semangkuk Sup Ayam

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Pintu kayu dengan ukiran bunga berangsur-angsur terbuka, memperlihatkan seorang kasim muda yang dengan ringan menyapu lengan bajunya dan diam-diam mundur.

Ning Que terkejut ketika dia melihat pintu besar dan tinggi di depannya. Dia merapikan penampilannya sebelum masuk melalui pintu dengan ekspresi serius di wajahnya. Melihat alat tulis yang berharga yang sudah lama tidak dilihatnya dan menghirup aroma tinta yang melekat dalam ingatannya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigil ketika mengingat kejadian yang terjadi tahun lalu.

Di depan rak-rak buku berdiri seorang lelaki setengah baya, dengan punggung menghadap pintu utama ruang belajar kekaisaran. Dia mengenakan atasan katun tipis polos dan ikat pinggang yang dijahit dengan benang hitam dan emas diletakkan di pinggangnya, membuatnya tampak kurus. Meskipun wajahnya tidak bisa dilihat, Ning Que dengan mudah menebak identitas pria itu.

Tanpa saran dari kasim, dia tidak yakin kapan dia harus berlutut atau membungkuk dengan tangan di depan untuk menunjukkan rasa hormat kepada pria di depan. Seharusnya itu yang pertama, tapi tidak banyak Tangs yang mau berlutut kepada orang-orang. Untuk sesaat, dia merasa tersesat dan malu.

Pria paruh baya itu tiba-tiba berbicara. Nada lembut, hangat dan isi pidatonya telah berhasil melepaskan Ning Que dari rasa malu pada waktunya, “Jangan Anda berpikir untuk berlutut. Anda tidak mempersembahkan korban ke Surga. ”

Hanya kalimat sederhana darinya, Ning Que mulai menyukai pria paruh baya ini. Dia akan membayangkan bahwa seorang kaisar Tang seharusnya tampak dingin, ketat dan agung, namun dia adalah orang yang begitu hangat dan ramah.

“Memahami bahwa kamu adalah penjaga rahasiaku?” Pria paruh baya itu mengambil buku yang tampak kumal dari rak-rak, ketika ia membalik halaman dan bertanya dengan santai.

Ning Que membungkuk dalam-dalam dan menjawab, “Ya.”

“Bukankah penjaga rahasia ini agak terlalu rahasia? Bahkan saya sendiri tidak tahu tentang itu. ” Lelaki setengah baya itu tertawa ketika ia mengambil sebuah bookmark dari sisi rak dan meletakkannya di antara buku yang terlihat kumuh untuk menandai halaman-halaman itu. Tiba-tiba, dia bertanya, “Bagaimana kamu masuk ke ruangan ini tahun lalu?”

Pada saat ini, Ning Que bertanya-tanya bagaimana ia harus memanggil dirinya sendiri. Setelah ragu-ragu antara “siswa rendahan” dan “perwira berpangkat rendah”, ia memutuskan bahwa “perwira berpangkat rendah” pasti harus dihilangkan. Setelah mendengarkan pertanyaan pria itu, dia tanpa sadar menjawab, “Siswa diperintahkan untuk masuk istana untuk beberapa tugas, dan diminta untuk menunggu di ruangan ini.”

Pria paruh baya itu mengeluarkan suara “ehh” yang lembut, seolah-olah dia curiga terhadap sesuatu. Dia diam beberapa saat sebelum berkata, “Karena kamu di sini untuk beberapa tugas, lalu mengapa kamu memasuki ruang belajar kekaisaran? Tidak ada yang melihat Anda masuk? ”

Pada titik percakapan mereka ini, Ning Que merasa kurang cemas, tetapi lebih curiga. Dalam perjalanannya ke istana, dia mencoba membayangkan adegan dia bertemu dengan Yang Mulia, dan dia berpikir bahwa setelah melihatnya, Yang Mulia pasti akan tertawa bahagia dan buru-buru menghentikan dirinya dari berlutut di depannya. Yang Mulia kemudian dengan lembut membelai janggutnya sendiri sambil mengagumi wajah muda dan manis Ning Que. Wajah Yang Mulia akan terlihat sangat senang ketika dia mengaku pada Ning Que bahwa dia telah mencari tinggi dan rendah untuknya, dan pasti akan memberinya hadiah tanah, wanita dan posisi petugas yang dia inginkan di istana …

Namun, kenyataannya adalah bahwa meskipun Ning Que tidak begitu cantik seperti Pangeran Long Qing, tetapi di bawah skenario yang begitu menarik, ia juga akan cenderung berpikir terlalu jauh tentang hal-hal.

Ketika dia merasa sedikit kecewa dan bingung, dia mendengar pertanyaan terakhir Yang Mulia, yang membuatnya tiba-tiba mengerti sesuatu.

Tahun lalu, kasim muda bernama Lu Ji membawanya ke ruang belajar kekaisaran. Karena Yang Mulia telah mencarinya sekitar setengah tahun, dan kaligrafi “Bunga Mekar di Pantai Astride” telah membuat wooha besar, sehingga kasim muda Lu Ji dan Komandan Xu Congshan tidak punya alasan untuk tidak mengaku tentang masalah ini. . Yang Mulia gagal menemukannya selama ini dan ini berarti satu hal – Komandan Xu Congshan maupun kasim muda Lu Ji tidak melaporkan kepada Yang Mulia tentang fakta bahwa ia telah memasuki ruang belajar kekaisaran.

Adapun alasan di balik tindakan mereka, mungkin ada banyak alasan, seperti mereka telah lupa tentang hal itu, atau mereka sudah gila, atau mereka khawatir bahwa masalah ini akan memberi mereka masalah, dll. Pada saat ini, Ning Que tidak jelas alasannya, tetapi dia jelas bahwa jika jawabannya kepada Yang Mulia sekarang tidak cocok dengan jawaban yang diberikan oleh Komandan Xu dan kasim muda, itu akan membawa masalah besar bagi mereka berdua, atau mungkin untuk dirinya sendiri juga.

Karena itu, dia mengerutkan alisnya dan berpikir dengan hati-hati. Dia kemudian menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan jujur, “Aku ragu ada yang tahu tentang itu.”

Yang Mulia mendengar jawabannya datang dari punggungnya dan tertawa terbahak-bahak. Dia meletakkan buku yang tampak lusuh itu kembali ke rak dan berbalik ke arah siswa muda, yang berdiri di pintu masuk utama ruang belajar kekaisaran. Dia berkata dengan emosi, “Sungguh seseorang dengan karakter yang baik. Tidak heran Brother Zhao menyukaimu. ”

Ning Que menatap pria paruh baya yang berdiri di depan rak buku, hanya untuk menyadari bahwa dia hanya seorang pria yang tampak sederhana dengan rambut abu-abu sedikit. Dia tidak semegah yang dia bayangkan, dia juga tidak memiliki getaran yang lebih menakutkan daripada Vermilion Bird. Selain itu, melihat ekspresi pria itu dan senyum di wajahnya, dia tahu bahwa dia telah menjawab dengan benar, meskipun dia tidak yakin bagian mana yang dia jawab dengan benar.

Yang Mulia menatap Ning Que. Tiba-tiba, dia memberi isyarat untuknya ketika dia tersenyum dan berkata, “Kemarilah.”

Melihat senyum di wajah Yang Mulia, Ning Que sedikit khawatir, tapi dia dengan cepat menekan perasaannya saat dia berjalan dengan gugup.

Kaisar menunjuk kaligrafi di atas meja sambil menyeringai dan bertanya, “Apakah ini pekerjaanmu?”

Ning Que melirik kaligrafi. Tokoh-tokoh besar yang tertulis di kertas kuning langsung membuatnya mengingat betapa gembira dan bangganya dia setelah menulis kata-kata ini pada hari itu. Dia menjawab dengan lembut, “Ini memang pekerjaan konyol siswa.”

“Sama sekali tidak konyol.” Yang Mulia tersenyum dan menambahkan, “Saya suka tulisan Anda.”

Proses saling memuji akhirnya telah dimulai, namun Ning Que tiba-tiba menyadari bahwa dia tidak yakin bagaimana dia harus bereaksi. Mungkin Yang Mulia telah mengungkapkannya dengan nada yang terlalu alami dan santai. Hanya ada kekaguman, tanpa agitasi di pihak Kaisar. Itu seperti berkomentar bahwa Yang Mulia telah melakukan pekerjaan besar dalam mengupas bawang putih atau membuat kue-kue lezat. Dalam situasi seperti itu, bagaimana mungkin orang bereaksi atau bahkan berterima kasih kepada Kaisar?

Kaisar jelas tidak berharap Ning Que merasa tersentuh oleh hukumannya. Dia dengan lembut membelai janggutnya dan melihat kata-kata “Bunga Mekar di Shore Astride”. Setelah mengagumi mereka untuk sementara waktu, dia kemudian berkata dengan emosi, “Yang Mulia telah mencari Anda dengan sangat keras.”

Sebelum itu, kaisar menggunakan “Aku” untuk menyapa dirinya sendiri, namun ketika dia tiba-tiba beralih ke “Yang Mulia”, suasana di ruang belajar kekaisaran berubah seketika. Lebih jauh, kalimat ini memiliki makna tersembunyi yang kuat, jauh lebih kuat dari yang sebelumnya. Itu adalah beralih dari kekaguman intens murni ke kuat. Ning Que tidak terbiasa dengan yang pertama dan tidak bisa bereaksi, tetapi ketika dialihkan ke yang terakhir, dia kesulitan bereaksi untuk itu juga.

Kaisar menyeringai padanya dan tiba-tiba berkata, “Ikan yang Melompat Melintasi Laut, Bunga Mekar di Pantai Astride. Anda hanya menambahkan satu kalimat, yang sepertinya kurang. Sekarang Anda di sini, mengapa Anda tidak melengkapinya dengan dua kalimat lagi? Apakah Anda membutuhkan Yang Mulia untuk menyiapkan tinta untuk Anda? ”

Membiarkan Tang Emperor menyiapkan tinta dan alat tulis untuk Anda adalah kemewahan terbaik yang bisa dimiliki seorang sarjana sepanjang hidupnya. Bahkan, mereka bahkan tidak berani berpikir untuk memiliki kemewahan tersebut. Itu adalah cara perawatan yang lebih baik daripada meminta semua wanita dari House of Red Sleeves untuk membantu Anda menyiapkan tinta dan melayani Anda.

Setelah mendengarnya, Ning Que terkejut dan dengan tulus menolak tawaran itu, “Bagaimana saya bisa menerima ini? Adapun kalimat ‘The Fish That Jumped Across The Sea’ berasal dari Yang Mulia. Siswa baru saja menyalin. Jika saya melanjutkan … dan berhadapan langsung dengan seorang ahli seperti Anda, bagaimana siswa berani menunjukkan ketidakmampuan seseorang? ”

Sejak muda, dia telah hanyut dan berkeliaran di alam liar. Bahkan di Kekaisaran Tang, dia berjuang untuk bertahan hidup. Bahkan, dia tidak memiliki banyak pengalaman bergaul dengan para bangsawan. Waktu itu ia bisa bergaul dengan putri Tang Lee Yu sambil mengawalnya kembali dari padang rumput karena Lee Yu bertindak sebagai pelayan. Meskipun dia sudah tahu identitas asli Lee Yu, dia bertekad untuk memperlakukannya sebagai pelayan sehingga dia bisa menjadi dirinya sendiri di sepanjang jalan. Namun, pada saat ini, dia menghadapi pria yang memiliki otoritas terkuat di dunia. Bagaimana dia harus bersikap di depannya?

Jika hari ini adalah seorang pemuda yang tidak berpengalaman menghadapi kaisar, ruang belajar kekaisaran akan berantakan. Ning Que masih Ning Que. Dia masih bocah yang bisa bertahan hidup dalam keadaan yang paling keras. Selain mengikat helikopter ke pinggangnya dan keberaniannya untuk membunuh manusia, ia juga harus menjadi pembicara yang manis dan memiliki keterampilan untuk bertindak tidak bersalah kapan pun diperlukan, untuk menangani situasi seperti itu.

Dalam hal bersorak atas dan bootlicking para bangsawan, selama dia bersedia melakukannya, dia bisa melakukan lebih baik daripada siapa pun. Di masa lalu sebagai seorang prajurit muda dari tanah lain di Kota Wei, dia bisa menyenangkan setiap prajurit di kota. Agar setiap jenderal di Kota Wei mengaguminya seperti keponakan mereka sendiri, kemampuannya untuk bootlicking harus hebat. Jika dia menggunakan kemampuan seperti itu untuk menjilat kaisar sekarang, itu akan menjadi pekerjaan yang mudah baginya.

Setelah mendengarkan kata-kata yang menggambarkan bagaimana orang yang terampil telah tiba-tiba mendapatkan inspirasi dan baru saja pamer di hadapan seorang ahli, Kaisar tertegun dan tidak bisa membantu tetapi mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Ning Que. Dia kemudian tertawa kecil ketika dia menegur, “Apakah kamu tidak terlalu menyanjung saya? Semua orang tahu bahwa Yang Mulia buruk dalam kaligrafi, jadi bagaimana Anda bisa merujuk saya sebagai seorang ahli? Apalagi itu di depanmu. ”

Ning Que terkekeh. Dia terkenal karena memiliki kepribadian berkulit tebal, karenanya dia tidak terpengaruh oleh kata-kata itu sama sekali. Lebih jauh lagi, dia telah melihat sebelum pekerjaan Yang Mulia, yang memang … buruk, tapi jadi apa? Tidak peduli seberapa palsu itu, seseorang masih harus menyanjung Kaisar. Bahkan jika Yang Mulia tahu bahwa kaligrafinya sendiri buruk, dia masih akan senang mendengar orang menyanjungnya. Lagipula, orang yang menyanjungnya adalah aku?

Menonton ekspresi Ning Que yang tidak terpengaruh, Kaisar memang senang tentang hal itu. Dia berpikir, meskipun penulis kaligrafi yang saya puja jauh lebih muda dari yang diharapkan, tetapi dia memiliki selera yang baik. Pernyataan yang dia berikan jelas hanya untuk menjilat saya, tetapi karena dia terdengar tulus, mungkin keterampilan kaligrafi saya sedikit meningkat, setidaknya sejauh itu cukup luar biasa?

“Cukup dengan pembicaraan biasa. Karena Yang Mulia telah menemukan Anda, inilah saatnya bagi Anda untuk tampil malam ini. Tulis beberapa kata dan biarkan Yang Mulia mengaguminya. ”

“Yang Mulia, siswa telah menghabiskan sebagian besar energi di Akademi tadi malam, dan tubuh saya juga merasa lemah. Bukan berarti siswa tidak mau mematuhi permintaan Anda, tetapi akan sangat mustahil bagi siswa untuk menulis kaligrafi yang bagus sekarang. Lagipula, kaligrafi berbicara tentang menjadi bersemangat dan fokus … ”

Ekspresi wajah Kaisar tiba-tiba berubah mengerikan, tetapi pada pemikiran bahwa apa yang dikatakannya masuk akal, dan memahami bahwa lantai kedua ujian Akademi sangat sulit namun pemuda di depannya ini mampu mengalahkan Pangeran Long Qing untuk masuk Kedua. lantai Akademi, pemuda ini pasti pria hebat di masa depan. Namun, dia juga khawatir anak ini akan ambisius dan jika dia hanya memperlakukannya sebagai seorang kaligrafer, itu mungkin membuat pihak lain merasa malu juga.

Ning Que merasa malu ketika dia mengaku, dan diam-diam mengamati ekspresi Kaisar pada saat yang sama. Tiba-tiba, seperti sulap, Ning Que mengeluarkan beberapa lembar kaligrafi dari lengan bajunya dan meletakkannya dengan rapi di atas meja.

“Yang Mulia, ini adalah beberapa dari karya siswa baru-baru ini yang telah dipilih sendiri oleh siswa. Akan sangat menghargai jika Yang Mulia bisa memberikan beberapa saran. ”

Ketika Kaisar mendengarnya mengucapkan kata-kata seperti itu, dan melihat potongan-potongan kaligrafi di atas mejanya, matanya menjadi cerah. Dia langsung membungkuk dan membuka gulungan kaligrafi, sebelum dia mulai mengagumi kata-kata saat dia diam untuk waktu yang lama.

Setelah dewa-tahu-berapa lama, napas kagum memecahkan keheningan di ruang belajar kekaisaran.

Kaisar menggelengkan kepalanya dan berseru dengan kagum, “Kerja bagus! Sungguh pekerjaan yang luar biasa! ”

Dia berbalik dan menatap Ning Que dengan percikan di matanya ketika dia berkata, “Saudara Ning, saya mendengar bahwa Anda memiliki toko di Kota Timur Chang’an. Saya percaya ada banyak karya hebat yang ditulis selama bertahun-tahun di toko ini. Cepat dan bawa semuanya. Biarkan Yang Mulia mengagumi mereka semua. ”

Ning Que terkejut. Melihat ekspresi kaligrafi Kaisar yang lapar, dia dengan canggung menjawab, “Yang Mulia, kaligrafi siswa, seperti ini, dan itu, pada dasarnya dijual untuk mendapatkan uang.”

…

…

Tidak jauh dari tembok kota yang besar dan megah, ada kuil Tao yang tenang tersembunyi di dalam hutan. Di situlah letak South School of Haotian Taoism.

Jauh di dalam Sekolah Selatan Taoisme Haotian, Jimat Ilahi Master Yan Se, yang sebelumnya dipenuhi dengan kepahlawanan dan sibuk berdebat dengan Saudara Kedua, langsung menjadi anak yang mengakui kesalahannya. Dia melipat pangkuannya dan duduk di lantai kayu yang gelap. Dia membelai janggutnya yang kering dan keriting saat dia dengan polos menatap lantai di depannya. Matanya tidak lagi tampak lusuh dan dia tidak berani menatap pihak lain. Meski begitu, kerutan di wajahnya semua sempit dan penuh dengan rasa bersalah, karena dia tampak seolah-olah dia ingin meminta maaf.

Tuan Bangsa Tang, Li Qingshan memandang kakak seniornya, matanya tampak seperti wanita di istana yang dipenuhi dengan kebencian. Semua penghormatannya kepada kakak seniornya langsung menjadi kekecewaan dan kemarahan.

“Ning Que tidak bisa masuk Sekolah Selatan Taoisme Haotian. Ini berarti bahwa bahkan jika dia muridmu, setelah kematianmu, Sekolah Selatan Taoisme Haotian kita tidak akan pernah memiliki Guru Jimat Ilahi kita sendiri. Ini juga berarti bahwa setelah kematian kita, tidak ada yang mengurus Sekolah Selatan. ”

Master Yan Se mengangkat kepalanya dan tertawa bodoh ke arah saudara juniornya. Dia kemudian menghiburnya dan berkata, “Itu tidak serius. Bagaimanapun, Ning Que masih muridku. Begitu dia menjadi Master Jimat Ilahi di masa depan, tidak ada alasan baginya untuk melihat Sekolah Selatan jatuh. Terlebih lagi, meskipun saya hampir mendekati akhir hidup saya, tetapi Anda masih muda. Pada saat Anda meninggal, Ning Que mungkin sudah lama mati. Jika itu masalahnya, apa gunanya dia? ”

Li Qingshan menatap kakak seniornya tanpa ekspresi. Dia diam beberapa saat sebelum dia menghela nafas, menggelengkan kepalanya dan berkata, “Kakak senior, apakah kamu benar-benar tidak tahu perbedaan antara keduanya? Jika Ning Que masuk Sekolah Selatan, saya bisa menyerahkan otoritas kepadanya dan dia akan menjadi Master Tang Bangsa saya. Pada saat itu, akan sulit bagi South School untuk jatuh. Namun, jika dia hanya muridmu, paling tidak dia akan menjadi profesor tamu di South School, dan apa gunanya memiliki profesor tamu? Liu Bai di Kerajaan Jin Selatan adalah profesor tamu untuk Istana Ilahi West-Hill, tetapi kapan Anda pernah melihat Liu Bai berupaya untuk Balai Ilahi? ”

Yan Se menyetujui permintaan yang dinyatakan oleh Kakak Kedua dari Akademi, untuk menerima Ning Que sebagai murid Taoisme Talisman dengan namanya sebagai imbalan karena membiarkan Ning Que memasuki Sekolah Selatan Taoisme Haotian. Dia malu dengan pilihannya sendiri, dan tidak enggan menghadapi Li Qingshan saat kembali. Sekarang Li Qingshan telah menjelaskan keseriusan pilihannya, dia merasa paling buruk dan bahkan tidak bisa menatap mata pihak lain. Sebaliknya, dia berjalan pergi dengan malu.

Saat ia melewati koridor pohon, para murid Sekolah Selatan Taoisme Haotan dengan sopan membungkuk padanya dan memberi jalan baginya. Namun, Tuan Yan Se tidak berminat untuk menghadirkan sisi menyenangkannya hari ini. Dia buru-buru berlari melalui koridor dengan wajah hitam, langsung menuju pintu samping, bukan pintu utama, dan berjalan ke gang samping. Dia kemudian mengulurkan tangannya untuk mengibaskan daun di bahunya, yang membuatnya merasa sedikit lebih baik.

Meskipun dia memang mengecewakan sekte, tetapi dia akhirnya menemukan penggantinya. Yan Se merasa bersalah, tetapi dia juga tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Baru saja di Sekolah Selatan, di depan Master of Nation Li Qingshan, perasaan malu dan bersalah telah menyalip kebahagiaannya, tetapi sekarang dia berada di gang samping, dia akhirnya bisa mengungkapkan kebahagiaannya.

Saat itu, kereta kuda berhenti di gang. Melihat tanda pada poros, dia tertegun.

Seorang pria, yang tampak seperti pelayan, turun dari kereta kuda. Dia melirik Master Yan Se dari ujung kepala sampai ujung kaki dan tampak bingung melihat penampilan Taoist ini. Setelah beberapa lama sebelum dia ingat apa yang diperintahkan pemiliknya kepadanya, ketika dia dengan rendah hati tersenyum dan berkata dengan tulus, “Selamat siang, Tuan Yan Se. Saya pelayan dari rumah Anle Duke. Di bawah komando tuanku, aku ditugaskan untuk mencarimu. Kudengar kamu punya tulisan … ”

Tuan Yan Se menatap wajah pelayan itu dengan dingin. Tanpa memikirkan banyak niat pelayan, dia langsung menjawab, “Tersesat.”

Setelah itu, dia mendorong pelayan itu keluar dari jalannya dan dengan sombong berbaris menuju kepala gang.

Wajah pramugara berubah menjadi hitam, tetapi saat memikirkan identitas Master Talisman Suci Yan Se dan peringkat sosial yang tinggi dari master ini, dia tidak berani menggerutu. Sebagai gantinya, dia mengikuti dari belakang Yan Se sambil berteriak, “Tuan, tolong izinkan saya menyelesaikan kalimat saya.”

Tiba-tiba, suara seorang lelaki tua bergema di gang dan berkata, “Pikirkan tentang status dan status Tuan Yan Se. Tidak peduli apa permintaan Anle Duke untuk Tuan Yan Se, ia harus mengundangnya secara resmi ke kediamannya atau dengan hormat membayar kunjungan tuannya. Ini adalah penghargaan paling mendasar yang harus dimiliki seorang junior bagi para lansia. Namun dia malah mengirim seorang penatalayan? Tindakan yang terburu nafsu. ”

Pelayan itu tidak berani menyinggung Guru Jimat Ilahi, tetapi itu tidak berarti bahwa dia tidak berani menyinggung orang-orang di kota Chang’an. Setelah mendengar nasihat ini, yang sebenarnya langsung membuatnya tegang, amarahnya naik ketika dia keluar dari gang. Menatap lelaki tua itu dengan rambut beruban berdiri di samping kereta bambu hijau, dia menggerakkan tangannya dan mengutuk, “Apa statusku …”

Tiba-tiba, tubuhnya membeku dan suaranya bergetar. Dia buru-buru berlutut dan dengan busur, dia berkata, “Bagaimana saya berani menyulitkan Sekretaris Besar? Betapa cerobohnya aku! Saya akan menyampaikan pesan Anda kepada Tuan Hou kami. ”

Pria tua dengan kepala rambut abu-abu itu menatap polos pelayan itu, yang masih berlutut di lantai. Dia menggerakkan tangannya agar dia bangkit dan menambahkan, “Tidak pernah terpikir bahwa reaksi Anda cukup cepat. Saya akan mengatakan bahwa Anda harus menjadi pelayan yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. ”

Orang tua itu adalah Wang Shichen, Sekretaris Besar Perpustakaan Tang Imperial, yang telah berada dalam posisi selama tiga dinasti terakhir dan mendukung Kaisar. Bahkan Pangeran Lee Peiyan perlu membungkuk dan menunjukkan rasa hormat kepadanya setelah melihatnya, jadi tidak perlu dikatakan untuk Anle Duke.

Meskipun pelayan dari Hou Residence tidak yakin mengapa Sekretaris Besar Wang akan muncul di gang Gerbang Utara, tetapi bagaimana dia berani mempertanyakan? Dia membungkuk kepada dua pria tua itu dan dengan cepat melarikan diri dengan kereta kudanya sendiri.

Master Yan Se mengerutkan kening ketika dia memandangi Sekretaris Besar Wang, diikuti oleh sebuah busur dengan tangan diletakkan di depan dan bertanya, “Sarjana tua, hari ini adalah hari istirahat dan tidak perlu memegang pengadilan, mengapa Anda di sini? Keluar jalan-jalan jelas bukan alasan penerimaan. ”

“Aku bertengkar dengan Kanselir Lama beberapa hari yang lalu, apakah ini alasannya diterima?” Sekretaris Besar Wang batuk dua kali sebelum menjawab.

Setelah beberapa pemikiran, Yan Se menarik lengan bajunya dan menjawab, “Bukankah kalian berdua berdebat musim dingin tahun lalu? Itu tidak beberapa hari yang lalu. ”

“Apa pun itu, faksimili kait ganda ‘The Flower Blooms on the Shore Astride’ saat ini ada di kediaman orang tua itu. Dia tidak hanya melarang saya untuk melihat, dia sering menggunakannya untuk membuat saya kesal, “Sekretaris Besar Wang tidak bisa menyembunyikan frustrasinya ketika dia mengelus jenggotnya dan menambahkan,” Faksimil kait ganda itu terlalu fokus pada pukulan. Meskipun memang memiliki tampilan, tetapi tidak memproyeksikan perasaan yang sama dengan aslinya. Bagaimana bisa lebih baik daripada faksimili yang diberikan Yang Mulia kepada saya? ”

“Perkataanmu tidak masuk akal,” Yan Se jelas tentang kejadian ini, jadi dia menggelengkan kepalanya dan menjelaskan, “Seperti semua orang tahu, jika Anda ingin menyalin bagian asli, menggunakan metode kait ganda adalah cara terbaik untuk Pergilah.”

Yan Se adalah satu-satunya Master Talisman Ilahi resmi di Gerbang Utara Haotian, sedangkan Wang Shichen adalah pria terhormat yang telah melewati tiga dinasti. Keduanya saling kenal sejak lama dan sama-sama memiliki identitas yang sama, yang merupakan master kaligrafi dunia. Berbicara tentang metode terbaik untuk membuat faksimili, keduanya tidak akan pernah mengakui kekalahan.

“Bahkan jika metode kait ganda adalah yang terbaik,” Wang Shichen tersenyum lembut dan menambahkan dengan arogan, “Jadi apa? Tunggu sampai saya mendapatkan Kaligrafi Sup Ayam, saya tidak akan menggantung di ruang belajar saya tetapi di aula utama. Hanya untuk membuat orang tua itu kesal. ”

“Tunggu,” Yan Se bertanya dengan heran, “Apa itu Kaligrafi Sup Ayam?”

“Sepotong buku akun yang kamu ambil dari House of Red Sleeves.”

Sekretaris Besar Wang menatap matanya dan berkata dengan sungguh-sungguh, “Sekarang setelah berita itu tersebar, kaligrafi-kaligrafi yang dijual di Toko Sikat Pen Tua di Kota Timur disita. Saya merasa tidak ada yang istimewa dari kaligrafi-kaligrafi itu, tetapi kaligrafi Sup Ayam ini berbeda. Anda berhasil melihat potensi Master Talisman Ilahi di Ning Que dari Kaligrafi Sup Ayam ini, dan ini membuatnya bermakna. Jika Anda bisa membiarkan saya mendapat kehormatan untuk menggantung kaligrafi di kediaman saya, bukankah itu lebih baik? ”

Yan Se menghela napas dengan emosi dan berkata, “Memang, rumor ini menyebar lebih cepat daripada buku.”

Sekretaris Besar Wang menatapnya dan berkata, “Cukup mengobrol. Anle Duke bodoh untuk mengirim pelayan untuk memintanya dari Anda. Tetapi kasus saya berbeda. Saya adalah Sekretaris Besar dari tiga dinasti, dan yang saya inginkan adalah tulisan siswa Anda. Saya sudah memberi Anda wajah sehingga Anda lebih baik tidak mempermalukan saya, atau hal-hal akan busuk di antara kami. ”

“Aku hampir bisa merasakan getaran gangster dari kata-katamu, dan aku tidak merasa bahwa kamu menyelamatkan wajah sama sekali,” Yan Se menjadi marah dan melanjutkan, “Kami berdua saling kenal selama lebih dari sepuluh tahun. Saya tidak akan pernah berpikir bahwa Sekretaris Besar dari tiga dinasti akan kehilangan ketenangannya karena masalah sepele ini! ”

Sekretaris Besar Wang menggeram, “Jika itu masalah lain, aku tidak akan peduli. Namun, kaligrafi Bunga ini menjadi terlalu terkenal di Chang’an dan lelaki tua itu telah menekan saya. Jika saya tidak melakukan sesuatu untuk memenangkan kembali wajah saya, bagaimana saya, seorang Sekretaris Besar dari tiga dinasti, akan mempertahankan pijakan saya? ”

Yan Se menatapnya. Dia membuka mulutnya tiba-tiba dan berkata, “10 ribu.”

Wajah marah Sekretaris Besar Wang tiba-tiba melembut ketika dia tertawa dan menawar, “Empat ribu.”

Yan Se mengeluarkan sepotong kertas buku akun tipis dari lengan bajunya dan menyerahkan saat dia berkata, “Kesepakatan.”

Sekretaris Besar Wang mengambil alih selembar kertas tipis tanpa melihat ketika dia berbalik dan kembali ke kereta bambu hijau. Dia kemudian berteriak pada bawahannya, “Apa yang kamu tunggu? Cepat kembali ke kediaman. Juga, dapatkan saya Chef Xing terbaik dari Rong Bao Zhai Restaurant. Biarkan San mempersiapkan pesta rumah besok untuk merayakan ulang tahunku dan mengundang para tamu untuk mengagumi Kaligrafi Sup Ayam ini! ”

Kereta bambu hijau bergegas pergi saat menyapu arah angin. Percakapan antara Sekretaris Besar dan bendaharawannya bisa terdengar samar.

“Tuan, ulang tahun ke-80 Anda bulan lalu.”

“Investigator – Penyelidik! Pelayan kakak laki-laki akan berulang tahun bulan ini! ”

“Undang gadis itu, Jin Wucai, juga. Yang paling penting, jangan lupakan kakek tuanya yang menyedihkan! ”

“Jika dia menolak untuk datang, aku akan secara pribadi mengundangnya!”

…

…

Pada saat ini, Ning Que dengan gugup menghadap Kaisar dan mencari kesempatan yang tepat untuk menyanjungnya. Dia tidak pernah tahu bahwa memo yang dia tulis ketika dia mabuk tahun lalu sudah terjual seharga dua ribu tael perak, dan belum lagi, itu harga diskon karena persahabatan.

Adapun penerima memo yang belum pernah melihatnya, itu adalah Sangsang. Pada saat ini, dia terdiam dan panik di Toko Sikat Tua di sepanjang Lin 47th Street.

Mendengarkan ketukan pintu yang terus-menerus, mengintip pelayan-pelayan yang tampak cemas yang melambaikan uang kertas di tangan mereka dari celah di antara pintu dan kusennya, dan melihat pada orang-orang yang dengan gembira mendiskusikan tentang mereka di seberang jalan, pelayan perempuan kecil itu tidak tahu bagaimana dia harus menangani situasi yang berantakan ini.

Dia kemudian mengingat apa yang diingatkan oleh tuan mudanya sebelum dia pergi. Dia merapikan dan mengemas semua tulisan yang telah dia kumpulkan sebelum dia mengungkapkan bingkai tempat tidur dan mengeluarkan kotak di dalamnya, di mana dia menempatkan semua tulisan bersama dengan uang kertas berharga. Dia kemudian mengambil dua rantai logam tebal untuk mengunci semua jendela dan pintu.

Setelah selesai dengan semua ini, dia kembali ke depan toko dan mengamankan papan kayu yang digunakan untuk secara longgar mencegah pintu dari membuka dengan paku logam besar. Ini membuatnya merasa lebih baik. Dia tidak bisa diganggu dengan gelombang kegemparan di luar saat dia menyapu keringat di dahinya, membawa payung hitam besar di punggungnya dan mengambil barang-barang penting yang telah dikatakan Ning Que padanya. Dia kemudian diam-diam menyelinap keluar melalui pintu kecil di halaman belakang.

Pada saat ini, hari masih pagi dan itu adalah waktu untuk makan siang. Ketika Sangsang berjalan menuju Rumah Lengan Merah, tidak ada adegan berisik atau tawa nyaring dari para wanita. Yang bisa dia cium hanyalah aroma tak berujung dari makanan dan anggur. Karena dia belum makan selama satu hari penuh, dia tidak bisa menahan menelan air liurnya.

Pelayan Nyonya Jian, Xiaocao, berada di lantai atas memandang ke bawah dan melempari batu ke pagar ketika dia tiba-tiba melihat Sangsang berjalan ke dalam gedung. Dia langsung merasa senang saat dia bergegas turun dan meraih tangan Sangsang dengan kedua tangannya. Setelah beberapa saat, dia mulai menggerutu,

“Mengapa kamu tidak datang dan mengunjungi kami hari ini? Atau apakah tuan muda Anda menghentikan Anda keluar? Nyonya Jian memberi tahu Ning Que untuk tidak datang ke daerah seperti itu dengan maksud membiarkan dia fokus pada studinya, namun dia memanfaatkan Anda untuk menunjukkan ketidaksenangannya! Juga, saya pernah mendengar bahwa Anda diundang ke kediaman sang putri sebagai tamu. Apakah sekarang setelah Anda mengenal para bangsawan ini, Anda telah memutuskan untuk melupakan teman-teman miskin seperti kita? ”

Sangsang tidak bisa diganggu oleh omelannya dan sebaliknya, dia lebih fokus untuk menjadi lebih cepat daripada orang-orang lain di kota Chang’an. Dia bertanya langsung, “Tuan muda saya telah menulis memo di sini ketika dia mabuk tahun lalu, di mana itu?”

Xiaocao terkejut dengan pertanyaan mendadak ini, dan dia menjawab, “Aku akan membantumu bertanya-tanya.”

Beberapa menit kemudian, Xiaocao berlari kembali dan berkata, “Saya sudah bertanya. Sepertinya Dewdrop Sister telah mengambilnya saat itu. Kenapa kamu mencarinya? Sudah lama, jadi mungkin sudah dibuang di suatu tempat. ”

…

…

Cao Youning biasanya berbicara dengan percaya diri di kota Chang’an karena saudara iparnya adalah asisten menteri dan ketika posisi Menteri Pekerjaan dibiarkan kosong tahun lalu, saudara iparnya diangkat sebagai Menteri pekerjaan berikutnya. Namun tidak ada yang mengharapkan perubahan mendadak pada awal tahun ini ketika seorang perwira tinggi kembali dari Istana He Yun dan menjadi lawan terbesar iparnya. Kaisar tetap diam sepanjang seluruh insiden ini, dan tidak ada perdana menteri dan Sekretaris Agung yang bisa mengeluarkan ide yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah ini.

Selama masa kritis ini, asisten menteri menjadi lebih tenang dan tetap rendah. Kata-kata Cao Youning juga menjadi lebih lemah di kota Chang’an dan pada saat ini, dia tidak hanya lemah, tetapi menjadi rendah hati ketika menghadapi Tetesan Embun di Rumah Lengan Merah.

“Nona yang baik, tolong bantu saya dan beri saya memo itu.”

Cao Youning memperhatikan sosok penuh wanita yang sedang duduk di depannya. Jika bukan karena masalah itu, dia akan menerkamnya tanpa banyak berpikir, namun hari ini, satu-satunya fokusnya adalah pada memo itu dan dia tidak bisa terlalu peduli tentang hal-hal lain.

Dia dengan tulus berkata, “Tentang siswa bernama Ning Que, dia adalah penulis kaligrafi Bunga itu. Sekarang, Kaisar telah mengkonfirmasi identitasnya dan sedang mengobrol dengannya di ruang belajar kekaisaran. Jika ini bohong, saya bisa menghemat beberapa perak. Tetapi Anda dan saya adalah teman, dan tidak ada alasan bagi saya untuk memperlakukan Anda dengan buruk. Jadi Anda juga tidak boleh mengabaikan permintaan saya, Nona Dewdrop! ”

Dewdrop, yang sudah menenangkan diri dari guncangan awal, menggosok dahinya dan menjawab tanpa daya, “Tapi selembar kertas buku akun …”

Cao Youning dengan serius mengoreksinya dan berkata, “Bukan kertas buku rekening. Berita dari Gerbang Utara telah menyebar ke seluruh kota Chang’an dan sekarang, semua orang tahu tentang tulisan itu. Tulisan itu disebut Kaligrafi Sup Ayam. ”

Dewdrop dengan enggan mengayunkan tangannya dan berkata, “Baiklah, apa pun yang kamu katakan. Tapi itu … Kaligrafi Sup Ayam, sejujurnya tidak bersamaku. Ketika saya mengambilnya hari itu, seseorang mengambilnya malam itu. ”

“Siapa?” Cao Youning bertanya dengan cemas, “Nona tersayang, kamu harus mengingatnya. Anda harus mengerti bahwa memo itu sangat unik. Dari memo itulah orang, yang dipuja Gerbang Utara, menentukan Ning Que memiliki potensi untuk menjadi Master Jimat Ilahi. Memo itu akan menjadi terkenal di masa depan! ”

Dewdrop menyeringai dan berkata, “Apa yang bisa saya ingat? Si Tua Taois itu tidak hanya berpenampilan kotor dan juga memiliki sifat yang aneh, namun ia juga cukup dermawan. Bagaimana saya bisa melupakan orang yang sering menjadi pelanggan kita? ”

Setelah mendengarkan deskripsinya, Cao Youning tertegun tetapi tiba-tiba dia memukul pahanya dan berseru, “Astaga, Tuan Putri! Dia bukan Taoist tua yang kotor. Taois itu pastilah Master Talisman Ilahi, Master Yan Se! ”

Dewdrop terkejut karena Dewdrop terkejut ketika dia menutup mulutnya dengan saputangan dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Dia berpikir, apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini sekarang? Ini baru hari tetapi banyak perubahan telah terjadi. Anak lelakinya yang imut tiba-tiba menjadi ahli kaligrafi hebat yang dicari Kaisar selama setengah tahun, dan Taoist tua kotor yang datang setiap bulan, kecuali bulan lalu, sebenarnya adalah Master Jimat Ilahi!

Tiba-tiba, dia teringat masalah lain saat dia dengan cepat berdiri dan memerintahkan pelayannya untuk membawa meja tua dan usang dari belakang.

“Lihatlah tabel ini, tulisan di atas adalah oleh Taoist tua yang kotor itu … tidak, maksud saya dengan Master Yan Se yang hanya Master Jahat Ilahi yang resmi yang merupakan Bruder senior dari Master of Nation dan yang disembah oleh Sekolah Selatan Taoisme Haotian. Dia telah menggunakan bakat ini untuk menyalin Kaligrafi Sup Ayam di atas meja ini! ”

Dia menggunakan tangannya untuk menyapu debu di atas meja. Mulai dari tulisan-tulisan itu, dia merasa bahwa dia memang seseorang yang pandai melihat orang-orang karena dia memiliki kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi. Ketika dia mulai mengagumi bakatnya sendiri, dia bisa berhenti berbicara dan terus melanjutkan …

Cao Youning menatap dengan cermat pada coretan-coretan di atas meja. Meskipun mereka berantakan, ukirannya dalam. Matanya menjadi cerah ketika dia berkata dengan gembira, “Jangan katakan lagi, Miss Dewdrop. Beri saya harga. ”

Dewdrop menutupi senyumnya dengan saputangan saat dia menyatakan tanpa merasa malu, “Tiga ribu.”

Cao Youning berdiri dan berkata dengan tekad, “Kesepakatan.”

“Tidak untuk dijual.”

Pintu halaman tiba-tiba didorong terbuka saat Sangsang dan Xiaocao berbaris dengan cepat.

Cao Youning bingung dan bertanya, “Mengapa tidak dijual?”

Sangsang melihat dengan hati-hati pada coretan-coretan di atas meja ketika dia menatap Dewdrop dan berkata, “Jual salinannya saja.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–