Nightfall Chapter 166

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 166: Gunung Kembali

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Sangsang bangun pagi-pagi dan menyisir rambut Ning Que sebelum mengambil air panas. Dia keluar dari toko untuk membeli dua mangkuk sup mie panas dan asam, khususnya menambahkan dua sendok daging sapi. Setelah Ning Que mencuci wajahnya dan menyikat giginya, dia mulai sarapan dengan pakaian yang tidak bergaris. Sangsang membuka kotak itu untuk mengeluarkan satu set pakaian dan kaus kaki yang serasi – Tadi malam, pakaian musim semi Akademi telah disetrika dengan sangat baik, dengan kaus kaki baru. Hari ini pakaian itu diperlakukan dengan sangat hati-hati dan sungguh-sungguh, yang hanya sebanding dengan musim semi sebelumnya ketika Akademi dibuka.

Dengan bantuan Sangsang, Ning Que mulai berpakaian. Dia menarik sabuk renda anyam yang padat dengan kedua tangan. Sangsang memegang banyak token kayu dari tempat tidur untuk meremasnya di sabuknya. Tapi dia sebenarnya tidak selesai menjejalkan semuanya untuk waktu yang lama.

Ning Que mengambil token kayu kecil dan kuno dari tangannya, perlahan menyentuh garis-garis halus dengan ujung jari. Dia diam-diam memikirkan tujuan Yang Mulia, yang telah mengirimnya tanda pengenal dari Administrasi Pusat Kekaisaran tadi malam. Identifikasi kayu ini tampaknya telah ada selama bertahun-tahun.

Token ID harus diikat ke sabuk daripada disimpan di dalam pakaian. Tapi Ning Que saat ini memiliki terlalu banyak token di tangan – token penjaga rahasia, token Akademi, satu untuk lantai Dua, profesor kunjungannya diberikan oleh Geng ikan-naga tahun lalu, ditambah dengan token Administrasi Pusat Kekaisaran terbaru. diterima kemarin. Jika dia menggantung mereka semua di pinggangnya, dia akan siap untuk tarian pedesaan.

Ning Que menyentuh pinggangnya yang sekarang kental dan bergerak di depan Sangsang. Dia berkata, “Kami sudah berada di Kota Chang’an selama satu tahun. Kami juga telah menghasilkan banyak uang dan token. Tetapi tuan muda Anda ini tidak memiliki pinggang yang cukup tebal. Saya khawatir saya tidak akan bisa lagi menggantung token. ”

Sangsang mengangkat wajahnya dan menatapnya sambil tersenyum, “Tuan muda, jangan terlalu puas diri, oke?”

Ning Que dengan bangga berkata, “Saya berpura-pura diam dan lembut di luar. Mengapa saya tidak bisa berpuas diri di rumah? ”

Keluar dari pintu Toko Sikat Tua, di bawah sinar fajar, kereta kuda sudah lama menunggu, diam-diam diparkir di gang. Tapi hari ini Duan tua tidak menunggu di kereta, tetapi dengan jujur berdiri di depan toko dengan penampilan yang sangat hormat.

Duan Tua tidak tahu tentang lantai Dua Akademi, atau The Flower Blooms on the Shore Astride. Tapi tadi malam dia dipanggil oleh pemilik kereta kuda yang mengatakan Duan tua itu beruntung dan harus melayani Ning Que dengan baik di masa depan. Jadi dia dengan sungguh-sungguh bekerja di rumah untuk menenangkan istrinya dan bangun pada jam-jam gelap pagi hari, berganti pakaian jadi, dan belum pernah menyikat giginya dengan ranting willow yang dicelupkan ke dalam bubuk medis mahal. Dia datang ke Lin 47th Street menunggu Ning Que terlebih dahulu setelah menyikat gerbong bersih.

Melihat roda bersih dan kereta kuda, Ning Que tidak bisa menahan perasaan agak terkejut. Melalui beberapa pertanyaan, ia menduga bahwa pemilik kereta kuda harus mengetahui sesuatu dan tidak bisa menahan kepalanya sambil tersenyum. Dia pikir sangat sulit baginya untuk tidak berpuas diri.

Roda mendarat di jalur batu gang, dan kereta perlahan-lahan bergerak menjauh dari Kota Timur, keluar dari gerbang selatan Kota Chang’an melalui Vermilion Bird Road. Di jalan kekaisaran, kereta itu berlari menuju Akademi yang tampak seperti negeri dongeng di bawah fajar yang jauh.

Ning Que menatap pohon-pohon hijau, bunga liar, dan bidang di samping jalan melalui jendela. Dia tampak tenang seperti biasa, karena dia sudah terlalu sering melihat pemandangan di jalan ini dan tidak dapat memicu lebih banyak pikiran. Setelah beberapa saat, dia meletakkan tirai.

Di kereta yang sedikit gemetar, dia perlahan menutup matanya, dengan kelelahan dan ketegangan lama hilang dari tubuhnya setelah mengambil waktu pulih. Tapi ini sebenarnya pertama kalinya baginya untuk memiliki kesempatan untuk dengan tenang mengingat pengalaman hari ini.

Cahaya pagi melewati tirai dan kemudian samar-samar mencerahkan matanya, yang memiliki intensitas dekat dengan cahaya Wilderness mengantar dalam kegelapan yang akan datang. Pikirannya melayang kembali ke mimpi-mimpi aneh dan fantasi-fantasi aneh itu selama ujian gunung.

Setelah waktu yang lama, Ning Que membuka matanya dan menggelengkan kepalanya.

Dari masa lalu, dia sekali lagi mengingat percampuran cahaya dan kegelapan, yang paling jauh, panggilan terdalam dari dunia. Dan kemudian dia menemukan bahwa dia tidak ada hubungannya dengan masalah itu sama sekali. Jika pilihan terakhir adalah ujian Akademi, mengapa Grand Cultivator of Academy membuat fantasi yang penuh teka-teki? Dan mengapa dia menebaknya dengan benar?

Tes Akademi Kembali Gunung terlalu metafisik dan khusyuk. Ning Que hanya seorang pembudidaya lemah yang baru saja memasuki Negara Tanpa Ragu. Membuatnya menjawab pertanyaan ini seperti meminta seorang profesor filsafat di Universitas Heidelberg bertanya kepada seorang anak yang baru saja memasuki sekolah dasar, “Siapa kamu? Dari mana kamu berasal? Dan kemana kamu akan pergi? ”

Anak itu tidak akan menahan kepalanya dan berpikir setengah abad sebelum akhirnya menjadi patung dan menjawab dengan diam. Dia pasti akan menjawab dengan suara nyaring, “Saya Vic. Saya berasal dari Frankfurt. Aku akan memancing di Sungai Neckar. ”

Mungkin profesor filsafat di Universitas Heidelberg juga mengajar teologi. Mungkin profesor itu hampir sama dengan guru Zen kuno Tiongkok yang suka memainkan permainan back-to-nature semacam itu. Ketika mereka mendengarkan jawaban ini, mereka merasa sangat terkejut dan berpikir bahwa jawaban anak itu tampak sederhana tetapi sebenarnya langsung menunjuk ke jalan utama. Karena itu, mereka secara bertahap merasa bahwa anak itu adalah seorang jenius yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Segera Ning Que secara resmi akan memasuki lantai 2 Akademi untuk belajar. Tapi jujur saja, sampai sekarang Ning Que masih tidak tahu mengapa Akademi, jalan panjang, dan petinggi yang mengatur pilihan ilusi telah memilihnya. Setelah lama berpikir, dia hanya bisa sampai pada kesimpulan ini.

“Kepala Sekolah Akademi terlalu dalam untuk bingung dan aku hanya anak kecil itu.”

…

…

Di jalur resmi lurus barat daya Chang’an, sebuah tim dengan beberapa gerbong kuda dan puluhan ksatria diam-diam bergerak maju. Kereta kuda ini terutama didekorasi dengan warna hitam dan emas, mengungkapkan campuran mewah dan keseriusan yang agak tak terlihat. Meskipun para ksatria itu tidak mengenakan baju zirah, gaun hitam rapi dan ekspresi wajah mereka yang tegas tetap memancarkan perasaan tak terkalahkan yang suci.

Ksatria ini justru Penjaga Kepausan terkenal dari Kerajaan Ilahi-Bukit Barat, kavaleri paling elit di dunia. Dan di beberapa gerbong kuda, orang-orang yang memenuhi syarat untuk dilindungi oleh mereka tidak diragukan lagi petinggi dari Balai Ilahi. Pada saat ini masih pagi dan tim telah muncul di jalan resmi di Chang’an Selatan. Itu menunjukkan bahwa mereka telah meninggalkan Kota Chang’an segera setelah gerbang dibuka.

Jika tim petinggi Divine Hall dan Penjaga Kepausan berjalan di negara lain, mereka pasti akan menarik tepuk tangan banyak orang dan bahkan banyak pengikut bodoh akan membungkuk di samping jalan. Tapi sekarang mereka berada di Kekaisaran Tang dan masih terlalu dini. Dengan demikian tidak ada yang memperhatikan mereka di jalur resmi, atau mengucurkan air mata iman. Tim hanya diam-diam dan dengan cepat bergerak maju, dengan perasaan ingin di semua biaya untuk pergi sesegera mungkin.

Pangeran Long Qing duduk di kereta hitam-emas tengah, transportasi yang seimbang antara kemewahan dan ketenangan. Dia dengan tenang melihat melalui jendela, melihat rumah-rumah Tangs dan ladang-ladang yang tampak seperti selimut emas. Dia mendengarkan detak kaki yang cepat dan napas para ksatria, merasakan atmosfir yang menyedihkan dan keheningan yang aneh, dan kemudian tiba-tiba berkata sambil tersenyum.

“Ketika saya datang ke sini, seluruh Kota Chang’an sangat gembira. Orang-orang percaya, wanita dan anak-anak berjalan di jalan untuk menyambut saya, melemparkan buah-buahan dan bunga-bunga ke arah kereta kuda. Ketika saya pergi, sangat sunyi dan tenang. Kami bahkan harus sengaja menyelinap pergi ketika mereka membuka gerbang mereka. Bukankah aku terlihat seperti pecundang? ”

Wakil Presiden Revelation Institute, Priest Moli, yang duduk di hadapannya sedikit mengubah ekspresi wajahnya dan tidak mengerti mengapa Pangeran Long Qing mengucapkan kata-kata seperti itu. Secara paksa menekan ledakan amarah, Imam Moli berkata, “Mengapa kamu merasa sangat terhina?”

Pangeran Long Qing menunjukkan ekspresi ironis samar di wajahnya dan berkata, “Tidak peduli di mana Penjaga Kepausan berada, mereka mengenakan baju besi emas, bersinar seperti dewa. Tetapi di wilayah Tangs, mereka harus meletakkan senjata mereka, atau mereka tidak akan diizinkan masuk. Ini … memalukan. ”

Sebelum Mo Li berbicara, dia terus berkata sambil tersenyum, “Wakil Presiden, Anda tahu mengapa saya tinggal di Peach Alley di Kota Chang’an?”

Imam Moli merasa sedikit terkejut dan tidak tahu apakah Pangeran Long Qing ditanyai pertanyaan ini sebagai ujian. Ketika dia melihat senyum Pangeran Long Qing, hatinya menjadi semakin dingin. Setelah ragu-ragu sejenak, ia dengan jujur menjawab, “Karena buah persik adalah Barang Natal Anda.”

“Baik. Lalu, tahukah Anda mengapa saya memilih buah persik sebagai Item Natal? ” Pangeran Long Qing bertanya.

Imam Moli menggelengkan kepalanya. Semua orang di Istana Ilahi West-Hill tidak tahu alasan sebenarnya.

“Karena pada tahun-tahun ketika Kepala Sekolah Akademi pergi ke West-Hill, dia minum anggur dan juga memotong semua buah persik di gunung. Tapi tidak ada yang berani keluar dan menghentikannya. ”

Pangeran Long Qing memandang ke luar jendela untuk melihat ladang rapeseed dengan rasa keindahan pedesaan. Kemudian dia dengan tenang berkata, “Ini adalah penghinaan terbesar yang diderita oleh Istana Ilahi West-Hill dalam seratus tahun. Saya memilih buah persik sebagai Barang Natal untuk mengingatkan diri saya agar tidak melupakan penghinaan ini. ”

Dia terus dengan tenang berkata, “Kali ini aku merendahkan diriku untuk menerima ujian lantai dua akademi, karena aku ingin memiliki kesempatan untuk belajar di bawah Kepala Sekolah sehingga aku nanti bisa membalas dendam atas nama Aula Tuhan di masa depan . Namun, saya tidak berharap dipermalukan oleh Ning Que. ”

Imam Moli berusaha menghiburnya, tetapi tidak menemukan kata-kata yang cocok.

“Kamu baru saja mengatakan bahwa kata-kataku menghinakan diri sendiri … Sebenarnya, itu salah. Malu tentang hal semacam ini tidak ada hubungannya dengan inisiator, tetapi dengan kekuatan. Jika saya lebih kuat dari yang lain, maka kata-kata itu adalah ejekan. Jika saya lebih lemah dari yang lain, maka kata-kata itu menjadi memalukan. ”

“Para Tangs bisa membuat Penjaga Kepausan menyerahkan senjata mereka. Kepala Sekolah Akademi dapat memotong semua buah persik di gunung. Ning Que bisa memaksa saya untuk melarikan diri seperti anjing Chang’an. Bukan karena mereka bermaksud mempermalukan saya, tetapi karena mereka lebih kuat dalam beberapa aspek. ”

“Tapi saya berterima kasih banyak atas penghinaan ini. Apa yang saya katakan adalah kabar baik. Mungkin saya sudah mengambil langkah itu dan sekarang saya hanya berharap Ning Que benar-benar dapat mempercepat pertumbuhannya dan membuat saya memiliki kesempatan untuk membalas dendam atas penghinaan ini. ”

Pendeta Moli terkejut dan kemudian segera menjadi gembira, berpikir bahwa jika Pangeran Long Qing bisa masuk ke Negara Yang Mengetahui Takdir selama perjalanan, maka Balai Ilahi mungkin menghindarkannya saat ini untuk penghinaan.

Setelah selamat, dia diam-diam memutuskan bahwa dia harus melayani Pangeran dengan lebih baik di masa depan. Tiba-tiba dia memikirkan satu hal dan berbisik. “Pangeran mahkota Chongming telah kembali ke Kerajaan Yan dan Anda telah memasuki Negara Takdir Yang Mengetahui. Haruskah kita memberi tahu Kaisar Yan tentang kabar baik sesegera mungkin? ”

Pangeran Long Qing dengan sedikit mencela diri berkata, “Apa artinya membiarkan ayah tahu tentang itu? Untuk bersaing memperebutkan takhta? Apakah tahta Kerajaan Yan lebih menarik daripada budidaya Haotian? ”

Pastor Moli dengan tulus memberi nasihat. “Tapi takhta itu seharusnya menjadi milikmu, Pangeran.”

“Apa punyaku adalah milikku selamanya.”

Pangeran Long Qing teringat ilusi-ilusi yang terlihat di Gunung Belakang Akademi, terutama kecerahan dan ketakutan mengerikan dalam langkah terakhirnya menuju tebing. Wajahnya berubah sedikit pucat, tetapi dia segera dan dengan tegas berkata, “Siapa pun yang ingin mengambil barang-barang saya akan mati.”

Tangannya keluar dari jendela, dan buah persik merah muda tiba-tiba muncul di jari-jarinya.

Dia secara acak memasukkan buah persik ke pakaiannya sendiri. Tidak ada yang tahu apakah ada lubang transparan di bawah kelopak yang semarak itu.

Pangeran Long Qing memandang asap yang datang ke rumah-rumah dan orang-orang rapeseed di ladang di luar jendela. Setelah lama terdiam, dia menjadi tenang dan berkata sambil tersenyum, “Dalam beberapa tahun, saya ingin merobohkan semua rumah Tangs yang buruk ini dan membasmi semua rapeseed di ladang. Kemudian saya akan membakar semuanya, dosa dan kotor, untuk kemudian membangun kembali dunia yang suci dan cerah. ”

…

…

Seperti biasa, kereta diparkir di samping padang rumput Akademi. Ning Que turun dari kereta kuda dan menemukan bahwa suasana Akademi hari ini sangat berbeda dari yang di masa lalu. Masih banyak siswa yang berdiri di kejauhan mengawasinya dan melanjutkan diskusi mereka sendiri. Namun, penghinaan dan jijik sebelumnya di mata mereka telah berubah menjadi penyesalan yang mengejutkan, iri, dan samar.

Di bawah tatapan ini, Ning Que berjalan ke Akademi dan sedikit mengangguk ke Chang Zhengming di samping tangga batu. Dia melihat seorang anak lelaki berdiri di bawah cahaya pagi dan melambai pada dirinya sendiri dan tidak bisa menahan perasaan sedikit terkejut.

Ning Que sejenak terkejut dan kemudian menggelengkan kepalanya untuk berkata sambil tersenyum, “Bocah gemuk dan Tuan Kecil … itu selalu terdengar agak sumbang.”

Bocah itu kecil tetapi meniru gaya Kepala Sekolah yang lama. Jadi Ning Que tidak bisa menahan senyum dan bertanya, “Siapa tuan mudamu? Dan mengapa Anda memanggil saya Tuan Kecil? ”

Bocah lelaki itu tersenyum dan menyentuh kepalanya. Dia menjelaskan, “Tuan muda saya diberi nama setelah Second. Judulnya adalah perintah yang diberikan oleh tuan muda saya. Anda adalah yang termuda di Back Mountain. Jadi aku memanggilmu Tuan Kecil. ”

Ning Que sangat tertarik dan bertanya, “Lalu … bagaimana dengan Chen Pipi?”

Bocah lelaki itu berkata dengan suara polos, “Dulu dia adalah Tuan Kecil. Tapi sekarang karena kau Tuan Kecil, dia akan menjadi Saudara Twelveth. ”

Ning Que termenung sejenak dan menggelengkan kepalanya untuk berkata sambil tersenyum, “Bocah gemuk dan Tuan Kecil … itu terdengar agak sumbang.”

Bocah lelaki itu berkata dengan serius, “Sebenarnya … aku juga berpikir begitu.”

…

…

Hari ini, Ning Que berjalan ke jalan Back Mountain di Akademi. Tentu saja, tidak mungkin jalan yang menyiksanya hingga setengah mati. Bocah lelaki itu membawanya ke jalan terpencil, berjalan mengambil jalan setapak di samping perpustakaan lama, dan kemudian berhenti di depan kabut yang mengelilingi gunung.

“Tuan kecil, ada juga jalan di perpustakaan lantai dua yang lama. Tetapi tuan muda saya mengatakan hari ini adalah hari pertama Anda di sini, jadi kami akan pergi ke sini. ”

Ning Que memandang awan di depan dan tanpa sadar memikirkan kabut jalan gunung sehari sebelum kemarin, merasa bahwa tubuhnya telah menjadi sedikit kaku. Beberapa saat diam, Ning Que menatap anak muda itu dan dengan lembut bertanya, “Di awan … tidak ada yang aneh, kan?”

Bocah lelaki itu tertawa kecil dan berkata, “Tentu saja tidak, aku sering berjalan seperti ini.”

…

…

Kabut gunung itu benar-benar tidak aneh, dari bambu ke pedang terbang, dari mata air ke air terjun, dan dari kolam kecil ke laut.

Namun, kabut gunung itu memang sangat aneh. Ning Que hanya berjalan sekitar selusin langkah dan kemudian benar-benar tiba di tengah-tengah Gunung Kembali Akademi.

Dia menggerakkan lengan bajunya untuk menghapus gumpalan kabut terakhir di depannya. Dia memandangi pemandangan seperti gunung di bawah sinar pagi di depannya dan tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut.

Dari arah Akademi, dia bisa melihat gunung yang curam. Menghadap ke timur, sebenarnya ada teras tebing datar yang besar.

Di atas teras tebing ada danau kecil seperti cermin, bunga-bunga liar bermekaran, rumput tenang dan pohon-pohon tua yang menjulang tinggi.

Ada ribuan spesies bunga, termasuk buah persik, tetapi tidak mencolok di antara mereka.

Di bawah pohon-pohon yang menjulang tinggi, ada lebih dari sepuluh rumah bergaya sederhana dengan asap naik.

Ada garis perak mengalir di antara tebing di belakang rumah. Itu sebenarnya air terjun yang jauh.

Sekelompok burung hitam berkibar di antara tebing dan air terjun.

Di bawah cahaya pagi, dengan pemandangan yang indah menabrak, Ning Que merasa kaget dan tak bisa berkata-kata.

Merasakan Qi dari Surga dan Bumi dari Back Mountain dan rasa hidup, sebuah ide tiba-tiba muncul dalam dirinya.

“- Tidak peduli siapa yang ingin menghancurkan pemandangan yang begitu indah, aku akan membunuh mereka terlebih dahulu.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–