Nightfall Chapter 168

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 168: Saudara dan Saudari Senior (Bagian 2)

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Ada kompor di dalam rumah dan kincir air di luar. Uap putih memenuhi bagian dalam dan luar rumah. Ketika besi merah dimasukkan ke dalam air, suara berdengung dipancarkan. Ketika palu mengenai besi merah, ada ledakan keras. Ning Que dan Chen Pipi berdiri di luar ambang pintu, melihat pria berotot setengah telanjang yang bermain dengan api dan besi seperti memperlakukan kekasihnya dengan hati-hati tetapi kasar.

Setelah sekian lama, suara bising di rumah akhirnya berhenti. Pria berotot itu melepaskan celemek kulitnya dan mengambil handuk untuk menyeka keringat di wajahnya. Dia berjalan ke pintu dan berkata dengan senyum sederhana dan jujur, “Aku adalah Kakakmu yang keenam.”

Chen Pipi tersenyum pada Ning Que dan berkata, “Baju besi dan senjata yang dibuat Keenam Saudara unik di dunia. Baju besi yang dikenakan Jenderal Xu Shi secara pribadi diciptakan olehnya. Jika Anda memiliki kebutuhan untuk ini di masa depan, Anda dapat datang langsung untuk belajar dari Saudara Senior. Dia baik dan bermanfaat. Meskipun dia tidak banyak bicara, dia bisa menyelesaikan hal-hal yang dia janjikan padamu. ”

Ning Que telah menatap Sixth Brother bermain dengan palu dan besi, dan samar-samar merasakan sesuatu yang menarik dari ketukan berirama dan gerakan kuat. Setelah mendengar perkenalan Chen Pipi, Ning Que memikirkan tiga pisau atau panah yang tersembunyi di Lin 47th Street. Matanya tiba-tiba menjadi cerah dan Ning Que berseru, “Apakah Saudara Keenam Guru Jimat Jimat?”

“Jika Anda ingin faksi persis saya, saya harus dianggap sebagai praktisi seni bela diri. Tapi dalam hidupku, aku tidak punya waktu untuk belajar bagaimana bertarung. Saya hanya fokus pada pekerjaan pandai besi. ”

Saudara Keenam menjawab dengan jujur, “Saudara Muda, saya tahu apa yang ingin Anda tanyakan. Helm dan pelindung yang kubuat memiliki tulisan Talisman. Tapi saya tidak menggambar mereka. Mereka karya Keempat Saudara. ”

“Kakak Keempat?” Ning Que bertanya dengan heran.

Kakak Keenam menatap sudut gelap rumah dan berkata sambil tersenyum, “Itu dia.”

Saat itulah Ning Que memperhatikan bahwa ada meja pasir yang sangat kecil di sudut teduh dan seorang pria dengan seragam musim semi biru Akademi duduk di sebelah meja pasir. Suhu di rumah itu sangat tinggi, tetapi pria itu sebenarnya tidak memiliki setetes keringat atau merasakan rasa panas, ia fokus pada meja pasir kecil di depannya. Dia tampaknya menjadi bagian dari rumah dan mudah dilewatkan. Jika seseorang menutup matanya, dia tidak akan merasakannya duduk di sana.

“Saudara Keempat baru-baru ini pergi pada kultivasi Mixing Fu.”

Chen Pipi menjelaskannya. “Dia ingin mengubah tulisan Talisman dan baja pada senjata menjadi kombinasi yang lebih erat, bahkan mungkin membuatnya menjadi satu.”

Saudara Keempat, yang duduk di sudut gelap, memandang ke atas dan mengabaikan Ning Que serta Chen Pipi. Dia berkata kepada pria berotot setengah telanjang, “Jika pola Sanxing digunakan untuk meningkatkan resistensi benturan depan, secara alami tidak ada masalah. Tapi bagaimana dengan kekuatan sobek dari samping? Jika seorang pejuang perang menempatkan Qi Langit dan Bumi di atas kulit tubuh, itu akan sedikit sulit untuk merangsang tulisan Talisman di baju besi. ”

Keenam Saudara pergi ke sisi lain, dengan Ning Que dan Chen Pipi mengikuti di belakangnya.

Di atas meja pasir ada tiga garis yang tampaknya sederhana, yang sedikit bengkok. Perpotongan mereka adalah beberapa busur setengah lingkaran yang sangat halus, yang tampak seperti garis yang menahan beberapa tetes yang akan diintegrasikan, tetapi belum sepenuhnya terintegrasi.

Mendengarkan diskusi dari dua Saudara Senior, Ning Que tahu bahwa mereka ingin memodifikasi tulisan Talisman pada baju besi untuk meningkatkan kemampuan pertahanan. Ini adalah pertama kalinya dia melihat penggunaan Taoisme Jimat. Karena itu, dia tidak bisa menahan perasaan penasaran.

“Saya tidak mengerti Taoisme Jimat atau penggunaan dekorasi ini. Tapi saya selalu merasa bahwa setengah lingkaran itu terlalu halus atau … sempurna. ” Brother Keenam menggaruk kepalanya dan berkata dengan jujur, “Saya pikir hal-hal yang terlalu sempurna pasti tidak akan bertahan lama.”

Setelah keheningan yang lama, Saudara Keempat berkata, “Kamu telah menjadi pandai besi seumur hidupmu, dan lebih akrab dengan kekuatan daripada aku. Meskipun saya tidak tahu mengapa, saya percaya intuisi Anda. Memang, setengah lingkaran ini terlalu sempurna. ”

Ning Que merasa sedikit gugup, menatap meja pasir yang diaspal oleh pasir putih halus, dan ingin melihat perubahan apa yang akan dilakukan Kakak Keempat.

Meskipun tidak ada yang mengambil pena kayu untuk menggambar, pasir putih di atas meja pasir berguling ajaib. Sepertinya ada tangan yang tak terlihat memegang garis dalam bentuk yang berubah. Tidak ada yang tahu berapa banyak kombinasi garis-garis ini dibuat dalam satu saat.

Ning Que menatap garis-garis di atas meja pasir, matanya berkedip cepat saat garis berubah. Pemikirannya lambat laun tidak bisa mengimbangi perubahan kombinasi yang sangat rumit, dan ia merasakan sakit yang agak menjengkelkan di benaknya dan rasa mual yang meningkat di dadanya.

…

…

Ning Que berjalan keluar dari rumah dan datang ke kincir air, mencuci wajahnya dengan air dingin. Baru saat itulah dia merasa lebih baik. Dia gemetar dan menatap Chen Pipi. “Aku benar-benar tidak berharap potongan-potongan prasasti Talisman itu menjadi sangat tidak bisa dipahami.”

“Karena pecahan-pecahan itu dapat dengan mudah menyebabkan fluktuasi mental, belum lagi Anda terlalu melebih-lebihkan diri dengan ingin melihat begitu banyak perubahan.”

Chen Pipi menggunakan tabung bambu untuk mengambil air dan meminumnya. Dia menyeka mulutnya dan tertawa. “Selain itu, Sixth Brother membuat kompor di rumah berfungsi sepanjang tahun dan melebur semua jenis bahan stainless steel. Meskipun dia tidak bertarung, dia memiliki budidaya Seni Bela Diri yang sangat canggih. Jadi dia baik-baik saja tetap di dalam. Tapi orang sepertimu akan pingsan karena panas itu. ”

Ning Que tidak keberatan diejek oleh Chen Pipi, tetapi merasa senang ketika memikirkan Saudara Senior dan Suster Senior yang dia lihat di Back Mountain of the Academy hari ini, terutama yang tampak gila, tetapi jelas sangat menakjubkan, adegan.

“Fifth Brother dan Eighth Brother sedang bermain catur. Yang satu adalah nasionalis Kerajaan Jin Selatan dan yang lainnya adalah pemain catur istana Kerajaan Yuelun sebelum mereka memasuki gunung. Mereka telah mengikat lebih dari 10 kali. Belakangan, mereka menjadi Bruder setelah memasuki gunung, tetapi tidak pernah melupakan dendam selama tahun-tahun itu. Selama mereka bebas, mereka akan mengambil papan catur untuk duduk di bawah pohon pinus gunung selama beberapa hari. ”

Chen Pipi memikirkan kedua kakak beradik itu dan berkata dengan cepat, “Mereka sering lupa makan ketika bermain catur. Bagaimana mereka akan ingat bahwa hari ini adalah hari kamu memasuki Lantai Dua? Jika saya tidak memanjat gunung untuk menemukan mereka untuk mengirim makanan selama bertahun-tahun, saya benar-benar berpikir mereka akan memuntahkan darah di papan catur, dan membeku sampai mati dan menjadi dua hantu elegan di bawah pohon pinus. ”

Ning Que mendengarkan narasi ini dan tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata-kata. Dia pikir orang-orang yang tinggal di Back Mountain Akademi benar-benar aneh dan bertanya-tanya mengapa Kepala Sekolah Akademi menerima orang-orang ini sebagai siswa.

“Kamu kenal Kakak Ketiga.”

Chen Pipi melanjutkan, “Pada saat ini dia seharusnya masih menyalin karakter yang sangat kecil di perpustakaan lama. Anda dapat melihatnya kapan pun Anda mau. Jangan tanya kenapa dia menyalin karakter setiap hari di sebelah jendela timur. Saya hanya tahu ini adalah tugas yang diberikan dosen kepadanya. ”

Ning Que mengingat jumlah orang di tebing malam itu dan diam-diam menghitung. Dia berkata kepada Chen Pipi, “Kakak Sulung telah mengikuti Kepala Sekolah untuk bepergian di negara lain. Jadi harus ada dua Saudara Senior yang belum saya lihat. ”

“Kamu belum melihat Kakak Kedua. Adapun yang terakhir, dia bukan Saudara Senior, tetapi seorang pria tua yang memiliki identitas aneh. Dia membaca dan tetap diam sepanjang hari, jadi Saudara Senior dan Suster Senior tidak suka berinteraksi dengannya. ”

Chen Pipi membawanya ke air terjun di belakang alun-alun tebing dan memperingatkannya. “Aku akan membawamu untuk melihat Kakak Kedua. Anda harus berperilaku sendiri. Meskipun Saudara-saudari Senior yang Anda lihat bertindak agak aneh, mereka sangat baik dan baik. Saudara Kedua serius dan jujur, dan selalu meminta orang lain untuk memperbaiki kesalahan mereka. Jika Anda melakukan kesalahan, waspadalah terhadap hukumannya. ”

Ning Que merasa terkejut setelah mendengar ini dan dengan gugup bertanya, “Lalu bagaimana aku harus bersikap dengan Kakak Kedua Senior?”

Chen Pipi balas menatapnya dan berkata dengan mengejek, “Kamu selalu pandai berpura-pura, bersikap seperti yang kamu lakukan dengan Saudara-Saudara Senior sebelumnya. Saya benar-benar tidak berharap Anda begitu pandai memuji. ”

Ning Que berkata dengan sinis, “Orang bijak tunduk pada takdir, dan seorang idiot menolak nasib.”

Chen Pipi menatapnya dan menghela nafas. “Selain keseriusan dan kejujuran, kesombongan adalah karakteristik paling menonjol dari Saudara Kedua. Dan dia benci melihat ada yang lebih bangga di depannya. Jadi … tolong berhati-hatilah. ”

“Kamu selalu sangat bangga, aku pikir kamu telah dihukum oleh Saudara Kedua berkali-kali selama bertahun-tahun ini.” Ning Que menatap wajahnya yang gemuk dan tertawa. “Kamu tidak perlu khawatir tentang aku, aku akan menjadi orang yang paling rendah hati di dunia di depan Saudara Kedua.”

“Sudah terlambat.” Chen Pipi menatapnya dengan setengah tersenyum. “Masalah Matematika yang Anda berikan tahun lalu telah menyebabkan Saudara Kedua mundur ke pengasingan selama setengah bulan. Apakah Anda pikir Kakak Kedua yang bangga akan melupakan itu? ”

…

…

Itu membuktikan bahwa intimidasi Chen Pipi tidak lain hanyalah macan kertas — Ketika mereka berjalan ke halaman kecil dekat air terjun yang seperti perak itu dan akhirnya melihat Kakak Kedua yang legendaris, Ning Que menemukan bahwa dia sama sekali bukan tipe pria yang memiliki supercilious lihat dan rasakan bahwa nadanya sangat hangat dan baik tanpa sedikitpun rasa bangga.

Berdiri di atas tangga batu, Saudara Kedua dengan tenang mengawasi mereka dan bertanya dengan acuh tak acuh, “Ning Que, adik kecil dia … maaf, saya tidak seharusnya memanggilnya sebagai Saudara kecil … Saudara Kedua Belas membawa Anda untuk mengunjungi Back Mountain. Apa anda suka?”

“Saya telah melihat Saudara dan Saudari Senior mengabdikan diri untuk berkultivasi. Mereka benar-benar … “Ning Que menjawab dengan hormat.

Namun, sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Saudara Kedua mengangkat tangan dan memotong dengan suara dingin. “Orang-orang itu hanya tahu tentang bermain dengan burung, memberi makan ikan, bermain instrumen dan catur setiap hari. Mereka tidak mengabdikan diri untuk berkultivasi sama sekali. Saudara Keempat sangat berbakat dalam Talisman Taoism, tetapi tidak memiliki sesuatu di otaknya sehingga dia benar-benar ditipu oleh Saudara Keenam dan menjadi pandai besi! Kepala Sekolah baik hati dan mengabaikan mereka. Kalau tidak, saya akan menghukum mereka berulang kali. Sangat tidak bijaksana bagi Anda untuk mengatakan bahwa mereka adalah panutan Anda. ”

Ning Que tidak tahu bagaimana menjawabnya sama sekali.

Saudara Kedua tiba-tiba menurunkan suaranya dan bertanya, “Apa yang kamu lihat?”

Setelah melihat air terjun itu, Ning Que telah memutuskan nada untuk percakapan ini dan membuat banyak persiapan mental, bertekad untuk memainkan puyuh pemalu di depan Saudara Kedua dan sama sekali tidak menatap matanya dengan kasar. Tapi topi kuno yang menjulang tinggi seperti tongkat cucian yang sangat tinggi di atas kepala Kakak Kedua … terlalu mencolok.

Akan sulit untuk berpaling dari topi Kakak Kedua tidak peduli siapa yang melihatnya. Ning Que merasa bahwa dia sedang berbicara dengan tongkat. Perasaan aneh ini membuatnya sulit baginya untuk terlihat tenang.

Dibandingkan dengan topi seperti tongkat tinggi ini, penampilan Saudara Kedua jauh lebih normal, tetapi juga penuh dengan karakter.

Kakak kedua memiliki alis lurus dan bibir tipis. Meski tidak tampan, ia tidak memiliki masalah sedikitpun dengan penampilannya. Rambutnya yang hitam disisir rapi, dengan hati-hati tergantung di belakang dan tidak condong ke sisi manapun. Kedua alisnya persis simetris, dan bahkan membuat orang merasa ada jumlah rambut yang persis sama di kedua sisi. Tidak ada yang bisa mengambil masalah dari matanya yang tenang dan mettled. Orangnya secara keseluruhan membuat orang merasa bahwa mereka tidak bisa memuji atau menyalahkannya.

Mungkin semua orang yang melihat Kakak Kedua akan merasakan hal ini. Karena itu, Ning Que merasa sedikit linglung. Setelah tiba-tiba mendengar kalimat itu, dia tidak bisa menahan rasa takut dan berkata sambil tersenyum, “Kakak senior, Kakak muda sedang melihat topimu.”

Saudara Kedua menatapnya dengan tenang dan berkata, “Mengapa kamu melihat?”

Ning Que tampak sangat alami dan dengan penuh percaya diri menjawab, “Karena itu terlihat bagus.”

Saudara Kedua agak terkejut. Chen Pipi, yang telah berdiri diam di sideline, juga merasa kaget dan mengutuk dalam hatinya diam-diam. Chen Pipi berpikir bahwa dia telah mengenal Ning Que selama setahun, tetapi dia tidak tahu bahwa orang ini sebenarnya sangat tidak tahu malu.

Meskipun Ning Que pandai menyanjung, ada kalanya dia membuat orang yang menerima sanjungan merasa sedikit malu atau bahkan marah, belum lagi Saudara Kedua dari Akademi. Pada saat yang penting ini, Ning Que tidak akan membiarkan oposisi memiliki kesempatan untuk merespons atau bangkit kembali. Dia memilih sesuatu dari pikirannya secara acak dan bertanya dengan bingung, “Kakak Kedua, aku kembali ke Chang’an dari padang rumput bersama Putri Lee Yu tahun lalu. Saya bertemu dengan Master Pedang Hebat di Negara Bagian Seethrough di Jalan Gunung Utara Gunung Min. Seseorang mengatakan dia adalah murid yang ditinggalkan dari Lantai Dua Akademi … ”

“Sulit untuk masuk ke Gunung Belakang Akademi. Bagaimana dia bisa dengan mudah keluar ketika dia masuk? ”

Saudara Kedua berkata, “Ada kerabat jauh di gunung yang dalam dan orang-orang bodoh di dunia. Mereka selalu berpikir tentang memiliki hubungan dengan Akademi untuk meningkatkan status mereka. Ada banyak murid lantai dua yang ditinggalkan yang muncul setiap tahun. Haruskah Akademi memberi tahu dunia bahwa tidak ada orang seperti itu setiap kali mereka muncul? ”

“Aku khawatir oportunis ini akan merusak reputasi Akademi.” Apa yang dikatakan Ning Que adalah pendapat jujurnya.

Saudara Kedua berkata dengan sinis, “Orang-orang yang terlibat di dalamnya pasti tahu kebenaran. Adapun mereka yang tidak memenuhi syarat untuk tahu, tidak peduli ide apa yang mereka miliki, mereka tidak memenuhi syarat untuk memengaruhi reputasi Akademi. Anda bisa mengabaikan hal-hal ini di masa depan. ”

Mendengarkan kalimat ini, Ning Que mengeluh dalam hatinya bahwa ia akhirnya merasakan kebanggaan Kakak Kedua. Sungguh suatu kebanggaan yang sangat arogan.

Mata seseorang dapat mencerminkan apa yang dipikirkan seseorang. Saudara Kedua memperhatikan perubahan di mata Ning Que. Dia berpikir bahwa Bruder muda yang baru masuk itu terkejut dengan apa yang dilihatnya hari ini. Jadi Saudara Kedua mencoba menghiburnya. “Punggung Gunung Akademi, atau Lantai Dua, pada kenyataannya, tidak seisterius yang diinginkan orang. Itu hanya tempat di mana kepala sekolah mengajar siswa. ”

…

…

“Apakah kamu merasa tidak berdaya?”

“Iya.”

“Apakah kamu tidak berpikir bahwa Saudara Kedua benar-benar membosankan dan stereotip?”

“Iya.”

“Apakah topinya terlihat seperti tongkat?”

“Jika aku melihatnya untuk waktu yang lama, kadang-kadang aku tiba-tiba merasa bahwa topi itu terlihat seperti mainan kertas lipat.”

“Tidak peduli seperti apa rupanya, apakah kamu memiliki keinginan untuk menghancurkan atau menghancurkannya?”

“…”

Ketika mereka meninggalkan halaman dan tidak bisa lagi mendengar suara air terjun jatuh dari tebing, dua anggota termuda dari Gunung Belakang Akademi mulai berbicara, yakin bahwa Saudara Kedua tidak dapat mendengar percakapan mereka.

Chen Pipi menggosok pipinya, yang menjadi semacam mati rasa karena mempertahankan pandangan serius, dan menatap Ning Que. “Katakan saja.”

Ning Que dengan jujur menjawab setelah beberapa saat hening, “Jenis.”

Chen Pipi menatapnya dengan sungguh-sungguh dan berkata, “Bukan hanya kamu, tetapi kita semua memiliki perasaan seperti ini. Kakak Keenam Senior bahkan telah mencobanya beberapa kali. ”

Ning Que sedikit membuka mulutnya, melihat wajah pemuda gendut itu, dan kemudian ragu-ragu sebelum berkata, “… Saya tidak tahu harus berkata apa.”

Chen Pipi menggelengkan kepalanya dan berkata, “Aku tidak sebodoh itu untuk menipu kamu agar mengenai topi Kakak Kedua. Faktanya, setelah melihat penampilan Anda hari ini, saya sangat percaya bahwa Anda lebih mungkin menggunakan beberapa cara jahat untuk menipu saya agar melakukan hal besar ini di masa depan. ”

Ning Que tertawa dan tiba-tiba berkata, “Saya pikir cukup baik untuk Saudara Kedua untuk bangga. Setidaknya dia bertindak seperti orang. ”

“Aku tidak akan menggunakan apa yang baru saja kamu katakan melawanmu.”

Wajah Chen Pipi menunjukkan bahwa dia jelas tidak bermaksud apa yang dia katakan. Dia menepuk pundak Ning Que dengan simpatik dan berkata, “Sebenarnya, kita semua sepakat tentang hal ini, terutama setelah Saudara Kedua mengangkat angsa dua tahun lalu.”

Ning Que terkejut bertanya, “Seekor angsa?”

Chen Pipi berkata sambil tersenyum, “Kami selalu berpikir bahwa alasan mengapa Saudara Kedua memelihara binatang itu adalah angsa itu sangat bangga dan akhirnya ia menemukan jenisnya sendiri. Kalau begitu, dia tentu harus menaikkannya dengan baik. ”

Ning Que kaget dan berulang kali menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. “Itu sangat kasar dan kejam.”

Chen Pipi tertawa. “Kamu tidak membelinya? Anda akan tahu mengapa kami mengatakannya setelah melihat angsa nanti. ”

Mereka tiba di lereng landai tempat bunga-bunga liar bermekaran di padang rumput hijau. Keduanya memilih tempat yang bersih untuk duduk di antara bunga-bunga. Di bagian bawah lereng adalah aliran lembut mengalir yang tampaknya datang dari air terjun tebing dan mungkin membentuk jatuhan baru setelah keluar dari alun-alun tebing. Tapi tidak ada yang tahu ke mana arahnya.

Angin sepoi-sepoi musim semi bercampur dengan sinar matahari yang hangat, dengan lembut bertiup di wajah dua orang muda. Mereka berbaring di padang rumput di antara bunga-bunga liar, dengan tangan di belakang kepala, dan memandangi pemandangan indah yang terasa sangat nyaman.

Ning Que memandangi sungai di bawah lereng dan berkata, “Di Akademi … Maksudku, di bawah di mana kita berada, aku sesekali menatap gunung, tetapi tidak pernah melihat air terjun. Dan saya tidak pernah mengira itu begitu indah di dalam gunung berkabut. ”

Chen Pipi menyipit, melihat titik-titik hitam di ketinggian itu. Dia tersenyum dan berkata, “Gunung ini sangat besar sehingga saya belum melakukan semuanya. Saudara Keempat mengatakan bahwa sisi gunung yang menghadap Kota Chang’an adalah tebing. Jadi air terjun yang Anda sebutkan kemungkinan besar jatuh dari sana. Saya telah meliriknya diam-diam. Di bagian bawah tebing semua awan dan tidak ada yang tahu apa yang ada di bawahnya. ”

“Jika nanti cocok untukmu, tunjukkan aku berkeliling.”

“Baik.”

Ning Que memiliki visi yang sangat baik, sehingga ia bisa melihat ikan-ikan berenang yang berjuang untuk mendapatkan makanan di sungai. Dia memikirkan Saudara-saudari senior yang dia temui di Back Mountain hari ini dan bertanya dengan rasa ingin tahu, “Saudara-saudari senior… di negara mana mereka berada?”

“Saudara Kedua telah berada di Negara Takdir Tahu selama bertahun-tahun. Tetapi saya tidak tahu apakah dia berada di Negara Bagian Atas atau Negara Tengah atau apakah dia telah melihat pintu itu atau tidak. Dan kemudian dari Kakak Ketiga ke Kakak Kesebelas, mereka berada di Negara Bagian Seethrough, mungkin Negara Bagian Atas, Negara Bagian Tengah, atau Negara Bagian Bawah. ”

Jawabannya agak di luar harapan Ning Que. Dia menatap Chen Pipi dengan terkejut dan berkata, “Kamu berada di Negara Tujuan yang Mengetahui. Bagaimana Saudara dan Saudari Senior masih berada di Negara Bagian Seethrough? ”

Chen Pipi meliriknya dan berkata dengan sarkasme, “Pertama datang, pertama belajar. Tetapi tidak ada perintah untuk memasuki negara. Meski aku orang terakhir yang memasuki Lantai Dua, bukan hal yang luar biasa bagiku untuk pertama kali berada di Negara Yang Mengetahui Takdir. Yang disebut negara hanyalah beberapa sarana pertempuran. Di Back Mountain, tidak ada yang peduli tentang itu. Jika kita benar-benar bertarung satu sama lain, tidak ada dari mereka yang bisa mengalahkanku, dari Kakak Ketiga hingga Kakak Kesebelas.

“Jangan lupa bahwa aku jenius kultivasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

“Bagaimana Kakak Beradik Senior memasuki Akademi?”

“Tentu saja, Kepala Sekolah Akademi yang menerimanya.”

Chen Pipi tidak menyadari bahwa dia benar-benar mulai berbicara omong kosong setelah banyak dipengaruhi oleh Kakak Kedua selama ini.

Ning Que berkata dengan enggan, “Aku serius.”

“Apakah jawabanku tidak serius?”

Chen Pipi menatapnya dengan bingung dan berkata, “Siapa yang bisa menggambar garis yang lebih lurus daripada Saudara Keempat? Siapa yang bisa menyulam lebih baik dan lebih halus dalam disposisi pasukan daripada Suster Ketujuh? Siapa yang bisa bermain sitar dan seruling bambu vertikal lebih baik dari Ninth Brother dan Tenth Brother? Apakah ada pandai besi yang lebih baik daripada Saudara Keenam? Adapun dua pria gila yang bermain catur, Anda tidak dapat menemukan orang ketiga yang bisa mengalahkan mereka di papan catur.

“Saudara dan saudari senior kita semua adalah tokoh top dari berbagai aspek di dunia. Mereka mungkin tidak bisa mengalahkan orang lain, tetapi kita tidak bisa mengejar mereka di aspek lain. ”

Ning Que serius berkata, “Saya tidak berpikir begitu. Saya agak percaya diri dengan kaligrafi. ”

Chen Pipi terkekeh.

Ning Que juga tertawa dan tiba-tiba memikirkan satu hal, jadi dia bertanya dengan bingung, “Karena Kakak beradik sudah menjadi tokoh top dunia dari berbagai aspek sebelum memasuki gunung, mengapa Kepala Sekolah memanggil mereka ke Akademi? Karena mereka tidak terkalahkan, mereka masih tak terkalahkan jika mereka dikembangkan lebih lanjut. Siapa yang bisa membuat mereka melangkah lebih jauh di ladang mereka? ”

Chen Pipi menatapnya dan berkata dengan serius, “Aku sudah bilang tidak ada yang bisa mengalahkan mereka di bidang mereka sendiri. Bahkan, ada premis untuk kata-kata saya. Kita harus mengesampingkan keberadaan satu orang. ”

“Siapa?”

“Kakak Sulung.”

Ning Que diam untuk waktu yang lama sebelum dia secara bertahap mencerna kejutan itu. Dia menatap mata Chen Pipi dan berkata, “Maksudmu … Kakak Sulung tahu segalanya dan apakah orang terkuat di bidang apa pun?”

Chen Pipi berkata dengan napas panjang, “Aku hanya tahu bahwa di Gunung Belakang Akademi, Kakak Sulung bertanggung jawab untuk mengajar dan menjawab pertanyaan.”

Ning Que kaget tak bisa berkata-kata dan bergumam setelah waktu yang lama, “Apakah ada pria serba di dunia?”

Chen Pipi menatap burung-burung terbang di langit biru dan berkata sambil tersenyum, “Apakah Anda merasa sangat frustrasi? Anda sangat bangga, saya juga. Kakak Kedua bahkan lebih bangga. Tetapi bahkan dia tidak memiliki kualifikasi untuk dibanggakan di depan Kakak Sulung. Yang paling menarik adalah bahwa jika Anda melihat Kakak Sulung, Anda akan menemukan bahwa dia bahkan tidak tahu apa itu kesombongan. ”

Ning Que menatap langit dengan putus asa dan berkata setelah diam lama, “Di dunia selain … pria sejati yang terlahir serba tahu.”

Chen Pipi tidak memperhatikan jeda di antara kata-kata itu dan berkata, “Di dunia, tidak ada yang dilahirkan dengan sepengetahuan.”

Ning Que diejek, “Jika tidak terlahir mengetahui, siapa yang bisa mengajar orang seperti Kakak Sulung?”

Chen Pipi menjawab dengan jibe, “Idiot, Kakak Sulung adalah murid Kepala Sekolah. Tentu saja, dia diajar oleh Kepala Sekolah. ”

Ning Que terdiam dan tiba-tiba berpikir bahwa guru Kakak Sulung juga gurunya sendiri. Tidak sampai saat itu dia mengerti bahwa dia telah menjadi murid Kepala Sekolah Akademi yang legendaris. Dia tidak bisa menahan perasaan bersemangat dan gelisah.

Ning Que tiba-tiba menoleh dan melihat wajah bundar besar yang gemuk di depannya. Dia berkata, “Saya punya masalah.”

Chen Pipi menanggapi dengan bingung, “Masalah apa?”

Ning Que berkata dengan serius, “Saya memasuki Lantai Kedua Akademi untuk berkultivasi dan belajar, bukan untuk menikmati pemandangan. Anda menunjukkan saya di sekitar gunung hari ini. Tapi sepertinya tidak ada yang memberi tahu saya apa yang harus saya pelajari atau bagaimana cara belajar. ”

“Pertama-tama, kamu sekarang berada di Negara Tanpa Ragu dan dapat memanipulasi Qi dari Surga dan Bumi dalam jumlah yang menyedihkan. Jadi ada banyak hal yang tidak bisa Anda pelajari. Kedua, pembelajaran Back Mountain pada dasarnya otodidak sesuai dengan arahan yang diberikan guru kepada kita. Itu semua tergantung pada persepsi dan pembelajaran kita sendiri. Jika Anda memiliki masalah, Anda dapat berkonsultasi dengan Kakak Sulung. Sekarang guru dan Kakak Sulung belum kembali, Anda hanya bisa belajar sendiri. ”

“Kakak Sulung … bagaimana kondisinya sekarang?”

“Tidak ada yang tahu, kecuali Kepala Sekolah Akademi. Saya bahkan curiga bahwa Kakak Sulung juga tidak tahu. ”

“Jangan lagi.”

“Apa yang aku bicarakan itu benar … karena kita selalu merasa bahwa Kakak Sulung tidak pernah peduli dengan negara.”

“Saya tiba-tiba memikirkan masalah. Jika Kakak Sulung benar-benar mahakuasa di semua bidang, maka mengapa Kakak Kelima dan Kakak Kedelapan tidak memintanya untuk bermain catur? Dalam pikiran saya, bermain catur adalah yang paling mungkin menyebabkan suasana kekerasan. Tidak ada yang peduli apakah oposisi adalah Saudara Senior atau tidak. ”

Chen Pipi tiba-tiba tertawa ketika dia mengingat sesuatu. Dia tidak bisa membantu tetapi menggelengkan kepala dan mendesah. “Itu karena Kakak Sulung memiliki dua sifat yang paling indah. Karena dua kualitas ini, tidak ada yang akan memintanya bermain catur atau melakukan hal-hal lain. ”

“Kualitas apa?” Ning Que bertanya dengan rasa ingin tahu.

“Kakak Sulung memperlakukan semuanya dengan serius, sangat serius. Jadi dia bergerak perlahan, sangat lambat. ”

“Seberapa lambat?”

“Kamu tidak bisa membayangkannya.”

…

…

“Bahkan jika aku harus menunggu Kepala Sekolah Akademi kembali, aku harus melakukan sesuatu di Back Mountain.”

“Kamu akan memiliki banyak hal untuk dilakukan di masa depan.”

Ning Que tiba-tiba merasa ada sesuatu yang salah dan bertanya dengan ragu-ragu, “Misalnya?”

Chen Pipi menatapnya dengan simpatik dan berkata, “Banyak, misalnya.”

Pada saat ini, Ning Que akhirnya ingat bahwa Chen Pipi telah memandangnya dengan kasihan dari waktu ke waktu ketika ia bertemu dengan Saudara-saudari Senior di Akademi hari ini. Dia samar-samar menebak sesuatu dan bertanya dengan suara rendah,

“Sekarang aku adalah adik bungsu. Apakah Anda pikir Anda telah mengantarkan tahap baru yang menggembirakan dalam hidup Anda? ”

Chen Pipi tersenyum kepadanya dan berkata, “Ya, saya tidak lagi mendengarkan lagu-lagu elegan setiap hari, atau dipaksa untuk menggambar garis di atas meja pasir oleh Saudara Keempat, atau dipaksa untuk melangkah di atas treadmill oleh Saudara Keenam atau dipaksa untuk memasukkan bendera di dalam kabut dan menggambar garis oleh Saudari Ketujuh, atau dipaksa untuk mendiskusikan hal-hal yang membingungkan oleh Saudara Keenam, atau dipaksa untuk menghitung banyak angka yang dipaksakan oleh Saudara Kedua, atau saya yang pertama terkena pada telapak tangan.”

Ning Que berkata dengan serius, “Karena aku yang termuda sekarang.”

Chen Pipi menepuk dada Ning Que dan berkata dengan penuh rasa terima kasih, “Terima kasih kepada Adik, di Akademi.”

Ning Que tersenyum dan membuka tangannya. Dia meletakkan tangannya di belakang kepalanya dan memandang ke langit, berpikir bahwa dia harus menghargai waktu luang hari ini, dan mulai mengabaikan Chen Pipi.

“Aku tahu kamu orang yang ambisius dengan ide-ide luar biasa.”

Chen Pipi tiba-tiba melihat ke langit dan berkata, “Anda prihatin dengan keadaan Saudara-saudari Senior, karena Anda ingin melampaui mereka. Sebenarnya, saya tidak setuju dengan gaya hidup Anda, karena terlalu melelahkan. ”

Ning Que tidak melihat ke arahnya tetapi menatap burung-burung yang terbang lebih rendah dan lebih rendah di langit. Dia melihat perut putih lembut di bawah sayap hitam mereka dan bergumam, “Hidup adalah hal yang melelahkan.”

“Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu ketika kamu masih muda. Tapi saya pikir kadang-kadang Anda harus memperluas pikiran Anda. ”

“Maksudmu aku orang yang berpandangan pendek? Apakah saya memberikan bubur kepiting ke babi? ”

“Kamu tahu, aku tidak bermaksud seperti itu. Maksud saya, Anda tidak perlu waspada terhadap Saudara dan Saudari Senior. Mereka semua adalah orang baik. ”

Ning Que berkata setelah hening sesaat, “Saya bertemu pria yang baik ketika saya berusia empat tahun dan saya menemukan bahwa pria yang baik itu ingin memakan saya. Tentu saja, saya tidak berpikir Saudara dan saudari senior akan menjadi orang seperti itu. Tapi saya baru saja bertemu mereka dan tentu saja akan merasa defensif. Anda tidak perlu khawatir bahwa saya akan menjadi psikopat. Jika saya akan menjadi cabul, saya akan menjadi salah satu ketika saya masih kecil. ”

Chen Pipi menoleh untuk melihat sisi wajahnya dan berkata, “Setidaknya di sini kamu benar-benar tidak perlu terlalu waspada. Anda bisa santai dan menikmati diri sendiri. Gunung Belakang Akademi adalah tempat yang bagus dan kamu harus menghargainya. ”

“Oke. Saya akan menghargainya. ”

Ning Que serius berkata, “Apakah Anda merasa bosan setelah tinggal di gunung selama bertahun-tahun?”

“Tentu saja itu masih terjadi kadang-kadang, kalau tidak bagaimana aku bisa bertemu denganmu?”

Ning Que menarik kembali tatapannya dan menyaksikan Chen Pipi. Dia bertanya dengan rasa ingin tahu, “Kapan kamu akan kembali ke West-Hill?”

Chen Pipi mungkin mengingat beberapa kenangan buruk ketika dia mendengar itu dan tampak malu.

Ning Que menatap matanya dan bertanya dengan menggoda, “Apakah ada hubungannya dengan wanita?”

Chen Pipi menelan dengan susah payah dan berkata dengan suara tercengang, “Itu tidak ada hubungannya denganmu.”

Ning Que tertawa dan memukul bahunya. Ning Que bertanya, “Wanita seperti apa yang kamu suka?”

Pria dewasa selalu berbicara tentang uang dan seksualitas tentang masalah wanita. Hanya pria muda yang membahas wanita dengan polos. Namun, tidak peduli apakah muda atau tua, wanita selalu menjadi objek yang memicu percakapan.

Setelah mendengar ini, Chen Pipi tiba-tiba menjadi tertarik dan berkata, “Apakah Anda ingat kata-kata yang saya tulis dalam surat pertama saya?”

Ning Que mengangguk.

“Lupakan hal-hal itu, karena aku hanya mengutuk.”

Chen Pipi berkata sambil tersenyum, “Gadis yang aku suka harus memiliki rambut panjang hitam dan indah, dengan tubuh langsing dan fitur wajah bersih. Tentu saja, dia pasti cantik. Akan lebih baik jika dia memiliki pipi merah kecil. ”

Ning Que terkejut bertanya, “Itu saja?”

Setelah beberapa saat, Chen Pipi menambahkan dengan serius, “Selama dia kuat dan mandiri, aku bahkan baik-baik saja dengan yang ganas. Tidak ada wanita yang bisa mengalahkan genius kultivasi seperti saya. Selain itu dia … harus menjadi orang yang baik. ”

Ning Que selalu berpikir bahwa kata-kata itu sepertinya menyembunyikan rasa sakit selama bertahun-tahun. Tapi Chen Pipi hanya seorang anak muda di masa remajanya ketika dia melarikan diri dari West-Hill ke Akademi. Bagaimana dia bisa berakhir dalam hubungan yang buruk? Ning Que tidak bisa menahan perasaan sedikit bingung.

Pada saat itu, mata Chen Pipi tiba-tiba bersinar. Dia menunjuk ke anak sungai di bawah lereng dan berkata, “Lihat, itu adalah angsa Saudara Kedua.”

Seekor angsa putih montok mengguncang pantat besar saat berjalan ke sungai dengan keranjang bambu kecil di mulutnya. Tidak ada yang tahu apa yang ada di keranjang. Dan angsa meletakkan paruhnya yang tebal dan keras ke dalam keranjang bambu, dan kemudian merentangkannya ke aliran yang mengalir dengan tenang.

Suara mengganggu di sungai menarik ikan yang tak terhitung jumlahnya dan mereka berkumpul di depan angsa putih besar. Mereka mematuk dari waktu ke waktu, tetapi dalam urutan yang sangat teratur. Setelah menghabiskan makanan, mereka mundur dengan cepat untuk memberi jalan bagi ikan di belakang.

Angsa putih itu mendongak dari air dan dengan bangga mengangkat lehernya ke langit untuk menangis dua kali. Sekali lagi, ia membawa barang-barang di keranjang bambu ke sungai dan mengulangi tindakan itu dengan sabar.

Ning Que terkejut tak bisa berkata-kata oleh pemandangan di sungai … Angsa putih ini benar-benar memberi makan ikan!

“Angsa yang diangkat Adik Kedua datang ke sini setiap hari untuk memberi makan ikan, seolah bangga berpikir ini adalah tugas paling penting dalam kehidupannya sendiri. Itu sama dengan Saudara Kedua, yang bangga mengajar kita setiap hari seolah itu adalah tugas terpenting dalam hidupnya, ”

Chen Pipi berdiri di sampingnya dan berkata sambil tersenyum.

Ning Que terkejut dan tak bisa berkata-kata. Dia berpikir bahwa Gunung Belakang Akademi benar-benar tempat paling mengagumkan di dunia.

…

…

Di seberang Gunung Min di utara, ada jalur gunung yang terbentuk secara alami di dataran paling utara yang bahkan lebih sunyi daripada Wilderness. Di dataran tinggi pas selatan, sebuah tim yang terdiri dari ribuan wanita, anak-anak, orang tua, dan orang sakit berjuang untuk berjalan terus. Malam tahun ini jauh lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya. Ketika suhu turun, suku Great Northern Wilderness, yang dikenal karena tahan dinginnya, tidak lagi tahan terhadap lingkungan yang lebih keras dan lebih keras dan terpaksa meninggalkan kampung halaman tempat mereka tinggal selama lebih dari seribu tahun. Menginjak campuran salju dan lumpur, mereka mulai bermigrasi ke selatan.

Suku Great Northern Wilderness, yang terdiri dari ratusan ribu orang, telah lama meninggalkan Dataran Tengah untuk waktu yang lama sehingga banyak dari mereka lupa bahwa masih ada wilayah selatan di dunia ini dan bahwa mereka telah lama dilupakan. oleh dunia yang makmur dan makmur.

Karena kegelapan berlangsung lebih lama dan suhu semakin rendah, di samping orang-orang suku miskin itu, binatang dan binatang yang semula hidup di daerah beriklim lebih dingin terlebih dahulu menyerah pada kondisi kehidupan yang keras di mana mereka tinggal.

Mendengarkan tangisan keras dari celah utara yang jauh, seorang lelaki tua yang disegani di suku yang bermigrasi, dengan kerutan yang dipenuhi kesedihan dan ketidakberdayaan, tampak serius. Mata para wanita yang mengenakan bulu dipenuhi keputusasaan. Mereka telah berburu untuk mata pencaharian mereka, dan dapat dengan jelas mengetahui dari deru skala kelompok ternak ini yang menyerang selatan dari wilayah Kutub Utara. Jika binatang buas ini mengejar suku, maka suku itu akan menemui ajalnya.

Ada kekacauan di celah gunung, penuh noda di tanah bersalju.

Seorang gadis berdiri di tanah bersalju dengan bulu busuk melingkari tubuhnya dengan erat. Dia mengenakan sepasang sepatu bot hitam di kakinya, dengan rambut hitam panjangnya dikepang di bawah topi bulu yang tergantung di belakang dan dengan lembut berayun di dekat lututnya. Ekor binatang buas tidak menutupi alis dan matanya yang segar dan indah. Tapi wajah mungilnya memerah oleh angin dingin. Usianya tidak lebih dari 15 tahun.

Mendengarkan teriakan binatang buas, dia dengan erat memegang gagangnya dengan kedua tangan, menatap garis hitam jauh di dataran tinggi salju. Tubuhnya bergetar sedikit karena ketegangan dan mata mudanya menjadi lebih cerah dan lebih cerah.

Detak kuku menjadi semakin jelas. Mata yang dalam dari serigala salju muncul di padang gurun seperti bintang. Suasana itu menyedihkan dan mengerikan. Gadis itu melihat ke sana dengan gugup dan tiba-tiba berteriak dengan nada kekanak-kanakan, “Tang Xiaotang, kamu akan menjadi wanita terkuat di dunia! Tentu saja kamu tidak akan mati secepat ini! ”

Segera setelah dia menyelesaikan kalimatnya, dia dengan paksa menarik pisau dari tanah bersalju.

Pisau itu berwarna merah dengan lengkungan besar. Itu lebih panjang dan lebih lebar dari tubuh mungilnya. Diadakan di bahunya, itu tampak seperti bulan bengkok berdarah.

Dia memegang pisau bulan-merah raksasa dan berteriak seperti perempuan gila. Kemudian dia bergegas ke Snowfield Direwolves yang tersebar di seluruh dataran tinggi.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–