Nightfall Chapter 176

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 176: Pedang Terbang Sialan

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Chen Pipi dengan tulus memuji, “Kata baik.”

Ning Que mengangkat bahu dan menjawab, “Saya sering mengatakan beberapa kata-kata indah yang bahkan di luar dugaan saya.”

Kemudian mereka saling bertukar pandang dan tertawa.

Tidak diperhatikan kapan musik merdu yang melayang di teras tebing berhenti. Dan untuk masalah kegilaan dan preferensi, Ning Que telah menemukan jawaban sementara, yang membuatnya kurang cemas daripada dirinya pada hari-hari sebelumnya. Kemudian dia turun ke gunung bahu-membahu bersama Chen Pipi, merenungkan apakah dia harus tidur di perpustakaan lama, setelah itu dia mungkin kembali ke Lin 47th Street untuk pergi berbelanja dengan Sangsang dan bersantai sendiri. Tapi tiba-tiba, dengan embusan bergoyang di hutan lebat di sepanjang jalan, dua pria berjalan keluar dari sana.

Untungnya, ada dua pria di sini, dan kemudian tidak mungkin menjadi Saudara Kesebelas yang paling membuat frustrasi. Sayangnya, kedua pria ini memegang kecapi dan seruling, mengenakan seragam akademi longgar, yang benar-benar kakak senior Beigong dan Ximen kecanduan nada suara.

“Little Younger Brother, kemarin saat mendengarkan lagu, kamu tidak sering mengangguk, jadi kurasa pasti ada masalah dengan lagunya.”

Beigong Weiyang, Saudara Kesembilan, juga memiliki mata berlumur darah. Dia dengan hangat menarik lengan baju Ning Que dan berkata, “Tadi malam, Ximen dan saya tinggal sepanjang malam untuk membuat beberapa penyesuaian dalam tiga bagian berturut-turut dari lagu, yang kami puas. Tapi bagaimanapun juga, itu ditulis oleh kami, jadi kepuasan kami tidak bisa diandalkan. Lalu saya ingin mengundang Anda untuk membuat komentar. ”

Ximen Buhuo, Saudara Kesepuluh, memegang sitar Cina dan dengan tulus berkata, “Adik Muda, terima kasih.”

Chen Pipi memandang Ning Que dengan penuh simpati, mengira Anda baru saja menyelesaikan masalah mentalitas Anda, tetapi sekali lagi harus diganggu oleh hal-hal sepele dan tugas itu. Sebagai yang termuda di Back Mountain of the Academy, kamu harus menanggung begitu banyak rasa sakit! ”

Ning Que sedikit menegang. Melihat mata kedua Saudara Senior yang terbakar itu, dia memikirkan seorang cendekiawan tua yang dengan penuh perhatian membaca buku-buku di samping gua. Jadi setelah hening sesaat, dia menyapa busur dengan tangan terlipat di depan sambil tersenyum dan dengan tenang berkata, “Dua Saudara Senior, saya minta maaf saya tidak bisa menghargai lagu hari ini.”

“Lalu apa lagi yang bisa kamu lakukan? Orang-orang itu memaksamu bermain catur atau debat? ” Beigong Weiyang dengan sedih berkata dengan lambaian lengan bajunya, “Jangan merasa malu, aku bisa menyangkal mereka untukmu. Tidakkah mereka tahu betapa berharganya waktumu? ”

Ning Que tidak bisa menahan tawa pada kata-katanya, menggelengkan kepalanya dan berkata, “Saudara Kesembilan, hari ini saya tidak akan mendengarkan lagu atau bermain catur, saya juga tidak akan berdebat dengan Kakak Kesebelas. Saya hanya ingin tidur nyenyak. ”

Beigong Weiyang menatapnya dengan mata lebar dan bertanya dengan bingung, “Mengapa tidak mendengarkan lagunya?”

Ning Que dengan lembut menjawab, “Karena aku … tidak suka itu.”

Beigong Weiyang terpana mendengar jawabannya. Sambil meraba-raba seruling bambu vertikal di tangannya, dia dengan sedih bertanya, “Mengapa? Aku melihatmu mendengarkan dengan senang di waktu sebelumnya. ”

Ning Que menjawab sambil tersenyum, “Saya hanya ingin membuat dua Saudara Senior bahagia. Sebenarnya, saya tidak begitu bahagia. ”

Merasa bingung, Saudara Senior Ximen Buhuo menyela, “Tapi kamu sering menganggukkan kepala saat mendengarkan …”

Ning Que menghela nafas, “Karena aku terlalu mengantuk.”

Mendengar dialog mereka, Chen Pipi tercengang dan dengan lembut menarik lengan Ning Que untuk menariknya ke samping, mengingatkannya dengan berbisik, “Bagaimana Anda bisa berbicara dengan seorang Saudara Senior sedemikian rupa? Jangan katakan meskipun Anda benar-benar tidak menyukainya. ”

Ning Que menatapnya dengan sedih dan menjawab, “Tapi itu faktanya.”

Tepat pada saat ini, suara tenang dan serius datang dari atas Jalan Gunung. Semua dari mereka berubah menjadi parah dan tidak terlalu sombong dalam sekejap, baik itu dua kakak laki-laki senior atau Chen Pipi yang siap untuk terus mengingatkan Ning Que dengan kritik lebih lanjut.

“Jika aku tidak suka mendengarkannya, aku harus mengatakannya. Kita harus jujur. Itulah keutamaan seorang pria sejati. ”

Kakak Kedua, yang mengenakan mahkota gaya kuno, berjalan turun dari atas Jalan Gunung dengan serius di wajahnya. Dia sedikit menganggukkan kepalanya untuk menyapa Saudara-saudaranya yang Lebih Muda dan menilai Ning Que tanpa disadari, “Saudara Muda yang Lebih Muda benar-benar memiliki sifat seorang pria sejati. Anda harus belajar darinya. ”

Ning Que tenggelam dalam pikirannya pada pujian, karena ini adalah pertama kalinya dia terhubung dengan pria, makhluk aneh di hatinya.

Melihatnya, Saudara Kedua menganggukkan kepalanya dengan senyum, dan kemudian dia menoleh ke Chen Pipi dan dua Saudara Muda lainnya, memesan dengan kesungguhan yang berlanjut di wajahnya, “Mulai hari ini, tidak ada yang diizinkan mengganggu penanaman Adik Adik ini, atau kamu akan dihukum oleh peraturan Akademi. ”

Dia tidak berbicara dengan keras, namun suaranya melayang ke kejauhan tanpa tersebar seolah-olah itu adalah objek yang sebenarnya. Kemudian bergema keras di gunung dengan angin dan menyebar ke semua Saudara dan Saudari Muda lainnya yang berada di bawah pohon pinus, pohon bunga atau di danau dan jelas mendapatkan informasi.

Beigong Weiyang dan Ximen Buhuo harus setuju meskipun mereka tidak mau, yang kemudian tidak bisa membantu mengintip Ning Que. Mungkin mereka diam-diam meratapi betapa tidak nyamannya menemukan Saudara Muda yang peka terhadap keindahan nada suara yang belum dibawa pergi oleh Saudara Kedua.

Tentu saja Kakak Sulung berada di peringkat 1 di Back Mountain of the Academy. Namun, dia adalah orang yang sangat lembut sehingga Saudara dan Saudara Muda semua merasa intim dengannya dan dengan demikian tidak takut padanya. Yang sebenarnya mereka hormati adalah Saudara Kedua yang serius dan keras ini. Selama dia memesan, tidak ada yang berani menentang.

Berpikir bahwa Ning Que tidak akan lagi diganggu oleh Saudara Senior dan Suster Senior ini, dan apa yang telah dideritanya sendiri ketika baru saja memasuki gunung, Chen Pipi sangat iri pada pria yang beruntung ini, dan sementara itu merasa kesal dan tidak mau menerimanya, jadi dia berpura-pura dengan serius bertanya kepada Saudara Kedua, “Kakak Senior, susunan taktik Cloud Gate sedang dalam modifikasi besar sekarang, dan Saudari Ketujuh membutuhkan Ning Que untuk membantunya setiap hari, jadi …”

Kata-katanya belum selesai dan menyiratkan niat buruk. Jadi Ning Que menatap Chen Pipi, yang menghadiahinya dengan tampilan bangga. Namun, rasa kembungnya tidak bertahan lama. Apa yang dikatakan Saudara Kedua kemudian mengindikasikan betapa sialnya menjadi berlidah panjang bagi seseorang.

“Modifikasi array taktis Cloud Gate belum selesai? Apa yang dilakukan Suster Ketujuh dalam setengah tahun? Berurusan dengan mata array … ah, itu benar-benar merepotkan. Adik yang masih kecil masih tangan hijau, dan bagaimana dia bisa menghabiskan waktunya untuk hal-hal seperti itu. Pipi, aku ingat dulu aku pernah berlatih susunan taktis Gerbang Awan dengan Saudari Ketujuh tahun sebelumnya tahun lalu, dan sekarang setelah kamu memiliki pengalaman, bagaimana kalau kamu melakukan pekerjaan itu? ”

Mulut Chen Pipi terbuka lebar, yang mencoba menangis tetapi gagal meneteskan air mata.

“Adik Adik, ikut aku.”

Sambil memegang lengan bajunya, Kakak Kedua perlahan berjalan menuruni gunung.

Ning Que menepuk bahu Chen Pipi dengan simpati dan kemudian dengan cepat mengikutinya.

Dari obrolan dengan Chen Pipi dan Saudara Senior dan Suster Senior lainnya, Ning Que tahu bahwa Saudara Kedua adalah pria yang sombong dan serius, yang keras terhadap dirinya dan orang lain, jadi dia agak takut padanya. Namun, Kakak Kedua inilah yang memecahkan masalah besar baginya hari ini, yang tiba-tiba mengubah kesan Ning Que padanya. Dia merasa bahwa Saudara Kedua benar-benar orang yang paling baik di dunia.

Keadaan psikologis seseorang pasti akan mempengaruhi efek visualnya. Ning Que perlahan mengikuti Saudara Kedua ke Mirror Lake di teras tebing. Sikap kaku dan langkah yang benar-benar serba sama dari Saudara Kedua telah berubah menjadi disiplin diri yang mengagumkan di mata Ning Que. Bahkan mahkota tinggi dengan penampilan tongkat untuk memukul cucian di kepala Saudara Kedua menjadi mulia dan tidak ternoda.

Kemudian tiba-tiba dia menghela nafas, “Keadaanmu, sangat rendah …”

Mendengar bahwa Saudara Kedua berbicara kepadanya, Ning Que mempercepat langkahnya untuk mengikutinya dan dengan jujur menjawab, “Ya.”

“Punggung Gunung Akademi hanya memiliki sedikit pengalaman tentang cara menumbuhkan murid di Negara Tanpa Ragu.”

Brother Kedua perlahan menggelengkan kepalanya dan berkata, “Meskipun Saudara Sulung hanya di Negara Bagian Awal ketika dia memasuki Akademi, dia diajar oleh Kepala Sekolah secara langsung. Namun dia dan Kepala Sekolah sekarang sedang melakukan tur di negara-negara lain, jadi bahkan saya tidak tahu apa yang harus saya ajarkan kepada Anda. ”

Ning Que tenggelam dalam keheningan. Meskipun dia agak kecewa, pada pemikiran bahwa Kepala Sekolah dan Kakak Sulung akan kembali suatu hari, dia tidak begitu cemas.

Sambil berbicara, keduanya pergi ke Jalur Gunung dan tiba di teras tebing yang indah.

Mendekati Mirror Lake, Second Brother melirik paviliun di tengah danau beberapa langkah dan gadis yang menyulam dengan kepala menunduk di paviliun. Tiba-tiba dia berhenti dan setelah hening sesaat dia meredam, “Meskipun Kepala Sekolah dan Kakak Sulung sama-sama absen, kamu masih harus mengambil pengetahuan yang kamu pelajari di Akademi sebagai dasar, karena bagaimanapun kamu adalah siswa Akademi. Akademi kita yang bermartabat tidak bisa dikalahkan oleh Taoisme tua Yan Se. Jadi katakan padaku, apa yang ingin kamu pelajari? ”

Memasuki Gunung Belakang Akademi, seseorang akan benar-benar memasuki dunia kultivasi. Ning Que cukup jelas apa yang akan dia temui di sini, namun, dia terlalu sibuk sehingga dia mendapat semangat yang buruk, di samping itu, Saudara Senior dan Suster Senior itu terlalu absurd, jadi dia benar-benar lupa akan hal itu. Ketika tiba-tiba diminta oleh Kakak Kedua, dia merasa agak terkejut dan sementara itu agak kecewa.

Dunia kultivasi seperti lautan, lalu bagaimana membuat pilihan? Setelah berlatih pedang terbang, seseorang akan menjadi Master Pedang, dan setelah berlatih Psyche, seseorang akan menjadi Master Psyche. Lalu bagaimana dengan mengejar Seni Bela Diri? Atau mungkin saya akan benar-benar menemukan stinkpot untuk berlatih dan menjadi master stinkpot yang belum pernah terjadi sebelumnya?

Tiba-tiba dia menemukan pertanyaan penting, jadi dia bertanya dengan ragu-ragu, “Kakak senior, apakah ada konflik antara penanaman jimat Taoisme dan hal-hal lain?”

Saudara Kedua berdiri di samping danau dan menggelengkan kepalanya, menjawab, “Semua sekolah mematuhi hukum yang sama, dan semua aliran air akhirnya akan mengalir ke laut. Anda tidak perlu terlalu peduli dengan awal dan fase kultivasi, namun Anda harus memberi perhatian khusus di bagian tengah. Tetapi Anda masih merupakan tangan hijau dalam kultivasi, jadi jangan terlalu khawatir tentang itu. ”

Melihat bagian belakang Saudara Kedua, Ning Que merenungkannya untuk waktu yang lama dengan alis diikat namun masih tidak bisa mengambil keputusan. Dia khawatir kalau Saudara Kedua mungkin menjadi tidak sabar jika dia diam terlalu lama. Oleh karena itu, di bawah tekanan mental semacam ini, dia tiba-tiba teringat bahwa selain dari Array Tactical Masters di Kementerian Militer yang kadang-kadang dia lihat dari jarak jauh di medan perang benteng perbatasan, pembudidaya pertama yang dia temui dalam hidupnya adalah Pedang Guru di atas salib. Jalan Gunung Utara.

Kultivator pertama yang dia bunuh sendiri adalah Sword Master di rumah kecil di tepi danau, dan buku pertama tentang kultivasi yang dia baca, selain buku-buku tentang pengetahuan dasar di perpustakaan lama adalah Teori Wu Shanyang tentang Teori Haoran Sword . Terlebih lagi, dia menyukai hutan pedang di belakang padang rumput Akademi.

“Kakak Senior … Aku ingin belajar pedang Haoran.”

Setelah mendengar kata-kata itu, Kakak Kedua perlahan berbalik dan menatap Ning Que dengan tatapan aneh, yang matanya berangsur-angsur cerah. Dia memuji, “Pedang Haoran bukan keterampilan yang paling indah, tetapi benar-benar paling layak dipelajari oleh pria.”

…

…

Kisah yang akan diajarkan Kakak Kedua kepada adik laki-laki Haer Sword, adik kecil yang baru saja terdaftar, telah memecah keheningan gunung yang berlangsung lama di atas Akademi, tempat itu menjadi lebih hidup. Kakak-kakak dan saudari-saudari senior yang tinggal berserakan di gunung itu semua berjalan keluar dari rumah mereka di bawah pohon pinus atau bunga dan berdiri di sana-sini di teras tebing. Dengan penuh rasa ingin tahu mereka memandang kedua lelaki di samping Danau Cermin, menunjuk mereka dan saling berbisik dari waktu ke waktu.

Beigong Weiyang berjongkok di bawah hutan bambu, dan menggelengkan kepalanya pada kedua pria yang berbicara satu sama lain di samping danau, berkata, “Apakah pedang terbang itu layak dipelajari? Ini memiliki sedikit keindahan, dan apa lagi yang bisa kita gunakan selain membunuh orang lain? ”

Fifth Brother dan Eighth Brother mengebor dari hutan bambu dengan kotak-kotak catur di tangan mereka. Saudara Kelima dengan berat menepuk-nepuk kepala Beigong tanpa ampun dan menegur, “Harimau cukup indah, lalu maukah kamu menciumnya? Perbedaan antara manusia dan binatang buas tidak ditentukan oleh keindahan, tetapi oleh kebijaksanaan. Masa depan apa yang bisa dia dapatkan jika dia belajar bermain seruling darimu? ”

Saudara Kelima memandang ke sisi Danau Cermin dan menggelengkan kepalanya untuk menunjukkan ketidaksetujuannya, “Saudara Muda yang lebih kecil akan tersesat jika dia belajar menerbangkan pedang dengan Saudara Kedua. Jika dia belajar bermain catur dari kami, bahkan jika dia tidak bisa menjadi pemain nasional, dia masih bisa mendapatkan beberapa keuntungan dalam kebijaksanaannya. ”

Beigong Weiyang memandangnya dengan kesal dan berkata, “Saudara Kelima, kebijaksanaan bukanlah kekerasan. Kamu seharusnya tidak memukul kepalaku meskipun kamu tidak setuju denganku. ”

Brother Kelima menatapnya dan menjawab, “Saya adalah kakak senior Anda. Apakah maksud Anda Anda tidak dapat menerimanya jika saya mengalahkan Anda? ”

Beigong Weiyang bergerak ke samping, bergumam, “Saya menerima, dan beraninya saya mengatakan tidak. Tapi sekarang Saudara Kedua mengharuskan Adik Laki-laki kecil belajar pedang terbang, mari kita berhenti mengeluh. ”

Mari kita abaikan saja orang-orang yang kelihatan suram di teras tebing dan siapa, seperti apa yang dilakukan Kakak-kakak Senior, dengan menyesal memukul dada mereka dan membasahi wajah mereka, menyesali bahwa Saudara Muda yang lebih muda telah disesatkan oleh Saudara Kedua ke jalan yang salah. Kakak Kedua dan Ning Que di samping danau pada saat itu sedang berbicara dengan serius satu sama lain terselubung dalam angin akhir musim semi yang ramah.

“Meskipun kamu telah membaca Teori Wu Shanyang tentang Haoran Sword, monograf itu ditulis oleh Tuan Wu Da, seorang sarjana Akademi sebelumnya, pada akhir tahun-tahun terakhirnya. Buku ini terutama difokuskan pada interaksi dan konflik antara Haoran Sword Intent dan sekitarnya. ”

Saudara Kedua memandang Ning Que dan melanjutkan, “Buku ini bahkan lebih fokus pada hukum di luar Taoisme, yang berada di luar jangkauan pengetahuan dan kemampuan di negara Anda saat ini. Jadi sekarang karena kamu ingin belajar Haoran Sword, kamu harus mulai dari dasarnya. ”

Ning Que menyapa busur dengan tangan terlipat di depan ke arah Saudara Kedua dan berkata, “Tolong beri aku nasihat.”

“Pedang terbang adalah pedang yang bisa terbang tanpa kendali manusia.” Kata Saudara Kedua dengan tenang.

“Kakak Kedua … sangat pandai berbicara omong kosong.” Ning Que diam-diam berpikir dalam hatinya, tidak bisa tetap tenang.

“Cara termudah untuk menggunakan pedang terbang adalah dengan mengendalikan Qi of Heaven and Earth oleh Psyche Power, dan kemudian secara tak terlihat menyentuh dan mengendalikan pedang untuk memindahkannya ke seluruh tubuh Anda. Kekuatan pedang terbang terbagi dalam tiga poin: Kekuatan Kekuatan Jiwa dari Master Pedang; Jumlah Qi Langit dan Bumi yang bisa dia kendalikan, kekuatan hubungannya dengan pedang terbang dan kekuatan pedang itu sendiri; Kehalusan pedang saat itu terbang. ”

“Meskipun kamu masih dalam status No Doubts, kamu dapat menyentuh atau bahkan mengendalikan objek dengan Kekuatan Jiwa kamu, jadi itu berarti Kekuatan Jiwa kamu cukup kuat dan memiliki interaksi yang baik dengan objek. Tetapi masih ada hal lain yang diputuskan oleh kondisi bawaan Anda, yaitu, jumlah Qi Langit dan Bumi yang dapat Anda kendalikan. ”

Saudara Kedua menatapnya dan dengan tenang berkata, “Anda dapat mengambil jumlah Qi Langit dan Bumi yang dapat dikendalikan oleh Master Pedang sebagai tali yang tidak terlihat di tangannya. Semakin banyak Qi Langit dan Bumi yang dapat Anda kendalikan, semakin kuat dan semakin panjang talinya. Hanya seutas tali yang kuat dan cukup panjang yang bisa membawa pedang ke jarak yang lebih jauh, dan kamu tidak perlu khawatir kalau itu di luar kendali. ”

Ning Que berkata, “Saya mengerti.”

Saudara Kedua memandangnya dan berkata, “Yang disebut ilmu pedang, sebenarnya adalah cara Psyche Power yang berbeda untuk mengendalikan Qi Langit dan Bumi untuk mengoperasikan pedang. Adapun Haoran Sword, itu akan mencari melalui kelurusan daripada kurva. Dibutuhkan resolusi dan tekad untuk menghunus pedang. Jika cukup kuat, itu bisa menembus semua hambatan. Aku akan mendikte taktik Haoran Sword kepadamu, jadi dengarkan baik-baik. ”

“Terima kasih, Kakak Senior.”

…

…

“Apakah kamu ingat?”

“Setengah dari itu.”

“Kalau begitu aku akan mengatakannya lagi.”

“Baik.”

Ning Que tiba-tiba merasa percakapan ini cukup akrab. Dia berpikir dalam hati, haruskah aku menjawabnya, aku benar-benar melupakannya nanti? Dan setelah itu, Saudara Kedua mungkin menyapu seragam Akademi-nya, sambil berkata dengan tawa besar, “Adik Muda, Anda mengerti. Lalu kamu bisa pergi ke tempat gelap itu untuk membantai pencuri. ”

Saudara Kedua bertanya dengan alisnya tersimpul, “Bagaimana kalau sekarang?”

Ning Que terbangun dari pikirannya. Tentu saja dia tidak menjawabnya seperti apa yang dia pikirkan, jadi dia dengan jujur berkata, “Aku bisa mengingat semuanya.”

Kemudian ikatan alis Saudara Kedua secara bertahap terbuka, dan dia kemudian memuji, “Kamu benar-benar memiliki pemahaman yang baik.”

Tepat ketika menyelesaikan kata-katanya, dia secara acak melambaikan tangannya dalam angin Musim Semi dan pedang kayu pendek dan tipis entah bagaimana muncul di tangannya. Dia menyerahkan pedang ke Ning Que dan berkata, “Seperti yang saya katakan sebelumnya, Anda harus mulai dari pangkalan. Sekarang gerakkan pedang. ”

Ning Que mengambil alih pedang kayu tanpa gagang, merasa sedikit dingin dari jari-jarinya. Sejenak ia harus merasa tersesat. Dan kemudian setelah beberapa saat hening, dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Oke.”

Para murid dari lantai dua Akademi yang melihat di tepi danau semua berdiri ketika menemukan bahwa Ning Que akhirnya akan menggerakkan pedang. Wajah mereka dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Meskipun mereka masih bersikeras bahwa itu benar-benar salah bagi Adik lelaki kecil untuk belajar menerbangkan pedang yang merupakan cara yang tidak estetika dan bodoh untuk membunuh orang lain, mereka masih bertanya-tanya pada tingkat apa Adik Adik itu berada.

Ning Que perlahan-lahan menutup matanya, memegang pedang kayu tanpa gagang untuk merasakan beratnya. Dia menemukan pedang cahaya awalnya menjadi lebih berat dan lebih berat, jadi dia menekan Psyche Power of Ocean Qi ke bagian luar tubuhnya dan mengintegrasikannya dengan Qi Surga dan Bumi di sekitarnya. Dengan melakukan itu, dia samar-samar menyentuh pedang kayu. Jadi kemudian dia memutar Qi Langit dan Bumi mengelilingi pedang berdasarkan metode yang diajarkan oleh Saudara Kedua.

“Bangkit.”

Ning Que membuka matanya dan berteriak pelan sambil melihat pedang kayu tanpa gagang di tangannya, bersama dengan mana Kekuatan Jiwa dari Samudra Qi-nya menyembur keluar, dan segera setelah itu, Qi Surga dan Bumi melilit pedang tiba-tiba mengencang dan lalu bergetar untuk bangun!

…

…

Di angin musim semi di dekat Danau Cermin, pedang tipis tanpa hit kayu dengan gemetar terbang.

Pedang kayu tipis tanpa gagang itu terbang sangat lambat dan gemetar, seakan merasa gelisah dan ketakutan.

Pedang kayu itu bergerak perlahan di udara, setiap inci di depan tampaknya sulit dan melelahkan.

Dan jejak pedang itu tidak teratur sama sekali, yang kadang-kadang di sebelah kanan Ning Que dan kadang-kadang di sebelah kiri. Pada satu menit memantul dan kemudian akan jatuh di permukaan danau.

Pedang kayu yang terbang di udara seperti seorang wanita tua dengan kaki terikat, tidak memiliki arah.

Dan para murid di Gunung Belakang Akademi semua memandang danau dengan mulut terbuka lebar, yang tidak bisa ditutup dalam waktu singkat.

Jarum bordir yang dicubit oleh Saudari Ketujuh di paviliun di jantung danau telah jatuh ke danau tanpa diketahui, yang kemudian dimakan oleh ikan mas keemasan.

Beigong Weiyang, yang berdiri di tepi hutan bambu, memandang pedang kayu tanpa gagang di udara dan dengan sungguh-sungguh berkata, “Jika Anda menggunakan ‘terbang’ untuk memodifikasi pedang, saya pikir pedang ini … akan malu.”

Chen Pippi yang berdiri hanya beberapa langkah dengan malu-malu menundukkan kepalanya, tidak mau mengakui bahwa pria di samping danau adalah temannya.

…

…

Pedang kayu tanpa gagang terbang dengan gemetar.

Menatap matanya lebar-lebar, Ning Que mengulurkan tangannya dalam sekejap untuk menangkap pedang karena takut bahwa itu mungkin jatuh, merasakan ketakutan yang tersisa. Dia menyeka keringat di dahinya dan menoleh ke Saudara Kedua, bertanya dengan gembira, “Kakak Senior, bagaimana perasaanmu tentang aku?”

Kegembiraan di wajahnya adalah perasaannya yang asli saat ini. Dia bahkan menghabiskan lebih banyak upaya untuk menekan rasa puas diri di dalam hatinya karena dia telah mencoba yang terbaik. Selain itu, ini memang kinerja terbaiknya dalam menerbangkan pedang, jika tael perak dikecualikan.

Saudara Kedua menatapnya, dan setelah lama terdiam dia berkata, “Adik Muda, Anda masih tidak bisa mengolah Barang Natal Anda, tetapi penampilan Anda sudah bagus … Tenang saja, ayolah, Anda akan berhasil.”

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Kakak Kedua pergi tanpa berbalik.

Ning Que tertegun menatap bagian belakang Saudara Kedua, dan kemudian dia memperhatikan bahwa Saudara Senior dan Suster Senior yang memandang danau mulai kembali ke hutan, yang menggelengkan kepala selama perjalanan mereka kembali.

Dia menangkap Saudara Keenam yang tidak pergi karena mengambil air dan bertanya, “Saudara Senior, apa artinya?”

Setelah lama merenung, Kakak Keenam menunjukkan senyum yang jujur dan menjawab dengan berbisik, “Kakak Muda, Kakak Kedua selalu jujur dan blak-blakan, tetapi dia begitu ringan dan tidak langsung kepada Anda hari ini … sepertinya benar-benar tidak baik. ”

…

…

Kakak-kakak dan Kakak-kakak perempuan senior itu semuanya meninggalkan tepi danau dan kembali ke tempat asalnya di bawah pohon pinus, di bawah pohon bunga, dan di hutan lebat, di mana mereka terus bermain kecapi dan seruling, bermain permainan catur dan tetap di telesthesia. Tidak ada yang menertawakan Ning Que, atau datang untuk menghiburnya. Karena di mata mereka, kinerja Ning Que untuk menerbangkan pedang di tepi danau terlalu tidak masuk akal untuk dikomentari.

Ning Que berdiri diam di tepi danau untuk sementara waktu dan akhirnya menemukan jawaban yang paling nyata dari sikap Saudara Senior dan Suster Senior dan penjelasan Saudara Keenam, dengan demikian merasa kecewa. Namun, ia akhirnya gagal menahan diri untuk tidak tertawa memikirkan adegan yang ingin disampaikan oleh Saudara Kedua tetapi berhenti dengan pikiran seond. Sambil tertawa, dia terus berlatih Pedang Haoran.

Pertunjukan yang menurutnya sudah bagus sebenarnya mengerikan hingga ekstrem di mata para Bruder Senior dan Suster Senior di lantai dua Akademi. Kontras yang tajam bisa menjadi pukulan mental yang besar bagi orang biasa. Tapi untuk Ning Que, terutama Ning Que saat ini, itu sama sekali tidak ada.

Karena itu, di sisi Danau Cermin di Gunung Belakang Akademi, orang mungkin menemukan pedang kayu tanpa gagang yang kadang-kadang terbang seperti wanita tua buta dengan kaki terikat. Itu berkibar kadang-kadang gemetar, kadang takut, kadang tanpa tujuan, atau kadang-kadang lambat. Kadang-kadang jatuh ke tanah dan kadang-kadang hampir menusuk Ning Que, dan suatu kali bahkan terbang ke danau secara langsung, memaksanya untuk melompat ke air untuk mengambilnya.

Setelah latihan berulang-ulang, Ning Que akhirnya berhenti dengan terengah-engah ketika sisa Psyche Power di Samudra Qi semua ditekan. Lalu ia menjatuhkan diri di atas batu di samping danau dan memegang segenggam air danau dingin untuk menaburkan di wajahnya, menghela nafas dengan memuaskan.

Itu tidak diperhatikan ketika Chen Pipi datang ke danau setelah hari ini modifikasi array taktis Gerbang Awan. Melihat wajah pucat Ning Que di sampingnya, dia tiba-tiba berkata setelah beberapa saat hening, “Ada beberapa hal yang tidak bisa kamu atasi hanya dengan mempertaruhkan hidupmu.”

Ning Que menatap langit biru dan awan putih, dan berkata sambil tersenyum, “Di masa lalu Anda mengatakan kultivasi adalah hadiah yang Haotian berikan kepada kami dan kami tidak boleh terlalu menuntut ke arah itu. Jika Anda belum lahir tidak dapat berkultivasi, Anda sebaiknya menyerah saja. Mempertaruhkan hidup Anda tidak menyelesaikan masalah. Tetapi sekarang, setidaknya saya bisa berlatih kultivasi. ”

Chen Pipi menggelengkan kepalanya dan menjawab, “Tetapi jika Anda selalu mempertaruhkan hidup Anda, bagaimana tubuh Anda dapat menanggungnya?”

“Aku tidak mempertaruhkan nyawaku. Saya hanya menyukainya. ”

Ning Que meliriknya dan mengambil mini-sword untuk melambaikannya dengan bebas di udara, berkata sambil tersenyum, “Suatu hari, aku pasti akan membuat pedang ini menjadi … pedang terbang … pedang sialan.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–