Nightfall Chapter 184

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 184: Pria Kesendirian Melangkah ke Padang Rumput (Bagian 2)

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Langit gelap dan padang rumput yang padat berubah menjadi rawa.

Tidak peduli seberapa kuat prajurit Desolate Man itu, selama mereka tidak dapat berlari dengan kecepatan tinggi seperti yang mereka lakukan di perbatasan Laut Hot, mereka telah kehilangan kemampuan mereka yang paling penting. Di mata kavaleri padang rumput, yang sibuk menarik busur mereka, mereka langsung menjadi sasaran amobil untuk panah mereka. Tidak peduli betapa menakjubkan pertahanan mereka, setelah banyak panah menembus tubuh mereka, mereka akhirnya akan mati karena pendarahan.

Tentu saja, hanya menggunakan panah untuk membunuh prajurit Desolate Man ini yang kulitnya setebal logam dan tulang sekuat batu, bahkan jika para pejuang ini tidak menghindarinya, mereka juga membutuhkan sejumlah panah yang menghebohkan untuk melakukan itu. Dalam situasi pertempuran normal, tidak ada kavaleri yang akan membawa panah sebesar itu. Namun, sejak prajurit Desolate Man bergerak ke selatan, lebih dari sepuluh suku dari istana Tenda-Kiri telah kehilangan pertempuran. Orang-orang dari padang rumput telah belajar pelajaran mereka melalui banyak pertempuran kalah dan akhirnya, mereka memutuskan bahwa mereka akan mengundang salah satu dari tujuh Necromancer dari istana untuk mendukung mereka. Mereka bahkan telah mengirim kavaleri terbaik mereka. Jadi, bagaimana mungkin mereka tidak melihat bahwa mereka akan membutuhkan panah dalam jumlah besar hari ini?

Kuda-kuda itu berlari kencang seperti embusan angin dan panah-panah mengalir turun dari langit. Kavaleri padang rumput meniup peluit tajam saat ia menggunakan kakinya untuk menendang perut kuda. Dengan keterampilan memanah yang sempurna, dia dengan akurat mengarahkan sasarannya dan menarik busurnya. Seorang prajurit Desolate Man, yang terjebak di tengah-tengah kelompok, sedang berjuang untuk menarik kakinya menjauh dari tanah yang lembut saat ia menggunakan semua kekuatannya untuk berjalan ke pinggiran pinggiran padang rumput.

Tetapi ketika dia mengambil langkah kedua, kakinya terjebak di padang rumput seperti rawa lagi. Selanjutnya, dengan penembakan panah yang akurat dan menakutkan, prajurit Desolate Man lambat dalam serangan mereka. Prajurit terkuat di antara mereka mengabaikan panah yang menusuk seluruh tubuhnya saat ia dengan berani melangkah melalui tanah berlumpur yang tebal. Ketika dia kurang dari 20 langkah dari kavaleri padang rumput, panah menusuk lututnya dan dia jatuh dengan putus asa ke tanah dengan bunyi gedebuk.

Menghadapi jebakan yang begitu aneh, pria tertua di antara prajurit Desolate Man sudah memperhatikan kereta kuda aneh yang terletak di belakang kavaleri padang rumput dan sekelompok orang aneh di kereta. Setelah menduga bahwa perubahan tiba-tiba dari padang rumput harus terkait dengan kereta, lelaki tua itu berteriak beberapa kata dengan keras. Seorang prajurit Desolate Man dengan tangan yang kuat dan tebal berjalan dengan susah payah dan berhenti di depannya.

Pria tua itu menekankan telapak tangannya ke belakang prajurit Desolate Man ini dan setelah seruan rendah, wajahnya berubah pucat. Sebuah kekuatan besar yang tak dapat dijelaskan diteruskan ke tubuh prajurit melalui telapak tangan.

Lengan prajurit itu langsung tumbuh lebih tebal, seolah-olah sesuatu telah memasuki tubuhnya. Dia dengan kuat menahan rasa sakit pada kulitnya yang terlalu terentang dan mengabaikan darah yang keluar dari sudut matanya. Dia menatap kereta kuda yang diparkir di kejauhan. Tiba-tiba, dia meraung seperti binatang buas ketika dia mengeluarkan kapak besar dari pinggangnya dan dengan keras melemparkannya ke arah kereta!

Swoosh! Kapak besar itu terbang melintasi udara dengan cepat seperti kilat saat melewati ratusan meter sebelum menembus ke Necromancer tua istana!

Melihat bahwa kapak yang tajam mendekati mereka dengan suara deru yang begitu keras, kedua lelaki kuat yang diam-diam berdiri di samping Necromancer Tua semua ini sementara segera mengangkat perisai besar di samping kaki mereka pada saat kritis dan memblokirnya di depan ahli nujum.

Tabrakan kapak dan perisai logam besar menghasilkan bunyi garing yang keras!

Tentara padang rumput di samping gerbong tidak bisa membantu tetapi menutupi telinga mereka dan berlutut.

Namun, kereta kuda yang luar biasa hanya bergetar ringan dan kembali normal.

Di dalam kereta, Necromancer Tua tetap tanpa ekspresi saat duduk di disk logam. Dia dengan cepat meneriakkan mantra saat kerutan di wajahnya menjadi lebih dalam. Qi Langit dan Bumi yang mengelilinginya memasuki cakram dengan mantranya, saat itu mengalir di sepanjang tulisan Jimat yang rumit dan di bawah padang rumput. Itu kemudian diproyeksikan keluar dari cakram logam lain yang terkubur di bawah tanah sebelum pertempuran oleh istana, yang menyebabkan padang rumput menjadi lebih lembab dan lunak.

Harapan terakhir untuk prajurit Desolate Man kemudian hilang. Mereka mengangkat pisau panjang dan berat mereka dan berjuang di rawa-rawa ketika mereka mencoba berjalan menuju ke pinggiran pinggiran padang rumput. Orang-orang mereka terus menerus ditembak oleh banyak panah dan mati kehabisan darah. Peluit dari kavaleri padang rumput semakin melengking ketika wajah-wajah menakutkan mereka dipenuhi dengan sukacita balas dendam.

Rumput basah, lumpur berdarah, dan kuda-kuda yang berlari kencang, membentuk adegan brutal dan putus asa.

…

…

Padang rumput tiba-tiba menjadi sangat sunyi, jernih dan luas.

Penembakan dan pembunuhan panah kejam berlanjut. Selain suara mendengung di telinga, suara deru panah terbang dan peluit lengkingan dari kavaleri padang rumput, tidak ada suara lain. Pejuang Desolate Man itu berhenti berjuang dan sebaliknya, mereka mencoba untuk menurunkan diri di rawa-rawa rumput saat mereka diam-diam membela diri. Mereka telah menghentikan upaya mereka untuk keluar dari rawa.

Lalu peluit yang mendengung, bergoyang, dan melengking hilang. Tempat pertempuran yang berisik dan berantakan menjadi sangat sunyi, atau harus dikatakan bahwa sunyi hanyalah cara yang berbeda untuk menggambarkan situasi. Bahkan, suara-suara itu hilang karena satu suara, yang didengar oleh semua orang di medan perang.

Itu adalah suara dengung membosankan dari benda berat yang jatuh di udara dengan kecepatan tinggi. Itu bukan suara panah, atau pedang terbang yang digunakan di Central Plains. Itu terdengar lebih seperti batu raksasa yang dilemparkan ke bawah dari awan oleh Haotian dan jatuh dengan cepat.

Prajurit Desolate Man, yang telah menurunkan tubuh mereka untuk bersembunyi di rawa, mengangkat kepala mereka dengan susah payah dan menatap ke langit. Mereka siap menghadapi kematian dan mata mereka sudah terlihat sangat damai, namun pada saat ini, mereka dipenuhi dengan semangat dan rasa hormat yang membara.

Kavaleri padang rumput yang menunggang kuda di tengah padang rumput, untuk alasan apa pun, merasa takut dan secara tidak sadar memperlambat kecepatan mereka dalam menarik busur mereka ketika mereka berbalik dan melihat.

Kedua belah pihak mengangkat kepala dan melihat ke langit.

Dengung mengerikan terdengar dari langit.

Awan menutupi sinar matahari, membentuk bayangan di tanah.

Dan tepat di bayangan,

Seorang pria jatuh dari langit.

Dia menyapu langit dengan tubuhnya berlumuran darah terbakar. Ketika dia jatuh dari langit yang tingginya lebih dari sepuluh meter, kecepatannya yang mengerikan memperluas udara di sekitar tubuhnya, menciptakan kabut setengah lingkaran. Di bagian belakang kakinya ada percikan yang menyembur keluar seperti darah, meskipun tidak jelas apakah itu dihasilkan karena gesekan hebat ketika dia jatuh.

Pria ini seperti meteorit besar yang jatuh ke bumi.

Dan tempat di mana meteorit itu mendarat, persis di atas kereta kuda yang cantik yang merupakan milik padang rumput di istana Tenda-Kiri.

Dua prajurit kuat di kereta segera mengangkat perisai besar yang berat dan memblokirnya di atas Necromancer Lama.

Tangan Necromancer Tua bergetar hebat saat dia menggunakan Psyche Power-nya untuk mengumpulkan Qi-nya di Langit dan Bumi. Dia kemudian mengangkat kepalanya dan matanya dipenuhi dengan kengerian yang ekstrem ketika dia melihat kaki jatuh ke arahnya dari celah-celah kecil perisai.

Kaki itu memakai sepatu boot yang sangat umum. Bootnya sedikit compang-camping dan solnya sedikit kotor. Tidak diketahui berapa banyak padang rumput, gurun gobi, air tanah dan sungai gunung yang telah diinjaknya.

Tapi saat itu ketika Necromancer tua itu melihat kakinya, dia mengerti logika.

Kematian sudah dekat.

…

…

Pria meteorit itu melangkah ke perisai keras dan kuat.

Namun, sol boot lama tidak dapat menahan kekuatan yang kuat seperti itu mulai pecah.

Kemudian diikuti oleh perisai logam besar yang kuat, yang juga mulai retak!

Dua prajurit kuat yang mengangkat perisai bahkan tidak bisa mengambil nafas saat tangan mereka yang kuat mulai memberi jalan. Kekuatan mengerikan yang menurun itu langsung memaksa otot-otot syaraf untuk menonjol keluar dari lengan mereka dan tulang-tulang mereka terbentur menjadi bubuk. Darah menyembur keluar dari mata, hidung, dan mulut kedua prajurit itu seperti panah terbang.

Boot itu tidak lagi memiliki sol, perisai besar itu pecah menjadi potongan logam terbang, dan perisai Qi primordial Old Necromancer dengan cepat tersebar juga. Kaki itu sekarang diinjak di atas kepala Necromancer Tua.

Si Necromancer Tua dengan putus asa menatap saat tengkoraknya diinjak dan dimasukkan ke lehernya. Kaki itu terus memberikan tekanan ke bawah saat jatuh dan meratakan tubuh Necromancer Lama, sampai menjadi tumpukan pure daging.

Namun kaki dengan boot terus ke bawah.

Itu menghancurkan tumpukan pure daging Necromancer.

Itu menghancurkan cakram logam keras dan kuat.

Itu menghancurkan papan kereta.

Bam!

Bubur daging dan darah menyembur ke mana-mana dan debu beterbangan. Kereta kuda yang cantik itu langsung menjadi tumpukan sampah. Potongan-potongan logam yang tajam tapi tajam dari kereta terbang keluar dan menembus tentara padang rumput di sekitarnya, membawa mereka ke tanah.

Kaki ini yang melewati awan dan akhirnya melangkah ke padang rumput, yang telah dihuni oleh orang barbar selama hampir seribu tahun!

Pria paruh baya yang mengenakan jubah berbulu, dengan pisau besar berlumuran darah dilakukan di punggungnya, berdiri di tengah-tengah reruntuhan. Dia menatap barbar padang rumput yang tertegun tanpa ekspresi.

Prajurit Desolate Man yang terjebak dan dikelilingi di dalam rawa-rawa padang rumput menatap pria yang kuat dari jauh. Mereka akhirnya memecah keheningan dengan sorak-sorai gila, dan beberapa dari pemuda Desolate itu sangat gelisah sehingga mereka bahkan menangis.

…

…

Jauh di dalam pegunungan dan hutan di bagian selatan, ada kuil Tao yang tampak sederhana. Karena tidak ada jalan menuju ke sana, ia tidak pernah memiliki turis atau pengunjung, jadi tentu saja, ia tidak memiliki dupa terbakar. Para Taois di kuil tidak menyukai dupa juga, karena mereka merasa baunya tidak enak dan tak tertahankan. Berbeda dengan Taois Haotian biasa, Taois di kuil tua yang tampak sederhana dan tua ini sama sekali tidak peduli dengan sumbangan dupa.

Jauh di dalam kuil Tao ada sebuah danau yang tenang dengan tujuh pondok jerami, yang sama sekali berbeda dari kuil Tao yang sederhana dan tampak miskin. Meskipun tujuh pondok ditutupi dengan jerami, mereka benar-benar memberikan perasaan yang sangat bermartabat dan khidmat. Lalang-lalang itu putih pucat seperti jade dan mereka masih terlihat segar seperti sebelum bahkan setelah bertahun-tahun mengalami cuaca yang sangat ekstrem.

Di pondok jerami pertama, sebuah buku klasik yang sangat besar dan tebal diletakkan di atas meja yang terbuat dari gaharu di dekat jendela. Penutupnya gelap seperti darah kering, namun juga tampak seperti batu darah hitam yang diciptakan setelah ratusan juta tahun. Kata “Ri (Sun)” diukir di atasnya.

Buku klasik telah dibalik terbuka. Setelah kuas dibasahi dengan tinta hitam yang memadai, sapuan ke arah kanan dengan lembut disikat ke halaman buku.

Taois setengah baya itu mengangkat sikat dan menatap kata-kata itu selama beberapa detik, sebelum dia menganggukkan kepalanya dengan puas.

Di atas kertas biasa, ada dua kata. Itu adalah nama seseorang.

“Ning Que”

Meskipun angin tidak bisa mengenali kata-kata, itu bisa membantu mengeringkan tinta dan membuat kata-kata tetap permanen di atas kertas. Beberapa detik kemudian, angin sepoi-sepoi bertiup dan membalik halaman ke halaman pertama buku “Ri”.

Halaman pertama benar-benar kosong dan seputih salju.

Diikuti oleh halaman kedua, yang memiliki beberapa nama tertulis di atasnya. Di bagian paling atas adalah “Liu Bai”, dan tidak jauh dari itu, orang bisa samar-samar melihat “Jun”. Di halaman ini, ada nama yang unik dari yang lain dan ditulis jauh dari nama lain. Itu terlihat sepi namun kuat dan mandiri, seolah orang ini tidak mau berdiri bersama dengan orang-orang kuat lain di Central Plains.

Itu karena dia adalah World Wayfarer of the Devil’s Doctrine.

Dia adalah prajurit kuat No.1 di dataran Utara.

Namanya Tang.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–