Nightfall Chapter 188

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 188: Satu, Dua, Tiga, Panah Jimat!

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Batu-batu bundar di dasar sungai sedikit bergetar, seolah-olah berniat untuk bergerak namun akhirnya gagal. Sebaliknya, batu-batu bundar itu hanya berjuang untuk membuat beberapa putaran kecil di sekitar. Kemudian mereka bangkit untuk melewati gulma air yang lebat dan bersama mereka, gelembung-gelembung yang melekat pada bagian bawah daun-daun gulma itu diangkat.

“Ini membuktikan bahwa jimat itu efektif, tetapi terlalu lemah. Jadi kita bisa mencapai beberapa efek dengan bantuan aliran air. ” Brother Keempat menundukkan kepalanya untuk melihat gelembung seperti mutiara di air dan bertanya dengan dingin, “Adik Muda, saya menghargai sikap Anda untuk menerapkan pengetahuan Anda tentang Taoisme Jimat pada benda-benda nyata daripada berbicara pembicaraan kosong. Tapi saya tidak mengerti mengapa Anda membuat Jimat Angin ini sangat kecil? Di mana Anda berencana untuk menggunakannya? ”

Setelah beberapa saat hening, Ning Que menjawab, “Saya berencana untuk mengukirnya dengan panah, jadi pasti kecil.”

Saudara Keempat menatapnya dengan tenang dan memuji, “Ide bagus.”

Ning Que tersenyum, namun sebelum dia bisa tersenyum sepuasnya, dia mendengar Saudara Keempat berkata,

“… Kasihan itu masih melamun.”

Dia bertanya dengan sangat terkejut, “Kenapa?”

Saudara Keempat menjawab, “Jimat pahatan pada baju zirah dapat membantu membela diri kita dan pahat Jimat dengan pisau dan pedang dapat membantu membunuh orang lain. Tidakkah Anda berpikir seseorang berpikir untuk mengukir jimat pada panah? Sejak zaman kuno, banyak orang telah memikirkan ide itu, namun mereka semua gagal. ”

Ning Que mengerutkan kening dan bertanya, “Kenapa?”

“Ada ribuan alasan tetapi hanya satu penjelasan yang dapat diandalkan, yaitu, semua upaya sebelumnya untuk mengukir jimat pada panah gagal. Jadi setidaknya hingga hari ini, itu adalah ide bagus yang pasti gagal. ”

“Kegagalan adalah ibu dari kesuksesan.”

“Kamu benar, tapi jangan lupa, banyak ibu juga melahirkan anak yang tidak berhasil.”

“Maka tidak masalah jika aku mencobanya lagi, kan?”

“Dan kemudian kamu perlu mendesain ulang jimatmu. Sekarang hanya kolom Daming Palace yang cukup lebar bagi Anda untuk mengukir jimat Anda. Bahkan jika kamu cukup kuat untuk menganggap kolom itu sebagai panah, lalu di mana menemukan tali busur yang tebal? ”

“Saudara Keempat …”

“Iya?”

“Sampai hari ini aku menemukan kamu berbicara begitu tajam.”

“Sebagai Master Jimat jurusan keterampilan ini, apa yang saya fokuskan adalah untuk mengukir karakter di tempat-tempat yang sangat tajam.”

“Jawaban yang bagus.”

…

…

Ning Que telah memikirkan ukiran jimat pada panah untuk memperkuat kekuatannya dan memperbesar rentang pemotretannya sejak lama. Faktanya, awal tahun lalu selama perjalanan mereka kembali dari padang rumput ketika dia mendengar tentang narasi tentang kesulitan dan penderitaannya dalam berkultivasi dari sesepuh Lyu Qingchen, dia telah membentuk gagasan itu.

Setelah marah di Gunung Min dan benteng perbatasan selama bertahun-tahun, ia telah mengembangkan keterampilan menembak panah yang luar biasa. Karena itu, ketika berpikir dan menganalisis bagaimana bertarung dengan para pembudidaya yang kuat itu, ia secara alami akan memilih panah. Jika Talisman Taoisme dapat diterapkan dengan panah, jarak aman dan tiba-tiba serangan akan dipastikan dalam pertarungan melawan pembudidaya yang kuat.

Ketika penatua Lyu Qingchen mendengar ide ini selama perjalanan mereka kembali tahun lalu, dia langsung membantahnya – Arrow terlalu ringan untuk diukir jimat, dan primordial Qi akan menghilang terlalu cepat. Kecuali jika dua masalah sulit ini bisa diselesaikan, atau panah tidak bisa menjadi jenis senjata yang dipilih oleh seorang kultivator.

Saat itu, Ning Que memiliki pengalaman paling sedikit dari Taoisme Jimat, jadi dia tidak terlalu banyak berpikir. Namun, dia saat ini merupakan penerus Jimat Ilahi, Master Yan Se dan telah menemui begitu banyak makhluk gila dan agung di Gunung Belakang Akademi, jadi dia selalu merasa mungkin untuk mengukir jimat dengan panah tipis. Jika itu masuk akal, itu akan menyelesaikan semua masalah!

Meskipun Ning Que telah berkecil hati oleh kata-kata tajam Saudara Keempat oleh sungai, dia tidak sepenuhnya kehilangan hati. Ketika kembali ke Kota Chang’an, dia bersembunyi di kuil South School of Haotian Taoism untuk mengunjungi tuannya, yang akhirnya memberinya beberapa saran setelah diganggu selama tiga hari dua malam. Dan kemudian Ning Que kembali ke Old Brush Pen Shop. Setelah merenungkan cukup lama dengan pena dan tinta serta garis kaki, ia akhirnya mengontrak Jimat Angin yang ia siapkan untuk mengukir anak panah hingga ukuran terkecil.

…

…

Saat itu tengah malam, dan cahaya lampu sedikit berayun.

Sangsang yang dilapisi kain putih perlahan-lahan terbang dari tempat tidurnya.

Kain putih itu disisipkan padat dengan potongan kertas tipis.

Pada potongan-potongan kertas skrip itu orang bisa samar-samar mengenali beberapa garis aneh.

Semburan isak teredam terdengar dari jendela yang tertutup rapat.

Ning Que berwajah pucat berdiri di samping tempat tidur, samar-samar menatapnya.

Seluruh gambar tampak sangat aneh dan mengerikan.

Setelah terus-menerus menggambar lebih dari empat puluh Jimat Angin, ia merasakan Kekuatan Jiwa di Lautan Qi hampir ditekan, dan wajahnya sangat pucat saat ini. Namun, saat melihat hamba perempuan kecil itu perlahan melayang dan jimat-jimat itu menempel padanya, dia dipenuhi dengan sukacita.

Dengan fluktuasi sosok kurus Sangsang di udara, Ning Que menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah, dengan emosi berkata, “Apa itu trapeze terbang? Ini adalah! Jika saya bermain sihir, siapa yang peduli dengan Liu Qian (pesulap modern terkenal)? ”

Sangsang yang digantung di udara mengerutkan kening dan berkata, “Tuan muda, saya tidak tahu siapa Liu Qian.”

…

…

Ketika tiba di Back Mountain of the Academy, Ning Que mengeluarkan jimat ramping itu dan dengan serius menyerahkannya kepada Sixth Brother, mengatakan, “Kakak Senior, sukses atau tidak, itu semua tergantung pada keahlian Anda.”

Kakak keenam mengambil jimat dan memeriksanya dengan kebingungan untuk waktu yang cukup lama. Lalu ia mengambil panah yang dilemparkan oleh Ning Que hari sebelumnya dan melipat jimat itu menjadi sebuah silinder. Dan selanjutnya dia menempelkan silinder dengan erat ke panah tipis, dan menemukan mereka sangat cocok.

“Meskipun ukurannya cocok, aku juga khawatir itu masih akan gagal nanti.”

Kakak keenam mengeluarkan pencoreng halus dan duduk di tempat yang terang di dekat jendela. Dia mulai mengukir mengikuti garis-garis jimat menempel pada panah dan jari-jarinya bergerak cukup stabil tanpa gemetar sama sekali. Pergerakan scorper yang tampaknya tumpul sebenarnya menghasilkan akurasi yang ekstrim. Alih-alih mengejar keindahan gerakan yang tak berarti, ia lebih memilih untuk fokus pada efek nyata. Pisau setipis rambut dengan sempurna menyalin garis-garis di jimat.

Setelah selesai mengukir jimat-jimat itu, Ning Que mengambil panah dan melihatnya melawan sinar matahari. Dia terkejut oleh garis-garis indah dan halus pada panah tipis dan dengan tulus memuji, “Saudara Keenam, Anda benar-benar hebat dalam pengerjaan.”

Kakak Keenam memasukkan scorper halus ke dalam kotak kulit dan menjawab dengan senyum jujur, “Aku pengrajin sejati.”

Keduanya berjalan keluar dari rumah dan mencapai Mirror Lake.

Ning Que pertama mengambil napas dalam-dalam dan tenang. Dan selanjutnya dia meletakkan panah pada busur kayu dan sedikit melonggarkan dan mengencangkan lima sosok tangan kirinya sebagai alternatif untuk memindahkan Kekuatan Jiwa dari Lautan Qi ke garis-garis jimat pada panah. Dalam hal Master Jimat biasa, Psyche Power-nya adalah kuncinya dan jimat yang ditulisnya adalah kuncinya. Hanya Psyche Power-nya sendiri yang bisa merangsang dan melepaskan kekuatan jimat.

“Berdengung!” Tali busur bow box yang kencang memantul kembali.

Hampir bersamaan, Psyche Power-nya memicu jimat pada panah.

Di antara haluan, embusan angin menyembur keluar dan dengan cepat berserakan, namun untuk panah … itu telah pergi ke tempat lain.

Permukaan danau setenang cermin, di mana tidak ada jejak terbang panah ditemukan.

Di hutan di seberang danau, tidak ada jejak terbang panah ditemukan.

Di bawah langit biru, tidak ada jejak panah terbang ditemukan juga.

Jika sesuatu terbang lewat atau naik atau berjalan, itu pasti meninggalkan jejak, tetapi di mana panah yang diukir dengan Wind Talisman hilang dalam sekejap?

Ning Que dengan kosong meletakkan busur boxwood dan kembali ke Sixth Brother dengan tatapan ingin tahu.

Kakak Keenam membuka tangannya, juga menunjukkan ekspresi jujur dan bingung.

Tepat pada saat itu, Suster Ketujuh berjalan keluar dari paviliun di tengah Mirror Lake. Dia tampak marah dengan alis lengkungnya yang tipis terbalik, yang tubuhnya ditutupi oleh serpihan kayu yang sangat kecil, seolah-olah dia baru saja merangkak keluar dari gudang gudang penebangan.

Ning Que gagal menahan diri dari menertawakan penampilannya yang malu, berpikir untuk dirinya sendiri, “dia benar-benar tampak konyol.”

Sejak Sixth Brother melemparkan senjata dan jimat terukir sepanjang tahun, dia sudah menumbuhkan sepasang mata yang tajam terlepas dari sifatnya yang sederhana dan jujur. Dia sudah melihat tangan kanan Suster Ketujuh yang gemetar yang mengepal karena marah, dan dia juga melihat sekelompok panah logam dingin dipegang di tangannya. Dia tiba-tiba merasakan rasa dingin di hatinya, tubuhnya agak kaku. Jadi dia berbalik tanpa sepatah kata pun, berjalan ke rumahnya yang terbuat dari besi dan menutup pintu dengan rapat.

Tidak tahu apa yang terjadi, Ning Que melihat ke belakang untuk melihat rumah besi tempa yang tertutup rapat dengan kebingungan dan kemudian berbalik untuk berteriak pada Suster Ketujuh yang berada di paviliun, “Kakak Senior, apakah Anda melihat panah?”

Suster Ketujuh dengan susah payah menekan amarahnya dan memaksakan sebuah senyuman, bertanya, “Anak panah apa?”

“Itu adalah … panah yang porosnya diukir dengan berbagai hal.”

Suster Ketujuh tersenyum dan mengeluarkan tandan panah yang digenggam erat di tangan kanannya, bertanya, “Yang ini?”

Ning Que menjawab dengan terkejut, “Ya, itu … eh, mengapa hanya ada sekelompok panah? Kemana poros pergi? ”

Tujuh saudara perempuan menjentikkan rambut di samping pipinya dan melepaskan kepingan kayu di antara rambutnya, berkata dengan senyum yang menarik dan menawan, “Ini.”

Ning Que akhirnya mengerti dan berbalik untuk melesat ke arah rumah besi menempa tanpa ragu, berteriak, “Saudara Keenam! Tolong! Buka pintunya! Segera!”

Nyaris tidak sampai di rumah besi, dia berhenti berlari dengan dengung pengap.

Dia dengan susah payah berbalik untuk melihat bagian belakang dirinya, dengan wajah pucat. Dia hampir menangis.

Lebih dari selusin jarum sulaman disodok di pantatnya, yang semuanya masuk ke dalam dagingnya.

Di dalam paviliun, Suster Ketujuh dengan lembut menjepit bingkai sulaman dan berkata dengan senyum dingin, “Pisau, Pedang dan Jarum, dan sekarang giliran panah! Jika saya tidak mengajari Anda beberapa pelajaran, mungkin Anda bahkan akan mengacau dengan senjata api! ”

…

…

Setelah episode pendek, Mereka harus melanjutkan karya inovatif mempelajari Talisman Arrow. Dan karena lelucon di samping danau, mereka telah ditonton oleh dua pemirsa lagi, yaitu, Chen Pipi yang baru saja mengirim makanan kepada para pecandu catur di bawah pohon pinus dan sedang memikirkan tentang secara kontemporer, dan Saudari Ketujuh, yang tidak bisa berkonsentrasilah pada sulaman karena takut dia akan dihujani hujan serpihan kayu lagi dan cukup letakkan bingkai sulaman untuk melihat dengan rasa ingin tahu.

“Bahkan jika jimat dapat diukir pada poros, poros masih sulit menanggung kekuatan Wind Talisman dan tali busur.”

Dengan penutup di tangannya, Saudari Ketujuh menepis serpihan kayu yang tersisa dari bahunya dan berkata kepada Ning Que dan Saudara Keenam, keduanya sibuk dengan eksperimen mereka berikutnya, “Jika Anda tidak menyelesaikan masalah ini, maka semua upaya Anda akan sia-sia. ”

“Adakah yang pernah mencoba cara ini sebelumnya? Iya! Apakah mereka berhasil? Tidak! Apakah mantan orang bijak dan Master Talisman Ilahi lebih berbakat daripada Anda? Apakah mereka berhasil? Tidak! Jadi saya tidak tahu mengapa Anda harus tetap berpegang pada ide ini. ”

Chen Pipi mengangkat panci stainless-steel untuk pengiriman makanan, menggelengkan kepalanya dan berkata, “Itu adalah buang-buang waktu dan kehidupan.”

Kedua penonton tampaknya menawarkan berbagai saran namun mereka tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mengalahkan kepercayaan Ning Que. Namun, Ning juga tidak menunjukkan kepedulian, yang langsung menarik busur dan meletakkan panah di atasnya, mengatakan, “Bersiaplah.”

“Eksperimen keempat Talisman Arrow gaya baru yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan sekarang mari kita hitung mundur, tiga, dua, satu, luncurkan!”

Teriak Chen Pipi. Saat dia meneriakkan kata “Luncurkan”, dia mengangkat panci Stainless-steel untuk menutupi wajahnya segera. Tetapi karena wajahnya terlalu gemuk dan terlalu bundar, meskipun pot baja tahan karat itu cukup besar, bagian luar wajahnya yang gemuk masih terbuka, membuatnya konyol.

Suster Ketujuh bahkan bereaksi lebih cepat darinya. Ketika kata “Ketiga” diucapkan, dia sudah mengangkat tutupnya dengan kedua tangannya untuk menutupi wajahnya yang penuh bunga dengan seluruh kekuatannya.

Bahkan Ning Que melindungi dirinya langsung di belakang Saudara Keenam saat Arrow Jimat ditembak. Sosok yang kuat dari Kakak Senior ini bisa menghalangi kemungkinan cedera.

Tiga tes sebelumnya untuk menembak Talisman Arrow telah menyebabkan konsekuensi traumatis. Ikan melayang putih di danau dan burung hitam berdarah yang dibom menjadi sosok kabur semua bukti langsung dari kekuatan brutal ini.

Alih-alih menutupi wajahnya, Sixth Brother dengan hati-hati mencari jejak Talisman Arrow di langit. Sebagai pengembang dan produsen senjata, ia tidak pernah kekurangan semangat petualang seperti itu. Dan kemudian setelah beberapa saat, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, “Kamu bisa keluar.”

Suster Ketujuh dengan hati-hati mengulurkan setengah wajahnya dari balik tutupnya dan bertanya, “Kakak Senior, di mana panahnya?”

Saudara Keenam menunjuk ke hutan lebat di sisi lain danau dan menjawab, “Sepertinya ada di sana.”

Chen Pipi meletakkan panci Stainless-steel dan berkata dengan tawa lebar, “Di situlah kedua Brothers Senior bermain kecapi dan seruling.”

Saudari Ketujuh melambaikan tangannya dan berkata, “Tidak apa-apa, begitu kedua Brothers Muda mulai bermain kecapi dan seruling, tidak ada yang bisa mengganggu mereka. Mereka bahkan tidak akan bergerak satu inci pun jika anak panah mencabik-cabik pantat mereka, lalu ada apa dengan pancuran kayu. ”

Setelah kata-kata ini, Ning Que sedikit gemetar dan berkata kepada Sixth Brother, “Sepertinya poros benar-benar tidak berfungsi.”

Kakak Keenam mengambil panah terakhir dari quiver dan bertanya, “Mau coba lagi?”

Chen Pipi menggelengkan kepalanya dan berkata, “Itu tidak masuk akal. Jika Ning Que berhasil mengembangkan Talisman Arrow, ia dapat membuka dan membangun sekolahnya sendiri. Jadi mengapa repot-repot mempelajari arti sebenarnya dari Jimat Taoisme. ”

“Saya tahu Anda mengutuk saya,” Ning Que mengangkat bahu dan berkata, “Tapi saya masih ingin mencoba lagi.”

Menemukan Chen Pipi dan Suster Ketujuh dengan gugup mengangkat panci dan tutupnya lagi, dia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan berkata, “Kali ini saya akan mencoba di situs asli, jadi Anda tidak perlu menutupi wajah Anda.”

Melepaskan sekelompok panah dari Arrow Jimat, Ning Que merilis semua Psyche Power-nya dari Samudera Qi yang secara langsung merangsang jimat pada poros.

Tiba-tiba garis-garis halus dan halus pada poros meringankan, di mana semua Qi Langit dan Bumi dengan cepat terkonsentrasi, sehingga menghasilkan hembusan angin. Angin terus berliku dan berputar di sekitar poros ramping.

Menatap poros, Ning Que mempersepsikan arah dan pengaturan aliran angin dengan hati-hati dengan Kekuatan Jiwa-nya.

Tiba-tiba, garis-garis yang terlihat pada poros itu entah bagaimana tenggelam dalam ke poros. Kayu yang telah membuat poros tiba-tiba mengencang yang kemudian dipecah menjadi potongan-potongan serat kayu yang sangat halus!

“Engah!” Tiba-tiba asap dan debu berhembus di samping danau dan serpihan kayu beterbangan di langit.

Semburan batuk dikeluarkan.

…

…

Ning Que mengeluarkan chip kayu dari tubuhnya dan berkata, “Bahan biasa tidak dapat digunakan untuk membuat Jimat Arrow, jadi kita harus mengganti bahannya.”

“Ubah untuk apa?”

“Besi tahan karat.”

Chen Pipi menggelengkan kepalanya dan berkata, “Baja tahan karat secara alami dapat menahan kekuatan sobekan dari hembusan angin, tetapi masalahnya adalah, panah yang terbuat dari Baja tahan karat … Bagaimana cara menembaknya? Di mana menemukan tali busur seperti itu? ”

“Untuk busur kita bisa menggunakan mort, dan untuk tali busur … kita juga punya solusi. Tapi masalahnya adalah, panah yang terbuat dari Stainless-steel sangat kuat, dan bahkan aku tidak memiliki kemampuan untuk menembaknya. ”

Suster Ketujuh bertanya, “Apakah panah baja-stainless akan lebih ringan setelah mengukir jimat di atasnya?”

Ning Que menggelengkan kepalanya dan berkata, “Saudara Keempat dan saya mengujinya hari-hari sebelumnya, dan bahkan jika itu bisa lebih ringan, itu hanya sedikit.”

Tiba-tiba Kakak Keenam menyela, “Saya bisa menggunakan Stainless-steel untuk membuat tabung kosong.”

Chen Pipi berkata, “Untuk memperkuat persepsi Anda tentang kekuatan jimat pada poros, saya sarankan Anda menambahkan beberapa perak di dalamnya.”

Saudara Keenam mengangguk, “Itu akan mudah.”

Mata Ning Que berangsur-angsur menyala.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–