Nightfall Chapter 193

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 193: Penghibur di Rumah Putri

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Genius sering dikaitkan dengan teori karena mereka hanya bertanggung jawab untuk menawarkan solusi yang mungkin untuk suatu masalah, tetapi menolak untuk bertanggung jawab untuk memverifikasi jawabannya. Oleh karena itu, Einstein yang memiliki skor matematika yang relatif buruk dapat mengajukan teori relativitas dan kemudian melanjutkan dengan linglung. Namun, validasi teorinya harus menunggu sampai beberapa tahun ketika para ilmuwan yang kesulitan pergi ke hutan belantara dan menatap gerhana untuk waktu yang lama.

Ning Que dipuji sebagai jenius karena dia bisa datang dengan ide-ide dan menunggu Saudara Senior untuk mengubah ide-idenya menjadi kenyataan tanpa upaya di pihaknya. Sayangnya, ia membutuhkan Talisman Arrow dan, sebagai Master Talisman, ia perlu secara pribadi berpartisipasi dalam penciptaannya. Yang lebih penting adalah bahwa sebagai yang termuda di Akademi, dia tidak memiliki kualifikasi atau keberanian untuk menyamar sebagai pemimpin subjek. Oleh karena itu, untuk mengubah ide jenius menjadi desain teknis yang sempurna, ia harus menanggung siksaan dan terus menggambar Jimat di atas kertas dan melakukan pekerjaan desain teknis yang paling rumit dan membosankan selama beberapa hari ke depan.

Sebagai Barang Natal seseorang, Sangsang tidak punya pilihan selain memainkan peran penting dalam percobaan Talisman. Setelah melewati beberapa mata air dan musim gugur, dia akhirnya menjadi hamba perempuan kecil di rumah tangga kaya dan menghabiskan hari-hari bahagia dalam damai. Dia tidak menyangka dia masih harus berjuang untuk hidup dan melayang. Meskipun dia agak bodoh, dia tidak bisa lagi menahan perasaan misterius dan tak dapat dijelaskan. Dia memutuskan untuk merobek kain putih di tubuhnya dan membawa bak cuci untuk bersembunyi di toko antik palsu di sebelahnya.

Meskipun kehilangan alat eksperimental yang paling sensitif, Ning Que masih harus melanjutkan penelitian dan pengembangannya. Dia berdiri di depan meja menggigit kepala sikatnya dan berpikir keras tentang bagaimana dia harus meningkatkan jimatnya untuk secara dramatis meningkatkan kecepatan panah. Apa yang menurutnya paling merepotkan adalah tidak tahu cara menggambar dengan sempurna jimat terakhir saat menembakkan panah.

Rambutnya berubah dari sarang burung menjadi sarang ayam dan akhirnya menjadi sarang rumput dimana angsa putih kakak kandungnya terbentuk di dalam air. Matanya beralih dari kelelahan ke kegembiraan dan kembali ke kelelahan lagi, berulang sampai berubah menjadi kekacauan yang gelap. Dia merasa sangat dekat untuk menemukan solusi, tetapi jawabannya tampak sangat sulit. Ketika dia menjelajah untuk menjelajah, dia hanya menabrak bisa segera menyelesaikan masalah ini, tetapi merasa bahwa jawabannya sepertinya masih mengambang di awan jauh. Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh dan mengeksplorasi, hanya untuk menabrak permukaan air dan permukaan cermin. Itu menyakitkan dan menjengkelkan.

Saat itu, seseorang mengetuk pintu Shabby Old Brush Pen Shop.

Tidak melihat Sangsang di mana pun, ia berteriak agar dia menjawab pintu beberapa kali. Ketika tidak ada jawaban, dia terlambat mengingat bahwa dia sudah bersembunyi di sebelah. Dia membuang tinta dan sikat di tangannya dan dengan sedih pergi ke depan toko untuk membuka pintu.

Seorang pria paruh baya mengenakan jubah pirus lengan pendek berdiri di luar pintu dengan ekspresi hormat. Ning Que menemukan pria itu agak akrab dan menerima undangan yang diserahkan pria itu. Dia melihat tulisan pada undangan dan akhirnya ingat bahwa lelaki itu adalah pelayan Putri Istana.

“Apa yang terjadi?” Dia menggosok matanya dan menguap. “Haruskah aku pergi?”

Pramugari terkejut oleh reaksinya dan berkata dengan senyum pahit, “Tuan. Ning, saya tidak mengetahui secara spesifik, tetapi harusnya pertemuan pribadi berdasarkan pengaturan Yang Mulia. Anda sebaiknya berpartisipasi. ”

Ning Que hanya bertanya. Dia tidak bermaksud memamerkan rasa takutnya di depan kekuatan kerajaan.

Sejak dia berhenti menghadiri jamuan makan di Kota Chang’an, dia tidak bersosialisasi selama beberapa waktu. Dengan dia yang begitu sibuk dengan Arrow Jimat hari ini, dia bahkan memiliki sedikit insentif untuk menjawab undangan siapa pun. Tapi kali ini, orang lain adalah Putri Kekaisaran Tang yang paling disukai. Selain itu, dia belum melihat Lee Yu selama beberapa waktu. Bukan ide yang buruk untuk pergi dan melihat apa yang ingin dikatakannya dan dia bisa memperbaiki suasana hatinya juga. Mungkin itu bahkan bisa membantu dilemanya saat ini. Jadi dia menjawab, “Aku akan ke sana tepat waktu besok.”

…

…

Kehangatan akhir musim panas berangsur-angsur memudar. Dari kejauhan, kipas daun masih berputar di koridor, perlahan-lahan mengantar angin ke pengadilan dan membawa kesegaran. Sangsang membawa Xiao Man untuk menangkap cacing di bawah beberapa pohon tua. Ning Que dan Lee Yu duduk di dewan, menyesap teh dan bergosip santai. Mereka membuat adegan yang sangat santai dan menyenangkan.

Hanya ekspresi wajah Ning Que yang tidak cocok dengan adegan itu. Alisnya diikat erat dan lesung pipi kecil di pipi kirinya menjadi sangat jernih saat dia menggertakkan giginya dan mengencangkan otot rahangnya. Kesal, ia bertanya, “Yang Mulia, tidak bisakah saya pergi ke sana?”

“Korespondensi tertulis ayahku seharusnya sudah tiba di Akademi saat ini.” Dengan lembut memutar pergelangan tangannya untuk mendekatkan cangkir teh ke bibirnya, Lee Yu menyeruput teh itu sambil berkata dengan pujian, “Teh yang dikirim oleh daerah Shanyin benar-benar bagus.”

Dia menatap wajah cantiknya dan menghela nafas. “Yang Mulia, bisakah kita menghilangkan salam kasar dan kiasan ini dan langsung ke intinya? Kami berdua anak muda. Tidak perlu saling menguji seperti orang-orang tua itu. ”

Setelah mendengarkan kata-kata ‘kiasan’, dia perlahan memiringkan alisnya yang tipis dan menatapnya dengan senyum samar. Tapi bagaimanapun, dia tidak menggunakan kiasan. “Jika ayahku yang membuat pesanan sendiri, Tuan Jun Mo tidak akan keberatan. Menurut pendapat saya, Anda harus pergi ke Wilderness. ”

“Aku sudah memasuki Lantai Dua. Mengapa saya harus pergi dan berlatih di sana? ” Ning Que bertanya dengan bingung.

Lee Yu bingung dengan sikapnya dan mengerutkan kening. “Kenapa kamu tidak mau pergi? Para siswa Akademi akan menjadi pilar pengadilan kekaisaran di masa depan. Jika Anda membawa mereka untuk berlatih di Wilderness, mereka tidak akan berani tidak menghormati Anda bahkan jika mereka tidak mengingat bakat Anda di masa depan. ”

Ning Que menggelengkan kepalanya. “Wilderness adalah tempat yang sangat berbahaya.”

Lee Yu menatap matanya dan berkata pelan, “Jika seseorang tinggal terlalu lama di tempat yang ramai seperti Chang’an, apakah pria ambisius ini akan menjadi orang yang dekaden? Aku tidak percaya adegan sekecil itu bisa membuatmu takut. Saya tahu judul Anda tentang helikopter kayu di Danau Shubi. Apakah Anda takut dengan orang barbar padang rumput itu? ”

“Ini pengumpul kayu.” Ning Que mengoreksi judul.

Dia melanjutkan untuk menjelaskan, “Meskipun belum ada pertempuran resmi antara Benteng Tujuh Kota dan Istana Emas Padang Rumput selama bertahun-tahun, medan perang tidak asing bagi saya dan saya tidak takut untuk kembali. Tapi ini masalah hidup dan mati di medan perang. Siswa Akademi yang tak terkalahkan itu mengerikan dalam pertempuran. Siapa yang tahu berapa banyak dari mereka akan mati di sana? Saya harus bertanggung jawab atas kehidupan kelompok anak-anak itu. Tekanannya terlalu besar. ”

Lee Yu tersenyum. “Jangan lupa, mereka teman sekelasmu. Anda mengatakan mereka anak-anak, tetapi apakah Anda benar-benar berpikir Anda jauh lebih tua? Saya tidak tahu mengapa Anda sekarang bertindak seperti seorang penatua. ”

Ning Que diam-diam berpikir bahwa dia memang sekitar delapan tahun lebih tua dari mereka. Meskipun dia jauh dari bertindak sebagai penatua, dia selalu mengamati hal-hal dengan hati-hati. “Yang lebih tua adalah, semakin mudah untuk bertahan hidup di medan perang Wilderness.”

“Tapi kenyataannya adalah, kamu tidak perlu menanggung tekanan semacam itu.”

Lee Yu menatapnya dan dengan tenang berkata, “Akademi adalah tempat yang bagus untuk Kekaisaran Tang untuk melatih bakatnya. Jadi Anda tidak perlu melindungi mereka seperti induk ayam tua. Ini masalah hidup dan mati di medan perang. Hanya para siswa yang dapat kembali yang memiliki kualifikasi untuk dibina dengan hati-hati oleh pengadilan kekaisaran. Jadi bawa saja mereka ke sana. Anda tidak perlu peduli dengan kehidupan mereka. ”

Ning Que agak terkejut dan diam untuk waktu yang lama. “Tidak peduli tentang kehidupan mereka di medan perang? Lalu mengapa saya harus membawa mereka ke sana? Tidak bisakah Kementerian Militer mengirim orang lain? ”

Lee Yu tidak berbicara tetapi memandang wajahnya yang segar dan menyenangkan dengan sedikit bintik-bintik. Tiba-tiba dia memiliki sedikit rasa menyesal.

Dia kembali dari padang rumput tahun lalu. Dia adalah tokoh besar pertama yang menemukan kemampuan Ning Que di Kekaisaran Tang dan juga mencoba merekrutnya. Sayangnya, sepertinya kekuatan merekrutnya memang tidak cukup kuat pada waktu itu dibandingkan dengan bakat Ning Que. Dalam waktu singkat satu tahun, prajurit anak ini di Kota Wei telah menjadi penerus Master Talisman Ilahi, seorang siswa Lantai Dua, seorang selebriti di Kota Chang’an …

Dia menggunakan jari-jarinya yang ramping untuk perlahan membalik cangkir teh dan perlahan-lahan kembali ke percakapan. Dia tersenyum pada Ning Que. “Ayahku meminta kamu membawa siswa Akademi ke Wilderness. Dia tidak menghargai siswa-siswa itu tetapi menyukai Anda. Dia berharap Anda bisa mendapatkan prestise untuk Kekaisaran Tang dan ingin melihat kemampuan Anda pada saat yang sama. ”

Ning Que terkejut. “Bukankah Yang Mulia terlalu memikirkan aku …?”

“Karena kamu memiliki ambisi dan beberapa ide, tidak seperti Saudara dan Saudari Senior di Gunung Belakang Akademi. Dan ayah saya menghargai ambisi dan ide Anda. Di Kekaisaran Tang saya, sangat penting bagi anak muda untuk memiliki ambisi. ”

“Aku benar-benar tidak tahu ambisi apa yang kumiliki.”

“Atau haruskah aku mengatakan … cita-cita?”

“Yang Mulia harus menyadari cita-cita saya. Itu semua adalah beberapa hal sederhana. ”

“Tapi ketika kamu mewujudkan cita-cita masa kecilmu, bukankah kamu memiliki cita-cita yang lebih besar?”

“Sebagai contoh?”

Lee Yu melihat ekspresi merenung dan berkata, “Apakah kamu ingin selalu berlatih di Back Mountain of the Academy?”

Ning Que menjawab tanpa berpikir, “Ya.”

Masalah ini mungkin membingungkannya di masa lalu, tapi itu tidak menjadi masalah sejak Chen Pipi membawanya ke Rumah Buku di gua tebing dan dia melihat cendekiawan yang terus membaca dan menulis.

Lee Yu terus bertanya, “Tapi setelah mendapatkan kekuatan, tidakkah Anda ingin mengandalkan kekuatan Anda untuk melakukan sesuatu yang Anda inginkan dan mencapai beberapa tujuan Anda?”

Apa yang terlintas dalam pikirannya adalah rumah besar bobrok, singa batu berlumuran darah, dan temannya duduk di depan dinding yang basah. Dia merasakan tubuhnya sedikit kaku dan dia tetap diam untuk waktu yang lama sehingga dia bisa melupakan ide-ide yang tidak bisa dinyatakan. Dia menatapnya dan mengangkat bahu, berkata dengan acuh tak acuh, “Saya dulu mencari ketenaran dan kekayaan. Tetapi sekarang saya memiliki kekayaan dan menjadi jengkel dengan ketenaran saya. Jadi sekarang saya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa di masa depan. ”

Lee Yu memperhatikannya dengan tenang dan tiba-tiba berpikir bahwa orang ini sekarang adalah murid Kepala Sekolah Akademi. Karena itu, ketenaran dan kekayaan dunia tidak terlalu menarik baginya. Dia tidak tahu mengapa dia benar-benar merasakan frustrasi.

“Saya ingat ketika Anda memberi tahu Xiao Man sebuah dongeng musim dingin yang lalu di lapangan kayu tempat kami duduk sekarang. Putri kecil dalam dongeng itu bangga tetapi pemalu dan tidak kompeten. Tapi pangeran katak itu agak ambisius. ”

Dia berbicara setelah diam lama.

Ketika pertama kali berbicara, dia merasakan sesuatu yang salah dan bertanya-tanya mengapa dia tiba-tiba berbicara tentang cerita itu. Tapi sejak dia memulainya, dia mengepalkan tangannya untuk tenang dan melanjutkan ceritanya. Mungkin karena panasnya musim panas yang berangin atau kemalasan para pelayan istana dalam melambaikan kipas di koridor yang jauh, tapi dia merasakan pipinya menjadi agak hangat.

“Jika kamu ingin melakukan sesuatu di dunia, kamu harus berani memikirkannya terlebih dahulu. Jika tidak, Anda tidak akan pernah bisa melakukannya. Dan apa yang disebut ambisi, keinginan, atau cita-cita masih tergantung pada keberanian Anda, ”katanya dengan suara pelan.

Emosi Lee Yu secara bertahap mereda.

Itu sangat tenang di halaman. Yang samar-samar terdengar adalah suara kipas daun besar berputar di koridor yang jauh, sorak-sorai mengejutkan Xiao Man di bawah pohon tua, dan suara batu-batu mengalir ke kolam antara batu-batu palsu.

Ning Que melihat keheningan, kelembutan, dan bahkan kesenangan di matanya dan mengerti arti dari pidatonya. Dia tidak bisa tidak memikirkan gadis yang duduk di samping api unggun di Jalan Gunung Utara yang mendengarkan ceritanya. Tapi dalam sekejap, dia bangun dan ingat dia adalah Putri Kekaisaran Tang yang bermartabat, meninggalkan spekulasi di masa lalu yang melayang di benaknya. Setelah hening sejenak, dia tidak menjawab pertanyaan tetapi bertanya, “Apakah Tuan Lyu baik-baik saja baru-baru ini?”

Lee Yu tidak mendengar sifat tentatif Ning Que dan merasakan penyesalan dan kesedihan. Tapi itu juga melegakan baginya. Jadi dia memegang pot lumpur bambu kecil yang tak ternilai dengan kepala naga di depan dan mengisi cangkir teh. Dia tersenyum. “Bapak. Lyu menolak untuk tinggal di Kota Chang’an dan bersikeras untuk berlatih di bukit Tile Top. Beberapa hari yang lalu, ia mengirim surat yang mengatakan kesehatannya baik. Oh, dia sangat senang mengetahui kamu telah memasuki Lantai Dua Akademi. ”

Ning Que mengingat ajaran tanpa pamrih Lyu Qingchen dalam perjalanan. Saat itu, dia hanyalah anak yang tidak dikenal yang bahkan tidak bisa berkultivasi. Sekarang dia adalah subjek pelatihan utama dari istana kekaisaran di Kekaisaran Tang. Dia tidak bisa menahan perasaan bersyukur dan merindukan saat itu. Itu membuat suasana hatinya jauh lebih hangat.

“Yang Mulia, saya akan pergi ke Wilderness … Mohon jaga Sangsang untuk saya.”

“Anda dapat mengandalkan saya.”

Di bawah perlindungan Putri Keempat Dinasti Tang, seharusnya tidak ada seorang pun di Kota Chang’an yang berani menggertak pelayan perempuan kecil ini. Namun, itu adalah pertama kalinya Sangsang meninggalkannya sejak dia lahir. Meskipun dia mendapat jawaban yang sangat positif, dia masih sedikit khawatir. Jadi dia menatap mata Lee Yu dan dengan serius berkata, “Jangan biarkan orang lain menggertaknya.”

Meskipun ditanyai oleh Ning Que, Puteri Lee Yu tidak senang. Alih-alih, dia tenang karena dia tahu dia bersedia membiarkannya merawat Sangsang meskipun menunjukkan sikap karena kekhawatirannya terhadap hamba perempuan itu.

“Aku bisa meyakinkanmu siapa pun yang berani menggertak Sangsang akan mati dengan cara yang menyakitkan.”

“Yang Mulia, itu terlalu kejam. Bunuh saja orang itu dan seluruh keluarganya. ”

“…”

“Yang mulia?”

“Tidak ada. Saya punya surat di sini. Bawa itu bersamamu. Saya tahu Anda tidak takut pada orang-orang barbar Wilderness itu, tetapi Anda berada di tempat yang berbeda. Jika sesuatu terjadi, Anda dapat mengambil surat ini dan mencari Putra Mahkota Chongming. ”

Ning Que meletakkan surat itu di lengan bajunya, siap untuk mengucapkan kata-kata terima kasih. Dia tiba-tiba mengangkat alisnya dan mendengarkan napas dari luar tembok, bertanya-tanya siapa yang berani mengabaikan aturan Princess Mansion dan menguping pembicaraan mereka.

Lee Yu melihat ekspresinya yang terkejut dan berbalik. Dia mengerutkan alisnya. “Bagaimana kamu bisa kesini? Sudahkah kamu menyelesaikan pekerjaan rumah hari ini? Sejak kapan Imperial College mengizinkan siswa untuk pergi lebih cepat dari jadwal? ”

Seorang anak laki-laki mengenakan pakaian kuning terang keluar dari balik dinding bunga. Dia memiliki mata yang cerah dan alis yang anggun tetapi tampak pucat seolah-olah dia tidak melihat sinar matahari selama beberapa hari. Tubuh dan kulitnya yang tipis membuatnya tampak lemah.

Anak itu tersenyum. “Kakak, jangan terlalu galak.”

Setelah mendengarkan salam, Ning Que tahu identitas anak itu. Dia adalah putra tertua Kaisar Dinasti Tang, penerus takhta yang paling menjanjikan, Pangeran Li Huiyuan. Dia berdiri dan melakukan busur dengan tangan terlipat di depannya.

Pangeran muda mengangkat alisnya, sedikit ketidakbahagiaan muncul di wajahnya yang pucat. Dia melambaikan tangannya. “Silakan duduk, silakan.”

Dari apa yang dilihat Pangeran, pria ini tidak bisa menjadi orang biasa yang duduk di hadapan saudara perempuannya. Ini adalah pertama kalinya pria ini melihatnya, dia harus berlutut atau setidaknya membungkuk di tanah. Busur sederhana seperti itu terlalu kasar.

Sementara Pangeran marah pada kurangnya kesopanan Ning Que, ekspresi Lee Yu berubah dingin dan dia berkata dengan sedih, “Di mana etiketmu? Anda harus mengembalikan hormat kepada Tuan Ning. ”

Ketika dia mendengar nama itu, Pangeran Li Huiyuan tiba-tiba teringat kejadian di dalam istana kekaisaran tahun ini. Dia mengintip Ning Que dengan rasa ingin tahu dan akhirnya mencocokkan sosok dalam legenda dengan orang di depannya.

Bahkan jika dia tahu pria ini adalah seseorang yang disukai ayahnya, dia tidak akan menunjukkan rasa hormat padanya. Tapi dia paling ditakuti saudara perempuannya di dunia dan dengan cepat berdiri untuk memberi hormat kepadanya ketika dia melihat ekspresi serius Lee Yu.

Ning Que tersenyum lembut dan melambaikan tangannya untuk menunjukkan kesopanannya, namun dia tidak minggir untuk menghindari salam Pangeran.

Li Huiyuan memperhatikan ini dari sudut matanya dan tampak agak tidak senang. Namun, sebagai seorang anak yang tumbuh dalam keluarga kerajaan, ia dengan cepat menekan amarahnya dan berdiri di depan Ning Que, memegang tangannya dan berbicara kepadanya dengan hangat.

Pangeran mengungkapkan keluhuran patologis di wajah polosnya yang pucat dan dengan sengaja menunjukkan keintiman tetapi tidak bisa menyembunyikan ketidakpedulian di matanya. Digunakan untuk mengabaikan hidup dan mati dan melihat penipuan serta ketidakjujuran, Ning Que tidak bisa mentolerir kinerja yang tidak jujur dan bahkan lebih rendah. Tapi dia tidak menunjukkan ketidakbahagiaan tetapi menunjukkan akting dan kondisi mental terbaiknya. Dia sederhana dan bersemangat seperti api gurun di musim dingin.

Seorang aktor yang mencari nafkah dengan memainkan berbagai peran. Dengan angin sepoi-sepoi dan danau yang mengalir di samping koridor, Ning Que dan Pangeran muda keduanya tampil di panggung yang sama. Tindakan tanpa akhir yang mereka lakukan ini merupakan kinerja penghinaan bersama yang luar biasa.

Lee Yu memandang pasangan itu berbicara satu sama lain dan merasakan keanehannya. Dia mengerutkan kening dalam kesulitan dan menatap Ning Que, menunjukkan padanya untuk menghentikan aksinya.

Pangeran tiba-tiba muncul di Rumah Putri dan kebetulan bertemu Ning Que. Tentu saja, Ning Que tidak percaya itu sebagai kebetulan karena dia tahu apa yang dimaksud Lee Yu. Tetapi untuk hal itu, dia tidak memenuhi syarat dan tidak mau berpartisipasi di dalamnya untuk saat ini. Bahkan jika dia ingin, itu akan lama kemudian. Jadi ketika dia melihat tatapan Lee Yu, dia tersenyum dan tidak lagi memberi umpan pada Pangeran. Dia membungkuk pada keduanya dan minta diri.

Setelah meninggalkan Princess Mansion, dia berjalan di bawah pohon willow di jalan dan melihat seorang Tao muda memegang payung kertas kuning di bawah lengannya. Dia tidak bisa menahan perasaan kaget. Dia sering mengunjungi gerbang selatan Kuil Haotian di sisi lain kota kekaisaran baru-baru ini dan mengakui bahwa Tao adalah He Mingchi, seorang murid Master of Nation, Li Qingshan. He Mingchi adalah orang yang sangat sibuk yang bertanggung jawab atas tugas-tugas penting Administrasi Pusat Kekaisaran. Ning Que tidak berharap untuk melihatnya di Princess Mansion hari ini, sepertinya dia sedang menunggu seseorang.

Ning Que berjalan dan bertanya dengan rasa ingin tahu, “Saudara Mingchi, siapa yang kamu tunggu?”

Tao muda itu memandang Ning Que dan tersenyum tak berdaya ketika dia menunjuk ke arah pengadilan. “Aku diperintahkan oleh Yang Mulia untuk mengawasi studi Pangeran, tetapi dia kehabisan Imperial College dan aku harus mengikutinya.”

Ning Que berpikir bahwa playboy Prince dengan wajah pucat benar-benar bukan subjek yang baik untuk bergaul. Itu adalah pekerjaan yang sulit untuk mengawasi studinya. Dia memandang Fang Mingchi dengan simpati dan berusaha menghiburnya. “Kau bisa menutup mata padanya.”

Fang Mingchi tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya. “Aku diadopsi oleh Tuanku dan bepergian keluar-masuk istana kekaisaran bersamanya sejak aku masih kecil. Saya telah menjadi dekat dengan Pangeran. Karena Yang Mulia telah memberi saya tanggung jawab ini, saya harus menganggapnya serius. ”

…

…

Ning Que kemudian pergi di bawah pohon tua untuk menemukan Sangsang, berbicara dengan Xiaoman, dan meninggalkan Princess Mansion.

Ketika dia berjalan ke jalan dan gang yang ramai, dia menyaksikan anak-anak bermain di sekitar sumur di gang. Dia mengingat Pangeran muda dan desas-desus tentang pertarungan untuk tahta. Dia tidak bisa membantu menggelengkan kepalanya dan mendesah. “Betapa sialnya sang Putri memiliki saudara seperti itu. Saya tidak tahu berapa banyak lagi masalah yang akan dia hadapi di masa depan karena dia. ”

Sangsang bertanya dengan rasa ingin tahu, “Ada apa dengan Pangeran? Apakah kamu pikir dia juga idiot? ”

“Jika dia benar-benar idiot, tidak ada yang akan mempermalukannya. Namun, dia belajar beberapa trik dari sang Putri … Seorang idiot yang mencoba menjadi pandai menemukan masalah dengan mudah. ”

Sangsang melihat sekeliling dan berbisik, “Tuan muda, itu adalah pangeran yang sedang Anda bicarakan.”

Ning Que tertawa. “Pangeran? Pangeran Long Qing? Jika Pangeran kecil itu berani memprovokasi saya di masa depan, saya akan menunjukkan kepadanya betapa sulitnya untuk melakukan. ”

“Tuan muda, kamu cukup bangga dan sombong.”

“Dua tahun lalu, kami hanya bisa berpartisipasi dalam distribusi kedai minuman dan hak judi di Kota Wei. Sekarang tampaknya kita dapat berpartisipasi dalam penugasan takhta kekaisaran. Kenapa aku tidak bisa bangga? Selain itu, tidak ada orang luar di sini. ”

Sangsang meliriknya tanpa bicara.

“Percaya saja. Sejak saya memasuki Lantai Dua Akademi, saya telah menjadi murid inti di antara mereka semua. Mengenai masalah suksesi tahta, sikap Akademi sekarang tampaknya sangat penting. Para Saudara dan Saudari Senior di Back Mountain jelas tidak tertarik. Mungkin aku satu-satunya yang … ”

Ning Que berkata, “Itu sebabnya Putri akan memainkan trik ini hari ini. Tetapi dalam hal kinerja Pangeran hari ini, saya curiga dia akan menyesalinya. Dia seharusnya sudah memberi tahu Pangeran kecil sebelumnya. ”

Sangsang bertanya dengan rasa ingin tahu, “Bisakah Akademi benar-benar memainkan peran dalam acara yang hebat seperti suksesi takhta kekaisaran? Tuan muda, Anda telah menjadi murid inti dari Kepala Sekolah Akademi, jadi apakah status Anda juga menjadi tinggi? Apakah Kepala Sekolah Akademi benar-benar kuat? ”

Dia tertawa mengejek diri sendiri. “Kamu harus ingat aku belum melihat tuanku sampai hari ini, tapi aku sudah mendengar banyak desas-desus tentang dia. Berdasarkan sikap orang-orang ini, saya pada dasarnya dapat memahami betapa kuatnya dia. ”

“Tuan muda, haruskah kita dianggap sebagai orang-orang Putri?”

“Xia Hou … harusnya berada di pihak Permaisuri. Lalu aku harus berdiri di sisi lain Permaisuri, jadi itu sisi Putri. Maksud saya adalah jika kita perlu memilih satu pesta, kita harus memilih Putri. Sebenarnya, saya sudah menemukan ini sejak lama. Tapi semuanya menunggu harga yang tepat untuk dijual. Jika kita menginginkan harga yang pantas, kita harus menunggu. Dan sekarang harga kami bagus, jadi kami bisa mulai menjual. ”

Sangsang tiba-tiba berhenti berjalan dan menatap wajahnya. Dia berkata dengan serius, “Ketika kamu menyebutkan dongeng tentang Pangeran Katak, aku juga mendengar dan memahaminya. Apakah ini harga yang bagus? ”

Setelah hening sejenak, dia menggelengkan kepalanya. “Tidak semua kodok ingin makan angsa.”

“Apakah angsa tidak enak?” Sangsang bertanya dengan bingung.

Ning Que menatapnya dan tersenyum. “Di mata beberapa katak, loach hitam kotor jauh lebih lezat daripada angsa.”

Sangsang bertanya, “Tuan muda, apakah Anda memarahi saya karena terlihat jelek dan hitam lagi?”

Ning Que tertawa. “Sepertinya gadis kecilku akhirnya mau menggunakan otaknya untuk berpikir.”

Sangsang berkata dengan sungguh-sungguh, “Jadi semakin saya berpikir, semakin saya merasa ini adalah hal yang sangat baik. Berdasarkan apa yang Anda katakan ketika saya masih muda, jika seseorang dapat menikahi Yang Mulia, ia dapat menghindari kerja keras selama bertahun-tahun. ”

Ning Que terus bergerak maju dan berkata, “Pertanyaannya adalah berapa banyak orang yang telah diucapkannya.”

Pernyataan ini melibatkan spekulasi paling kejam tentang wanita. Sangsang mengerutkan kening dan berkata dengan sedih, “Tuan muda, Anda selalu bias terhadap Yang Mulia. Dia sebenarnya orang yang baik. ”

“Aku tidak peduli apakah dia baik atau tidak. Apa hubungannya dengan saya? ”

“Baru saja kamu berbicara tentang menunggu harga yang baik untuk dijual. Berapa harga yang lebih tinggi dari Yang Mulia sendiri? ”

“Hei, bukankah kamu dengar satu-satunya menjual aktingnya tetapi bukan dirinya sendiri?”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–