Nightfall Chapter 194

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 194: Inilah Dunia

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Ada kedai teh yang sangat sederhana di belakang Restoran Yi Pingxuan yang terkenal di Kota Chang’an Barat.

Ada dua pria duduk di atas tikar bambu jauh di dalam. Yang setengah baya pendek dan gemuk terus menyeka keringat di dahinya. Tampaknya dia sangat terpengaruh oleh panas akhir musim panas, bahkan membuat aksen Hebei-nya terdengar agak kering.

“Kamu seorang penjaga rahasia. Anda harus selalu melakukan apa yang seharusnya. Mengapa tidak membantu menyelesaikan tugas saat Anda berada di Wilderness? Saya hanya ingin Anda melihatnya, bukan menyelidiki kasusnya. ”

Pria gemuk itu adalah Tuan Xu Chongshan, Wakil Komandan pengawal istana kekaisaran. Hari ini, ia sengaja meninggalkan istana untuk diam-diam bertemu Ning Que. Yang terakhir yang duduk di seberangnya mengeluarkan saputangan dari lengan bajunya dan mulai menyeka keringatnya juga. Jelas dia tidak berkeringat karena cuaca musim panas yang pengap, tetapi karena kata-kata Xu Chongshan.

“Jenderal Xia Hou … Apakah Anda tahu orang penting seperti apa dia? Anda menyuruh saya untuk melihatnya, bagaimana saya melihatnya? Untuk melihat berapa janggut yang dia dapatkan atau berapa kali dia pergi ke toilet? Yang Mulia Xu, saya tahu ini adalah perintah Yang Mulia. Tapi Anda harus tahu, berdasarkan temperamen Jenderal Xia Hou, dia pasti akan marah kepada saya jika dia tahu saya memata-matai dia. Dia akan menemukan tempat kosong untuk mengalahkan saya menjadi lumpur dan mengemas saya menjadi roti untuk memberi makan kuda-kuda. Siapa yang akan datang dan menyelamatkan saya? ”

“Jika Jenderal Xia Hou tidak meninggalkan bukti pembunuhan Anda, istana kekaisaran dan Akademi tidak akan dapat membantu Anda berdasarkan hukum Tang. Jika Anda dapat meninggalkan beberapa bukti sebelum Anda mati, tidak akan ada masalah … ”

“Haha, kau tahu aku bercanda,” Komandan Luo menambahkan.

Ning Que meletakkan saputangannya dan menatap Komandan Luo yang tersenyum malu. Leluconnya sama sekali tidak lucu.

Kali ini dia akan pergi ke Wilderness dan sangat mungkin untuk bertemu Xia Hou. Jika dia punya kesempatan, dia pasti ingin menyelidiki pria itu tetapi itu terlalu berbahaya. Dan dia tidak berharap untuk menerima permintaan ini saat ini. Tampaknya Yang Mulia masih tidak puas dengan Xia Hou. Tapi peran apa yang bisa dia mainkan dalam proses itu?

Ketika Komandan Xu memperhatikan keheningan Ning Que, dia pikir pemuda itu masih memiliki beberapa perlawanan di hatinya. Jadi dia menghiburnya dan berkata, “Jangan terlalu khawatir. Keinginan Yang Mulia sangat sederhana. Anda hanya perlu menonton perilaku dan reaksi Jenderal Xia Hou dan menceritakan detailnya kepada Yang Mulia setelah Anda kembali. Tidak ada risiko yang terlibat. ”

“Yang Mulia menyukaimu dan kau juga murid Kepala Sekolah Akademi. Meskipun Jenderal Xia Hou brutal dan keren, dia bukan babi hutan brutal di pegunungan. Dia tidak sebodoh itu menyinggung perasaanmu tanpa alasan. ”

Ning Que bertanya-tanya apa yang harus dia lakukan jika dia menyinggung Xia Hou.

“Tidak apa-apa, kan?” Xu Chongshan mengambil saputangannya dan menyeka keringatnya lagi. Dia menatap penuh harap pada Ning Que dan berkata, “Jika tidak ada masalah, saya akan kembali ke istana kekaisaran. Jika kamu khawatir tentang sesuatu di Kota Chang’an, katakan padaku dan aku akan membantumu untuk menyelesaikannya. ”

Ning Que berkata, “Kamu tahu aku punya toko di Lin 47th Street …”

Xu Chongshan memukul dadanya dengan penuh semangat, terlihat sangat heroik. “Aku akan menontonnya untukmu!”

Ning Que menggelengkan kepalanya dan tersenyum. “Ada pelayan wanita kecil. Saya ingin meminta kantor pengawal untuk membantu saya merawatnya. ”

…

…

Jika orang-orang tahu bahwa Kaisar Kekaisaran Tang mengirim penjaga rahasia untuk mengawasi perilaku dan perkataan Jenderal Kekaisaran, itu pasti akan menyebabkan kekacauan politik. Untuk menyembunyikannya, Kaisar tidak memanggil Ning Que ke istana tetapi memerintahkan Xu Chongshan menemukan tempat rahasia di luar istana untuk diam-diam meneruskan perintah rahasianya.

Setelah menerima pesanan, Ning Que seharusnya menyegel masalah ini jauh di dalam hatinya dan tidak memberi tahu siapa pun. Tapi dia tidak pernah menyimpan rahasia dari Sangsang. Jadi ketika dia kembali ke Lin 47th Street, dia menceritakan segalanya kepada Sangsang yang sedang bersiap untuk memasak.

Dia menatapnya yang berdiri di dekat jendela dan bertanya, “Apakah itu berbahaya?”

Dia mengambil kuas dan melihat melalui jendela. ”Hal utama adalah mengamati ucapan dan perilaku pria, dan kemudian bertanya tentangnya. Xu Chongshan benar. Tidak ada bahaya sama sekali. Jika itu benar-benar berbahaya, saya tidak akan melakukannya. ”

Dia menundukkan kepalanya dan terus mencuci beras. “Jadi, kamu sudah setuju?”

Ning Que menurunkan kepalanya untuk terus menggambar Jimat. “Sebagai penjaga rahasia Yang Mulia dan objek pelatihan utama di antara generasi muda Kekaisaran Tang, aku selalu muncul sebagai pemenang jika negaraku menggunakanku … Ah, tapi tidak selalu. Saya harus menyadari bahwa hidup saya tidak bisa berjalan mulus terlalu lama. Anda harus tahu mengapa saya tidak menolak. ”

Itu adalah kesempatan yang tidak bisa dia lewatkan. Dia telah menunggu selama 14 tahun untuk kesempatan mendekati Xia Hou. Sekarang dia bahkan bisa mengamatinya di bawah perintah rahasia Yang Mulia dan mencari kesempatan untuk membalas dendam.

Sangsang tidak mengatakan apa-apa dan menggosokkan nasi dengan keras ke dalam baskom dengan tangan kecilnya. Air berangsur-angsur menjadi pasta beras setelah banyak lapisan kulit beras yang dia usap keluar dari beras. Nasi semakin tipis dan tidak jelas.

“Jika kamu mencucinya beberapa kali, bisakah kita masih melihat nasi di panci uap?”

Ning Que meletakkan kuasnya ke atas batu tinta dan menyaksikan gambar di luar jendela. Setelah hening sejenak, dia berkata setelah hening sejenak, “Jangan khawatir. Saya bahkan tidak bisa bersaing dengan jari Xia Hou. Aku tidak sebodoh itu untuk segera membalas dendam. ”

Sangsang berdiri dan mengusap celemek tangannya. Dia menatap Ning Que yang berdiri di dekat jendela dan berkata, “Tuan muda, karena Anda tidak bisa membawa saya ke sana, Anda harus mengendalikan diri ketika Anda melihat Xia Hou.”

“Tahun lalu ketika aku berpartisipasi dalam ujian masuk Akademi, aku melihat Pangeran Li Peiyan. Bukankah saya mengendalikan diri? ” Dia menggelengkan kepalanya. “Kami pemburu yang tumbuh di Gunung Min. Kesabaran kami dalam menunggu mangsa adalah senjata paling ampuh yang kami miliki. ”

“Hal-hal apa yang perlu kamu bawa?”

“Seperti biasa, tiga hal.”

Dia akan segera membawa siswa Akademi ke Wilderness di benteng perbatasan dan dia mungkin melihat Xia Hou di sana. Dia merasakan sedikit kegembiraan dan kegugupan. Berpikir tentang bahaya potensial yang mungkin dia hadapi, dia ingin sekali menciptakan Talisman Arrow sesegera mungkin.

Sangsang menggulung bagian bawah celananya dan duduk di dekat sumur setelah makan malam, memotong bulu dan menggiling ujung panah untuknya. Namun, ia asyik dengan kertas putih di mejanya, menggambar garis-garis Talisman yang rumit.

…

…

Tidak setiap tempat di Wilderness sunyi. Sebelum angin musim dingin datang, sebagian besar pekarangannya ditutupi dengan rumput hijau yang terasa seperti. Hanya ketika sampai pada akhir musim panas di Central Plains, orang akan merasakan musim gugur yang sedikit dingin di Wilderness. Rumput kemudian akan ditutupi oleh es. Mereka akan menjadi kuning dan putih, menunjukkan jejak depresi.

Kuku kuda menginjak-injak rumput yang tertutup es lebih tinggi dari teman-temannya, melangkah ke lumpur. Didampingi oleh napas yang sedikit meringkuk dan berat, semakin banyak kuda muncul di padang rumput, karena kavaleri elit dari istana Tenda-Kiri mengawal suku itu ke arah selatan.

Lebih jauh ke daerah selatan, lebih dari seribu kavaleri padang rumput melambaikan parang dan meneriakkan tangis aneh. Mereka menembus benteng perbatasan utara Yan dan langsung menduduki desa tur, mengelilingi karavan.

Di sepanjang celah retak oleh parang adalah percikan darah segar, beras musim panas yang mengalir dipanen oleh penduduk desa, dan hamburan teh berharga dan kantong garam.

Penduduk desa Yan dan pengawalan karavan runtuh dalam genangan darah, tubuh mereka jatuh ke tanah seperti tas sereal berat dan kargo karavan. Mereka langsung kehilangan nyawa mereka.

Kavaleri padang rumput berteriak kegirangan dan, setelah membunuh semua orang, mulai dengan canggung menaiki kereta dan memindahkan semua makanan dan persediaan yang bisa mereka temukan di kereta mereka. Mereka kemudian berjalan kembali ke utara.

Musim panas telah berakhir dan musim gugur ada di sini. Musim dingin juga sudah dekat. Suku-suku istana Tenda-Kiri yang telah kehilangan padang rumput subur mereka di utara tidak dapat mendukung begitu banyak ternak dan domba. Jika mereka tidak bergegas dan mengambil makanan yang cukup sebelum kedatangan salju pertama, mereka akan mengantar kepunahan mereka.

Orang barbar padang rumput tidak pernah mempertimbangkan apakah desa mereka telah dibantai dan karavan harus melalui pengalaman yang tragis.

Bahkan, orang-orang di Wilderness menyadari pentingnya karavan. Namun, sekarang mereka menghadapi kepanikan saat ini di depan. Bahkan penasihat militer istana yang paling cerdas pun tidak akan memaksa mereka untuk memikirkan masalah jangka panjang.

Benteng perbatasan utara Kerajaan Yan diserang oleh pasukan kavaleri padang rumput. Karavan yang tak terhitung jumlahnya dijarah dan desa yang tak terhitung jumlahnya direnggut. Berita itu dengan cepat menyebar ke seluruh Kerajaan Yan oleh angin Wilderness dan kemudian dibawa ke istana kekaisaran.

Putra Mahkota Chongming, yang baru saja kembali ke negaranya, dengan tenang mengenakan baju besinya di bawah tatapan acuh tak acuh dari ayahnya dan memimpin 3.000 tentara ke perbatasan utara.

Ketika gerbang kota dibuka dan musik ritual dimulai, orang-orang dari Kerajaan Yan menonton adegan yang ramai tidak menunjukkan kegembiraan. Mereka memandang dengan acuh tak acuh saat kereta Putra Mahkota lewat.

Istana Tenda-Kiri di Gurun tidak mampu menahan semua suku. Kavaleri barbar sudah gila. Pasukan benteng perbatasan Kerajaan Yan dan beberapa ribu prajurit penjaga yang hanya tahu cara makan, minum, dan bermain tidak bisa menghentikan kavaleri padang rumput yang memiliki kuda seperti angin dan panah cepat.

Untungnya, Istana Ilahi West-Hill telah mengeluarkan dekrit dan semua negara bagian Central Plains siap memberikan dukungan. Namun, Kekaisaran Tang yang pengecut dan mengerikan juga akan mengirim kavaleri. Apa pilihan yang memalukan tapi tak berdaya untuk Kaisar Yan dan Yans.

Inilah Ibukota Cheng, ibu kota negara yang lemah.

…

…

Di Back Mountain of the Academy, cahaya fajar perlahan-lahan menjadi lebih terang ketika kabut menghilang.

Saudara Keempat dan Saudara Keenam duduk bersila di samping roda air. Setelah sesi meditasi mereka, mereka saling melirik dan mulai mengulangi diskusi yang telah mereka lakukan selama beberapa hari sekarang. Di antara mereka adalah meja pasir ajaib, di mana garis-garis Jimat rumit bergerak maju perlahan sebelum membentuk berbagai kemungkinan.

Di rumah pandai besi dekat dengan sungai yang bersih, uap air berubah lebih padat dan lebih padat di bawah roda air. Di kompor dengan api yang ganas, beberapa logam seperti perak atau seperti besi perlahan-lahan menjadi lunak dan meleleh.

Saudari Ketujuh yang baru saja bangun berdiri di dekat uap, melihat ekspresi diam dan khawatir dari keduanya. Setelah terdiam beberapa saat, dia melemparkan handuk basah di tangannya ke sebuah batu dan berbalik untuk berjalan ke air terjun yang jauh di alun-alun tebing.

…

…

Ada gunung hampir 35.000 meter dari ibu kota Kerajaan Jin Selatan.

Tidak seperti gunung agung Akademi di pinggiran selatan Chang’an yang sebagian besar tertutup awan dan kabut sepanjang hari, gunung ini dengan tenang terkena sinar matahari yang cerah. Setiap tebing dan batu karang terlihat jelas.

Bentuk keseluruhan gunung itu juga berbeda. Tiga tebingnya relatif halus, memantulkan cahaya dari cakrawala. Tebing-tebing itu kemudian berkumpul di puncaknya, membuatnya tampak seperti pedang.

Sage Pedang paling kuat di dunia, sekolah Liu Bai berada di kaki gunung ini. Itu adalah garret kuno gaya lama hitam dan putih yang dikromatik.

Lusinan pembudidaya muda berlutut dan dengan hormat membungkuk kepada garret kuno.

Di belakang mereka ada pedang yang diikat erat dengan tali rumput. Tidak seperti pedang terbang Guru Pedang biasa, ini relatif panjang dan besar. Mereka lebih seperti pedang yang digunakan oleh prajurit perang dan masing-masing diam-diam tersembunyi di dalam sarungnya.

Pendekar pedang muda dengan hormat berlutut di tanah. Paviliun kuno itu tenang dan sunyi. Setelah periode waktu yang tidak diketahui, mereka mendengar suara pedang yang lembut tapi tajam. Suara ini begitu tajam seolah-olah itu bisa menembus dinding tebing tegas di belakang Sword Garret dan semua hal nyata di dunia.

“Kamu pria yang memalukan, jangan pernah kembali.”

Lusinan pendekar pedang muda yang berlutut di lantai menegang dan ekspresi wajah membeku. Mereka tampak gugup tetapi juga bersemangat. Mereka berdiri dan pergi setelah memberikan jawaban positif.

Lusinan kuda baik menunggu di luar, meringkik.

Pendekar pedang muda menunggang kuda dan memegang kendali, meninggalkan sekte mereka dan menuju ke utara.

Di sinilah Pedang Garret, tempat penuh kartu As.

…

…

Gelombang keruh bergulung di atas Sungai Kuning. Berapa banyak gelombang yang datang untuk memusnahkan dalam sekejap? Para perahu nelayan memegang batang bambu di tepi sungai, dengan hormat berlutut di kedua sisi jalan kayu.

Sage of Sword, Liu Bai, baru saja memahami roh pedang di samping Sungai Kuning saat itu.

Hari ini, generasi baru penggarap Kerajaan Sungai Besar akan menyeberangi Sungai Kuning ini dan menuju ke utara.

…

…

Di bawah menara putih di tepi laut.

Seorang wanita berkerut mengenakan pakaian aneh yang terbuat dari potongan-potongan kain yang tak terhitung banyaknya memandang acuh tak acuh pada pria yang lebih muda di depan. Dia berkata dengan suara serak dan aneh, “Jika kamu pergi ke utara Kerajaan Yan, kamu harus melintasi wilayah Kekaisaran Tang. Pengadilan kekaisaran telah mengeluarkan dokumen sehingga Anda dapat melintasinya. Saya percaya Tangs tidak akan membuat Anda kesulitan. ”

Seorang sadhu muda menatap wanita itu dengan heran. “Tuan Quni, apakah kamu tidak ikut dengan kami?”

Jejak kebencian ganas melintas di mata wanita tua itu saat dia dengan marah berkata, “Di Kerajaan Tang, tempat jahat dengan etiket yang rusak dan tidak ada kepercayaan, itu akan membuatku sakit jika sepatuku kotor bahkan dengan butiran miliknya.” debu.”

Kakak perempuan tertua dari Kaisar Kerajaan Yuelun telah membudidayakan agama Buddha dengan rambutnya dicadangkan sejak awal kehidupannya. Dia memiliki kondisi kultivasi yang mendalam dan status yang sangat tinggi di sekte Budha. Para pembudidaya muda ini akan pergi ke Yan Utara di bawah dekrit West-Hill semua bisa dianggap muridnya.

Dia memandang para pemuda yang dengan hormat menunggu perintahnya. Dia berkata dengan bangga dan acuh tak acuh, “Saya berjalan dari utara, tepat di seberang Gunung Min. Saya ingin melihat apakah Tang dapat menghentikan saya. ”

Inilah Kerajaan Yuelun, tempat yang bersinar dengan cahaya agama Buddha.

…

…

Kaki kuda menginjak ladang yang subur seolah mereka bisa memeras minyak dari tanah.

Ratusan orang kavaleri bergerak maju di bawah sinar matahari yang hangat. Mereka mengenakan baju besi hitam murni yang dicat dengan pola emas yang rumit. Dalam cahaya terang, pola-pola emas berkelip di permukaan baju besi hitam, mengungkapkan rasa keindahan yang khusyuk dan memberikan tekanan diam-diam.

Beberapa ribu pengikut Haotian yang taat yang bersiap untuk berlutut dan bersujud di kaki gunung mendengarkan suara-suara kuku seperti guntur. Mereka dengan cepat mundur di bawah pohon di pinggir jalan. Ketika mereka melihat wajah para kavaleri, mereka berlutut dan bersujud. Mereka tampak terkejut dan kagum.

Kavaleri penjaga ilahi West-Hill dikenal sebagai kavaleri paling elit di dunia. Bahkan jika para pengikut yang dengan setia bersujud di pinggir jalan hanya melihat salah satu dari mereka, mereka akan menganggapnya sebagai berkah dari leluhur mereka. Hari ini, mereka benar-benar melihat ratusan dari mereka. Mereka merasa sulit untuk menekan kegembiraan mereka. Beberapa wanita bahkan pingsan karena kegembiraan ketika mereka melihat penampilan kavaleri suci yang khusyuk.

Beberapa orang percaya yang kaya dan berpengetahuan luas telah menebak alasan di balik pengiriman kavaleri suci ini. Tapi mereka masih tidak tahu mengapa Balai Divine akan mementingkan orang barbar padang rumput yang rusuh.

Di antara beberapa ratus kavaleri suci adalah beberapa imam Taoisme Haotian berjubah merah. Di tengah-tengah para imam itu ada seorang jenderal kavaleri penjaga ilahi muda dengan penampilan yang sangat tampan, seperti langit. Dia berjalan di bawah sinar matahari dan pelindungnya tampak dilapisi dengan lapisan cahaya ilahi Haotian, sempurna dan tidak dapat diganggu gugat sebagai putra Tuhan.

Di sinilah West-Hill, tempat yang disukai Haotian.

…

…

Gunung Belakang Akademi terbenam di malam yang dalam.

Ning Que meletakkan gambar Jimat-nya di atas meja dan duduk di sudut karena kelelahan. Dia memperhatikan api yang bergetar sejenak dan tertidur sebelum dia menyadarinya. Hari-hari ini dia lelah sampai ekstrem dan telah menggunakan otaknya secara berlebihan.

“Dalam waktu sesingkat itu, dia benar-benar menemukan solusi. Hari itu saya memuji Adik Laki-laki sebagai seorang jenius Jimat Tao dan dia benar-benar tidak mengecewakan saya. ” Kakak Keempat menatap garis-garis di atas kertas dan melirik Ning Que yang sedang tidur di sudut. “Aku tidak tahu apa yang memberinya dorongan kuat.”

Saudara keenam menghitung jumlah logam yang dibutuhkan untuk material Jimat Panah. Dia menjawab, “Saya bisa merasakan dia terburu-buru … seolah-olah dia khawatir. Saya tidak tahu apakah ini tentang pergi ke Wilderness. ”

Saudara Keempat berkata, “Alam Gurun … Istana Ilahi Bukit-Barat mengkhawatirkan kebangkitan Doktrin Iblis. Tapi Kakak Muda menjadi bagian dari Akademi. Kenapa khawatir? Bukankah Paman Bungsu membunuh cukup banyak penyintas Doktrin Setan saat itu? ”

Brother Keenam berkata dengan jujur, “Kakak Senior, saya benar-benar tidak mengerti logika di balik kalimat ini. Paman termuda telah membunuh banyak penyintas Doktrin Setan saat itu, tetapi bukankah Adik Laki-laki akan lebih khawatir jika dia benar-benar bertemu seseorang dari Doktrin Setan? ”

Saudara Keempat menatapnya dan bertanya, “Apakah menurut Anda menteri Kementerian Ritual Kekaisaran Tang akan khawatir akan dibunuh oleh Yans jika ia pergi ke Kerajaan Yan?”

Saudara keenam mendongak dan berkata setelah berpikir sejenak, “Tentu saja tidak. Jika menteri Kementerian Ritus mengunjungi Capital Cheng dan bahkan menderita sedikit kerugian, saya khawatir Kerajaan Yan akan menghadapi kepunahan. ”

“Itu sama untuk Ning Que.”

Brother Keempat berkata dengan tenang, “Jika orang-orang dari Doktrin Setan berani menyakiti Adik Laki-laki, tidakkah mereka akan takut menghadapi kepunahan atau dibunuh oleh Paman Termuda lagi?”

“Tapi Paman Bungsu sudah mati.”

“Ya, tapi guru kita tidak. Selain itu, Saudara Kedua selalu menginginkan kesempatan untuk belajar dari Paman Bungsu. ”

“Lalu, apa yang dicemaskan oleh Kakak Muda?”

Kakak Keempat menatap Ning Que yang masih cemberut meskipun dalam tidur nyenyak. Setelah hening sejenak, dia berkata, “Saya tidak tahu, tapi dia adalah adik laki-laki. Tentu saja, kita sebagai Saudara Senior harus mencari cara untuk mengurangi kekhawatirannya. ”

“Apa yang bisa kita lakukan?”

“Pertama, kita harus membuat Arrows Jimat untuknya.”

“Oh.”

Ketika sampai pada akhir dialog, suara pandai besi berat yang terus menerus bergema di ruangan itu. Saudara keenam menggerakkan lengannya begitu cepat sehingga lengannya tampak seperti bayangan sisa. Suara besi dipukul satu per satu seperti tambang yang tidak pernah berakhir. Namun, bahkan keributan keras seperti itu tidak membangunkan Ning Que yang lelah.

Saudara Keempat memegang meja pasir dan terus-menerus menyalin Jimat yang dirancang oleh Ning Que. Berdasarkan catatan yang dibuat Ning Que, ia mencoba berbagai pertandingan garis Jimat dan bahkan mulai mencoba taktik array untuk menggabungkan garis.

Panah Jimat membutuhkan bahan khusus. Meskipun bobotnya banyak berkurang berkat desain tabung kosong Sixth Brother yang indah, itu masih jauh lebih berat daripada panah bulu biasa. Itu berarti mereka tidak bisa menggunakan busur kayu biasa. Hal pertama yang harus mereka lakukan adalah membuat busur khusus sebelum membuat Panah Jimat.

Di bawah bunyi terus-menerus pandai besi dan menuangkan besi cair ke cetakan lumpur, bagian busur kaku tunggal yang terdiri dari baja tahan karat campuran secara bertahap mulai terbentuk. Yang paling penting, bagian itu mulai memancarkan kilau samar di bawah gambar Sixth Brother yang cermat.

Saudara Keempat telah sepenuhnya menguasai desain Ning Que pada garis Talisman dan berjalan untuk memandu mendesain bagian itu. Dia memandang Sixth Brother yang jari-jarinya tampak canggung tetapi memegang nampan perak seperti itu adalah sulaman. Dia mengerutkan alisnya dan bertanya, “Pencetak gol macam apa yang akan Anda gunakan? Bahan untuk Arrow Jimat sangat keras dan membutuhkan presisi tinggi. Scorpers biasa benar-benar tidak berguna. ”

Sambil terkekeh, Kakak Keenam mengambil sebuah kotak kecil dari lengan bajunya dan mengambil pelet logam transparan, dua pertiganya dibungkus dengan potongan logam misterius. “Aku akan menggunakan sliver campuran kekerasan tinggi sebagai baki dan berlian sebagai pencetak gol.”

“Berlian tidak menerima pukulan dengan baik.”

“Jadi aku membungkus lapisan besi di bawahnya. Tentu saja, ini bukan sepotong besi biasa tetapi jenis baja yang sama yang saya tinggalkan terakhir kali ketika Profesor Huang dan kami bekerja sama untuk membangun baju besi Jenderal Xia Hou. ”

“Bagaimana dengan ketajaman?”

“Aku sudah menerbangkannya selama tiga hari penuh. Permukaan pemotongan sangat baik. Lihat.”

Saudara keenam mengangkat berlian itu ke api unggun. Api kuning cerah menyebar melalui permukaan kompleks dan berubah menjadi banyak cahaya yang indah, seperti bintang di langit malam.

Selanjutnya, dua pria yang terbiasa membisu memutuskan untuk menghilangkan rasa takut adik lelaki mereka. Mereka mulai dengan bagian tersulit dari pekerjaan ini, pola dasar Arrow Talisman. Dan di bagian inilah mereka menemukan masalah yang tidak dapat diselesaikan.

“Tidak ada masalah dengan proporsi empat logam, tetapi ada terlalu banyak kotoran di dalamnya. Saya memilih bahan terbaik dari Kementerian Militer, tetapi bahan itu sendiri memiliki kotoran. Sulit memurnikan mereka di bawah suhu tungku. ”

Kakak Keenam memandangi logam panas itu dan menggaruk kepalanya. Dia dengan enggan berkata, “Saya belum pernah mencoba metode ini sebelumnya. Dibutuhkan suhu tinggi untuk secara paksa menggabungkan keempat logam ini. Saya tidak tahu bagaimana melakukannya. ”

Saat itu, pintu didorong terbuka.

Suster Ketujuh berjalan masuk dan menatap Ning Que yang sedang tidur. Dia tertawa dan berbalik ke mereka. “Saya membawa dua pembantu di sini. Saya tidak tahu apakah Anda ada gunanya bagi mereka. ”

Kakak Keempat menatap mereka berdua di belakangnya dan menyambut mereka dengan busur dengan tangan terlipat di depan. Tampaknya telah mengingat sesuatu, dia memandang Ning Que yang sedang tidur sambil tersenyum dan berkata, “Saya akhirnya mengerti mengapa nenek moyang Guru Jimat itu gagal membuat Panah Jimat. Selain Younger Brother, siapa lagi yang memiliki hak istimewa untuk memiliki dua Penggarap Besar di Negara Yang Mengetahui Takdir menjadi pandai besi? ”

Saudara Kedua datang tanpa ekspresi wajah dan meraih palu yang berat.

Chen Pipi tersenyum dan mendekat, perlahan-lahan menutup matanya di depan api kompor.

Api tiba-tiba menjadi sangat terang sebelum dengan cepat mengubah warna biru yang samar.

Saudara Kedua menopang topi di kepalanya dan mengayunkan palu dengan satu tangan, menggedor logam yang terbakar.

Bam!

Ketika palu itu mengenai landasan, itu memancarkan energi kuat seperti listrik.

Selain Chen Pipi, sisanya terguncang dan jatuh ke tanah.

Suara seperti guntur perkusi besar bisa terdengar di seluruh Gunung Belakang Akademi.

Itu menyebabkan gelombang di aliran bersih.

Ikan berenang dengan gelisah.

Di dalam perpustakaan tua, seorang wanita menyalin Naskah Biasa Kecil bergaya Hairpin di lantai atas memandang ke arah jendela timur dan tetap diam.

Dua pecandu catur memeluk pohon pinus.

Dua pecandu musik dengan erat memegang seruling bambu vertikal dan sitar di lengan mereka.

Pecandu bunga melindungi bunga di depannya.

Pecinta kaligrafi terus menyalin kaligrafinya.

Inilah Akademi, satu-satunya Akademi di dunia.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–