Nightfall Chapter 209

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 209: Musuh Dunia

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Pada hari-hari berikutnya, Imam Agung Ilahi Cahaya yang sekarang menjadi orang tua biasa pergi dan kembali ke penginapan seperti biasa. Dia makan dan tidur dan mengunjungi pemandangan. Dia minum teh dan mendengarkan musik dan tertidur. Dan dia akan mengunjungi Sangsang di Lin 47th Street setiap hari tanpa gagal.

Dia akan menonton Sangsang saat dia makan dan tidur. Dia memperhatikannya sambil minum teh dan mendengarkan musik. Dia memperhatikannya saat dia tertidur. Dia mengunjunginya setiap hari. Mengawasinya menjadi bagian terpenting dalam hidupnya setelah dia mengetahui nama pelayan wanita tua dari Brush Pen Shop Lama.

Suatu hari, pria tua itu mengunjungi Lin 47th Street dengan dua kue osmanthus dari Lotus Store. Dia sedikit penasaran ketika melihat pelayan muda itu naik kereta kuda kerajaan, tetapi tidak terlalu memikirkannya. Dia merasa sedikit tersesat ketika tidak melihat Sangsang sibuk di sekitar dan ketika dia melihat pintu-pintu Toko Brush Brush yang tertutup rapat. Setelah linglung sejenak, tiba-tiba dia teringat alasan kunjungannya ke Chang’an.

Dia telah lama kehilangan bayangan gelap di matanya. Dia tidak tahu di mana orang itu bersembunyi di Chang’an atau apakah dia bahkan di Chang’an. Dia benar-benar melupakan masalah ini dalam beberapa hari terakhir.

Dia memikirkan masalah ini saat dia berdiri dalam keadaan linglung di dekat dinding kelabu Lin 47th Street. Dia menggelengkan kepalanya dan meninggalkan kue osmanthus di luar pintu Old Brush Pen Shop. Dia memegang jubah dekat dengan tubuhnya dan berjalan melalui jalan-jalan padat Kota Timur dan datang ke sebuah rumah besar di Kota Selatan.

Ada dua pohon abu berdiri di mulut jalan. Daun mereka goyah setengah hati dalam angin musim dingin. Itu terlihat agak menyedihkan dibandingkan dengan dedaunan hijau hijau yang mengintip melalui dinding halaman dari setiap ujung jalan.

Ada dua pintu saling berhadapan di tengah jalan. Lelaki tua itu bahkan tidak repot-repot memandang ke mansion yang kosong di sebelah kanan tetapi berjalan ke arah yang di sebelah kiri. Segel telah lama hancur oleh cuaca dan apa yang tertinggal di sudut pintu kayu antara cat dan kayu.

Pria tua itu berdiri di depan rumah. Dia memegang kedua tangannya, kembali membungkuk dan memandangi sisa-sisa singa batu di luar pintu. Emosi aneh muncul dari matanya yang dalam ketika dia melihat lumpur dengan warna darah beku.

Lelaki tua itu berdiri di sana untuk waktu yang lama sampai embusan angin melewati jalur dan melalui leher jubahnya yang tebal. Dia batuk dan membungkuk lebih jauh ke dalam dirinya sendiri.

Sebuah suara menemani angin yang berputar di jalan.

“Musim dingin di Chang’an tahun ini jauh lebih dingin dari sebelumnya.”

Orang tua itu menjawab, masih membungkuk, “Sudah bertahun-tahun sejak saya mengunjungi Chang’an. Saya tidak tahu seperti apa musim dingin yang lalu. ”

Kemudian, dia berbalik untuk melihat pintu masuk jalan.

Seorang pria sendirian berjalan perlahan darinya. Alisnya lurus dan matanya cerah dan jernih. Dia mengenakan jubah katun Tao dan sepatu jerami dan memiliki gaya rambut Tao sederhana. Di belakangnya, dia membawa pedang panjang. Dia tampak lebih mengintimidasi dengan setiap langkah yang diambilnya, bahkan dedaunan dan lumpur yang jatuh di depannya tampak takut padanya. Mereka berhamburan ke kedua sisi jalan meskipun tidak ada angin.

Pria ini adalah Tuan Bangsa dari Dinasti Tang, Li Qingshan.

“Kamu bisa tinggal di Chang’an di masa depan. Anda mungkin lebih memahami musim dingin di sini. ”

Li Qingshan berhenti dan menatap lelaki tua itu, mengundang tamu itu untuk tinggal.

Jika pria itu adalah pengunjung biasa, Tangs akan menghiburnya dengan teh dan anggur yang baik. Jika pria itu datang tanpa undangan dan adalah pengunjung yang menyimpan dendam, undangan untuk tetap tinggal, tentu saja, berarti sesuatu yang lain sama sekali.

Pria tua itu menatapnya dan perlahan meluruskan punggungnya. Sosok kurusnya menjadi tinggi dan mengintimidasi hanya dengan tindakan sederhana ini. Dia memancarkan aura yang kuat dan cerdas.

Menghadapi Tuan Bangsa dari Dinasti Tang, dia bukan lagi lelaki tua biasa yang minum teh dan makan dan menonton Sangsang.

Dia adalah Imam Besar Ilahi Cahaya.

…

…

Li Qingshan adalah pemimpin South School of Haotian Taoism, Master of Nation Tang, figur otoritas bagi ratusan warga sipil di dunia. Tidak ada yang melihat dia menunjukkan kondisi kultivasinya karena dia tidak perlu menunjukkan tangannya mengingat statusnya saat ini.

Namun, bahkan anak-anak yang bermain di jalanan Chang’an tahu bahwa dia kuat dan cakap. Jika tidak, bagaimana dia bisa menjadi Tuan Bangsa? Bagi mereka yang berada di dunia kultivasi, Li Qingshan adalah seorang kultivator yang kuat dari Negara Yang Mengetahui Takdir. Hanya saja dia tidak menunjukkan kartunya. Jika dia melakukannya, dia akan mengejutkan dunia.

Namun, pria tua yang berdiri di luar reruntuhan Mansion Jenderal bukanlah orang biasa juga. Dia memiliki banyak pengikut yang setia sebagai Imam Besar Agung Ilahi Cahaya dari Istana Ilahi-Bukit Barat setelah dipenjara selama empat belas tahun. Bahkan hierarki tidak akan berani membunuhnya. Dia adalah orang pertama yang melarikan diri dari Penjara Anda setelah melepaskan kekuatannya, menyebabkan banyak kekacauan di Aula Ilahi.

Pertarungan antara Tuan Bangsa Tang dan Imam Besar Ilahi Cahaya; Siapa yang akan menjadi pemenang?

“West-Hill mengirim surat yang mengatakan bahwa kamu sangat kuat. Kakak Senior juga berkata begitu, dia bahkan mengatakan bahwa kamu mungkin lebih kuat dari hierarki. ”

Li Qingshan menatap Imam Besar Ilahi Cahaya dan tiba-tiba tersenyum. Dia berkata, “Saya tahu bahwa hati saya sekuler dan saya tidak dapat menjaga Hati Taois saya jernih. Itu sebabnya saya kurang dalam kondisi kultivasi saya. Jika Anda benar-benar lebih kuat dari saya, saya tidak berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang tidak dapat saya terima. Saya tidak akan berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang memalukan juga. ”

Imam Besar Ilahi dari Cahaya berkata, “Kamu telah berkultivasi selama bertahun-tahun dan kamu masih tidak mengerti ini. Anda mungkin sedikit lambat. ”

“Itu sebabnya aku tidak mengerti kamu.” Li Qingshan menghapus senyum di wajahnya. Dia melanjutkan, “Kamu berbeda dari dua Dewa lainnya. Kakak Senior saya dan saya belum pernah melihat jejak keinginan untuk kekuasaan di dalam kamu. Anda bahkan tidak tertarik pada bagaimana Haotian telah menyebarkan kemuliaan di antara dunia. Anda mempelajari klasik. Anda membantu mereka yang membutuhkan. Anda baik hati, tetapi tidak melihatnya sebagai panggilan Anda. Anda kedinginan dan menyendiri, tetapi Anda tidak menggunakannya untuk keuntungan Anda. Anda adalah seseorang yang benar-benar transparan. Atau mungkin ada yang mengatakan, Anda adalah seseorang yang tidak perlu disembunyikan. ”

Suara Li Qingshan menjadi dingin. “Itulah mengapa aku tidak mengerti mengapa kamu menjadi orang seperti itu tiba-tiba. Anda telah melakukan sesuatu seperti itu dan menjadi Imam Agung Ilahi Cahaya pertama dari Bukit Ilahi yang dipenjara. Saya tidak mengerti mengapa Anda datang ke Chang’an setelah membebaskan diri. Apa yang ingin Anda capai? ”

“Semua hal dan hukum di dunia sudah ditentukan oleh Haotian. Bahkan tempat kita di bumi sudah lama diputuskan. Tempat saya adalah Imam Besar Ilahi Cahaya. Misi saya adalah untuk menyaksikan kegelapan. Itu semuanya.”

Dia berhenti sejenak dan melihat langit yang kacau di atas ranting-ranting dinding halaman yang kusut. Senyum penuh kebaikan melekat di wajahnya ketika dia melanjutkan, “Jika semua orang yakin akan tempat dan misi mereka sendiri, hal-hal di bumi akan jauh lebih sederhana. Ketika saya melihat kegelapan saat itu, Penguasa seharusnya menjadi orang yang membersihkannya. Namun, karena tidak ada yang mau menyelesaikan misi mereka sendiri, saya harus melakukan sesuatu. ”

Dia menarik pandangannya dari langit dan menatap Li Qingshan, “Kegelapan selalu ada tidak peduli apakah Anda melihatnya atau tidak. Karena saya sudah melihatnya, tidak ada cara untuk berpura-pura bahwa saya belum. ”

Li Qingshan menggelengkan kepalanya. Dia berkata, “Jika semua hal dan hukum telah ditentukan oleh Haotian, mengapa kita perlu mengejar kultivasi untuk mendapatkan jawaban? Di mana kegelapan, Haotian akan membersihkan. Anda hanya perlu menyelesaikan misi Anda sendiri di tempat Anda sendiri. Mengapa Anda harus melakukan hal seperti itu? Jika Anda benar-benar jelas tentang tempat dan misi Anda, Anda harus tetap menjadi Imam Besar Ilahi Cahaya, dipuja oleh semua. Mengapa Anda menjadi seseorang yang semua orang ingin bunuh? ”

Imam Besar Ilahi Cahaya diam.

Li Qingshan memandangi wajahnya yang keriput dan memikirkan lelaki tua yang baik hati yang mempelajari karya klasik dengan susah payah bertahun-tahun yang lalu di Aula Ilahi. Emosi rumit yang terdiri dari rasa kasihan dan kebencian muncul dari hatinya. Dia berkata dengan menyesal, “Semua Imam Besar Ilahi Cahaya sebelumnya telah terpelajar dan cerdas. Tetapi mereka selalu mudah terpengaruh. Semakin luar biasa mereka, semakin mudah mereka menjadi korban kegelapan. Sudah sejak seseorang memasuki Wilderness untuk menyebarkan ajaran mereka lebih dari seribu tahun yang lalu. Saya telah melakukannya sejak seseorang memasuki Wildness untuk berkhotbah seribu tahun yang lalu, dan yang lainnya menghilang di Laut Selatan enam ratus tahun yang lalu. Itu juga untuk Anda. Kenapa begitu? Saya selalu berpikir, itu karena Anda semua cerdas dan memiliki kemauan yang hebat dan terlalu banyak kepercayaan yang menyertainya. Itukah sebabnya kalian semua percaya bahwa yang kamu lihat adalah kebenaran dan satu-satunya kebenaran? Itukah sebabnya kamu melayang jauh dari kenyataan? ”

Ada jeda kehamilan ketika Imam Agung Ilahi Cahaya mempertimbangkan ketulusan di balik kata-kata itu. Dia sepertinya merasa sedikit tersentuh olehnya. Ekspresinya perlahan-lahan menjadi tenang dan dia berkata, “Jika kamu melihatnya, kamu melihatnya. Segala sesuatu yang dilihat mata ada secara objektif. Bahkan keanehan itu nyata. ”

Li Qingshan hanya bisa merasa sedikit marah ketika mendengar itu. Dia berkata dengan suara rendah, “Selain dirimu, tidak ada orang lain yang berperilaku demikian! Anda melewati pesanan palsu dari hierarki empat belas tahun yang lalu dan membuat Li Peiyan dan Xia Hou melakukan itu. Yang Mulia sangat marah dan begitu juga dengan hierarki. Jika Anda tidak ingin melawan dunia, mengapa dunia menentang Anda? Mengapa Yang Mulia dan hierarki menginginkan Anda mati? Anda sangat dihormati. Mengapa Anda dikurung selama bertahun-tahun? ”

Imam Besar Ilahi Cahaya berkata, “Saya tidak memberikan perintah palsu dari kepala biarawan.”

Alis Li Qingshan berkedut. Dia berkata, “Apakah maksud Anda hierarki menjebak Anda?”

Imam Besar Ilahi Cahaya berkata dengan ekspresi tenang, “Siapa yang berani melakukannya?”

Li Qingshan berhenti sebelum melanjutkan, “Kaulah yang melakukannya.”

“Betul.”

“Apakah kamu tidak pernah memikirkan apa yang Mulia dan hirarki pikirkan?”

“Apa hubungan pikiran mereka denganku?”

Suara Great Divine Priest of Light tenang. Itu seperti permukaan danau yang beku di musim dingin, halus dan bebas noda. Dia berbicara tentang insiden yang mengejutkan seluruh kerajaan Tang dan Istana Ilahi-Bukit Barat seolah-olah itu masalah kecil.

Li Qingshan menatapnya dengan dingin. “Apakah kamu tidak melupakan masalah ini sejak kamu datang ke Chang’an setelah membebaskan dirimu sendiri?”

Imam Besar Ilahi Cahaya diam.

Li Qingshan menoleh untuk melihat reruntuhan Mansion Jenderal dan berkata dengan menyesal. “Begitu banyak nyawa tak berdosa terbunuh di Chang’an karena kata-katamu. Rumah Jenderal telah menjadi sangat terima kasih. Apakah Anda masih belum puas? ”

“Aku tidak,” kata Great Divine Priest of Light dengan tenang.

Li Qingshan menunjuk ke mansion dan berkata dengan keras, “Semua orang di Rumah Jenderal sudah mati, apa yang masih tidak puas denganmu?”

Imam Besar Ilahi Cahaya menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak, masih ada yang hidup.”

Murid Li Qingshan melebar karena terkejut.

“Tidak peduli Aula Suci atau Pangeran Anda dari kerajaan Tang, mereka berdua sepakat dengan saya saat itu. Itu karena tidak ada yang berharap agar Putra Yama muncul di dunia ini. Namun, saya tidak tahu mengapa semua orang berpikir bahwa apa yang saya lihat adalah palsu. Anda Pangeran mengira bahwa dia telah disihir oleh saya. Kaisar Anda sangat marah. Itulah sebabnya tidak ada yang mau melanjutkan pencarian walaupun mereka tahu bahwa seseorang tetap berada di dunia orang hidup. Mereka bahkan melarang siapa pun membicarakannya. ”

“Mengapa saya dipenjara selama empat belas tahun? Itu karena saya tahu bahwa Anak Yama tetap di bumi dan menjadi lebih kuat. Saya akan terus mencarinya. Bagi mereka yang tidak percaya dia adalah Anak Yama tidak akan percaya pada keberadaannya. Jika saya terus mencari, baik West-Hill dan kekaisaran Tang akan menghadapi masalah. ”

“Itulah sebabnya mereka membuatku diam.”

Ada sedikit kesedihan dalam suaranya ketika dia melanjutkan, “Gunung Peach, kekaisaran Tang, dan dunia telah membusuk.”

“Aku tidak ingin melawan dunia, tetapi dunia diselimuti kegelapan dan melawan cahaya.”

“Aku adalah Imam Besar Ilahi Cahaya.

“Nama saya Wei Guangming. Saya membela cahaya. ”

“Itulah sebabnya, dunia adalah musuhku.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–