Nightfall Chapter 215

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 215: Dapatkan di atas Kuda & Kau Pencuri (Bagian 3)

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Apakah itu pencuri atau tentara, orang-orang yang duduk di atas pelana kuda biasanya menggunakan busur atau parang pendek karena ruang yang terbatas. Namun, Ning Que berbeda. Mulai dari Kota Wei, busur kayu dan podao yang dia gunakan sedikit lebih panjang, jadi dia terbiasa berdiri di atas pelana, memegang tubuhnya lurus untuk menembakkan panah dengan menggambar busurnya atau memotong orang dengan menarik pisaunya. Meskipun tidak nyaman untuk ditangani, di mata penonton, posisi ini sebenarnya cukup megah.

Ketika dia menembakkan panah lain di kegelapan dan membunuh anggota kedua Gang Kuda di kejauhan, Mo Shanshan, yang telah berdiri di belakangnya tanpa ekspresi, akhirnya menunjukkan kemegahan di matanya.

Di atas Gurun ada awan musim dingin, yang menaungi bintang-bintang. Bahkan tangannya yang memegang busur tidak bisa dilihat di malam yang gelap. Namun, Ning Que bisa secara akurat menembak anggota Gang Kuda yang berada sangat jauh dari sana. Sungguh luar biasa, seolah malam itu tidak bisa menghalangi pandangannya dan dia mampu melihat semuanya dengan jelas dalam kegelapan.

Meskipun Ning Que hanya memiliki 10 titik akupuntur melalui semua titik akupuntur di tubuhnya, dan Qi Langit dan Bumi yang ia dapat kendalikan tidak banyak, meditasi bertahun-tahun dan latihan mentalnya membuat Kekuatan Jiwa dan Persepsi Keadaannya mengembun seperti jarum , jadi dia peka terhadap variasi aura di sekitarnya. Saat dia mendaki gunung Lantai Dua Akademi, bahwa dia bisa melewati jalan setapak sangat bergantung pada kemampuan ini.

Pada saat ini dalam kegelapan malam, kemampuannya untuk dengan mudah melihat Gang Kuda dan mengunci mereka di depan panahnya sendiri adalah karena Kekuatan Jiwa yang sangat padat dan sensitif. Kekuatan Psyche yang berasal dari indra persepsinya menyentuh Qi Primordial antara langit dan bumi dengan mengandalkan angin malam. Dengan demikian, baginya, Hutan Belantara ini seterang siang hari.

Metode ini mungkin tidak pernah digunakan oleh pembudidaya lain di masa lalu karena terlalu banyak menyia-nyiakan Kekuatan Jiwa. Jika Psyche Power seseorang cukup berlimpah, dia bisa langsung membunuh orang-orang biasa di Gang Kuda. Mengapa dia menggunakan Kekuatan Jiwa sebagai alat deteksi?

Singkatnya, hanya bisa dikatakan bahwa Ning Que selalu berbeda dari pembudidaya biasa. Qi Langit dan Bumi yang bisa dia tangani sangat kecil, sementara Kekuatan Jiwa-nya begitu berlimpah dan kepekaannya begitu kuat. Dan keinginannya, yang menggabungkan budidaya dengan pertempuran dengan sepenuh hati, begitu kuat. Seruan-seruan ini berkontribusi pada adegan emosional semacam itu.

Ketika Ning Que menembakkan panah kedua, Mo Shanshan berdiri di samping, diam-diam menatapnya. Sebagai salah satu pembudidaya terbaik dari generasi muda di dunia, dia sangat menyadari bahwa ada gerakan Psyche Power yang sangat singkat pada saat itu, meningkat dengan getaran dari sisinya. Dia tidak bisa membantu mengerutkan alisnya, dan bertanya-tanya apakah dia benar-benar seorang kultivator.

Geng Kuda di kejauhan baru saja bangun dari tidur mereka, tetapi ada dua orang yang terbunuh oleh panah. Meskipun mereka kagum pada bagaimana panah ini bisa begitu akurat dalam kegelapan, mereka masih membuat reaksi cepat untuk melompat dengan menunggang kuda dan menendang kuda mereka ke depan untuk berlari ke arah dari mana panah itu berasal. Mereka ingin mempersempit jarak antara kedua belah pihak dalam waktu sesingkat mungkin sehingga memanah mengerikan musuh mereka tidak dapat ditampilkan. Pada saat yang sama, untuk melawan, mereka membiarkan kegelapan tidak lagi menjadi seperti tirai di depan mereka.

Kuku kuda bergema seperti hujan.

Sementara Geng Kuda berlari, Ning Que menarik tali busur dan panah dengan ganas menembus kepala kuda. Itu kemudian dengan sedih jatuh ke tanah, dengan anggota Geng Kuda di punggungnya dilemparkan ke tanah. Panah lain terbang, dengan tipis mengusap pipi anggota Geng Kuda.

Mereka yang ada di Geng Kuda di padang rumput sangat mahir berkuda dan Panahan. Ketika mereka sedang mengisi, mereka akan mengeriting tubuh mereka di sekitar perut kuda mereka. Panah Ning Que akan sulit untuk secara langsung mengancam mereka. Seketika, dengan kuku yang semakin jernih dan intensif, dia samar-samar dapat melihat bahwa hampir 10 orang dari Gang Kuda menyapu seperti angin kencang, dan bahkan cahaya yang dipantulkan dari senjata tajam mereka dapat dilihat.

Kuda Hitam Besar tidak mengalami medan perang yang sebenarnya, tetapi tidak takut saat melihat kerabatnya semakin dekat dan dekat. Sebaliknya, di matanya tampak kemuliaan kegembiraan, dan itu terus menggetarkan bagian depannya, mencoba untuk bergegas ke depan tanpa menunggu Ning Que mengangkat tali kekang.

Melihat orang-orang dari Gang Kuda yang semakin dekat dan lebih dekat dan mendengarkan kemarahan mereka yang sedih, Mo Shanshan tidak tahu bagaimana Ning Que akan menghadapinya. Lalu jari-jarinya, yang tetap berada di lengan putihnya, dengan lembut mengambil sesuatu.

Kegembiraan Kuda Hitam Besar tidak menyenangkan Ning Que, dan dia memberikan pukulan berat di kepalanya karena kesal, menunjukkan bahwa itu agak sepi. Namun, dia melompat dari kuda. Begitu dia mendarat, tanpa ragu-ragu, dia bergegas menuju Geng Kuda, yang dengan panik menyapu debu dan kerikil.

Jarak antara kedua sisi menjadi sangat dekat. Menjadi kontak satu sama lain akan menjadi satu-satunya yang konstan. Tidak peduli siapa yang akan memiliki waktu yang tidak cukup untuk menggambar busur mereka dan menembakkan panah. Geng Kuda akhirnya melihat penampilan musuh dengan jelas. Kemudian dua pembalap, masing-masing tetap di kanan dan kiri di garis depan, hanya mengangkat kendali mereka untuk menabrak langsung ke Ning Que, sementara beberapa pembalap yang mengikuti di belakangnya secara aneh menangis dan duduk tegak, mengeluarkan parang mereka dari pinggang, dan terus melambaikan tangan mereka.

dengan suara menjerit.

Ning Que menarik podao dari punggungnya, dan terhuyung-huyung kakinya untuk menghindari dua kuda yang datang dengan angin kencang. Dia membalikkan tangan kanannya, lalu dua kilatan cahaya putih dikeluarkan oleh bilahnya, dan darah tiba-tiba muncul.

Kedua kuda itu menangis sedih dan tiba-tiba jatuh ke depan, menabrak Wilderness dengan dua suara teredam. Forehooves mereka, yang telah dipotong oleh podao, terbang di udara menurut inersia, menumpahkan dua garis darah yang menyedihkan.

Bilahnya menusuk mengikuti lintasan yang melengkung, fatal, dan dingin. Jika digantikan oleh orang biasa, mungkin mereka hampir tidak bisa menghindari gerakan membelah yang aneh. Padahal, Ning Que terlalu akrab dengan Geng Kuda dan parang yang selalu mereka gunakan. Dia begitu akrab dengan mereka sehingga dia bisa dengan mudah menghindari pakaiannya disentuh oleh mereka bahkan dengan mata tertutup.

Itu jauh di malam hari, jadi tidak ada banyak perbedaan antara menjaga mata Anda terbuka atau tertutup.

Dengan demikian, ia dengan mudah menundukkan kepalanya, berbalik, dan memiringkan tubuhnya untuk berhasil menghindari beberapa bilah yang jatuh ke bawah dari Geng Kuda. Dan kemudian dia mengencangkan kedua tangannya, dengan podao kurus merobek beberapa celah mengerikan di langit malam, menebang beberapa sepatu kuda, membelah dada dan perut pria-pria Geng Kuda, menurunkan beberapa helai rambut kuda. Setelah itu, dia dengan berat dan kuat berdiri di lumpur yang keras di Wilderness.

Sebentar lagi, dia bergegas ke kerumunan Geng Kuda. Dua Gang Kuda terbunuh di bawah podao-nya dan lima kuda pingsan. Namun parang Geng Kuda tidak meninggalkan bekas pada dirinya.

Pada titik ini, awan berangsur-angsur tersebar di langit, membiarkan cahaya bintang lewat. Meskipun wajahnya masih tidak bisa dilihat dengan jelas, perawakannya terlihat jelas. Anggota Gang Kuda mengangkat kendali mereka untuk berbalik, memandang ke arah Ning Que, yang berdiri dengan pisau di Wilderness. Tubuh mereka menegang dan tangan mereka memegang parang gemetar, sementara masih merasa sangat dingin.

Orang-orang di Gang Kuda menyelamatkan teman-teman mereka di tanah yang masih bernafas dengan kecepatan tercepat mereka, berkuda bersama menuju pinggiran untuk jarak tertentu. Mereka melihat dengan gugup dan waspada terhadap Ning Que, tetapi tidak memiliki keberanian untuk menarik busur untuk membidiknya.

Ning Que pergi, mendengarkan teriakan sengsara dari kuda-kukunya yang telah dipotong di Hutan Belantara pada malam hari. Dia mengeluarkan podao dan membawanya di tangannya, lalu perlahan dan mantap, dia memotong leher kuda-kuda itu untuk membiarkan mereka mati dengan kecepatan tercepat.

Lalu ia menyaksikan Geng Kuda yang tidak terlalu jauh, menjulurkan jari-jarinya untuk terus melambai dalam angin malam. Dia tidak tahu apakah oposisi bisa melihat dengan jelas sikapnya atau makna yang terkandung dalam gerakan itu.

“Mengapa tidak membunuh semua orang di Geng Kuda?”

Mo Shanshan melihat anggota Gang Kuda yang melarikan diri dalam kegelapan dan bertanya, merasa bingung.

“Geng Kuda tidak bisa dibunuh.”

Ning Que berkata, “Setidaknya untuk orang-orang dari Gang Kuda ini menempel pada kita, saya tidak bisa membunuh mereka sendiri.”

Mo Shanshan berbalik untuk menatapnya dengan penuh perhatian. Namun, penglihatannya melayang, yang tampaknya sangat lalai.

Ning Que menatapnya yang cantik, wajah bundar kecil dan berkata, setelah beberapa saat hening, “Alasan mengapa saya membunuh orang malam ini adalah bahwa saya berharap mereka dapat mengembalikan pesan yang akurat.”

“Pesan apa?”

“Aku ingin memberi tahu mereka bahwa masih ada seorang pria di tim biji-bijian yang berspesialisasi dalam membunuh Geng Kuda di sampingmu, seorang Master Jimat. Jika Geng Kuda ingin menghilangkan kita, mereka harus membayar harga yang lebih tinggi. Jika manfaat yang mereka peroleh dan risiko yang mereka temui tidak proporsional, mungkin mereka akan menarik diri. ”

Mo Shan berkata, “Meskipun saya belum menemukan Gang Kuda, saya telah mendengar banyak legenda tentang Padang Geng Kuda. Mereka terkenal karena kekejaman mereka. Mengapa mereka mundur hanya karena beberapa kemunduran kecil? ”

“Semakin kejam mereka dan semakin banyak cinta yang mereka miliki untuk membunuh, semakin takut akan kematian … Adapun Geng Kuda, aku mungkin tahu lebih banyak darimu.”

Dia melanjutkan, “Tujuan membunuh Geng Kuda malam ini, selain membiarkan mereka membawa pesan yang jelas, adalah untuk mengajarimu sesuatu.”

Alis menyegarkan Mo Shanshan, yang sama kentalnya seperti tinta, berkerut. “Ajari aku untuk membunuh orang?”

“Untuk membunuh orang, atau bagaimana cara menghindari terbunuh.”

Ning Que menatapnya, dan serius melanjutkan, “Kamu adalah orang yang paling kuat di tim ini. Ketika Geng Kuda menyerang, aku bisa melindungi diriku. Tetapi bagi para prajurit dan warga sipil biasa, mereka pada akhirnya bergantung pada Anda. Beberapa hari yang lalu, Anda mengkonsumsi Psyche Power Anda untuk meletakkan jimat di luar kamp. Menurut saya, itu buang-buang waktu dan energi Anda. ”

Dia berkata, “Kamu kartu truf kami. Jadi kamu harus dijaga karena pelanggaran daripada pertahanan. ”

Mo Shanshan tetap diam untuk waktu yang lama setelah mendengar kata-katanya, dan kemudian dia berkata, “Saya telah mengembangkan Taoisme Jimat sejak masa kecil saya. Sejauh yang saya tahu, hanya Divine Talisman Masters yang dapat menyerang inisiatif mereka sendiri. ”

Mengingat ajaran Guru Yan Se di Chang’an, Ning Que tidak bisa menahan tawa. Dia menyaksikan wajahnya tanpa ekspresi, tapi wajah bulat komik, berkata, “Siapa bilang Talisman Masters yang belum memasuki Knowing Destiny State tidak bisa membuat serangan? Selama tindakan yang tepat digunakan, bahkan roti beku dapat digunakan untuk membunuh seseorang. ”

Meskipun dia memiliki pemahaman yang jelas tentang Padang Geng Kuda, dengan siapa dia telah berurusan selama bertahun-tahun, situasinya tidak berjalan persis seperti yang diharapkan. Geng Kuda meninggalkan tim biji-bijian sedikit lebih jauh di belakang pada hari kedua, tetapi tidak bubar. Sebaliknya, mereka bergabung ke kelompok lain, mengawasi tim gandum dari kejauhan.

Keindahan yang diciptakan jarak, serta rasa aman. Meskipun jarak yang tumbuh antara Geng Kuda dan tim biji-bijian tidak memiliki signifikansi yang signifikan dalam keselamatan, jelas bahwa tekanan mental pasukan Yan dan warga sipil dalam tim berkurang. Bahkan gadis-gadis dari Kerajaan Sungai Besar sesekali memiliki senyum di wajah mereka.

Mo Shanshan mengangkat sudut tirai, dan menyaksikan Ning Que, yang sedang duduk di atas Kuda Hitam Besar di samping gerbong, dan memandang pipinya, setengahnya ditutupi oleh topi bambu, dan kemudian tiba-tiba bertanya, “Apakah Anda sangat akrab dengan Wilderness? ”

Ning Que mengangguk.

Mo Shanshan menatap bayangan di wajahnya oleh topi bambu, mengatakan, “Ini sangat berangin di padang gurun. Biasanya orang awam tidak memakai topi bambu, tapi kenapa kamu dan banyak orang Geng Kuda semuanya memakai topi bambu? ”

Ning Que mengaitkan tali di dagunya dengan jari kelingkingnya, dan kemudian berkata, “Tali itu telah mengikat tali, jadi Anda tidak takut itu akan terpesona. Adapun mengapa kita terbiasa memakai topi bambu … matahari terlalu kuat di padang gurun, dan itu bisa membantu memberi Anda naungan. Yang paling penting adalah ia bisa menutupi wajah Anda. ”

Tujuan menutupi wajah mereka bukan karena mereka merasa malu menghadapi orang, tetapi jangan biarkan orang lain melihat wajah mereka. Baik dia dan Geng Kuda selalu melindungi identitas mereka sendiri secara menyeluruh.

Gadis Kucing melihat Geng Kuda berjalan hampir sejajar dengan tim biji-bijian di timur laut, bertanya dengan alis tipisnya yang berkerut, “Saudara Senior, dari mana semua Geng Kuda ini berasal? Seharusnya tidak terlalu jauh dari istana di sini. Apakah tidak ada yang menanganinya? ”

“Sepertinya aku telah menjawab pertanyaan itu beberapa hari yang lalu.”

Ning Que menurunkan topinya, berkata, “Banyak Geng Kuda yang paling kuat memiliki tuannya sendiri, dan begitu juga Geng Kuda mengikuti kita sekarang, jelas.”

Gadis Kucing bertanya dengan rasa ingin tahu, “Bagaimana kamu tahu?”

Ning Que memandang Gang Kuda yang jauh, dan kemudian berkata setelah beberapa saat hening, “Karena Gang Kuda ini terlalu disiplin.”

“Siapa tuan mereka?”

“Aku tidak tahu.”

Ning Que menggelengkan kepalanya, berpikir bahwa ada beberapa kekuatan yang mampu mendukung kelompok Gang Kuda yang begitu besar di padang rumput. Namun, seperti yang dianalisis beberapa hari sebelumnya, pasukan itu tidak punya alasan untuk menghasut Geng Kuda mereka untuk merampok tim gandum.

Negara-negara di Dataran Tengah menyerukan pembicaraan damai dengan istana Tenda-Kiri. Tim gandum mewakili suatu sikap. Biji-bijian yang mereka jaga, meskipun jumlahnya kecil, membawa makna simbolis. Jika Geng Kuda ini membidik biji-bijian, mereka harus segera menarik diri begitu mereka menemukan tim biji-bijian sulit dikendalikan. Kecuali jika tujuan mereka untuk merampok dan membunuh tim bukan karena keinginan, tetapi untuk menghancurkan perjanjian, atau membidik seseorang dalam tim. Maka situasi ini akan menjadi sangat rumit.

Memikirkan hal ini, dia tanpa sadar melirik ke jendela kereta di sampingnya. Sebuah sudut tirai diledakkan oleh angin musim dingin, mengungkapkan wajah acuh tak acuh dan tenang Mo Shanshan.

Menurut pendapatnya, itu mungkin gadis berkulit putih di kereta kuda yang memenuhi syarat dalam tim untuk menarik begitu banyak Geng Kuda. Tentu saja, ketika memikirkan pertanyaan ini, dia mengecualikan dirinya terlebih dahulu karena dia percaya bahwa tidak ada yang benar-benar mengenalinya, yang menyamar sebagai murid Taman Tinta Hitam bercampur dengan tim biji-bijian.

Situasi memburuk seperti yang dipertimbangkan Ning Que. Tim gandum hanya menghabiskan hari yang santai, maka suasananya dengan cepat menjadi lebih gugup, dan bahkan menakutkan, karena, selama dua atau tiga hari berikutnya, Geng Kuda tidak pergi. Yang lebih buruk, kelompok-kelompok Geng Kuda kecil terus muncul, bergabung dengan Geng Kuda di kejauhan.

Tidak jauh dari istana di sini. Bahkan kavaleri elit dikirim ke sini untuk mendukung tim, dan hanya butuh sekitar dua setengah hari untuk sampai di sini. Tidak mungkin bagi tim biji-bijian untuk dengan mudah keluar, sehingga mereka harus menggantungkan harapan mereka pada bala bantuan. Malam itu, dua tandan kembang api naik ke langit di kamp, bersinar terang di malam yang gelap, dan juga mencerminkan Geng Kuda seperti gunung di kejauhan.

Kembang api mekar sepanjang jalan dan Geng Kuda lainnya terus bergabung. Jumlah mereka yang berada di Geng Kuda yang menyertai tim biji-bijian semakin besar dan semakin besar, dan mereka berangsur-angsur menjadi massa gelap orang, kerumunan, dan kuda. Orang-orang dari tim biji-bijian akan merasa takut, bahkan hanya melihat sekilas pada mereka.

Ning Que menjadi lebih dan lebih banyak diam. Melihat lebih dari 600 di antara Geng Kuda di kejauhan, dia merasa semakin bingung di dalam hatinya. “Apa yang ingin dilakukan Geng Kuda ini?”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–