Nightfall Chapter 219

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 219: Naik Kuda dan Kau Pencuri (Bagian 7)

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Menjadi cepat atau lambat masing-masing memiliki pro dan kontra sendiri. Ini bukan argumen, atau pertanyaan filsafat, tetapi teori yang sangat sederhana. Geng Kuda turun dari padang rumput, dan karena mereka terlalu cepat, momentum mereka kacau dan menyebabkan mereka jatuh dengan mengerikan. Namun karena Kuda Hitam Besar terlalu cepat, berdasarkan pada keterampilan memanah Ning Que, dia hanya bisa menembakkan tiga panah selama periode waktu yang singkat sebelum berakhir di perbatasan Gang Kuda.

Dia membawa busur boxwood di bahunya ketika dia mengulurkan tangannya dan memegang podao yang diletakkan secara horizontal di atas pelana. Dia mengangkat lengannya, mengeluarkan pisau dan memotong salah satu bahu Geng Kuda. Segera, dia duduk tegak dan sebelum pisau melengkung musuh bisa menyentuhnya, dia menggunakan pisaunya untuk menggali bola mata orang lain.

Dengan tiga orang melintasi jalan satu sama lain dalam sepersekian detik, darah dan cairan dari lengan Gang Kuda yang patah dan bola mata gali mulai tumpah, mengalir ke seluruh tubuh dan wajah Ning Que. Bau amis darah dan bau aneh dari tempat lain tercampur menjadi satu, menciptakan bau aneh.

Orang-orang sering mengatakan bahwa darah itu hangat sementara angin dingin, namun Ning Que merasa angin bertiup ke wajahnya hangat dan darah memercik ke wajahnya dingin. Itu karena dia sangat tenang sehingga bahkan sampai sekarang, dia masih bisa dengan jelas mengingat prinsip-prinsip pertempuran yang telah dia pegang selama bertahun-tahun.

Membunuh Geng Kuda tidak pernah lebih baik daripada melukai satu Geng. Jika Gang Kuda mati, dia hanya akan mati. Namun, jika dia terluka serius tetapi tidak mati, dia akan menjadi beban bagi teman-teman Gang Gengnya. Pemikiran yang teliti ini memang kejam, tetapi bermanfaat.

Melihat lebih dari sepuluh Horse Gang menunggang kuda mereka dan menyerbu ke arahnya, Ning Que mengambil napas dalam-dalam dan menempelkan dirinya erat-erat ke Big Black Horse dengan kakinya. Dia mengulurkan podao dan berlari ke arah musuh dengan pisau tajam. Di belakangnya, dua ratus kavaleri Yan akhirnya tiba. Mereka membentuk barisan pertahanan sebelum mereka dengan keras menyerang Geng Kuda yang tampak berantakan.

…

…

Angin musim dingin di Wilderness bertiup lagi, tetapi kali ini, ia gagal mengerjap pinggiran Ning Que, karena mereka sudah basah oleh darah Gang Horse dan terjerat dalam benjolan di dahinya. Ini persis bagaimana terjerat perasaannya di dalam.

Kamp itu berantakan dan celah sudah muncul dari laager. Gang Kuda sementara mundur, tetapi hanya setelah mereka memutuskan untuk meninggalkan kuda mereka dan menyerang dengan berjalan kaki. Ini menyebabkan kerusakan hebat pada kamp. Para prajurit yang sekarat dan mayat-mayat berdarah ditemukan tergeletak di seluruh kamp. Jika bukan karena bantuan dari para wanita Kerajaan Sungai Besar, kamp akan ditaklukkan oleh Geng Kuda.

Situasi itu tidak menyenangkan di dalam Geng Kuda juga. Tidak jauh dari kamp adalah daerah perbatasan yang rendah, di mana banyak jenazah kuda dengan kuku patah ditemukan tergeletak di tanah yang sedingin es, berjuang dengan napas terakhir ketika mereka menggelengkan kepala berat mereka dari waktu ke waktu. Di samping dan di bawahnya, kuda-kuda ini adalah kepala pencuri Gang Kuda yang tak bernyawa.

Semua pencuri Gang Kuda yang terluka akhirnya dibawa kembali ke sarangnya oleh pasangan mereka. Dan dari sini, orang dapat mengamati bahwa meskipun Geng Kuda telah menderita kerusakan parah, mereka masih bersatu. Mereka masih bisa berkumpul untuk melancarkan serangan lagi.

Ning Que mengangkat tangannya untuk menghapus darah yang perlahan mengalir di dahinya. Dia melihat kembali ke arah barat laut di mana kamp itu berada. Di sana, adegan kavaleri Yan sibuk membantai Geng Kuda secara bertahap melayang. Dia tidak bisa membantu menggelengkan kepalanya.

Di mata rakyat jelata dari Dataran Tengah, Geng Kuda Dataran Tengah adalah eksistensi paling ganas di dunia. Namun, karena dia telah berinteraksi dengan Geng Kuda ini selama bertahun-tahun, dia merasa bahwa mereka adalah keberadaan yang paling tidak berguna. Penampilan ganas mereka sebenarnya digunakan untuk menyembunyikan kelemahan dalam hati mereka.

Pada saat ini, sekitar 600 pencuri Gang Kuda tampak ganas di padang rumput. Mereka bahkan bisa memiliki keberanian untuk secara langsung menangkap orang-orang di istana. Namun, jika mereka takut-takut, mereka bisa dikejar oleh pasukan prajurit Tang. Kekuatan adalah kunci bagi Geng Kuda ini. Karena kepekaan mereka yang tinggi terhadap kekuatan, mereka juga mudah dibuat bingung olehnya.

Ning Que berpikir bahwa ia jelas tentang karakteristik Geng Kuda ini dan karenanya, ia memilih lokasi yang tepat untuk berkemah dan waktu yang tepat untuk melancarkan serangan. Dia berpikir dengan 200 kavaleri Yan dengan ganas menuduh 500 pencuri dari Geng Kuda, mereka bisa dengan mudah menang. Namun, dia lupa bahwa para prajurit yang dia pimpin bukanlah pejuang berpengalaman dari Kota Wei, mereka juga bukan kavaleri Jalan Barat Tang dari Batalyon Air Biru Selatan. Mereka hanya kavaleri Yan yang lemah dalam pertempuran.

Keterampilan bertarung kavaleri Yan ini adalah yang terburuk dari apa yang dipikirkan Ning Que.

200 kavaleri Yan, dengan keunggulan geografis dan waktu, mereka melancarkan serangan terhadap Geng Kuda tetapi gagal menjatuhkannya. Mereka bahkan tidak bisa menembus dan menyerang musuh mereka sekali pun. Di sisi lain, Geng Kuda yang tiba-tiba terkejut oleh serangan itu, setelah putaran pembunuhan, setidaknya bisa menurunkan lebih dari sepuluh kavaleri Yan. Jika bukan karena kebingungan dalam pengaturan Gang Kuda, peluncuran serangan mengejutkan dari kavaleri Yan ini akhirnya bisa menggali kuburan mereka sendiri.

Pertempuran antara kavaleri Yan dan Geng Kuda berlangsung beberapa saat sebelum kedua belah pihak tidak bisa menerimanya dan memutuskan untuk berhenti bertempur sementara. Mengambil kesempatan ini, Ning Que mengendarai Kuda Hitam Besarnya kembali ke kamp. Di satu sisi, dia tidak memiliki harapan dengan 100 kavaleri Yan yang tersisa, namun di sisi lain, dia merasa bahwa dia harus berjaga-jaga, perasaan yang tidak dapat dijelaskan bahwa dia perlu berhati-hati terhadap sesuatu.

…

…

Tiba-tiba, peluit tajam mendesis di udara dingin yang sedingin es. Ning Que cepat-cepat menghindari satu sisi dan panah menyapu lengan bajunya, terbang melewatinya dan menembus ke roda kereta yang penuh dengan biji-bijian. Ekor panah bergetar karena dampaknya.

Mengabaikan fakta bahwa topeng hitamnya basah oleh darah dari Geng Kuda, yang menyebabkan baunya agak tak tertahankan, dia memakai topeng itu lagi. Dia kemudian melepas busur boxwood di punggungnya, menarik tali dengan jarinya dan menembak Gang Kuda, yang berada di depan kampnya, sampai mati.

Dia merasakan sengatan, diikuti oleh rasa sakit di bahunya. Dia tahu dia telah menarik terlalu banyak panah hari ini. Jika dia mengabaikan rasa sakit dan terus melakukannya, lengan kanannya mungkin hancur sendiri.

Jelas, Geng Kuda tidak mau memberi para prajurit terlalu banyak waktu istirahat di kamp. Setelah beberapa saat, mereka melancarkan serangan kedua, mengabaikan fakta bahwa mereka masih terluka sendiri. Langkah yang tidak masuk akal dan berisiko ini sudah di luar harapan Ning Que dari Geng Kuda. Dia merasa semakin curiga.

200 pencuri dari Geng Kuda datang menyerbu menuju kamp ke segala arah.

Para prajurit sipil di kamp sudah merasa mati rasa terhadap hidup dan mati. Pada titik penting kehidupan dan kematian ini, mereka mengerahkan seluruh keberanian mereka, meraih tombak kayu tebal dan melewati celah yang tersisa di antara para penyembah. Kemudian, tanpa ragu-ragu, mereka menusuk tombak ke luar.

Karena setiap tombak kayu menembus perut setiap pencuri Gang Kuda, darah segar mengalir deras dari lukanya.

Dalam sepersekian detik, tiga pencuri Geng Kuda memanjat pelana itu. Dengan pisau melengkung di tangan mereka, mereka melambaikan tangan ke arah prajurit sipil dengan tombak kayu. Darah berceceran di mana-mana.

Sebuah pantulan pedang yang mengkilap terlihat.

Pedang panjang dan elegan itu membantai tiga pencuri dari Geng Kuda.

Salah satu dari mereka langsung terbunuh di mana tubuhnya terbang dari tempat kejadian. Dua lainnya memotong anggota tubuh mereka saat mereka jatuh tanpa daya ke belakang.

Para prajurit sipil itu, yang berlumuran darah, menyerang geng-geng Kuda seperti binatang buas. Mereka mengambil tongkat kayu dan mengambil batu dari tanah ketika mereka mengepung dua pencuri Geng Kuda dan mulai menyerang mereka. Tanpa pikir panjang, mereka dengan keras menghancurkan dan memukul mereka, mengulangi tindakan yang sama berulang kali. Sampai tidak ada lagi suara dari musuh apakah mereka menghentikan serangan mereka.

Setelah Gadis Kucing mengayunkan pedangnya seperti semilir angin, dia akan membuat teriakan jernih yang lucu karena kebiasaan. Namun tak lama setelah itu, dia tertegun oleh adegan berdarah di depannya. Wajah kecilnya yang merah tertutup tanah, tetapi mereka tidak bisa menyembunyikan rasa takut dan panik di wajahnya. Bagaimanapun, dia masih muda. Di mana lagi dia bisa melihat adegan menakutkan seperti itu?

Ning Que mencengkeram lehernya, seperti anak kucing, dan melemparkannya ke belakang. Dia kemudian mengelak dari panah dan seorang diri mencabut pisaunya untuk memblokir panah lainnya. Selanjutnya, mengambil kesempatan itu, ia memotong lengan kanan anggota Geng Kuda, yang berusaha membunuhnya.

Anggota Geng Kuda menutupi luka di bahu kanannya yang terus menerus menyemburkan darah dan mengerang kesakitan, setengah berlutut di tanah. Ning Que tidak melemparnya sekilas saat dia memegang podao-nya dan berjalan melewati anggota Gang Kuda. Dia tahu bahwa tidak lama setelah itu, anggota Geng Kuda yang terluka ini akan dikelilingi oleh tentara sipil dan tidak perlu baginya untuk membuang energi lagi padanya.

Begitu laager rusak, orang-orang di kamp semua akan mati. Berdasarkan pemahaman sederhana ini, tidak peduli mereka tentara sipil atau tentara Kerajaan Yan, mereka semua menjadi tidak takut. Mereka mulai mengambil senjata apa pun yang bisa mereka temukan di kamp dan seolah-olah hidup mereka bertaruh, mereka menyerang pencuri Geng Kuda yang mereka lihat memanjat kereta.

Namun, apa yang benar-benar memungkinkan kamp untuk berdiri teguh begitu lama sebenarnya adalah murid Taman Tinta Hitam dari Kerajaan Sungai Besar. Meskipun mereka tidak memiliki banyak pengalaman dengan pertempuran dan sebagian besar bergantung pada kesombongan mereka, ketekunan serta ilmu pedang yang sangat baik, mereka telah berhasil melambaikan pedang mereka di padang gurun di padang rumput, menyebabkan pencuri Geng Kuda yang bermasalah jatuh satu per satu .

Meski begitu, ada terlalu banyak pencuri Geng Kuda dan terlalu sedikit murid Taman Tinta Hitam. Meskipun tentara sipil melakukan yang terbaik, kekuatan mereka terlalu lemah untuk membuat perbedaan yang signifikan. Melihat situasi di sekitarnya, sepertinya kamp bisa disusupi setiap saat dan mereka berada dalam situasi tanpa harapan.

Saat itu, di tengah-tengah kamp, suara seruling yang jelas terdengar dari kereta.

Setelah mendengar suara seruling, Zhuo Zhihua, Gadis Kucing dan murid-murid Taman Tinta Hitam menjadi waspada. Tanpa banyak keraguan, mereka menggunakan Kekuatan Jiwa maksimum untuk memaksa Geng Kuda mundur sebelum berkumpul di depan karung gandum.

Mendengar suara seruling dan melihat apa yang terjadi, Ning Que merasa bahwa situasinya mencurigakan dan aneh. Bahkan, dari matanya yang tidak ditutupi oleh topeng hitam, orang bisa melihat sedikit rasa tidak senang di dalamnya.

…

…

Ini adalah pasukan yang dikirim untuk mengirim biji-bijian ke arah istana Tenda-Kiri. Ada kavaleri dari Kerajaan Yan yang menjaganya serta keledai dan kuda yang membawa karung gandum. Karena itu, selain biji-bijian itu, ada juga banyak rumput kering yang disediakan untuk keledai dan kuda.

Gerbong-gerbong yang membawa biji-bijian membentuk bundar laager. Semua karung berisi rumput kering dikumpulkan di bawah gerbong kayu. Salah satu alasannya adalah untuk menstabilkan carriage, dan alasan lain adalah untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh panah.

Setelah mendengar suara seruling, murid-murid Taman Tinta Hitam berkumpul di depan karung saat mereka meletakkan pedang mereka di udara di luar tawon. Saat itu, Geng Kuda meluncurkan gelombang serangan ketiga mereka.

Tidak yakin apakah itu karena energi yang terkumpul di pedang murid Black Ink Garden, atau karena alasan lain, lebih dari sepuluh karung rumput kering terbang ke udara dan meledak terbuka. Karung-karung itu terbelah menjadi beberapa bagian yang hancur. Rumput kering di dalam karung tampak seolah-olah mereka telah ditinju dengan keras ketika rumput tersebar di seluruh wilayah dalam sepersekian detik, seperti hujan rumput.

Saat ketika karung rumput kering hancur berkeping-keping, aroma kekeringan yang luar biasa memenuhi seluruh perkemahan. Saat ketika setiap karung rumput kering membentuk hujan rumput, percikan samar terlihat di udara. Dan sebagai contoh … seluruh langit mulai terbakar.

Hujan rumput berubah menjadi hujan api dan jatuh dari langit, menutupi sinar matahari. Dalam sekejap, perbatasan kamp menjadi lautan api yang berkobar. Adegan aneh ini menakuti Geng Kuda dan sebelum mereka bisa bereaksi, mereka ditelan lautan api, menyebabkan mereka tenggelam dan dibakar hingga mati.

Tentara sipil di kamp juga terkejut dengan pemandangan aneh ini. Dengan berbagai macam senjata di tangan mereka, mereka memperhatikan bahwa meskipun mereka berada di dekat api di dalam tawanan, tidak ada yang tertelan olehnya. Seolah-olah Haotian ada di pihak mereka membantu mereka.

Hanya Ning Que yang menyadari bahwa ketika rumput kering bertabrakan untuk menciptakan percikan dan api. Tiba-tiba ada perubahan pada Qi purba Surga dan Bumi. Dia bisa merasakan kekuatan jimat dalam setiap karung rumput kering, dan bahkan melihat sepersekian detik ketika jimat itu mulai terbakar.

Tembakan jimat, dengan bantuan rumput kering, mulai terbakar, menyebar dengan cepat dan mendarat ke Geng Kuda. Mereka sulit dipadamkan. Banyak pencuri Geng Kuda yang menyerbu bagian depan tawanan tertangkap oleh api dan mengerang kesakitan. Mereka berlarian, berguling-guling di tanah, namun itu sia-sia. Beberapa pergi mencari air, tetapi itu adalah tantangan untuk menemukan air di Gurun di musim dingin. Pencuri Geng Kuda lainnya mencoba mengabaikan api di tubuh mereka dan berusaha menerobos para pencuri. Tapi sebelum mereka bisa mengangkat pisau melengkung, mereka sudah melolong kesakitan di tanah.

Akhirnya, Geng Kuda tidak punya pilihan selain mundur. Ada lebih dari sepuluh mayat hangus yang tersisa di luar kamp. Beberapa mayat saling berpelukan erat. Mungkin itu karena ketakutan yang mereka miliki sebelum kematian, yang membuat mereka tidak jelas siapa teman atau musuh mereka.

Ada bau busuk bau yang menempel di udara.

Ada sorak-sorai kemenangan menggema dari kamp.

…

…

Ning Que menatap wanita berbaju putih, yang sedang duduk di kereta kuda, dan berkata, “Saya sudah mengingatkan Anda. Anda yang terkuat di sini. Kekuatan Jiwa Anda adalah senjata kami yang paling berharga. Seharusnya hanya digunakan pada waktu yang tepat, bukan kapan pun Anda suka. ”

Mo Shanshan mengangkat kepalanya dan menatapnya. Tidak yakin apakah itu karena dia telah melihat terlalu banyak adegan berdarah, atau karena alasan khusus lainnya, wajahnya seputih kertas pada saat itu, bahkan lebih putih daripada pakaian yang dia kenakan.

“Banyak orang mati. Jika saya tidak membantu, lebih banyak orang akan mati. ”

Ning Que menatapnya dan berkomentar, “Kamu benar-benar wanita yang baik.”

Mo Shanshan sedikit mengangkat alisnya dan menjawab, “Aku seorang wanita.”

Ning Que menekan amarahnya saat dia mengejek dan melanjutkan, “Kamu belum menikah.”

Mo Shanshan menjawab dengan tenang, “Bahkan jika aku, itu tidak akan bersamamu.”

Ning Que terdiam beberapa saat sebelum dia menambahkan, “Jika Anda masih memiliki Psyche Power, maka tinggalkan yang terakhir untuk saya.”

Dia adalah seorang praktisi jimat dan dia tahu seberapa besar Kekuatan Psikis yang akan dihasilkan oleh Taoisme Jimat. Melihat betapa pucatnya wanita itu, dia pasti telah menggunakan terlalu banyak Psyche Power hari ini. Namun dia harus mengakui bahwa dari seluruh tim, wanita berbaju putih ini adalah yang terkuat di antara semuanya. Karena itu, di bawah keadaan seperti itu, dia tidak bisa menahan perasaan sedikit marah.

Di bawah Jimat Api yang menakutkan ini, Geng Kuda menderita kerusakan besar. Namun, di padang rumput, ada 200 pencuri Gang Kuda yang siap bertempur. Kekuatan Jiwa Mo Shanshan sudah mulai kering, dan kondisi sejatinya hanya di Negara Tanpa Ragu, tidak ada cara bagi mereka untuk melawan gelombang serangan lain.

Tentu saja, Ning Que masih memiliki beberapa kartu di bawah meja agar dia selamat dari serangan itu. Namun, jika dia menggunakan barang-barang seperti Primordial Thirteen Arrows atau benda-benda yang ditemukan di tas darurat yang diberikan oleh Gurunya pada Geng Kuda ini, itu akan sia-sia. Kecuali jika hidupnya dalam bahaya besar, bagi orang seperti dia, yang hanya sedikit pelit dari Sangsang, dia pasti tidak akan menggunakannya.

Kuncinya adalah pasukan bantuan. Pasukan yang bertanggung jawab atas biji-bijian telah berperang begitu lama, namun masih belum ada pemandangan pasukan bantuan. Jika dia tahu bahwa tidak ada pasukan bantuan di tempat pertama, dia akan melarikan diri dengan Kuda Hitam Besar.

“Apakah ada pasukan bantuan di tempat pertama?” Dia menatap Mo Shanshan dan bertanya.

Mo Shanshan menatapnya dengan dingin dan berkata, “Hanya pasukan bantuan sendiri yang akan tahu.”

Ning Que menyerah berusaha untuk berinteraksi dengannya. Dia berkata langsung, “Bersiaplah untuk meluncurkan serangan mendadak. Kudaku hanya bisa membawa yang lain, dan aku akan mengambil Gadis Kucing. Kamu harus membereskan pasukanmu sendiri. ”

Mo Shanshan bertanya, “Bagaimana dengan Yan dan prajurit sipil yang telah bertarung denganmu begitu lama?”

Ning Que menjawab, “Mereka hanya kenalan saya, bukan teman.”

Mo Shanshan dengan lembut menggelengkan kepalanya dan berkata, “Aku tidak akan pergi.”

Ning Que menatapnya dan berkata tiba-tiba, “Apakah kamu tidak menyadari bahwa target utama untuk Geng Kuda di padang rumput adalah untuk membunuhmu? Selain Anda, siapa lagi yang layak menerima mereka untuk mempertaruhkan hidup mereka di pasukan yang buruk ini? ”

Mo Shanshan menatapnya dan berkata dengan tenang, “Jika target mereka adalah aku, orang-orang yang mati itu karena aku. Karena itu saya tidak boleh meninggalkan mereka sendirian di sini. ”

Ning Que mengangkat alisnya dan menambahkan, “Idiot. Jika Anda pergi, Geng Kuda itu akan mengikuti Anda. Mengapa mereka menyerang Yan dan tentara sipil yang tak berdaya itu? ”

Mo Shanshan tersenyum dan menjawab, “Jangan coba-coba menipu saya. Aku sudah merasakan betapa kejamnya Geng Kuda ini. ”

Tiba-tiba, Ning Que merasa bahwa mata gelisahnya yang biasa menjadi sangat jernih dan bertekad, seolah-olah mereka dapat dengan mudah melihat melalui pikirannya. Dia menatapnya lama sekali sebelum berbalik dan pergi.

Geng Kuda di padang rumput sekarang berkumpul untuk berdiskusi. Mungkin mereka akan memiliki gelombang serangan lagi.

Dia menggunakan telapak tangannya untuk secara kasar menghapus darah yang membeku di wajahnya dan mengganti topeng baru untuk dirinya sendiri, saat dia berjalan melewati kamp yang dipenuhi dengan tubuh-tubuh yang terbaring dan anggota tubuh yang patah. Apakah itu tentara Yan atau tentara sipil, ketika mereka melihatnya berlumuran darah, mereka secara otomatis menyusut ke satu sisi. Bahkan untuk Zhuo Zhihua dan para wanita dari Kerajaan Sungai Besar, mereka hanya bisa menatapnya dengan hormat, dan dengan ketakutan.

Pertempuran dengan Geng Kuda sampai hari ini, selain Fire Talisman yang membantu melindungi kamp dengan persediaan gandum, kredit utama harus jatuh ke Ning Que, karena banyak pencuri Gang Kuda dibantai di bawah podao-nya.

Banyak orang telah melihat bagaimana dia telah membunuh pencuri Geng Kuda dan tahu betapa diam dan cepat dia bisa membantai mereka. Namun, yang benar-benar membuat orang gemetar ketakutan adalah ketenangan yang dia tunjukkan ketika dia membunuh Geng Kuda itu. Ketenangan dalam dirinya tampaknya memunculkan sikap dingin yang dimilikinya terhadap kehidupan.

Meskipun dia bisa merasakan tatapan aneh di sekelilingnya, terutama dengan ekspresi menakutkan di wajah Gadis Kucing, Ning Que tidak menjelaskan. Sebagai gantinya, dia dengan lembut menginstruksikan orang-orang untuk mengamandemen laager, sementara pada saat yang sama, mengamati padang rumput dan sekitarnya. Dia melakukan brainstorming rute untuk melarikan diri.

Geng Kuda takut akan kematian, begitu pula dia, tetapi dia jauh lebih jelas tentang fakta daripada kebanyakan pencuri Geng Kuda – semakin berani Anda ketika dihadapkan pada kematian, semakin sulit bagi seseorang untuk mati. Ini adalah pelajaran berharga yang dia pelajari setelah bertahun-tahun mengalami hidup dan mati sejak muda.

Adapun sikap dinginnya terhadap kehidupan … dia selalu dingin terhadap kehidupan Geng Kuda.

Alasan mengapa Geng Kuda di Danau Shubi takut padanya meskipun dia hanya seorang prajurit biasa di Kota Wei pada saat itu, adalah ketika dia meninggalkan Kota Wei dan masuk ke Hutan Belantara, saat dia naik ke kuda, dia menjadi pencuri.

Bagaimanapun, Ning Que dan rekan-rekannya di Kota Wei dilahirkan sebagai pencuri Gang Kuda, dan mereka termasuk jenis yang paling ganas.

Pada tahun-tahun itu, ia telah membunuh banyak pencuri Gang Kuda. Jika pada waktu itu dia memiliki Master Jimat wanita terkenal dengannya seperti sekarang, mungkin dia akan tinggal lebih lama untuk bermain dengan pencuri itu.

Tapi tidak hari ini.

Karena dia merasa agak gelisah. Bukan karena banyaknya pencuri Gang Kuda, bukan karena pemandangan mengerikan di depannya, tetapi kenyataan bahwa ia merasa seseorang sedang mengawasinya. Dia merasa bahwa orang itu telah mengawasinya sejak lama.

Bukan hanya satu atau dua hari, tetapi selama beberapa hari.

…

…

Di sebelah timur padang rumput adalah puncak tertinggi. Di puncak, ada lebih dari sepuluh pencuri Gang Kuda yang berdiri diam, mengamati kekacauan di bawah mereka.

Sebagian besar pencuri Gang Kuda ini baru tiba di tanah ini tadi malam, dan kehadiran mereka yang menarik perhatian Ning Que. Tidak seperti pencuri Gang Kuda biasa, wajah mereka ditutupi kain, seolah-olah mereka tidak mau membiarkan siapa pun melihat penampilan mereka yang sebenarnya.

Jelas, para pencuri ini adalah pemimpin dari 600 pencuri Geng Kuda. Namun, untuk alasan apa pun, bahkan jika pencuri Gang Kuda itu mati di ngarai, atau dibunuh oleh kavaleri Yan, atau diinjak-injak sampai mati oleh kuda yang jatuh, mereka tetap tenang dan tenang.

Ketika Fire Talisman mulai membakar di kamp, ekspresi mengejutkan akhirnya terungkap di wajah para pencuri Gang Kuda ini. Semua kecuali satu pemimpin di barisan depan, yang mempertahankan ketenangannya.

Tatapan pencuri Gang Kuda ini tampak tua, dan dia jelas berusia pertengahan.

“Memang, ada Master Jimat yang kuat di pasukan yang mengirimkan biji-bijian. Mungkin itu wanita Tuan Jimat. Pedang pedang murid Black Ink Garden sangat bagus, tidak diragukan lagi mereka diajar oleh Master of Calligrapher. ”

Pemimpin Gang Kuda berkata dengan dingin, “Sudah berhari-hari. Bahkan jika orang itu adalah Addict Kaligrafi legendaris, Psyche Power-nya harus segera kering. Biarkan orang-orang di bawah bersiap untuk gelombang serangan lain. ”

Tujuan utama dari serangan yang terus menerus selama siang dan malam adalah untuk menguras Kekuatan Jiwa dari Tuan Jimat wanita yang tersembunyi di pasukan. Jelas bahwa pemimpin ini sangat sabar dalam perencanaannya. Sekarang dia tidak ragu-ragu untuk mengirim bawahannya untuk menguras habis kekuatan Psyche Master wanita Talisman Master, yang juga menunjukkan betapa tidak berperasaannya dia.

Merasakan keragu-raguan dari bawahannya yang berada di sampingnya, pemimpin itu sedikit mengerutkan kening dan berkata dengan suara dingin, “Dataran Tengah sekarang berencana untuk bekerja sama dengan istana. Selain Pria Desolate, pesta paling sial berikutnya tentu saja adalah Geng Kuda yang ada di bawah pimpinanmu. Bunuh mereka yang pantas dibunuh dan hentikan kerja sama. Untuk mencapai tujuan ini, ada baiknya mengorbankan beberapa nyawa. ”

Salah satu bawahannya tidak mengerti dan berkomentar, “Saya ragu Chanyu dan Divine Hall akan tertipu oleh trik yang jelas.”

Pemimpin melanjutkan dengan dingin, “Apa yang saya inginkan adalah kebenaran. Kebenarannya lebih meyakinkan daripada perkataan apa pun. Bunuh orang-orang di bawah ini dan kerja sama tidak akan dapat dilanjutkan. ”

Tiba-tiba, orang-orang di padang rumput memikirkan tokoh besar itu dan langsung mengerti apa yang dimaksud pemimpin.

Pemimpin itu menatap suatu titik di kamp dan berkata, “Lanjutkan dengan serangan itu. Jika orang dengan kuda hitam besar berusaha melarikan diri, saatnya bagi kita untuk menyerangnya sendiri. Ingat, tujuan operasi ini adalah untuk memastikan orang itu mati. ”

Para pencuri hanya tahu bahwa orang yang dimaksud pemimpin adalah murid laki-laki dari Taman Tinta Hitam. Sebelum itu, meskipun ia telah mengungkapkan kemampuannya yang kuat, tidak ada yang tahu tentang identitas aslinya. Karena itu, banyak yang bingung setelah mendengar kata-kata pemimpin. Mereka berpikir bahwa untuk menciptakan keributan besar di Hutan belantara, target mereka seharusnya adalah Tuan Jimat wanita di kereta sebagai gantinya.

Seorang pencuri yang berdiri di belakang pemimpin itu ragu-ragu sejenak, sebelum dia mengumpulkan keberaniannya dan berkata, “Tuan, terlalu banyak bawahan yang terbunuh dalam operasi ini. Tidak ada cara bagi kita untuk berperang lebih jauh. Aku takut jika kita mendorong mereka terlalu keras, pencuri ini akan hancur. ”

Itu adalah cara yang aneh untuk mengatasi, karena itu tidak terdengar seperti bagaimana pencuri Gang Kuda harus saling berbicara. Itu lebih seperti bagaimana petugas berbicara satu sama lain.

Pemimpin Gang Kuda meliriknya dan berkata, “Jika kalian telah memimpin pencuri ini selama hampir sepuluh tahun terakhir namun gagal memerintahkan mereka, bahwa apa tujuan membiarkan kalian tetap hidup?”

Pencuri Gang Kuda itu terkejut dengan penampilannya. Dia menggigil, tetap diam dan tidak berani berbicara kata lain.

Pemimpin Gang Kuda melihat ke bawah ke kamp dan berkata tanpa emosi, “Pencuri ini tidak tahu di mana mereka berdiri dan berpikir bahwa mereka adalah pencuri Gang Kuda yang sebenarnya. Namun, kalian jangan lupa identitasmu sendiri. ”

“Naik kuda sebagai pencuri, dan turun kuda sebagai tentara. Adapun kalian semua, kalian semua adalah prajurit Jenderal. ”

Setelah mendengarkan ini, ada keheningan sesaat di padang rumput. Setelah sekian lama, seseorang bertanya.

“Tuan, bagaimana kita berurusan dengan Tuan Jimat wanita di kereta?”

“Tidak peduli seberapa kuat Addict Kaligrafi itu, selama dia tidak tahu Mengenal Takdir, itu akan sia-sia. Begitu dia kehabisan Psyche Power, dia seperti orang biasa. Katakanlah bahkan jika dia memiliki kemampuan untuk berperang lebih jauh, apakah Anda pikir dia dapat menghentikan kita dari membunuh anak muda itu? ”

…

…

Sejak awal pertempuran hingga hari ini, para pencuri yang diam-diam berdiri di atas padang rumput akhirnya pergi secara terpisah dan kembali ke pasukan mereka sendiri. Mereka mulai bersiap untuk final mereka, dan juga gelombang serangan terkuat. Hanya pemimpin Gang Kuda yang ditinggalkan sendirian di padang rumput.

Pemimpin Geng Kuda mengangkat tangan kanannya dan menekan topi bambu di kepalanya lebih rendah ketika dia diam-diam menatap anak muda yang memiliki pisau dan panah di punggungnya, berlumuran darah dan mengenakan seragam Taman Tinta Hitam. Dia tetap diam untuk waktu yang lama dan tiba-tiba tersenyum kompleks.

Dari tahun lalu di Chang’an sampai sekarang, dia telah mengamati anak ini bernama Ning Que untuk waktu yang lama. Meskipun dia belum menemukan bukti yang menunjuk Ning Que ke arah kematian sensor Zhang Yuqi, juga dia tidak menemukan sesuatu yang membuktikan bahwa dia berhubungan buruk dengan Jenderal, untuk alasan apa pun, dia hanya merasa bahwa anak muda ini memang masalah.

Karena Ning Que curiga. Selain itu, fakta bahwa ia memasuki lantai dua Akademi, menjadi satu-satunya penerus bagi Master Jimat Ilahi, Yan Se, dan dipuja oleh Yang Mulia, bahkan jika ia hanya 1/10 curiga, masih ada kebutuhan untuk waspada untuk sisa 9/10.

Itu terutama ketika Ning Que datang ke benteng perbatasan di Utara Yan Kingdom. Tidak ada yang tahu jika kedatangannya adalah karena perintah rahasia dari Kaisar, dan tidak ada yang tahu apa artinya ini bagi Akademi. Karenanya, masalah berubah menjadi stres. Tidak ada gunanya mencurigai tersangka, tidak perlu menyelidiki apakah orang ini terlibat dalam kasus sensor, dan tidak perlu mencari tahu apakah orang ini menentang Jenderal dalam gelap. Mereka hanya bisa, dan seharusnya hanya melakukan satu hal, yaitu membantu Jenderal menghapus segala ancaman.

Dengan pemikiran seperti itu, senyum kompleks di wajah pemimpin Gang Kuda secara bertahap hilang.

Jika itu adalah waktu atau lokasi yang berbeda, tidak ada seorang pun di dunia ini yang berani memiliki niat untuk membunuh seorang murid dari lantai Dua Akademi di siang hari yang cerah. Namun, sekarang mereka berada di Hutan Belantara, dan tidak ada yang tahu hubungan antara Geng Kuda dan Jenderal.

Pengadilan kekaisaran sudah mencurigai Jenderal dan Gang Kuda itu harus dibersihkan tidak peduli apa. Hari ini, mereka berencana untuk membunuh Ning Que dan menghentikan kerja sama. Dalam prosesnya, mereka telah membersihkan sebagian besar pencuri Gang Kuda. Ini memang rencana yang bagus untuk menggunakan satu batu untuk membunuh beberapa burung.

Oleh karena itu, ketika Ning Que berpura-pura meninggalkan Batalyon Air Biru dan ketika berita tentang murid-murid Taman Tinta Hitam yang menjaga pasukan biji-bijian ke hutan belantara menyebar ke Rumah Jenderal, ia segera, tanpa banyak istirahat, bergegas ke Kota Tuyang untuk memimpin masalah itu sendiri.

Ini adalah kesempatan besar yang diberikan oleh Haotian. Jika dia melewatkannya, dia pasti akan dihukum.

…

…

Sama seperti Gang Kuda memutuskan untuk meluncurkan gelombang serangan lain, Ning Que siap untuk melarikan diri dengan kudanya. Ketika pemimpin Gang Kuda akan mengambil keuntungan dari kesempatan untuk membantai dia, suara deru terdengar sekali lagi dari jauh oleh padang rumput di Wilderness.

Semua orang, termasuk para murid Taman Tinta Hitam dan warga sipil dari Kerajaan Yan yang berada di bawah padang rumput dan siap untuk membela diri terhadap gelombang serangan apa pun, serta pencuri Geng Kuda yang bersiap untuk mengisi daya turun dari padang rumput, memiliki reaksi yang sama. Mereka semua melambat pada apa yang mereka lakukan dan menatap ke arah suara deras.

Di sebelah barat padang rumput, pasukan kavaleri datang menyerang ke arah mereka.

Tidak ada banyak kavaleri di pasukan, sekitar seratus. Namun, baik para prajurit dan kuda-kuda itu dilengkapi dengan baju besi hitam yang cantik berbingkai emas. Mereka tampak luar biasa dan kuat, seolah-olah ada satu juta dari mereka.

Mereka adalah kavaleri terkuat di dunia, Pasukan Kavaleri Kepausan dari Aula Ilahi.

Sorakan terdengar bergema di bawah padang rumput.

Di sisi lain, Geng Kuda dengan cepat mengumpulkan pasukan mereka dan siap untuk mundur.

Namun, apa yang terjadi selanjutnya berada di luar harapan siapa pun.

Sebuah tangan yang tampak lemah diulurkan dari kereta kuda yang terletak di tengah pasukan kavaleri Divine Hall. Seratus pasukan kavaleri dari Divine Hall memperlambat langkah mereka. Menjaga jarak lebih dari seribu kaki terpisah, mereka menatap dingin ke padang rumput tanpa melancarkan serangan ke arah Gang Kuda.

Orang-orang di dalam pasukan Pasukan Gandum terkejut dan sorak-sorai secara bertahap mereda. Itu menjadi sunyi senyap. Beberapa orang telah menebak maksud pasukan kavaleri Divine Hall ini dan mengungkapkan ekspresi kecewa dan tidak dapat dipercaya di wajah mereka.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–