Nightfall Chapter 222

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 222: Kemenangan, Tidak Ada hubungannya dengan Cahaya

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Komandan kavaleri Divine Hall tanpa emosi memandangi bagian bawah padang rumput, tidak peduli tentang kehidupan orang-orang di tim biji-bijian di kamp. Dia hanya ingin melihat apakah dia dapat memiliki kesempatan yang tepat untuk mengirim pasukannya selama kekacauan.

Dari bagian bawah padang rumput tiba-tiba ada kejutan sengit dari Qi Langit dan Bumi, dan aura Jimat Jimat yang kuat dan halus tercermin dengan jelas dan langsung tercermin dalam indera persepsinya, menghasilkan perubahan dramatis dalam emosinya. .

Quni Madi adalah wanita tua berhati batu. Kerutan di wajahnya tidak bergerak sedikit ketika dia melihat kawanan Geng Kuda itu melambaikan Pisau Melengkung mereka ke arah pekerja sipil dari Kerajaan Yan yang tidak punya waktu sedikit untuk melarikan diri.

Tetapi ketika kereta kuda itu pecah berkeping-keping, gadis berbaju putih itu melayang ke udara dan menarik jimat itu. Semua kerutan di wajahnya tiba-tiba berubah dari garis-garis berbatu menjadi kucing-kucing tertiup angin yang semuanya bertumpuk dalam keadaan kaget dan takjub.

“Dia adalah Master Jimat dari kamp!”

“Haruskah dia benar-benar menggambar Jimat Infinitif? Apakah itu berarti dia telah memasuki Status Mengetahui Takdir? ”

Quni Madi dengan ekspresi suram, melihat kembali ke kereta di tengah-tengah kavaleri, dan diam-diam berpikir tentang bagaimana keponakan kesayangannya akan bereaksi jika dia tahu.

Tirai kereta kuda tertutup rapat, dan gadis itu setenang dan semurni anggrek telah merasakan kekuatan mengerikan jimat dari bawah padang rumput dan perlahan-lahan mengangkat kepalanya. Perasaan kesadaran yang samar muncul di wajahnya, dan kemudian dia dengan lembut berkata pada dirinya sendiri, “Ini saudara perempuan Mo.”

Dia menemukan identitas Master Jimat di tirai hanya dengan fluktuasi kekuatan jimat. Tampaknya gadis muda ini tidak sepenuhnya tidak menyadari apa yang terjadi di bawah padang rumput di luar kereta kuda.

…

…

Half Divine Talisman berubah menjadi massa udara berkecepatan tinggi yang tak terlihat dan langsung memecah udara di atas perkemahan seperti tinju perkasa para dewa. Itu meniup lubang besar di firewall dan lebih dari sepuluh penunggang kuda terbunuh oleh kejutan itu. Kemudian datang ke pemimpin Gang Kuda dan tiba-tiba kental dengan angin musim dingin.

Pemimpin Gang Kuda tahu bahwa sekarang adalah waktu yang penting untuk menguji keberaniannya. Jadi dengan erangan pengap, jari-jarinya tergantung di samping pelana bergetar dengan ganas, ibu jarinya sedikit dan cepat mengetuk garis-garis jari tengah dan telunjuknya. Dengan melakukan itu, ia memaksa semua Kekuatan Jiwa-nya dalam arti persepsi tanpa ampun.

Kekuatan Psyche yang padat yang telah terakumulasi dari meditasi lebih dari sepuluh tahun dipaksa keluar dan tiba-tiba bertabrakan dengan kekuatan Jimat Ilahi yang menyerang secara langsung. Tabrakan dari dua kekuatan aneh telah menghasilkan banyak garis putih aneh di sekitar pemimpin Gang Kuda.

Garis-garis putih itu adalah torrents kecil di udara, yang terbang dengan kecepatan berbeda dari udara di sekitarnya, sehingga tampak putih karena mereka menghasilkan pembiasan cahaya yang menyimpang.

Itu bisa mematahkan udara kosong begitu keras dan membuatnya mengaum di titik yang sangat kecil. Betapa mengerikan bagi Setengah Jimat Ilahi dan kekuatan yang telah dikumpulkan oleh Psyche Master hebat selama lebih dari sepuluh tahun untuk saling bertabrakan.

Di tengah derasnya udara yang dipenuhi dengan catkin yang melayang-layang, beberapa tetes darah keluar dari sudut mata pemimpin Geng Kuda, dan langkah-langkah kaki kuda mundur dengan cara yang kacau dan membingungkan.

Karena kekuatan luar biasa dari Jimat Ilahi yang belum selesai ini, pemimpin Geng Kuda harus memadatkan semua Kekuatan Jiwa untuk menghadapinya dan menyerang Kekuatan Jiwa Ning Que yang jatuh yang sedang menyemprotkan darah. Wajar jika pikirannya menjadi kosong untuk periode yang sangat singkat.

Lebih dari sepuluh ribu jarum baja dalam pengertian persepsi Ning Que tiba-tiba menghilang dan rasa sakit masih ada di benaknya. Tapi akhirnya dia terbangun dari keadaan pingsan dan kacau dan tetap sadar untuk sementara waktu.

Kesadaran singkat ini sudah lebih dari cukup.

Dia mengeluarkan payung hitam besar dari belakang punggungnya dan mengguncang pergelangan tangannya. Kain tebal itu sobek, dan payung hitam besar, yang tidak melihat matahari selama berbulan-bulan, menjadi terang, dan terbuka seperti bunga teratai hitam di kepalanya.

Payung hitam besar memperlambat kecepatan dia jatuh dan mencegahnya jatuh ke kematiannya. Kuncinya adalah, permukaan payung hitam besar yang tampak sangat berminyak dan kotor menyerap sebagian besar Kekuatan Jiwa mengerikan yang menyerang dari bawah.

Ketika tubuhnya masih melayang di udara, Ning Que menjatuhkan pisau ke bawah.

Sekarang masih ada jarak antara dia dan pemimpin Geng Kuda di bawah, sehingga podao tidak bisa memotong musuhnya. Namun, jarum secara berturut-turut menembak keluar dari pergelangan tangannya untuk memecahkan udara dan secara langsung memeriksa di mata pemimpin Gang Kuda di sepanjang garis yang aneh, tak terduga dan tak terlihat seperti apa yang terjadi setiap hari di Back Mountain of Academy!

Pemimpin Gang Kuda adalah Psyche Master yang hebat di Seethrough State dan kondisi kultivasinya hampir sama dengan Mo Shanshan, gadis berkulit putih. Namun, masih sulit baginya untuk bertarung melawan Talisman Ilahi yang belum selesai dan seluruh tubuhnya dikendalikan oleh Qi primordial yang fatal di udara.

Apa yang bahkan di luar dugaannya adalah bahwa Ning Que, yang jelas telah terluka parah dan hampir mati, telah menyembunyikan keterampilan seperti itu. Jejak jarum perak, yang hampir tidak terlihat karena kecepatannya yang tinggi, akan menyelinap ke matanya, namun dia hanya bisa dengan paksa menurunkan kepalanya dengan risiko terluka oleh semburan Qi purba di hadapannya.

“Poof!” Jarum perak menembus ke alisnya dalam sekejap!

Jarum itu sangat dalam diselidiki sehingga tidak ada yang bisa melacak ujungnya, dan kemudian setetes darah seperti tanda port-wine segera muncul.

Pemimpin Gang Kuda merasakan sakit yang tajam di otaknya dan kemudian segala sesuatu di depan matanya menjadi hitam.

Kegelapan itu tidak disebabkan oleh rasa sakit, itu hanya benar-benar gelap.

Karena payung hitam besar jatuh di depannya.

Di bawah payung hitam besar, Ning Que jelas dan langsung melambaikan podao-nya.

Dalam sekejap, bilah memotong tubuh dan mematahkan tulang.

Dalam sekejap.

Sebuah lengan terbang ke langit.

…

…

Bekas luka berdarah yang mengerikan muncul di bahu kanan pemimpin Gang Kuda, darah memancar keluar seperti air mancur. Kekuatan podao masih tetap ada, jadi dia berteriak kesakitan dan dengan lolongan, dia jatuh dari pantat kudanya dan jatuh dengan keras ke tanah.

Sebelum dia jatuh, tangan kanannya yang kurus menunjuk ke arah Ning Que yang akan mendarat di punggungnya dan tiba-tiba membukanya.

Ning Que terluka parah. Dadanya terasa seperti mencekik dan mengeluarkan darah lagi. Akhirnya dia jatuh.

Dia persis jatuh di atas kuda pemimpin Geng Kuda.

Dia tidak menyadari bau manis amis antara bibir dan lidahnya. Sebelum kehilangan kesadarannya, ia memotong podao-nya lagi ke arah pemimpin Geng Kuda, namun kali ini, yang ia cincang bukanlah pemimpin Geng Kuda yang sudah dipenggal, tetapi si penggila.

Bekas luka berdarah yang dalam tiba-tiba muncul di crupper.

Kuda itu, yang dikejutkan oleh rasa sakit, dengan gila-gilaan meronta ke depan dan bertabrakan dengan firewall yang terbakar!

…

…

Kemudian lubang lain pada firewall di kamp dibuat di bawah lubang transparan yang sebelumnya dihasilkan oleh penetrasi Talisman Ilahi ke dalam firewall.

Seekor kuda yang terbakar membawa Ning Que yang terluka parah dan lemah bergegas ke depan dan berlari liar melalui lubang dengan berteriak. Bulu kuda dan ekor kuda telah dibakar menjadi abu dan hampir dimakan oleh api yang ganas.

Api yang disebabkan oleh Talisman Api begitu mengerikan sehingga kuda itu berlari dengan paksa dan dibakar sampai mati seketika dan jatuh ke tanah. Ning Que, yang sedang berbaring telentang, jatuh ke tanah pada saat yang sama dan berhenti setelah beberapa gulungan.

Meskipun dilindungi dari payung hitam besar, sudut-sudut pakaiannya masih menyemburkan api, yang sewaktu-waktu bisa berubah menjadi api besar. Dia duduk di tanah dan menoleh dan melihat sekeliling. Suaranya serak dan dia berteriak, “Air!”

Di bawah perintah sebelumnya, Gadis Kucing menyiapkan ember besar berisi air jernih dan menunggu di samping. Dia tidak berpartisipasi dalam pertahanan dan dia cemas ketika dia menyaksikan para suster seniornya bertempur dalam pertempuran berdarah dengan Geng Kuda. Dia tidak sabar untuk menendang ember dan tidak pernah berharap bahwa situasi pertempuran bisa berubah begitu dramatis. Hanya sampai sekarang dia mengerti niat Ning Que sebelumnya.

Dengan suara deru, seluruh ember air dituangkan di atas Ning Que, yang mematikan api yang membakar pakaian Ning Que dalam sekejap. Dia selemah kucing dan langsung jatuh ke tanah oleh air yang mengalir.

Kuda Hitam Besar mendekatinya dengan kecepatan tinggi dari satu sisi kamp. Kuda itu tampak cemas, menundukkan kepalanya dan terus-menerus bergesekan dengan Ning Que. Tampaknya khawatir bahwa jika Ning Que jatuh, dia tidak akan berdiri lagi.

Jatuh ke tanah yang basah, Ning Que benar-benar terlalu lemah untuk berdiri. Untungnya dia tidak kehilangan kesadaran dan masih membuka matanya. Melihat wajah kuda itu, yang sangat dekat dengan wajahnya, dia tersenyum dengan susah payah.

Dari awal pertarungan hingga sekarang, terutama saat terakhir ketika dia membunuh pemimpin Gang Kuda, dia menghadapi banyak situasi yang sangat berbahaya dan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya. Insting manusia untuk secara otomatis jatuh dalam koma ketika menghadapi penderitaan mental dan fisik yang tak tertahankan. Namun, dia tampaknya memiliki beberapa bakat dalam hal bertarung melawan naluri fisiknya dan berhasil mempertahankan sedikit ketenangan terakhirnya.

Dengan susah payah, dia mengangkat lengan kanannya dan meletakkan payung hitam besar, yang bahkan lebih kotor saat ini, di dadanya, dan kemudian dia meletakkan paket kartu as yang terus-menerus diikat ke jari tengah di lengannya. .

Hanya ketika dia melakukan dua hal ini dia benar-benar lega, tetapi dia masih kuat dan bertekad untuk tidak pingsan karena kekurangan energi. Menyodorkan pisaunya ke tanah yang basah di sebelahnya, dia berdiri dengan gerutuan teredam, melihat pertempuran di sekitar kamp, dan berusaha membantu, hanya untuk menemukan bahwa tubuhnya telah terluka parah oleh Kekuatan Jiwa.

Mungkin dia tidak akan mati karena dia telah melakukan apa yang harus dia lakukan. Adapun orang-orang yang masih bertarung dengan sengit di sekitar laager, dia tidak berdaya untuk mengubah mereka.

Sesuatu muncul di benak Ning Que dan dia berbalik untuk melihatnya.

Di kamp berantakan, kereta kuda yang telah hancur berkeping-keping saat ini hanya tersisa dengan pelat tubuh bagian bawahnya. Di atas piring duduk Mo Shanshan, yang pakaian putihnya tertutup lumpur.

Master Talisman pertama secara paksa menggunakan Talisman Ilahi yang hanya bisa diberikan oleh Master Talisman Ilahi. Itu lebih daripada yang bisa dia tangani dan dia benar-benar diserang balik oleh jimatnya sendiri, yang, ditambah dengan kelelahan Psyche Power dalam hal persepsi, telah secara langsung membuatnya jatuh koma di udara dan dia jatuh .

Mungkin itu karena keterkejutan yang membuat Mo Shanshan terbangun.

Dia sedikit menundukkan kepalanya dan rambutnya di dahinya berantakan. Dia menekan tangan kanannya ke tanah untuk menopang dirinya sendiri dan bulu matanya yang panjang dan tipis yang samar-samar terlihat di antara rambutnya terus-menerus bergetar. Semua yang bisa dirasakan di wajahnya adalah kelemahan, seolah-olah dia akan pingsan lagi.

Tiba-tiba suara gemuruh gemuruh terdengar samar dari kejauhan. Melihat hembusan tanah yang telah diaduk di padang rumput, Ning Que tahu bahwa kavaleri Divine Hall sudah mulai bertindak seperti yang dia harapkan. Kemudian dia berkata kepada Gadis Kucing di sebelahnya, “Nanti ketika kamu membersihkan medan perang, cari dua podao milikku.”

…

…

Firewall di bagian depan kamp itu dimaksudkan untuk memberi Ning Que kesempatan untuk membunuh pemimpin Geng Kuda, namun itu tidak mencakup area yang cukup besar untuk menangkal Geng Kuda itu. Selama pertarungan kusut sebelumnya, Geng Kuda berteriak dan melambaikan pisau melengkung mereka dan bergegas masuk ketika laager yang terdiri dari piring dan kantong jerami sudah rusak parah. Murid-murid Taman Tinta Hitam, memegang pisau tajam mereka, bertempur melawan musuh dengan tekad yang kuat, tetapi pertarungan itu memakan korban besar pada para prajurit dan pekerja Kerajaan Yan dalam waktu yang sangat singkat.

Saat ini, pemimpin Gang Kuda hilang. Tidak ada yang tahu apakah dia telah dibawa pergi oleh bawahannya yang dipercaya karena cedera seriusnya, atau apakah dia telah meninggal dan mayatnya dicap ke lumpur oleh kuku kaki. Ini telah sangat berdampak pada Geng Kuda dan antrian penyerangan berada dalam serangkaian kekacauan. Selain itu, pasukan pertahanan di kamp berada di tepi bahaya besar.

Jika pasukan kavaleri Balai Ilahi di bagian atas padang rumput tetap tidak bergerak saat ini, maka siapa yang bisa memprediksi apakah kamp akan dibantai atau kawanan Geng Kuda akan runtuh di bawah tekanan yang tak tertahankan.

Wig besar di padang rumput itu semua dikejutkan oleh Setengah Jimat Ilahi yang mencengangkan yang ditarik Mo Shanshan sebelumnya, namun mereka mengabaikan Ning Que yang melompati firewall dan akhirnya membunuh pemimpin Gang Kuda.

Komandan kavaleri Divine Hall telah merasakan sesuatu, matanya yang tajam telah samar-samar memperhatikan jejak sosok di sisi lain dari firewall yang terbakar, tetapi dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu. Tapi … dia melihat pemimpin Gang Kuda yang terluka parah dibawa secara paksa oleh beberapa pengendara dan kekacauan kawanan Kuda Gang yang saat ini akan dikalahkan.

Para kavaleri Aula Ilahi yang menahan diri untuk tidak bergegas turun dari padang rumput untuk menyelamatkan mereka yang ada di kamp takut pada dua atau tiga ratus Gang Kuda yang tangguh yang dijaga ketat dan masih pandai bertarung, sehingga komandan tidak ingin mengambil risiko kehilangan kehidupan bangsawan pasukan kavaleri dari Divine Hall. Tetapi saat ini, pemimpin Gang Kuda sudah mati dan Gang Kuda akan runtuh. Ini adalah waktu bagi pasukan kavaleri dari Balai Ilahi untuk menunjukkan kekuatan mereka dan mengumpulkan prestasi pertempuran mereka. Sebagai seorang komandan yang sangat bagus dalam pertempuran, dia pasti akan mengambil kesempatan ini.

“Geng Kuda membantai pengikut Haotian, jadi sebagai Penjaga Kepausan dari Aula Ilahi, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan.”

Komandan pasukan kavaleri Divine Hall mengeluarkan pedang resminya dari pinggangnya dan menunjuk ke kamp yang sangat kacau dan berdarah di bagian bawah padang rumput dan berkata dengan tegas. Sinar matahari menyinari wajahnya yang khusyuk dan lurus, yang berwajah lurus dan terlihat suci.

“Untuk cahaya, pergi!”

Di bawah instruksi, seratus kavaleri dari Divine Hall bergerak maju, dengan senjata diukir dengan karakter Fu yang dipegang erat di tangan mereka. Mereka mengangkat cambuk mereka untuk memerintahkan kuda-kuda untuk bergegas ke perkemahan dari bagian atas padang rumput dengan kecepatan tinggi, yang menggerakkan kerikil dalam jumlah besar.

Baju besi hitam mereka, dicat dengan desain emas yang rumit, tampak seperti bunga matahari yang tak terhitung jumlahnya mekar di bawah matahari dan bersinar cemerlang. Para kavaleri Aula Ilahi itu memulai upaya penyelamatan mereka dengan semangat yang jujur dan berani.

Menghadapi Pengawal Kepausan yang memiliki kavaleri terbaik di dunia, Geng Kuda, yang telah berjuang selama setengah hari dan hampir kelelahan, tenggelam dalam keadaan panik dan kebingungan karena pemimpin mereka yang terluka parah telah pergi, sehingga mereka memiliki tidak ada kekuatan untuk melawan mereka dan mundur dalam kekalahan.

Bahkan Geng Kuda yang paling kuat dan paling ganas tidak bisa mengalahkan pasukan kavaleri biasa dari Divine Hall, belum lagi pisau melengkung mereka, yang serapuh cabang atau batang kayu dibandingkan dengan jimat kavaleri pasukan kavaleri dari Divine Hall.

Tidak butuh waktu lama bagi pasukan kavaleri dari Divine Hall untuk mengalahkan semua Geng Kuda di sekitar kamp. Gagasan dan rencana komandan telah dieksekusi dengan sempurna dengan biaya rendah.

Light, memenangkan kemenangan lagi.

…

…

Enam ratus Geng Kuda menderita kerugian besar dari kematian dan luka-luka, dengan yang tersisa melarikan diri ke semua arah. Pasukan kavaleri dari Divine Hall harus membersihkan medan perang, memenggal kepala dan melindungi bangsawan di bagian atas padang rumput, jadi mereka hanya mengejar Geng Kuda yang melarikan diri sebagai pengejaran simbolis, yang memberi Geng Kuda, yang sebelumnya bertarung dengan kavaleri Kerajaan Yan, kesempatan untuk melarikan diri dari medan perang.

Pertarungan di padang rumput itu keras, dan pertarungan antara dua ratus kavaleri Kerajaan Yan dan Geng Kuda sama mengerikannya. Pada saat ini, hanya empat puluh dari mereka yang kembali ke kamp dan semuanya terluka.

Pertarungan yang dimulai di pagi hari telah menyebabkan orang mati terus-menerus. Tetapi berkat para pemberani dan keberanian murid Taman Tinta Hitam, jumlah orang yang mati tidak besar. Sebaliknya, korban paling pedih muncul selama periode terakhir pertempuran. Karena laager yang rusak dan Mo Shanshan yang telah menggunakan semua Psyche Power-nya tidak bisa lagi melindungi lebih banyak orang, banyak tentara dan pengkhianat Kerajaan Yan terbunuh oleh pisau melengkung Horse Gang.

Seorang murid laki-laki muda dari Taman Tinta Hitam dikepung oleh beberapa Geng Kuda dan mati dengan cara yang mengerikan.

Zhuo Zhihua dan gadis-gadis lain dari Kerajaan Sungai Besar berdiri mati rasa di depan mayat Saudara-saudaranya yang Lebih Muda, mata mereka dipenuhi dengan kesedihan dan kemarahan. Gadis Kucing, yang termuda dari mereka, sudah menangis dan matanya bengkak.

Itu adalah suasana kesedihan di dalam kamp, dan ada suara derak di luar kamp.

Pasukan kavaleri dari Divine Hall telah kembali dari pengejaran jarak pendek dari Geng Kuda yang kalah dan tersebar dan telah berkumpul kembali. Armor hitam dan berlapis emas mereka berkilau di bawah sinar matahari, dan prosesi tertib mereka tampaknya penuh dengan keteraturan dan kekuatan.

Jika ini adalah masa-masa biasa, para prajurit dan pekerja Kerajaan Yan yang percaya pada Taoisme Haotian mungkin akan menunjukkan kekaguman dan antusiasme terhadap mereka karena rasa hormat mutlak mereka kepada Istana Ilahi Bukit-Bukit, atau bahkan akan berlutut di tanah dan membungkuk dengan tulus. Namun, saat ini mereka terlalu sedih untuk memerhatikan pasukan kavaleri Balai Ilahi di luar kamp. Mereka yang sesekali memandangi mereka tampak acuh tak acuh dan mata mereka samar-samar mengungkapkan rasa kebencian.

Jika pasukan kavaleri dari Balai Ilahi ini bergegas untuk membantu mereka alih-alih menunggu di padang rumput, mereka pasti akan mengalahkan Geng Kuda dengan kerja sama para murid Taman Tinta Hitam, terutama gadis berkuasa Talisman Master. Namun, mereka tidak melakukannya dan ini secara langsung menyebabkan banyak korban di kamp pada akhirnya.

Banyak mayat dingin yang sekarang berbaring di tanah di padang gurun seharusnya hangat, dan banyak yang mati harus selamat dan kembali ke Kerajaan Yan untuk melihat orang-orang yang mereka cintai. Namun, semua ini tidak akan mungkin terjadi karena keegoisan dan kekejaman pasukan kavaleri Balai Ilahi.

Karena itu, tak seorang pun di kamp akan menyambut pasukan kavaleri dari Divine Hall.

Pria tidak pernah melihat bagian belakang kepala mereka, dan cahaya tidak pernah menemukan kegelapannya sendiri, terutama ketika Anda terlalu memikirkan diri sendiri dan ketika Anda menganggap diri Anda sebagai cahaya absolut.

Para kavaleri Aula Tuhan yang berbaris di luar kamp, tidak berpikir ada yang salah dengan kelambanan mereka sebelumnya. Pada saat itu, Geng Kuda masih bersemangat dan kuat untuk bertarung, dan haruskah mereka membiarkan pasukan kavaleri bangsawan mereka yang mulia untuk berperang demi warga sipil biasa dan menumpahkan darah? Sebaliknya, dalam pikiran mereka, Geng Kuda akhirnya dikalahkan karena mereka. Mereka melindungi kehidupan orang-orang saat ini di kamp, sehingga mereka memenuhi syarat untuk dipuji dan dihargai, daripada diperlakukan dengan begitu dingin dan dengan permusuhan seperti itu.

Wajah-wajah yang berbeda dan serius dari beberapa pasukan kavaleri di Divine Hall bahkan mengungkapkan rasa jijik dan kemarahan. Tetapi karena kesunyian sang komandan, mereka akan dengan mudah bergegas ke kamp, menenggelamkan orang-orang sipil yang berani menatap tajam ke arah mereka dan mencambuk mereka dengan getir.

Melihat wajah mereka yang acuh tak acuh, dan memikirkan sikap acuh tak acuh yang sebelumnya memalukan dan ekspresi memuakkan mereka saat ini, Gadis Kucing itu memerah karena marah. Dia menyeka air matanya dan akan bergegas ke arah mereka dan mengutuk mereka.

Zhuo Zhihua menariknya ke belakang dan secara paksa menekan kesedihan dan kemarahannya. Dia membungkuk di hadapan komandan pasukan kavaleri Divine Hall yang menunggang kuda yang tampan dan kemudian membimbing adik perempuannya untuk berurusan dengan urusan di kamp, tanpa berkata apa-apa.

Semua yang tersisa merasa tertekan. Para prajurit dan pekerja dari Kerajaan Yan mengalami luka di seluruh tubuh mereka, jadi mereka saling mendukung. Melihat mayat-mayat yang tersebar dari rekan-rekan mereka, dan lengan dan kaki mereka yang patah serta darah, mustahil untuk merasa bahagia bahwa mereka selamat dari bencana besar. Banyak dari mereka mulai berteriak dengan air mata, dan seluruh kamp diselimuti tangisan yang menggelegar.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–