Nightfall Chapter 224

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 224: Di Kereta Kuda

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Setelah mendengar kata-kata ini, Master Jimat betina menundukkan kepalanya dan melihat gaun putih di pangkuannya. Tampaknya renda itu sangat indah. Tapi nyatanya, tidak ada apa-apa di gaun putih polos itu.

Kereta kuda masih bergerak dan angin di Wilderness mengangkat tirai kereta. Sinar matahari pagi menyiram dan memantulkan dekorasi interior hitam dan putih di dalam kereta, jatuh di rambut hitam dan wajahnya yang putih sehingga dapat dipisahkan menjadi beberapa sinar cahaya. Suara tenang dan tertentu diucapkan perlahan dari bibirnya. “Saya pikir saya sudah memiliki seseorang yang saya sukai.”

Sinar matahari pagi juga jatuh di tubuh Ning Que. Dia tidak berharap bahwa cara bicaranya yang biasa akan membuatnya salah paham. Dia memiliki senyum malu-malu, yang terlihat sangat lembut di bawah cahaya pagi. “Saya suka banyak orang. Saya sering menggunakan ‘suka’ untuk mengekspresikan niat baik saya. Saya harap itu tidak membuat Anda merasa terlalu kasar. ”

Tanah Wilderness ditiup kering dan keras oleh angin dingin. Roda yang berjalan di atas tanah terguncang ke atas dari waktu ke waktu. Kereta kuda itu tidak besar dan dua orang duduk berhadapan dengan jarak dekat. Dengan naik turunnya kereta, lutut mereka akan saling bersentuhan.

Ning Que bergerak mundur dan bersandar pada kapas di samping jendela. Tubuhnya yang sakit akhirnya menemukan titik yang mendukung sehingga dia tidak bisa menahan napas. Dia memandangi wajah cantik gadis yang dekat dengannya dan berkata, “Dunia ini berjalan seperti ini. Anda tidak perlu tidak senang dengan hal-hal menjijikkan itu. ”

Kemarin, dia merias wajah untuk Mo Shanshan dan mengikat rambut hitamnya yang seperti air terjun di belakang kepalanya. Ketika dia bangun pagi ini, dia masih mempertahankan gaya rambutnya, Anda tidak bisa mengatakan apakah dia tidak peduli tentang hal-hal ini atau jika dia merasa kerajinan Ning Que benar-benar baik. Jadi, dia pergi menyentuh poninya seperti biasa, hanya untuk menemukan bahwa jari-jarinya yang ramping tidak menyentuh apa pun.

Dia dengan serius bertanya, “Menyukai dan membenci keduanya adalah emosi. Bagaimana kita bisa menekan mereka? ”

Ning Que bersandar ke jendela dan sedikit menyipit untuk cahaya pagi yang memercikkan dari tepi tirai. Setelah hening sejenak, dia berkata, “Saya tidak bermaksud menekan suasana hati ini, tetapi kita seharusnya tidak terpengaruh oleh emosi ini. Marah adalah dengan menggunakan kesalahan orang lain untuk menghukum diri kita sendiri. Itu tidak berharga. ”

Mo Shanshan perlahan mengerutkan alisnya sehitam tinta dan terus-menerus berkata, “Tapi aku hanya marah.”

Ning Que memandang alisnya dan tiba-tiba ingin menggunakan jarinya untuk menyentuh mereka. Tetapi dia menarik tangannya kembali ke lengan bajunya dan berkata, “Karena kamu marah, tentu saja kamu harus menggunakan kecepatan tercepat untuk melampiaskannya. Jadi saya mendukung Anda untuk pergi ke istana. Tetapi apakah Anda pernah bertanya-tanya apa yang akan Anda lakukan setelah Anda bertemu dengan pasukan kavaleri dari Divine Hall atau bangsawan di istana? ”

Mo Shanshan dengan kosong menggelengkan kepalanya. Intuisinya mengatakan kepadanya bahwa dia harus pergi ke istana dan menemukan kavaleri dari Balai Ilahi dan orang-orang di padang rumput, mencari keadilan bagi saudara dan saudari yang telah meninggal itu serta tentara dan rakyat biasa dari Kerajaan Yan.

Ning Que sepertinya menebak pikirannya. Jadi dia memandangnya dan berkata dengan serius, “Keadilan tidak pernah ada. Sekalipun kekuatan dan identitas Anda cukup kuat, terkadang Anda belum tentu bisa mencari keadilan. Jadi hal seperti ventilasi tidak ada hubungannya dengan keadilan, tetapi dengan keadilan. Apa itu keadilan? Ketika orang lain memukul kami, kami memukul mereka. Ketika orang lain memarahi kami, kami mengalahkan mereka. Ketika orang lain mencoba membunuh kita, kita bunuh mereka terlebih dahulu. ”

Mo Shanshan menatapnya dengan mata terbuka. Sepertinya dia tidak menyangka bahwa banyak hal yang keluar dari mulutnya bisa menjadi begitu sederhana dan lancang. Dia mengerutkan alisnya dan bertanya, “Kamu … Tangs semua melihat hal-hal seperti ini?”

“Kebanyakan dari kami.” Ning Que tertawa dan berkata, “Kami dididik seperti ini sejak kami dilahirkan.”

Mo Shanshan mengulurkan tangannya untuk mengangkat tirai jendela di sampingnya. Dia menyaksikan pemandangan Wilderness yang sunyi yang secara bertahap bergerak mundur dan beberapa burung kesepian di langit yang jauh. Dia memikirkan orang di kereta kuda di padang rumput kemarin dan berkata setelah beberapa saat yang sunyi, “Bagaimana jika saya mencapai istana dan tidak dapat membunuh orang-orang itu?”

Para kavaleri Aula Ilahi dan bangsawan yang mereka lindungi secara alami tidak dapat dibunuh dengan mudah, bahkan jika pembunuhnya adalah Kaligrafi Addict yang terkenal di dunia. Ning Que melihat ekspresi wajahnya yang kosong, samar-samar menebak bahwa status orang-orang di padang rumput mungkin sangat tinggi.

“Siapa orang-orang di padang rumput kemarin?”

Mo Shanshan menoleh untuk menatapnya dan berbisik, “Para siswa Institut Penyingkapan dan para biksu Kuil Menara Putih. Jika Anda ingin bertanya tentang orang di kereta kuda, dia adalah Putri Kerajaan Yuelun serta yang disukai di Institut Penyingkapan. ”

Alis mengerutkan kening Ning Que secara bertahap mengulur. Perubahan ekspresi wajahnya tidak berarti dia telah rileks, tetapi menunjukkan bahwa dia sedikit terkejut. Kemudian dia berkata, “Pecandu Bunga Lu Chenjia? Apa yang dilakukan orang legendaris ini di Hutan Belantara? ”

Mo Shanshan menatapnya dan tiba-tiba tertawa. Ekspresinya yang agak kaku tiba-tiba menjadi cerah dengan senyum langka ini. Terutama matanya yang dingin dan acuh tak acuh, yang sebenarnya langsung menjadi sedikit indah.

“Kamu tidak tahu bahwa Mo Shanshan adalah Pecinta Kaligrafi, tetapi tahu nama Pecandu Bunga.”

Ning Que tersenyum dan berpikir bahwa jika orang ini adalah Pecandu Bunga, maka itu benar-benar angan-angan bagi mereka untuk pergi ke istana untuk mencari keadilan. Senyumnya perlahan-lahan menyatu dan dia menatap Mo Shanshan untuk berkata, “Kamu tidak bisa membunuh, tetapi ingin melampiaskan. Mungkin saya bisa menawarkan Anda beberapa ide. Untuk Pecandu Bunga Lu Chenjia, apa yang paling disukainya atau paling nilainya? ”

“Dia Pecandu Bunga. Tentu saja dia paling suka bunga. ”

Mo Shanshan bingung menatap wajah Ning Que seolah melihat orang idiot. Dia berkata, “Selain itu, semua orang tahu dia dengan gila-gilaan jatuh cinta pada Pangeran Long Qing. Sebenarnya, dia adalah orang yang sangat tinggi. ”

Setelah beberapa saat berpikir, Ning Que berkata, “Ventilasi tidak lebih dari mengganggu orang. Jika Anda ingin pergi ke istana untuk ventilasi, Anda sebaiknya mulai dengan dua hal — bunga dan kemuliaan. ”

Kemudian dia mulai serius membuat rencana untuk Mo Shanshan. Begitu mereka bertemu Lu Chenjia di istana, mereka harus menggunakan segala cara untuk melampiaskan kemarahan para murid Taman Tinta Hitam dan tidak menimbulkan sensasi yang terlalu besar.

Mo Shanshan mendengarkan trik yang hampir kekanak-kanakan ini, tetapi merasa bahwa mereka benar-benar beberapa ide berbahaya setelah dipikirkan dengan cermat. Dia sedikit mengerutkan alisnya dan melihat senyum Ning Que di bawah cahaya pagi. Dia memperhatikan lesung pipitnya yang segar, tiba-tiba merasa bahwa senyumnya begitu jahat dan juga imut.

Mengintimidasi orang adalah hal favorit Ning Que. Dia bahkan menyukai intimidasi yang kuat dengan menjadi lebih lemah daripada dia suka berhubungan seks. Dia diam-diam berpikir dia telah menggertak Pangeran Long Qing sebelumnya dan tidak tahu bagaimana Addict Bunga memikirkannya setelah dia tahu ini. Ketika dia hanya bersemangat membayangkan adegan ini, dia tiba-tiba menemukan Mo Shanshan sedang menatapnya. Baru pada saat itulah dia menemukan bahwa dia bertindak berlebihan, jadi dia tidak bisa menahan senyum canggung.

…

…

Ning Que bertanya, “Apakah Anda akrab dengan Pecandu Bunga?”

Pada saat ini Mo Shanshan sedang menggiling batu tinta dan merentangkan beberapa kertas. Untuk menjaga jarak dari Ning Que, dia mencoba yang terbaik untuk membuat pinggangnya dan bokong yang menekan betisnya bersandar ke jendela. Dia menjawab, “Beberapa tahun yang lalu dia pergi ke Gunung Mogan, saya menghabiskan puluhan hari bersamanya.”

Ning Que bersandar di papan kereta dan menatap dekorasi bersih di dalam kereta. Dia sedikit memiringkan alisnya dan bertanya, “Orang seperti apakah Addict Bunga itu? Cantik? Apakah dia mencintai bunga seperti pecandu bunga yang legendaris? ”

Mo Shanshan tiba-tiba menghentikan tangan kanannya memegang sikat dan menatapnya. Dia bertanya, “Apakah kamu sangat tertarik padanya?”

Ning Que berkata sambil tersenyum, “Saya benar-benar ingin tahu seperti apa tunangan Pangeran Long Qing karena saya selalu bertanya-tanya, apakah ada seorang wanita di dunia ini yang tidak akan merasa rendah diri ketika dia melihat wajah sempurna Pangeran Long Qing?”

Mo Shanshan dengan lembut meletakkan sikat di rak dan berbalik dengan menyentuh papan dengan tangannya. Dia sedikit memiringkan kepalanya untuk menatapnya dan bertanya, “Apakah kamu melihat Pangeran Long Qing?”

“Bahkan jika aku belum pernah melihatnya, aku sudah mendengar tentang dia. Semua orang tahu bahwa Yang Mulia adalah pria paling cantik di dunia. ”

Setelah menyelesaikan kalimat ini, Ning Que menemukan bahwa gadis muda itu masih menatapnya. Dia tahu bahwa dia tidak percaya ini. Jadi dia tidak punya pilihan lain selain mengangkat tangannya dan berkata sambil tersenyum, “Yah, aku akui aku memang melihatnya.”

Mo Shanshan diam-diam menatapnya dan diam-diam memikirkan sesuatu. Penglihatannya, yang tenang seperti danau beriak di musim gugur, tiba-tiba menjadi cerah. Dia sedikit menggerakkan bibirnya dan ingin bertanya, tetapi akhirnya tidak melakukannya. Dia tampak agak gelisah.

Mungkin untuk menyembunyikan kegelisahannya di saat sebelumnya, dia sedikit membungkuk dan mengedipkan matanya. Kemudian dia meletakkan tangannya di pangkuannya untuk duduk dan berbicara tentang hal lain. “Kamu telah menganalisis bahwa target Gang Kuda itu bukan mencari makan, tapi aku. Sebenarnya, tujuan mereka seharusnya adalah Anda. ”

Dia menatap Ning Que seolah melihat pemandangan Wilderness di luar jendela di belakangnya dan dengan serius berkata, “Saya sangat jelas melihat gambar di balik dinding api. Mereka telah bersiap untuk membunuhmu. ”

Dia masih tidak mengajukan pertanyaan yang ingin dia tanyakan. Tapi Ning Que tahu dia sudah lama curiga dengan identitasnya. Itu membuatnya merasa sedikit bersyukur ketika dia tidak secara langsung mengajukan pertanyaan ini. Namun, saat ini ia masih ragu kapan harus memberi tahu gadis-gadis Kerajaan Sungai Besar itu tentang identitas aslinya. Jadi dia tidak tahu bagaimana menjawabnya.

Ketika mereka menyebutkan blok api dalam pertempuran kemarin, dia ingat bahwa lubang mengerikan yang Setengah Talisman Iblis telah terpukul di dinding api. Dia berkata, “Pada waktu itu saya pikir itu adalah jimat api yang terbakar terakhir yang dapat Anda tampilkan dan kemudian Anda akan terlalu lelah untuk menampilkan jimat Taoisme yang paling sederhana. Aku tidak pernah menyangka kau menyembunyikan serangan sihir terakhirmu. ”

Mo Shanshan tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke depan dan sangat serius membungkuk padanya. Kemudian dia berbisik, “Terima kasih kepada Kakak Senior atas saran perjuanganmu sehari sebelum kemarin. Shanshan sangat menghargainya. ”

Ning Que terkejut dan teringat beberapa hari yang lalu bahwa dia telah sangat menegurnya dengan mengatakan bahwa dia adalah seorang wanita yang tidak mengerti pertempuran dan tidak tahu tentang meninggalkan kekuatan yang paling kuat untuk momen paling penting. Pada saat itu, dia belum sepenuhnya menebak identitasnya. Pada saat ini, ketika dia pikir dia benar-benar mengajar seorang Addict Kaligrafi bagaimana bertarung, dia tidak bisa menahan perasaan agak bangga.

“Ngomong-ngomong, terima kasih kepada Jimat Setengah Dewa Anda, kami bisa selamat.”

Pada saat itu, dia berada dalam situasi kritis dan tidak memiliki perasaan yang jelas tentang Jimat Ilahi yang menghancurkan bumi. Namun, dia berpikir dalam dan berpikir semalam, dan dia menemukan Master Jimat wanita ini di hadapannya menjadi lebih dan lebih menakjubkan.

Itu bukan hal yang luar biasa untuk berkultivasi di lima negara bagian dan lintas negara untuk menantang orang lain. Seperti yang dikatakan Chen Pipi, berdasarkan kualifikasi kultivasinya, bahkan jika dia memasuki Negara Tahu yang Takdir, dia juga yang terlemah di Negara Tahu yang Takdir dalam sejarah. Jika tidak ada trik lain, setiap pria kuat di Negara Bagian Seethrough dapat mencoba untuk menyeberang negara untuk menantang atau bahkan membunuhnya.

Namun, negara adalah negara. Mo Shanshan sebenarnya masih tinggal di negara bagian Seethrough. Akan tetapi, pada saat itu, dia benar-benar dapat menampilkan Jimat Infinitif yang hanya dapat dilakukan oleh Master Jimat Ilahi. Fakta ini membuat Ning Que sangat terkejut dan sangat bingung.

Master Yan Se menilai bahwa dia adalah jenius Talisman Taoisme yang paling keras di dunia. Tapi ketika Ning Que memandangi gadis berpakaian putih di depannya, yang diam-diam berlutut dengan kedua tangan di atas lututnya serta pipinya yang indah dan tenang, dia tiba-tiba memiliki mental yang tidak percaya diri.

“Tuan, bukankah kamu memilihku karena tahu bahwa penerus Taoisme Talisman paling berbakat di dunia diambil oleh Master of Calligrapher? Apa yang Anda lakukan hanya membuat murid Anda memalukan. ”

Tentu saja, Mo Shanshan tidak bisa menebak aktivitas psikologis Ning Que saat ini dan bahkan tidak tahu bahwa dia mengeluh tentang salah satu Master Jimat Ilahi yang paling dihormati dan mengeluhkan nasibnya sendiri. Dia memegang kedua tangannya untuk membungkuk dan dengan hati-hati bertanya, “Kakak Senior Zhong …”

Ning Que bangun dan dengan hati-hati mengoreksinya. “Aku bilang kamu bisa memanggilku Tiga Belas.”

Mo Shanshan terkejut dan mengira nama ini terdengar agak canggung. Setelah ragu-ragu sejenak, dia dengan malu-malu berkata, “Kakak senior … Tiga belas, aku ingin menanyakan sesuatu padamu.”

Ning Que melihat ekspresi wajahnya yang serius dan teliti. Dia tidak tahu apa yang akan dia tanyakan, tetapi dia memutuskan dan menyapanya dengan busur dengan tangan terlipat di depan. Dia berkata, “Silakan, silakan.”

Mo Shanshan berkata, “Ketika saya masih muda, saya mengikuti guru saya ke gunung untuk kultivasi Taoisme Talisman. Selama lebih dari 10 tahun, saya hanya menghubungi dua hal — kaligrafi dan jimat. Saya ingin mengundang Saudara Senior untuk mengajari saya cara bertarung dan cara menang. ”

Ning Que memandangi ekspresi hati nuraninya dan mengerti bahwa itu pastilah pertempuran kemarin yang membuat Guru Jimat wanita yang naif namun terkenal ini menderita dampak tertentu dari pandangannya tentang dunia. Karena itu, dia memiliki permintaan semacam ini.

Mengenai kondisi kultivasi, ia tahu sifatnya yang biasa-biasa saja dibandingkan dengan Kakak dan Kakak Perempuan Senior dari Gunung Kembali, Pangeran Long Qing, dan Guru Jimat wanita ini berseberangan dengannya. Tetapi ketika sampai pada pertempuran, ia telah berjuang untuk hidupnya dan menari dengan pisau sejak kecil. Seluruh hidupnya adalah pertempuran tanpa henti, yang membuatnya sangat percaya diri.

“Berkelahi adalah masalah yang sangat sederhana. Itulah cara membuat lawan kehilangan kemampuannya untuk melukai Anda dengan alasan melindungi diri sendiri. Karena itu, pertama-tama kita harus memahami kekuatan seperti apa yang kita miliki dan kekuatan seperti apa yang dimiliki musuh. ”

Ning Que menunjuk ke atap kereta kuda di atas mereka dan berkata, “Kita harus terlebih dahulu tahu seberapa tinggi dari atap ke lantai, dan kemudian tahu tinggi badan kita agar tidak berdiri untuk memukul kepala kita. Tentu saja, mungkin kita akan menembus atap. Tetapi saya tidak berpikir banyak orang ingin mengukur kekerasan atap dengan kepala mereka sendiri. ”

Dia menggunakan kata-kata dan metafora yang sangat sederhana untuk menggambarkan persiapan sebelum pertempuran.

Ketika Mo Shanshan berpikir, matanya menjadi lebih kosong. Dia benar-benar tidak tahu di mana dia mencari. Dia berbisik pelan, “Bagaimana kita bisa menilai bahwa lawan telah kehilangan kemampuannya untuk menyakiti kita?”

Ning Que paling suka menjawab pertanyaan yang tampaknya bodoh tapi sangat penting ini. Dia bersandar pada kapas di samping jendela, melambaikan tangannya di udara, dan kemudian menjawab. “Mematahkan tangan dan kaki adalah cara yang paling umum digunakan untuk membuat orang lain terluka parah. Tetapi jika Anda perlu memastikan bahwa pihak yang berlawanan kehilangan semua kekuatan tempurnya, ingatlah satu kalimat: Anda hanya aman ketika Anda mati. ”

Setelah mendengarkan kata-kata ini, mata Mo Shanshan tampak agak bingung. Tampaknya dia tidak mengerti mengapa Ning Que selalu berbicara langsung tentang kematian setiap kali berkelahi. Di masa kecilnya, dia belajar dari guru-guru Danau Tinta bahwa, dalam kontes para pembudidaya, tidak harus menang dengan membunuh orang lain.

Ning Que melihat ekspresi wajahnya dan menyadari bahwa Addict Kaligrafi ini benar-benar lotus putih murni yang lahir di Danau Tinta. Sebelum dia datang ke Wilderness, dia benar-benar tidak tahu apa-apa tentang penderitaan dunia. Dia tidak bisa menahan diri untuk berkata dengan sabar, “Jika Anda berkultivasi di Danau Ink, tentu saja Anda tidak perlu memikirkan hal-hal ini. Sama seperti saya, jika saya bersembunyi di Akademi untuk belajar pada saat ini, semua yang perlu saya lakukan setiap hari adalah bermain catur, memukul besi, dan mendengarkan lagu. Hidup yang benar-benar bahagia. Namun di luar gedung kecil itu, dunia penuh dengan angin, salju, hujan, dan pedang yang berbahaya. Karena Anda telah menginjakkan kaki di dalamnya, Anda harus memahami bagaimana kata ‘jahat’ ditulis. ”

Mo Shanshan mendengarkan kata-katanya yang tulus, mengangguk untuk menunjukkan bahwa dia memahaminya. Pada saat yang sama, dia dengan penuh syukur meliriknya. Tapi sayangnya, tatapannya masih sangat santai, yang tidak membuat Ning Que merasakan terima kasihnya dengan jelas.

“Kakak Senior Tiga Belas, jika kekuatan lawan jauh melebihi kekuatanmu, bagaimana kamu mengalahkannya?”

“Tuan Bukit …”

“Kakak Senior Tiga Belas, kamu bisa langsung memanggil namaku.”

“Jika yang lain tahu itu, mereka pasti akan merasa bahwa aku tidak hormat.”

“Tolong panggil aku, Suster Shanshan.”

“Sister Shanshan, pertanyaan yang baru saja Anda tanyakan … pada dasarnya tidak memiliki solusi. Jika ada yang bisa menjawab pertanyaan ini dengan sempurna, maka dia adalah orang yang paling kuat di dunia ini. Karena dia memiliki lebih banyak cara untuk mengalahkan orang itu lebih kuat daripada dirinya sendiri. ”

Mo Shanshan sedikit mengernyitkan alisnya dan dengan serius bertanya setelah lama hening, “Kakak senior, kata-katamu … ironis?”

Ning Que menatapnya dan menemukan fakta tidak nyaman dari tepi danau biru tua ini bahwa, selain Sangsang, ada seseorang yang akhirnya bisa mengalahkannya berkali-kali di dunia.

“Kakak, kamu bisa berpikir itu ironis. Tapi tolong jangan berpikir terlalu banyak. Saya sering menggunakan ironi dalam pidato saya untuk memperdalam kesan pendengar. Karena ini adalah masalah yang sangat penting. ”

Mo Shanshan mengangguk dan terus bertanya, “Lalu bagaimana kita bisa mengalahkan musuh yang lebih kuat dari kita?”

Ning Que dengan serius menjawab, “Ketika kita menghadapi musuh yang jauh lebih kuat dari diri kita sendiri, saya bersikeras bahwa kita hanya punya satu pilihan.”

Mo Shanshan sedikit mengangkat wajah kecilnya dan bertanya dengan pandangan yang diharapkan, “Pilihan apa?”

Ning Que berkata, “Escape.”

“…”

“Tidak perlu terdiam. Lolos juga semacam pertempuran. Karena ketika menghadapi lawan yang jauh lebih kuat dari dirimu sendiri, kamu mungkin tidak bisa melarikan diri walaupun kamu mau. Jika Anda mau, saya bisa mulai mengajar Anda dari pelarian. ”

“Kakak senior, memang sangat baik untuk mempertimbangkan kegagalan sebelum berbicara tentang kesuksesan. Tapi saya masih ingin belajar bagaimana menang pertama. ”

Mo Shanshan duduk di ambang jendela kecil dengan tangannya memegang kuas tinta, dan siap merekam dengan hati-hati.

Ketika Ning Que melihat gambar ini, dia tidak bisa menahan perasaan sedikit bangga, mengingat bahwa, seperti dia, dia telah dengan hati-hati mencatat setiap kata Mr. Lu di atas kertas dengan kuas tinta di kereta kuda yang kembali dari Wilderness di hutan. musim semi tahun lalu. Dia memiliki banyak perasaan rumit dan berkata dengan hati-hati setelah menenangkan,

“Pikiranmu juga benar, tidak ada banyak orang di dunia ini yang kondisi kultivasinya dapat melampaui milikmu. Saya percaya sebagian besar waktu lawan yang Anda hadapi adalah seperti Geng Kuda kemarin, jauh lebih lemah dari Anda. ”

Dia berkata dengan serius, “Di hadapan lawan yang lebih lemah dari diri kita sendiri, kita seharusnya tidak bersimpati dan berbelas kasih, atau bangga dan sombong. Kita harus memperlakukan lawan sebagai musuh paling kuat, bukan lemah.

“Tapi kamu harus ingat bahwa dalam sikap perang, kamu tidak bisa membenci lawanmu tetapi harus memilih metode pertempuran yang tepat. Ketika Anda kuat dan musuh Anda lemah, Anda harus sekuat harimau untuk memburunya dengan kekuatan penuh Anda. Menggunakan kekuatan penuh Anda seperti harimau tidak benar-benar menggunakan semua kekuatan di telapak tangan Anda untuk membunuh kelinci yang lemah, tetapi untuk fokus pada pikiran Anda sehingga Anda tidak memberi kelinci yang lemah kesempatan untuk melarikan diri. Perburuan kelinci secara langsung dapat membantu Anda menghindari kejaran sampai kelelahan dan keterikatan sehingga Anda dapat menghemat kekuatan. Jika seekor harimau pemburu muncul, ratusan kelinci tidak berani bergerak. ”

Mo Shanshan mencatat kata-kata itu dan menatapnya untuk bertanya, “Bagaimana jika dua harimau bertemu?”

Ning Que berkata, “Kamu bisa berpura-pura terluka dan memohon belas kasihan dengan mengatakan bahwa kamu telah diam-diam mencintainya selama 10.000 tahun, mencoba yang terbaik untuk melemahkan pikirannya. Anda dapat memukul ibunya, membunuh keluarganya, menampar wajah anak-anaknya, dan mencoba segala cara untuk membuat marah oposisi. Jika Anda memakai sepatu, pergilah ke tanah yang berduri. Jika Anda mengenakan pakaian tebal, pilih tempat yang sangat dingin. Cobalah segala yang mungkin untuk menciptakan latar belakang yang cocok untuk pertempuran Anda. Jika ia memiliki kekuatan besar dan Anda memiliki cakar yang tajam, Anda bisa bertarung sambil berlari untuk memotong kulitnya dan membuatnya terus berdarah. Jika ia memiliki cakar yang tajam dan Anda memiliki kekuatan yang besar, Anda dapat dengan tenang menunggu dan membiarkannya sedikit melukai Anda. Maka Anda memilih peluang sempurna untuk membunuhnya. Secara keseluruhan, cobalah yang terbaik untuk menyembunyikan kekurangan Anda dan raih kesempatan bertarung terbaik. ”

Mo Shanshan mendengarkan komentar tanpa henti tentang berbagai situasi. Dia menjadi semakin linglung di matanya dan tanpa sadar dia bergumam, “Kedengarannya sangat rumit. Di mana saya dapat menemukan begitu banyak metode? ”

“Jika tidak ada yang berhasil, kamu hanya perlu mengingat yang terakhir.”

Ning Que menatapnya dan dengan serius berkata, “Ketika dua harimau bertemu, yang berani menang.”

Mo Shanshan serius menatapnya dengan mata terbuka. Setelah keheningan yang lama, dia benar-benar mengerti arti kata-katanya. Lalu dia dengan lembut berkata dengan meratap, “Kakak senior, kau tahu banyak hal.”

Ning Que merasa bahwa pandangannya sepertinya selalu terfokus di tempat lain. Setelah mendengarkan pujian ini, dia tidak bisa menahan perasaan agak aneh. Dia berkata, “Saudari, Anda memiliki banyak pengagum di dunia. Jika Anda sering memuji saya, saya akan merasa sedikit kewalahan. ”

Mo Shanshan mengerutkan alisnya yang bertinta dan bertanya dengan bingung, “Kakak senior, bagaimana kamu tahu begitu banyak hal?”

Ning Que menyesuaikan posisi duduknya dan berkata sambil tersenyum, “Para guru Akademi telah mengajari kami sebuah kalimat: Pengetahuan asli berasal dari latihan. Saudari, jika Anda telah berjuang sejak kecil seperti saya, Anda tentu akan mengerti banyak hal. ”

Mo Shanshan tampak semakin bingung di wajahnya. “Saudaraku sudah banyak bertengkar … Apakah kamu sangat nakal di masa kecilmu?”

Ning Que merasakan tubuhnya sedikit kaku dan merasa sangat sulit untuk berbicara dengan teratai hitam Taman Tinta Hitam ini.

Mo Shanshan bertanya, “Kakak Senior?”

Ning Que dengan lelah melambaikan tangannya dan berkata, “Kakak, aku juga punya pertanyaan untuk ditanyakan padamu.”

Mo Shanshan bertanya, “Pertanyaan apa?”

Ning Que menatap matanya dan bertanya, “Mengapa kamu tidak pernah menatap lurus ke mataku?”

Mo Shanshan menatapnya dan bertanya dengan bingung, “Kapan?”

Ning Que merasa bahwa dia sedang melihat Wilderness di luar jendela dan mendesah, “Kapan saja, di mana saja. Misalnya, sekarang. ”

Mo Shanshan tiba-tiba memikirkan satu hal dan ekspresinya menjadi sedikit kaku. Setelah hening sejenak, dia dengan tenang menjelaskan. “Saya menyukai kaligrafi sejak kecil dan telah menyalin terlalu banyak bagian. Jadi mataku tidak terlalu bagus. ”

Ning Que sedikit membuka bibirnya dan tidak tahu harus berkata apa. Kemudian dia menyadari bahwa Addict Kaligrafi yang terkenal itu sebenarnya berpandangan pendek. Selain itu, dari penglihatannya, apakah dia masih memiliki astigmatisme?

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–