Nightfall Chapter 225

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Babak 225: Masuk ke Istana

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Karena Ning Que telah menarik busur dan anak panahnya untuk membantu mereka di tepi danau biru gelap dan telah berburu bersama dalam perjalanan ke Wilderness, Ning Que dan murid-murid Kerajaan Taman Tinta Hitam Great River sudah sangat akrab satu sama lain. Setelah bertarung berdarah berdampingan di bawah padang rumput, mereka semakin akrab.

Selama beberapa hari berikutnya, Ning Que berada di kereta kuda untuk pemulihan. Pada saat yang sama, ia mereformasi konsepsi perempuan Talisman Master tentang dunia, kehidupan, dan pertempuran. Jadi dia jarang keluar, dan bahkan beristirahat dan makan di dalam kereta kuda.

Di mata para murid Taman Tinta Hitam itu, itu tampak sedikit aneh. Mereka tahu dengan jelas bahwa Hill Master tampaknya tidak peduli di alam tetapi, pada kenyataannya, ringan dan sedang. Tapi dia belum pernah sedekat ini dengan seorang pria muda. Zhuo Zhihua juga berpikir bahwa ini tidak tepat, tetapi hanya merasa bahwa Ning Que telah menderita cedera serius. Jadi Zhuo Zhihua terlalu malu untuk membiarkannya keluar.

Sebenarnya, Ning Que telah pulih dengan cepat dan tidak lagi mengalami hemoptisis pada malam kedua. Perasaan persepsinya yang telah mengalami kekacauan besar telah berangsur-angsur mereda, dan episode-episode pusingnya yang sesekali tidak pernah muncul lagi.

Murid Taman Tinta Hitam seperti Zhuo Zhihua tidak terlalu jelas tentang kondisi fisiknya. Tapi Mo Shanshan telah menyaksikan seluruh proses pemulihannya dan tidak bisa menahan perasaan agak bingung.

Pada malam itu ketika Ning Que menggambar busurnya untuk membunuh beberapa pria Gang Horse, Mo Shanshan merasakan fluktuasi Psyche Power di sampingnya dan menduga bahwa Ning Que harus menjadi seorang pembudidaya. Untuk ini, dia tidak terlalu terkejut, karena tempat yang indah seperti Akademi harus memilih siswa yang tidak biasa untuk pergi sendirian ke Wilderness untuk melakukan tugas.

Namun, pemimpin Gang Kuda itu adalah Psyche Master yang telah memasuki Negara Bagian Seethrough atas. Jika dia tidak belajar Setengah Jimat Ilahi di Gunung Mogan musim semi lalu, dia tidak akan memiliki cara untuk menyakiti pemimpin. Jika Psyche Master yang kuat telah menggunakan kekuatan penuh mereka untuk menyerang Ning Que, umumnya Ning Que sangat mungkin menjadi orang idiot karena perasaan persepsi yang sangat rusak, jika ia bahkan mampu bertahan. Bagaimana dia bisa begitu banyak bicara dan terpesona sekarang? Mungkinkah Psyche Power-nya bahkan lebih kuat dari miliknya?

Kaligrafi Addict tidak pandai berbicara dengan orang-orang, terutama tidak mau mengorek privasi orang lain. Jadi, bahkan jika dia memiliki keraguan tentang Ning Que satu demi satu, dia tidak bertanya kepadanya tetapi diam-diam duduk di dekat jendela kereta. Dia menggunakan karakter kecil yang elegan untuk mencatat bimbingannya dan dengan hati-hati memilih apa yang bisa dia pelajari untuk dipelajari dengan hati.

Ning Que sangat memuji dia ketika melihat karakternya, karena kaligrafi Mo Shanshan memang sangat baik. Ketika kuas tinta jatuh di atas kertas, karakternya bulat dan tidak berlebihan, tetapi lembut dan kuat. Kekuatan gaya tulisannya berkedip tetapi jelas, sangat cocok, segar, dan memuaskan.

Pada saat ini, dia menyadari alasan mengapa murid-murid perempuan Taman Tinta Hitam tertawa sangat bahagia ketika, di kamp beberapa hari yang lalu, dia memuji bahwa Guru Jimat wanita menulis dengan gaya yang mirip dengan-nya — Kaligrafi Kecanduan kecanduan kaligrafi. Kaligrafi di sini adalah kaligrafi tulisan dan bagian yang elegan dan bukan buku umum untuk dibaca dan diedarkan. Di mata murid-murid Taman Tinta Hitam, dia, sebagai orang biasa, berani mengatakan bahwa Talisman Master menulis dengan gaya yang mirip dengan miliknya, yang memang merupakan hal yang konyol.

Para murid Taman Tinta Hitam naik kereta kuda dan menunggang kuda, mengalihkan dari timur laut ke barat laut dengan melintasi es. Dalam perjalanan langsung ke istana, mereka jarang melihat orang-orang tetapi lebih sering melihat domba berbulu dingin dan tanah terpencil. Jalan masih sulit bagi mereka untuk berjalan.

Gerbong itu terus berfluktuasi. Ning Que melihat tangannya tanpa memegang sikat di samping jendela dan tulisan tangannya yang rapi di atas kertas. Dia tidak bisa membantu melahirkan ratapan. Karena reputasinya sendiri sebagai seorang genius Talisman Taoisme telah menjadi tidak nyata di hadapan gadis ini, bisakah gelarnya seorang master kaligrafi juga dicuri olehnya?

Dia meletakkan kapas ke bagian belakang gerbong dan berbaring dengan nyaman, dengan wajahnya sangat dekat dengan ujung rok putihnya yang tergantung di lantai. Kemudian dia mengulurkan tangannya untuk mengambil salah satu lembar kertas di atas meja kecil dan tidak bisa menahan kaget ketika dia melihat ke bawah.

Ada kata-kata yang sangat akrab di selembar kertas itu.

“Sangsang, aku, tuan mudamu, mabuk hari ini dan tidak akan …”

Ketika Ning Que sedang menonton Guru Jimat wanita muda diam-diam menulis di samping jendela, dia ingat Kakak Ketiga di jendela timur perpustakaan lama dan mulai merindukan Akademi di selatan Chang’an, hari-hari di Back Mountain, dan mereka Saudara dan saudari yang terkasih. Pada saat ini, ketika dia tiba-tiba melihat salinan Kaligrafi Sup Ayam miliknya di Wilderness yang jauh, dia mulai merindukan lorong Kota Timur Chang’an, hari-hari di Toko Pena Kuas Tua, dan gadis hitam kurus itu.

Dari sudut matanya, Mo Shanshan memperhatikan bahwa dia telah mengubah ekspresi wajahnya. Jadi dia berbalik dengan tangan diletakkan di lantai dan menemukan bahwa dia sedang melihat Kaligrafi Sup Ayam mahal miliknya. Dia tidak bisa menahan perasaan kaget dan bertanya, “Kakak Senior Tiga Belas, apakah Anda juga mengerti kaligrafi?”

Harus dikatakan bahwa gadis ini Addict Kaligrafi benar-benar tidak pandai berkomunikasi dengan orang lain. Jika orang lain bertanya, mereka mungkin akan berkata: “Saudara Senior, Anda juga suka kaligrafi?” Tapi dia terlalu mudah dan benar-benar mengabaikan perasaan pendengar.

Ning Que telah lama terbiasa dengan kata-kata mengejutkannya muncul seperti mahkota kuno Saudara Kedua dari waktu ke waktu. Dia hanya tidak keberatan dan mengangkat bahu untuk menjawab. “Sedikit.”

Mo Shanshan bertanya kepadanya apakah dia tahu Taoisme Jimat dan jawabannya adalah: “Sedikit”. Pada saat ini, ketika mereka berbicara tentang kaligrafi, jawabannya tetap: “Sedikit”. Di depan orang lain, dia mungkin akan memiliki kepercayaan diri untuk mengatakan bahwa dia adalah seorang jenius Tao Talisman dan master kaligrafi. Tetapi di hadapan Pecandu Kaligrafi yang terkenal itu, dia merasa bahwa lebih mudah untuk tidak kehilangan muka jika dia tidak menonjolkan diri.

Mo Shanshan menatapnya dan tiba-tiba bertanya, “Apa pendapatmu tentang bagian ini?”

Ekspresi wajahnya sangat fokus, seolah-olah dia sangat menghargai jawaban Ning Que.

Ning Que tidak berharap bahwa dia akan meminta pendapatnya. Dia berkata, “Maksudmu Kaligrafi Sup Ayam?”

Mo Shanshan menatapnya dan dengan serius berkata, “Kakak senior, kamu adalah siswa Akademi di Chang’an. Tentu saja, Anda pasti pernah mendengar tentang Kaligrafi Sup Ayam. Saya mendengar ini adalah mahakarya yang dibuat oleh seseorang di Akademi. Jadi saya ingin mendengar pendapat Anda. ”

Ada kalimat lama yang mengatakan: Mengenal diri sendiri selalu yang paling sulit. Tetapi tidak ada yang tahu itu juga sulit untuk mengomentari diri sendiri, terutama ketika pendengar tidak mengetahuinya dan orang ingin memuji dirinya sendiri.

Meskipun Ning Que tidak memiliki niat jahat untuk menyembunyikan identitas aslinya di depan murid Black Ink Garden, itu pasti akan memalukan untuk diekspos, karena hubungan antara kedua pihak telah menjadi begitu intim. Karena itu, ia harus menyimpan informasi untuk saat ini sebelum kesempatan yang tepat muncul. Karena itu, pada titik ini, lebih memalukan baginya untuk menghadapi situasi ini.

Dan dia tidak tahu apa yang dipikirkan Guru Jimat wanita tentang Kaligrafi Sup Ayam dan penulisnya. Tidak masalah jika dia menyukai atau mengaguminya. Apakah tidak terlalu merepotkan jika dia membenci kaligrafinya? Kemungkinan ini tidak kecil. Meskipun dikatakan bahwa tidak ada master kaligrafi yang dapat menempati peringkat pertama, selalu ada bentrokan penyair dan penulis kaligrafi yang terjadi selama pertemuan mereka di Kota Chang’an. Jadi seseorang yang pandai kaligrafi, seperti Mo Shanshan, akan selalu membenci penulis kaligrafi lainnya.

Orang-orang yang saling membenci saling membenci, begitu pula para penulis kaligrafi.

“Penulis sekte ini sepenuhnya menunjukkan kekuatan gaya menulisnya dan tidak tahu untuk menyembunyikannya. Dengan bentuk karakter yang tersebar tetapi tanpa roh, itu tampak asli. Faktanya, penulis hanya menggunakan beberapa cara jahat dan gaya penulisan. Itu tidak memiliki gaya elegan yang jujur, jadi itu tidak berharga. ”

Dia tidak ragu untuk dengan tenang merendahkan Kaligrafi Sup Ayam dan menyembunyikan semua kecanggungan dan kepahitan di tubuhnya. Dia tidak berani mengungkapkan perasaan sejatinya sedikit pun. Ini mungkin harga yang harus dia bayar.

Mo Shanshan diam-diam menatapnya dan tampaknya ingin membedakan jika apa yang dia katakan adalah kata-kata yang benar atau yang menghina secara sewenang-wenang. Setelah periode waktu yang lama, dia sekali lagi dengan hati-hati bertanya, “Apa pendapat kakak senior tentang sekte mekar bunga?”

Ning Que menatapnya dan, dengan sedikit terkejut, berkata, “Kakak, Anda bahkan membaca Sekte Bunga Mekar?”

Mo Shanshan menggelengkan kepalanya dan berkata, “Aku mengumpulkan beberapa salinan penulis kaligrafi itu di Akademi. Tapi Bunga Mekar Sekte tersembunyi jauh di dalam pengadilan. Bahkan salinannya juga dikumpulkan di rumah-rumah kerajaan di Kota Chang’an. Jadi saya hanya mendengar namanya tetapi tidak melihatnya. ”

Ning Que merasa sedikit santai dan berkata sambil tersenyum, “Saya belum pernah melihatnya, jadi saya tidak bisa berkomentar.”

Mo Shanshan sedikit menurunkan penglihatannya pada salinan Kaligrafi Sup Ayam di tangannya. Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan. Dia hanya dengan lembut menghela nafas dan berbalik, melanjutkan untuk menulis Small Regular Script-nya yang bergaya Hairpin.

Dalam pertempuran di bawah padang rumput pada hari itu, dia melihat gambar di atas tembok api, tetapi gagal melihat api yang sekilas di depan wajah pemimpin Geng Kuda. Jika dia tahu bahwa Ning Que di sampingnya juga seorang master Taoisme Jimat, mungkin idenya akan sangat berbeda dan memiliki kinerja yang sama sekali berbeda saat ini.

…

…

Jauh ke Wilderness, mereka pergi dari timur laut ke barat laut. Segera mereka bisa melihat sentuhan naungan gunung redup di langit yang jauh.

Gunung Min adalah gunung termegah dan terpanjang di dunia, membentang ke selatan dari kedalaman Hutan Belantara hingga ke Kabupaten Hebei selatan Kekaisaran Tang, tempat yang dekat dengan Kota Chang’an. Tidak ada yang tahu tahu berapa kilometer itu telah diperpanjang, seolah-olah itu adalah pedang berharga yang ditinggalkan oleh Haotian di tanah utara.

Gunung Min terputus di tengah Wilderness. Itu membentuk ngarai alami, di mana sisi baratnya terletak di sebuah kota yang dijaga ketat oleh tentara elit Jalan Utara Kekaisaran Tang. Dan karena gangguan ini, Gunung Min juga dibagi menjadi dua, Gunung Utara dan Gunung Selatan.

Gunung Min yang luas tempat Ning Que tinggal adalah bagian selatannya. Dan bagian utara terletak jauh di Wilderness, yang disebut Gunung Zhashi oleh orang barbar, yaitu Gunung Tianqi. Itu berarti jika seseorang berjalan keluar dari gunung ini, dia akan ditinggalkan oleh Haotian.

Ada padang rumput subur di timur Gunung Tianqi. Tenda-Kiri Suku Chanyu telah hidup di padang rumput itu selama beberapa generasi, dan istana itu juga ada di sana.

Ning Que memandang bayangan gunung di kubah langit yang jauh melalui jendela dan secara alami memikirkan Gunung Min di selatan, benteng militer Jalan Utara di atas gunung itu, dan orang-orang tua di Kota Wei. Dia telah meninggalkan Batalyon Air Biru untuk berada di tim makanan dan Hutan Belantara selama beberapa hari. Tetapi gunung itu masih ada di sana, seolah-olah tidak mengubah penampilan sama sekali.

Tampaknya sudah dekat tetapi sebenarnya jauh, belum lagi gunung yang sangat curam. Istana ada di dekatnya, tetapi masih perlu waktu untuk tiba di sana. Saat jarak semakin dekat, Ning Que menjadi lebih dan lebih banyak diam. Dia menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersembunyi di gerbong kuda dan menolak untuk turun. Bahkan Gadis Kucing memanggilnya untuk melihat derek di lahan basah, tetapi dia tidak bergerak sedikit pun.

Karena dia perlu waktu untuk memikirkan dua masalah yang sangat penting.

Geng Kuda yang telah menyerang mereka di padang rumput pasti telah melacak mereka selama berhari-hari. Kemudian, telah ditentukan bahwa tujuan Gang Kuda adalah Ning Que sendiri. Itu menunjukkan bahwa kekuatan di belakang Geng Kuda telah mengetahui bahwa Ning Que telah meninggalkan Batalyon Air Biru untuk memasuki tim makanan.

Bawahan siapakah Gang Geng atau kelompok Geng Kuda? Siapa yang ingin membunuhnya? Siapa pemimpin Geng Kuda? Seorang Psyche Master di Seethrough State tentu saja tidak bisa sekadar menjadi pemimpin Geng Kuda. Dalam pertempuran, Ning Que telah merasakan semacam aura militer, yang membuatnya merasa sangat berhati.

Lengan kanan pemimpin Geng Kuda dipotong oleh Ning Que. Jika pemimpin itu tidak mati di Hutan Belantara setelah diselamatkan oleh bawahannya, dia pasti akan membutuhkan tempat untuk penyembuhan. Tempat berkumpul Geng Kuda biasa tidak bisa menyembuhkan cedera berat. Pemimpin itu membutuhkan seorang dokter, obat-obatan, dan efisiensi waktu. Tetapi tempat yang dekat dengan padang rumput dan bisa membantu menyembuhkan patah lengan kebetulan adalah Istana Tenda-Kiri.

Hijauan telah hancur. Ning Que tidak keberatan dengan Mo Shanshan bersikeras membawa murid Taman Tinta Hitam ke istana. Selain persahabatan yang terbentuk dalam pertempuran, alasan lain adalah poin ini.

Meskipun orang di belakang Geng Kuda adalah istana Chanyu atau orang lain, Ning Que dengan kuat percaya bahwa selama pencuri Geng Kuda masih hidup, maka pada saat ini setidaknya ada peluang 90% bagi pemimpin untuk bersembunyi di istana.

Ning Que ingin menemukan pemimpin untuk menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya dan kemudian membunuhnya.

Selain itu, dia masih merenungkan apa yang telah dia lakukan sejak dia meninggalkan Akademi dan datang ke Wilderness.

Sejak usia dini, ia telah menganalisis dan merangkum setiap pertempuran hidup dan mati yang sulit sesudahnya. Hanya karena itu, ia bisa bertahan dengan Sangsang.

Introspeksi entah bagaimana menjadi semacam naluri baginya. Namun, introspeksi dirinya dalam kereta kuda kali ini jauh lebih dalam daripada setiap refleksi dalam beberapa tahun terakhir, dan bahkan kembali ke semua perilakunya setelah ia meninggalkan Kota Wei dan memasuki Chang’an.

Setelah lama berpikir sunyi, dia mengkonfirmasi bahwa setelah meninggalkan Kota Wei, terutama setelah memasuki Akademi, banyak perilaku atau pilihannya bukanlah yang paling tepat, karena dia terjebak dalam semacam kesalahpahaman.

Ketika berada di Kota Wei, ia terbiasa bertempur sendirian, menyelidiki informasi musuh untuk jenderal dan mengejar Geng Kuda dengan rekan-rekannya. Jadi, kali ini dia mengajak para siswa Akademi untuk berlatih di Wilderness. Dengan dua tugas penting yang disampaikan oleh Yang Mulia dan Tuan Bangsa, dia masih terbiasa melakukannya, menyamar untuk masuk ke tim makanan karena keinginannya untuk bertindak diam-diam.

Namun, dia telah lupa bahwa dia sendiri bukan lagi seorang prajurit kecil di Kota Wei, seorang pengintai atau seorang penebang kayu di Danau Shubi, tetapi seorang murid inti dari Kepala Sekolah Akademi, seorang siswa Akademi Back Mountain , pengintai rahasia emas Yang Mulia, dan profesor tamu di Sekolah Selatan Taoisme Haotian dan Administrasi Pusat Kekaisaran.

Bertindak diam-diam berarti bahwa identitas dan latar belakangnya yang tak terhitung banyaknya yang membuat orang iri dan memiliki kekaguman semuanya tidak memiliki arti penting. Ketika komandan pasukan kavaleri dari Divine Hall tahu Mo Shanshan adalah seorang Pecinta Kaligrafi, dia tidak berani melakukan atau mengatakan sesuatu yang liar. Jika Ning Que menunjukkan identitasnya sebagai murid Gunung Belakang Akademi, bagaimana Geng Kuda itu berani berkumpul untuk menyerang?

Ada juga poin yang sangat penting — Sebelum meninggalkan Akademi, Kakak Kedua di Back Mountain secara khusus mengingatkannya bahwa orang-orang Akademi hanya bisa menggertak orang lain alih-alih diintimidasi ketika keluar dari Akademi. Betapa arogan kata-kata itu. Dan sekarang dia tidak menunjukkan identitasnya sebagai murid Akademi Back Mountain, siapa yang akan tahu ini adalah orang Akademi yang arogan bahkan jika dia benar-benar berperilaku sombong?

Ning Que menggunakan tangannya untuk memegang rahangnya, bersandar ke jendela kereta kuda. Dia menyaksikan pegunungan yang jauh dan tenda-tenda yang terlihat samar. Kemudian dia tidak dapat menahan diri untuk berpikir dengan sedih bahwa bahkan jika seorang bocah miskin di pedesaan memperoleh banyak uang setelah pergi ke kota, bocah ini hanya akan secara diam-diam membeli beberapa rumah dan makan beberapa mangkuk mie suwir yang pedas dan pedas. Dia sudah menjadi orang biasa terlalu lama. Jadi masih ada waktu baginya untuk membiasakan diri dengan orang lain.

…

…

Musim dingin telah tiba dan ada tanah beku di mana-mana. Mungkin karena panas terestrial di antara gunung-gunung, ada rumput hijau yang tersebar di padang rumput di bawah Gunung Tianqi. Tenda-tenda itu mekar penuh di antara padang rumput seperti awan putih.

Dua kereta kuda dan beberapa kuda yang lelah membawa murid-murid Taman Tinta Hitam Kerajaan Sungai Besar ke pinggiran padang rumput. Tanpa tim makanan di belakang mereka dan tidak ada penjaga kavaleri untuk melindungi mereka, mereka tampak agak suram.

Pembicaraan damai telah dimulai secara resmi antara Istana Kiri-Tenda para barbar padang rumput dan Tentara Koalisi Tengah. Semua pasukan mengambil kavaleri mereka untuk berkumpul di sini. Dari kejauhan, orang bisa mendengar suara-suara ramai yang riuh itu dan tidak tahu berapa banyak orang yang minum atau berbicara di sana.

Sekelompok kavaleri istana menyambut para murid Taman Tinta Hitam ke kamp. Sudah jelas bahwa kata serangan padang rumput dan bahwa Half Divine Talisman telah menyebar, dan mereka tahu Kaligrafi Addict ada di kereta kuda. Jadi kinerja kavaleri dapat dihitung sebagai rasa hormat.

Sebaliknya, duta besar Central Plains dan penjaga di kamp tampak agak acuh tak acuh terhadap murid Black Ink Garden. Mereka tidak mengerti karena hijauan dihancurkan, mengapa orang-orang ini tidak kembali ke Kerajaan Yan Utara, tetapi ke istana. Apakah siswa Black Ink Garden ini tidak tahu bahwa Divine Hall dan beberapa petinggi di pasukan koalisi sangat tidak puas dengan kinerja mereka?

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–