Nightfall Chapter 229

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 229: The Wilderness at Night

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Ning Que tidak bisa diganggu dengan kesibukan di Wilderness. Sebagai gantinya, ia membawa Kucing Perempuan bersamanya kembali ke kemah. Dia mengangkat tirai dan memasuki tenda. Dia melihat koper yang tertumpuk di sudut sebelum berbalik untuk melihat Mo Shanshan yang sedang menulis kaligrafi dengan serius. Dia bertanya, “Bukankah aku mengikat kuda hitam di luar kamp? Bagaimana itu bisa lolos? ”

Mo Shanshan meletakkan kuasnya di atas batu tinta dan menatapnya tanpa ekspresi, “Kamu mengikatnya sejak dia kembali saat fajar. Aku ditinggalkan sendirian di tenda setelah kalian semua pergi. Itu terus merengek dan menendang dan tampak seolah-olah dia ingin pergi bermain. Jadi saya melepaskan talinya dan bersenang-senang. ”

Ning Que menatapnya dan tidak tahu harus berkata apa. Dia menggaruk kepalanya dan berkata, “Kamu membiarkannya keluar karena dia ingin pergi bermain. Mengapa ini terdengar salah? Itu adalah kuda dan bukan manusia. ”

“Kuda Hitam Besar agak cerdas. Saya bisa mengerti apa yang ingin diungkapkannya. ” Mo Shanshan tidak ingin menjelaskan lagi dan berbalik dan mengambil kuasnya dari batu tinta dan bersiap untuk menulis lagi.

Gadis Kucing berlari ke sisinya dengan gembira dan berkata, “Kakak Senior, kamu benar. Kuda Hitam Besar tidak hanya pintar, tetapi juga luar biasa. Tahukah Anda, ada banyak orang di luar sana yang mencoba menangkapnya sekarang? ”

Mo Shanshan mengangkat alis dan bertanya, “Apa yang terjadi?”

Gadis Kucing menggambarkan bagaimana Kuda Hitam Besar tiba-tiba muncul dan memenangkan pacuan kuda. Dia kemudian berkata, “Adapun apa yang terjadi setelah itu, Kakak Senior menutup mata saya, jadi saya tidak melihat.”

Mo Shanshan memandang Ning Que.

Ning Que berpikir dalam hati, bagaimana dia bisa menggambarkan hal yang terjadi?

Dia mengangkat tangannya ke mulut dan batuk. Dia pura-pura tidak melihat tatapan Mo Shanshan padanya dan berjalan keluar dari tenda. Dia berdiri di tanah beku Wilderness dan melihat bendera Tang melambai tidak jauh di barat serta kamp yang dijaga ketat. Dia mulai memikirkan hal-hal lain. Bagaimana seharusnya dia mulai mencari kepala Gang Kuda?

…

…

Sebagai wakil Tang dalam diskusi itu, Jenderal Shu Cheng membawa serta beberapa bawahan tepercaya dari Chang’an. Ada tiga ratus prajurit elit dari timur laut yang bertanggung jawab atas keamanan. Bendera mereka melambai di udara. Sesekali terdengar suara dengungan kuda. Kamp Tang teratur dan terstruktur.

Di tengah-tengah kamp Tang ada tenda. Jenderal Shu Cheng melepas helmnya dan menyentuh rambut putihnya. Dia duduk di belakang mejanya dan memberi isyarat kepada bawahannya untuk membawa makanan. Dia telah banyak minum di tenda Istana tetapi tidak makan kenyang.

Jenderal Shu Cheng makan tanpa berkata apa-apa.

Bawahan yang setia di sampingnya memperhatikan ekspresinya yang berpikir dan berpikir bahwa dia kesal karena gosip di balik pacuan kuda. Dia menyarankan dengan suara lembut setelah berpikir sejenak, “Jenderal, kavaleri kita bagus dalam perang, tetapi tidak luar biasa di kompetisi kecepatan trival. Karena kita sudah kalah, kita tidak bisa menghentikan Bibi dari gosipnya. ”

“Apa yang wanita tua itu tahu?”

Jenderal Shu berkata dengan sinis. Sebagai jendral Tang, ia harus memperhatikan kata-katanya terhadap Quni Madi, saudara perempuan penguasa Kerajaan Yuelun. Namun, dalam privasi tendanya sendiri, dia tidak punya alasan untuk berbaik hati kepada Bibi.

Bawahan melihat bahwa Jenderal tidak kecewa dengan gosip dan berpikir tentang insiden lain. Dia melihat para penjaga yang berpatroli di luar tenda dan bertanya dengan suara rendah, “Genearl, apakah kamu khawatir tentang Kota Tuyang?”

Pengadilan kekaisaran telah mengkonfirmasi untuk membantu Utara Kerajaan Yan di musim panas. Jenderal Xia Hou dari kamp timur akan bertanggung jawab atas itu. Tetapi siapa yang mengira bahwa Yang Mulia akan memerintahkan kementerian militer untuk ikut campur dalam pembicaraan antara orang barbar di padang rumput dan Dataran Tengah. Jenderal Shu Cheng telah tiba di Istana. Meskipun benar bahwa dia datang di bawah perintah dekrit kekaisaran, dia juga memuji prajurit-prajurit perbatasan. Ketika dia telah melewati Kota Tuyang, Jenderal Xia Hou minta diri mengatakan bahwa dia sedang berpatroli di perbatasan dan bahkan tidak pernah bertemu dengannya sekali pun.

“Aku juga tidak akan senang jika menjadi Jenderal Xia Hou.”

Jenderal Shu Cheng tersenyum sedikit dan meletakkan sumpitnya. Dia mengambil handuk yang diserahkannya dan menyeka wajahnya. Dia berkata, “Tidak perlu menebak. Saya memang sedang memikirkan sesuatu. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan dua hal yang Anda tebak sebelumnya. ”

Bawahan itu mengerutkan alisnya. Dia berpikir sendiri, bahwa kesepakatan antara kedua belah pihak sudah dibuat. Acara berikutnya adalah diskusi dengan pasukan Central Plains tentang usaha di utara tahun depan serta membahas rincian mengenai bantuan yang mereka akan berikan kepada Istana Tenda-Kiri. Ini semua praktis diselesaikan. Jika sang jenderal tidak kesal tentang kehilangan pacuan kuda atau khawatir tentang kemarahan Kota Tuyang, apa yang dia pikirkan?

“Aku sedang memikirkan tentang Kuda Hitam Besar.” Jenderal Shu Cheng tersenyum.

Bawahan itu akhirnya mengerti. Dia berpikir sejenak sebelum berkata, “Chanyu juga sepertinya tertarik pada kuda itu. Tetapi karena Anda menyukainya, saya akan memikirkan cara untuk membiarkan pelayan Istana mengetahui minat Anda. Saya percaya bahwa Chanyu tidak akan terlalu pelit dan akan memberi Anda kudanya sebagai niat baik. ”

Jenderal Shu Cheng menatap bawahan dan menghela nafas tanpa daya. Dia memarahi, “Saya tidak tahu apa yang Anda pikirkan. Saya tidak berpikir tentang mendapatkan Kuda Hitam Besar untuk diri saya sendiri. Jika Chanyu menginginkan kuda itu, dia hanya akan menemukan dirinya dalam kesulitan. ”

Dia melihat ekspresi bingung di wajah bawahannya dan menggelengkan kepalanya. Dia memandangi langit biru di luar tenda dan berkata dengan sedikit mengernyit, “Ketika aku melihat Kuda Hitam Besar tadi, kupikir itu terlihat sangat familier. Seolah-olah saya pernah melihatnya di suatu tempat sebelumnya. ”

Jenderal Shu Cheng melemparkan handuknya ke meja dan berkata dengan menyesal, “Aku hanya ingat sebelumnya bahwa aku pernah melihat kuda itu saat ujian mengemudi musim semi lalu ketika aku mewakili Kementerian Militer yang sedang berpatroli selama ujian masuk Akademi.

Bawahannya berhenti sedikit. Dia memikirkan kuda hitam yang melaju melewati Wilderness seperti sambaran petir hitam. Apakah badai hitam datang dari kekaisaran?

“Kamu telah melihat betapa buruknya emosi Big Black Horse sebelumnya. Musim semi lalu selama ujian masuk di Akademi, setiap kandidat yang memilih kuda terlempar darinya. Bahkan putri muda Jenderal Yunhui tidak terkecuali. Saya berpatroli di atas padang rumput dan berpikir bahwa tidak ada yang bisa menaklukkan kudanya. Dan kemudian, seorang anak memasuki peternakan pejantan. ”

Jenderal Shu Cheng menyipitkan matanya saat dia memikirkan apa yang telah terjadi. “Kuda Hitam Besar menjadi jinak di depan anak itu. Saya pikir itu aneh, tetapi ketika anak itu menjadi terkenal di Chang’an, saya menyadari bahwa kuda itu memang cerdas. Dia tahu di depan semua orang, bahwa anak itu luar biasa.

Bawahan bertanya dengan rasa ingin tahu, “Siapa anak itu?”

Jenderal memandangnya dan berkata, “Ning Que.”

“Ning Que …” Bawahan menggumamkan nama untuk dirinya sendiri dan tiba-tiba, ekspresi kaget muncul di wajahnya. Dia berkata, “Apakah Anda berbicara tentang Sir Ning, yang tulisannya menyerbu kota?”

“Aku tidak suka bermain dengan kata-kata.” Jenderal Shu menghela nafas, “Aku hanya tahu bahwa Ning Que memasuki Akademi tahun lalu dan memasuki lantai Dua tahun ini. Dia sekarang adalah murid inti Kepala Sekolah. Saya juga tahu bahwa ketika dia meninggalkan Chang’an, peternakan pejantan mengirim Kuda Hitam Besar kepadanya khususnya. ”

Bawahan itu bertanya, “Lalu … Mengapa kuda itu muncul di istana?”

Dia tahu bahwa dia telah mengajukan pertanyaan bodoh saat dia menanyakannya. Karena kuda yang cerdas tidak akan jauh dari tuannya. Jika kuda ada di istana, pemiliknya juga harus ada di sini.

“Rata-rata orang tidak akan tahu bahwa Ning Que berada di peringkat tiga belas di lantai dua Akademi. Tetapi Kementerian Militer tahu bahwa ia menyebut dirinya Tuan Tiga Belas dan telah berhenti di perbatasan Utara Kerajaan Yan. Saya hanya tidak berharap bahwa dia akan datang ke Istana secara pribadi. ”

Jenderal Shu sedikit mengernyit dan berkata pada dirinya sendiri dengan suara rendah, “Jika bahkan Akademi telah menempatkan banyak kepentingan dalam diskusi ini, mungkinkah benar bahwa Manusia Desolate di utara benar-benar menyusahkan? Atau ada hal-hal rahasia lain yang terjadi? ”

Bawahan berhenti sejenak sebelum bertanya, “Jenderal, karena Ning Que ada di sini di istana, mengapa dia tidak mengungkapkan dirinya atau dia keluar ke perkemahan untuk bertemu denganmu?”

Jenderal Shu berhenti sejenak dan tersenyum, “Dia adalah murid inti dari Kepala Sekolah Akademi. Dia bertubuh seperti itu. Dia pasti punya alasan sendiri untuk tidak mengungkapkan dirinya. Kurasa aku tidak punya banyak pengaruh. Saya hanya berpikir bahwa segalanya menjadi lebih menarik. ”

…

…

Saat senja turun, api unggun menyala dan domba disembelih. Bersama aroma harum alkohol, malam tiba di Wilderness.

Orang-orang dari seluruh dunia telah berkumpul di Istana. Ada juga banyak perantau dari tanah sekitarnya yang datang untuk berpartisipasi dalam festival Ge Mumu. Di bawah lampu api dan kesturi alkohol, orang-orang berbicara dengan gembira tentang apa yang telah mereka saksikan pada siang hari. Mereka berbicara tentang prajurit mana yang paling kuat dan siapa yang menembak paling akurat. Tentu saja, kuda hitam yang meledak ke tempat kejadian sering dibesarkan juga. Banyak yang mencoba menebak siapa pemiliknya.

Pemilik Kuda Hitam Besar tidak mendengar diskusi bersemangat tinggi. Dia juga tidak menikmati alkohol atau daging. Sebagai gantinya, ia mencuri pakaian milik pengembara dari padang rumput dan menuju ke kamp Kerajaan Sungai Besar di bawah penutup malam. Dia mendekati perkemahan Tang dengan tenang sebelum berbelok ke selatan dan duduk di dataran tinggi.

Setelah periode waktu yang tidak diketahui, bayangan dari kamp Tang menuju ke arahnya. Dari kecepatan dan bahasa tubuh, orang akan berpikir bahwa orang itu sangat berhati-hati dan waspada.

“Aku tidak pernah mengerti, bagaimana kamu memutuskan bahwa orang yang mendekat adalah salah satu milikmu hanya berdasarkan gambar yang menempel pada tongkat kayu di luar kemahmu? Bagaimana jika itu ditempatkan secara acak oleh orang main-main di padang rumput? ”

Ning Que bertanya pada pria itu. Meskipun tidak ada api di padang rumput, orang bisa melihat penampilan dan kostum orang itu dari cahaya bintang. Itu adalah kavaleri Tang yang terlihat jujur.

Pria itu tidak menjawab, tetapi menatapnya dengan curiga. Dia tidak mengerti mengapa orang itu berbicara tentang hal-hal yang tidak berguna dalam situasi seperti itu.

Ning Que mengulurkan tangannya dan begitu pula prajurit lainnya. Mereka tampak seolah-olah hendak berjabat tangan, hanya untuk mendengar tamparan tiba-tiba. Dua token ID digabung menjadi satu, dipasang hingga inci terakhir.

Di bawah cahaya bintang, prajurit Tang bisa melihat garis terukir pada token ID Ning Que. Ekspresinya berubah segera ketika dia menyapanya dengan membungkuk. Dia berkata dengan penuh hormat dengan suara rendah, “Saya tidak berharap Pak datang secara pribadi.”

“Kamu tidak tahu siapa aku, bagaimana kamu tahu aku adalah seorang Sir?” Ning Que bertanya sambil tertawa.

Prajurit Tang tersenyum dan berkata, “Token ID mengatakan dengan jelas. Anda adalah profesor tamu, jadi tentu saja saya harus memanggil Anda sebagai Tuan. ”

Ning Que memandang pria itu dan bertanya dengan sedikit terkejut, “Administrasi Pusat Kekaisaran adalah yamen budidaya. Saya dapat melihat bahwa Anda tidak memiliki jejak Psyche Power. Sudahkah Anda memasuki Negara Bagian Seethrough? ”

“Aku tidak akan harus bekerja begitu keras dan datang ke Wilderness jika aku berada di negara bagian Seethrough.”

Prajurit Tang tersenyum dan menjelaskan, “Meskipun Administrasi Pusat Kekaisaran mungkin bertanggung jawab atas petani, tetapi tidak semua karyawan adalah petani. Ada banyak orang biasa seperti saya. ”

Ning Que telah meninggalkan Batalyon Air Biru dan memasuki Hutan Belantara karena berita dari Master of Nation, Li Qingshan yang kemudian menerimanya dari Administrasi Pusat Kekaisaran. Mereka akan meninggalkannya seorang informan di dekat Istana jika mereka ingin dia bekerja sama.

Dia memandang pria itu dan berkata, “Mari kita hentikan pengejaran dan bicara bisnis.”

Prajurit itu tersenyum dan menjawab, “Jika Tuan tidak ingin membicarakan apa-apa, kita tidak bisa membicarakan apa-apa. Jika dia ingin bicara bisnis, kita akan bicara bisnis. ”

Ning Que berhenti sejenak. Dia tersenyum dan berpikir bahwa pria itu memang anggota Administrasi Pusat Kekaisaran. Dia pasti telah berhubungan dengan para penggarap yang tersumbat bahwa dia tidak memiliki kekaguman yang biasa dan menghormati orang biasa yang biasanya dimiliki para penggarap. Namun, dia berbicara dengan bakat tertentu dan bertindak sedemikian rupa yang memang jarang terjadi ketika berhadapan dengan petani.

Dia bertanya langsung, “Apakah Anda tahu misi saya?”

Prajurit Tang menjawab dengan jujur, “Saya tidak tahu.”

Ning Que mengangguk dan berkata, “Itu bagus. Karena apa yang akan saya tanyakan tidak ada hubungannya dengan misi. ”

Giliran prajurit yang terkejut. Ekspresi hormat muncul di wajahnya ketika dia berpikir bahwa ini memang profesor tamu dari Administrasi Pusat Kekaisaran. Dia telah berbicara begitu santai bahkan ketika dia akan melakukan sesuatu yang begitu tak tahu malu seperti menggunakan kekuatan pengadilan kekaisaran untuk menyelesaikan hal-hal pribadinya.

Ning Que melanjutkan, “Ada berapa orang di kamp Tang?”

“Termasuk pasukan kavaleri dan gandum bersama dengan staf administrasi, sekitar lima ratus atau lebih.”

Ning Que melihat bendera terbang di kamp Tang dan mengerutkan alisnya, “Sepertinya tidak ada begitu sedikit orang hanya dengan melihat situs kamp.”

Tentara itu menjelaskan, “Seseorang mengendarai tiga kuda, jadi kita membutuhkan ruang yang lebih besar.”

“Seberapa baik Anda tahu situasi di kamp?” Ning Que hanya bertanya dengan santai. Dia berpikir bahwa pria itu hanyalah kavaleri biasa dan tidak akan mengetahui situasinya dengan baik.

Namun, dia tidak berharap bahwa pria itu ditanam oleh Administrasi Pusat Kekaisaran di kamp timur laut. Dia mengamati kemah setiap saat. Ketika dia mendengar pertanyaan Ning Que, dia tidak ragu untuk mengangguk dan berkata, “Saya tahu dasar-dasarnya.”

Ning Que menatapnya dan berpikir bahwa keberuntungannya cukup baik dan bertanya, “Apakah ada yang tidak biasa terjadi dalam lima hari terakhir? Misalnya, ada kavaleri yang terluka … atau umum? ”

Pria itu berpikir dan menggelengkan kepalanya, “Tidak.”

Ning Que berhenti sebelum bertanya, “Mengenai makanan dan obat-obatan, apakah ada sesuatu yang pantas untuk diwaspadai?”

Pria itu akan menjawab tidak ketika dia memikirkan sebuah insiden. Dia mencubit alisnya dan berpikir sejenak sebelum berkata, “Memang ada sesuatu. Sebuah kamp tertentu memang menggunakan lebih banyak makanan daripada sebelumnya. Ini tidak mengejutkan, tetapi ada beberapa masalah dengan jumlah obat yang kami simpan juga. ”

Dia tidak menunggu pertanyaan Ning Que, tetapi melanjutkan, “Obat yang kita bawa sangat terkontrol. Itu sebabnya saya pikir ada masalah. Selain hilangnya obat-obatan secara misterius untuk menghentikan pendarahan, hal berikutnya yang kita lewatkan adalah beberapa obat penenang. Tetapi kita tidak membutuhkan obat semacam ini akhir-akhir ini. ”

Mata Ning Que cerah saat dia mendengar ini. Dia tahu bahwa tebakannya ada di arah yang benar. Dia memandang kemah Tang yang menyala dan bertanya, “Kemah yang mana? Bisakah kamu mencari tahu siapa yang ada di dalam? ”

“Ada tiga ratus kavaleri yang mengawal Jenderal Shu ke padang belantara. Mereka semua berasal dari Kota Tuyang. Tenda-tenda itu milik tentara timur dan keamanannya ketat. Kavaleri biasa seperti saya tidak akan bisa mendekati itu. ”

Alis Ning Que berkerut sedikit saat tatapannya menyapu kamp perlahan. Dia berkata, “Jika keamanan ketat, apakah ada cara saya bisa masuk untuk melihatnya?”

Pria itu bahkan tidak berpikir, tetapi menggelengkan kepalanya, “Kecuali kamu menerobos masuk.”

Dia melihat ekspresi serius Ning Que dan dengan cepat menambahkan, “Tuan, meskipun Anda adalah profesor tamu yang sangat dihormati dalam keadaan yang kuat, tetapi menerobos ke dalam kamp militer masih akan menjadi masalah. Bahkan jika Anda berhasil masuk, banyak yang akan mati. Bagaimana Anda akan menjelaskan ini ke pengadilan kekaisaran? ”

…

…

Tidak ada cara untuk masuk, jadi dia harus menerobos masuk. Meskipun dia sudah menjadi murid Akademi, jauh di dalam dirinya, dia masih menganggap dirinya sebagai bagian dari pasukan kekaisaran. Menarik pedangnya pada saudara-saudaranya adalah sesuatu yang tidak bisa dia lakukan, itulah sebabnya dia harus memikirkan cara lain untuk masuk.

Saat malam semakin dalam, prajurit yang ditanam oleh Administrasi Pusat Kekaisaran kembali ke Kamp Tang, hanya menyisakan Ning Que di padang rumput.

Ada beberapa rumput kuning tipis yang menutupi tanah beku. Itu tampak seperti janggut pria tua yang kekurangan gizi. Ning Que berbaring di rumput dan memandangi bintang-bintang di atas kepalanya, merenung.

Sebuah bayangan menutupi langit bertabur bintang di atas kepalanya, seolah-olah kegelapan malam yang sesungguhnya telah tiba.

Ning Que memandangi wajah kuda hitam itu dan bibirnya yang melengkung tampak seperti sedang berusaha menjilat dan tidak bisa menahan diri untuk memarahi dengan tertawa, “Semua orang di istana mencoba menangkapmu, beraninya kau kembali untuk melihat saya? ”

Kuda Hitam Besar menyenggol bahunya dengan lembut, terlihat sangat jinak dan bahkan sopan. Tampaknya itu memberitahu Ning Que bahwa dia tidak boleh marah dan bahwa apa yang dikatakan orang lain tidak masalah.

Ning Que berdiri dan menyapu tanah dan rumput darinya. Dia meninju leher kuda dengan ringan dan menggelengkan kepalanya, memberi kuliah, “Seseorang takut menjadi dan seekor babi takut menjadi gemuk. Sangat mudah untuk mendapat masalah ketika Anda terkenal dan ketika babi menjadi gemuk, mereka disembelih dengan kejam. Apakah kamu tidak takut bahwa seseorang akan mencuri kamu sekarang karena kamu terkenal? ”

Kuda Hitam Besar menggelengkan kepalanya dan membuka mulutnya. Itu gigi putih besar yang tampak agak menakutkan di bawah cahaya bintang, seolah-olah itu tersenyum dengan sarkastik. Itu tampak agak jahat, sombong, dan konyol sekaligus.

Ning Que memperbaikinya dengan tatapan dan tersenyum, “Jadi, maksud Anda, Anda akan diperlakukan seperti harta bahkan jika Anda dicuri? Dan kau tidak akan diperlakukan seperti banteng dan diperintah olehku? ”

The Big Black Horse mengangkat kukunya dan mengetuk tanah dengan ringan di tanah, menyetujui kata-kata Ning Que diam-diam.

Ning Que tertawa dan menunjuk ke bagian tengah di antara kedua kakinya yang kuat dan berkata, “Saya tidak tahu mengapa tentara tidak mensterilkan Anda dan begitu pula pertanian pejantan. Saya tidak tahu bagaimana Anda lolos dari seorang kasim, tetapi Anda harus yakin bahwa saya tidak punya niat untuk memotongnya. ”

“Tapi keberadaanku yang baik tidak berarti semua orang seperti itu. Jika kamu masih pemarah dan berakhir di tangan Chanyu atau permaisurinya, apakah kamu pikir kamu masih bisa menyimpan bola? ”

Angin sepoi-sepoi yang dingin melewati padang rumput.

Ketakutan muncul di mata gelap Kuda Hitam Besar. Bisa jadi dingin, atau sesuatu yang lain, ada gerakan tiba-tiba ketika kuda itu berusaha untuk menjaga kakinya tetap tertutup, tetapi karena pantat berotot, ia tidak dapat membuatnya tetap tertutup sepenuhnya.

…

…

Ning Que menyelesaikan misi mata-mata lain di malam hari. Dia mengatur informasi yang dia miliki di kamp Tang dan meluangkan waktu untuk mendidik Kuda Hitam Besar. Dia telah melakukan banyak hal, tetapi orang-orang di api unggun oleh Istana hanya melakukan satu hal, yaitu minum.

Hutan belantara seperti surga di musim semi dan seperti neraka di musim dingin. Angin musim dingin yang keras bertiup dan sering turun salju. Itu sangat dingin, itulah sebabnya orang-orang di sini suka minum untuk menghangatkan diri. Mereka menyukai alkohol yang kuat.

Orang-orang di Dataran Tengah dan orang-orang barbar di padang rumput di samping api unggun selalu berselisih tentang dua hal, bisnis dan perang. Perang di perbatasan dan pembalasan oleh tentara dari Dataran Tengah telah menyebabkan banyak kematian. Bagaimana kesepakatan antara petinggi menyelesaikan pertikaian yang telah berlangsung bertahun-tahun dan membayar dengan begitu banyak darah?

Dipenuhi dengan emosi yang saling bertentangan, orang-orang dari kedua suku mulai berlomba-lomba minum. Meskipun mereka menenggak alkohol, mereka tidak dapat menghilangkan kebencian yang mereka rasakan terhadap pihak lain. Sebaliknya, itu hanya melepaskan emosi mereka dan akhirnya menjadi kompetisi pada siapa yang bisa minum lebih banyak dan kemudian, perkelahian penuh. Para prajurit yang bertugas menjaga perdamaian harus berlarian mencoba menghentikan perkelahian yang meletus di banyak tempat berbeda, seluruh tempat berada dalam kekacauan.

Ada beberapa tenda kesepian yang didirikan di pinggiran lapangan. Mereka dekat dengan kamp Tang, tetapi tidak dalam batas-batasnya. Mereka tidak terpengaruh oleh kekacauan oleh api unggun dan tetap sangat diam, persis seperti orang yang hidup di dalamnya.

Gadis-gadis dari Kerajaan Sungai Besar melihat banyak hal menarik di festival Ge Mumu. Mereka kembali ke kamp pada malam hari sementara Mo Shanshan duduk di tenda dengan tenang sepanjang hari. Dia meletakkan pergelangan tangannya di atas kertas putih di mejanya, menulis dengan panik. Rasanya seolah dia tidak menyadari apa artinya bosan atau lelah.

Pada saat ini, tirai ke pintu masuk terangkat. Zhuo Zhihua dan seorang gadis lain masuk. Dia menatap Mo Shanshan dengan hangat dan berkata, “Tuan Bukit, Anda punya tamu.”

Mo Shanshan berhenti menulis. Dia menempatkan kuasnya ke dalam guci air bening dan berbalik.

Gadis muda itu mengenakan seragam Revelation Institute of the Divine Hill. Matanya bangga saat dia berjalan ke tenda. Dia melihat sekeliling tenda, berusaha menenangkan diri. Namun, dia tidak bisa menahan perasaan gugup ketika dia melihat wanita muda berbaju putih itu berbalik.

Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan Kaligrafi Addict yang legendaris.

Mo Shanshan menatapnya dengan lembut, “Siapa kamu?”

Addict Kaligrafi digunakan untuk berbicara secara langsung. Dia tidak suka berbicara lebih dari yang seharusnya dan terbiasa membawa ekspresi lembut di wajahnya. Itu karena dia merasa membuat ekspresi adalah hal yang agak menyiksa untuk dilakukan. Dia terbiasa terlihat lesu dan tidak sopan, karena …

Matanya tidak bagus.

Tapi sama seperti Ning Que, yang tidak tahu bahwa dia memiliki penyakit mata, gadis dari Revelation Institute merasa terhina. Emosinya yang tertutup rapat menjadi agak jengkel. Namun, dia tidak berani bersikap tidak sopan.

Itu masih, pertama kalinya dia bertemu dengan Pecinta Kaligrafi yang legendaris. Meskipun dia sedikit bangga dan tidak sopan, itu dapat diterima oleh para siswa dari Revelation Institute yang harus berurusan dengan Addict lain setiap hari.

Siswa dari Revelation Institute membungkuk dengan sopan. “Putri Chen Jia ingin mengundang Suster Senior Mo ke pertemuan besok.”

Mo Shanshan menatapnya dengan tenang dan memikirkan teman lama yang belum dia lihat dalam beberapa saat. Dia memikirkan teman di kereta kuda di bawah padang rumput yang tetap diam selama pertarungan berdarah dan menjawab setelah jeda singkat, “Aku mengerti.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–