Nightfall Chapter 232

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 232: Perpisahan dengan Menjadi Tidak Ada

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Semburat kepahitan muncul di Ning Que saat dia menatap kecantikan menunggang kuda putih, rambutnya menari-nari di angin. Dia tahu dia tidak punya banyak pilihan dalam situasi yang rumit ini. Haruskah dia merebut gadis itu dari kuda dan menaklukkannya? Haruskah dia mengungkapkan identitasnya sebagai siswa Akademi? Tetapi dia tidak tahu nama apa yang harus dia gunakan. Zhong Dajun atau yang lain?

Tapi masalahnya adalah reputasi gadis itu sebagai salah satu dari Tiga Pecandu di dunia. Meskipun kultivasinya lebih rendah daripada Tao Addict dan Mo Shanshan, itu dalam keadaan seethrough, cukup baginya untuk menang melawannya. Adapun opsi lainnya, Ning Que masih ragu-ragu.

Di atas kudanya, Lu Chenjia menatap Ning Que dengan tenang, yang bisa mengatakan bahwa dia tidak peduli dengan jawabannya dari ekspresinya. “Tidak baik, kasar, suram. Saya sangat kecewa dengan Kecanduan Kaligrafi yang saya lihat hari ini. Dia dulu seperti saya, salah satu dari orang tak bersalah dan murni yang langka dalam kata ini dan salah satu dari beberapa teman saya di dunia jahat yang mengecewakan ini. Saya benar-benar ingin tahu siapa yang membuatnya banyak berubah. ”

“Ada cara keji dan tercela di dunia ini, yang diambil oleh orang-orang seperti Anda sebagai kebijaksanaan. Saya tidak mengerti, dan saya tidak ingin terlibat. Saya juga ingin dia menjauh dari hal-hal itu. Saya harap Anda menjauh darinya mulai sekarang. ”

Ning Que menatap putri cantik itu dan berkata dengan lembut, “Yang Mulia, saya tidak berpikir saya tidak perlu saran Anda tentang hubungan saya dengan guru bukit. Saya pikir saran seperti itu tidak akan efektif juga. ”

“Shanshan adalah kelahiran alami yang tidak bersalah dan tidak memiliki pengalaman sosial. Ketika dia pertama kali bertemu pria licik seperti Anda, mungkin dia akan menemukan trik kecil Anda menyegarkan dan menganggapnya sebagai alasan. Tapi jangan lupa, pria seperti tanah dan debu di dunia ini. Tidak peduli bagaimana Anda menyamarkan diri Anda dengan bahasa dan tindakan yang cantik, Anda pada akhirnya tidak bisa menyembunyikan kekotoran di dalam diri Anda. ”

Lu Chenjia menatapnya dengan dingin, tanpa rasa jijik yang tidak tertutup. “Aku tidak ingin dia dibodohi olehmu dan pasti akan kecewa di masa depan. Itu sebabnya saya datang untuk berbicara dengan Anda. ”

Mendengar kata-kata ini, Ning Que menjadi yakin dengan sesuatu. Pecandu Bunga yang legendaris ini bukanlah gadis yang naif yang hanya tahu tentang bunga dan tanaman, sama sekali tidak tahu tentang urusan duniawi. Sebaliknya, dia sangat cerdas dan sensitif sehingga dia dengan cepat bisa mengetahui alasan di balik perubahan Mo Shanshan. Ada hal lain yang pasti: dia terobsesi dengan kebersihan baik secara mental maupun fisik.

Dia ingat bagaimana putri cantik ini duduk di kereta kuda mengepung pasukan kavaleri Balai Ilahi, menonton di sela-sela dalam pertempuran melawan geng kuda. Melihat gadis ini secantik lily magnolia, kebingungannya semakin dalam. Dari mana mysophobia psikologisnya berasal? Bagaimana mysophobia-nya terwujud dalam kehidupan sehari-harinya?

“Apakah semua pria kotor seperti lumpur dan semua wanita sebersih musim semi?”

Ning Que menatapnya dan tersenyum. “Apakah ini yang ingin kamu katakan, Yang Mulia?”

Ada sedikit perubahan pada ekspresinya. Dia tidak berpikir lelaki yang berpikiran jahat ini akan meringkas pikirannya dengan begitu ringkas, juga tidak ada kebanggaan yang tersembunyi di balik penampilannya yang tenang dan lembut. Dia berhenti mengejeknya dan mengangguk.

Dia tiba-tiba terkekeh. “Bagaimana dengan Pangeran Long Qing?”

Ketika dia berdiskusi dengan Mo Shanshan bagaimana menangani Lu Chenjia tadi malam, dia mengusulkan untuk menggunakan Pangeran Long Qing. Ketika sampai pada seorang putri yang tinggal di istana kekaisaran, yang tidak pernah mengalami kesulitan dalam kultivasi dan romansa, dia hanya bisa mencari kelemahannya melalui celah-celah kehidupannya yang sempurna. Semua orang tahu tentang romansa antara dia dan Pangeran Long Qing. Dengan perasaannya yang mendalam padanya, pria itu tentu saja adalah target terbaik.

Lu Chenjia bisa mengatakan niat Ning Que ketika dia melihat senyum jahatnya saat dia membesarkan Long Qing. Dia mencibir dan berkata dengan tenang, “Bodoh dan kotor sepertimu, wajar saja kalau kamu tidak akan mengerti pria sempurna seperti dia. Dia tinggal di tempat cahaya di mana Anda tidak akan pernah bisa mencapai. ”

Ketika dia mendengar kata-kata ‘pria sempurna’ sekali lagi, dia tidak dapat menahan untuk mengingat bagaimana Sangsang berkomentar betapa buruknya Pangeran Longqing terlihat di sebuah kedai minuman di Chang’an. Dia tidak bisa menahan kepalanya dan tersenyum.

Ketika Lu Chenjia melihat bagaimana dia secara misterius tersenyum, ekspresinya berubah serius. Dia jelas menertawakan Pangeran Long Qing. Baginya, pelanggaran itu lebih buruk daripada mempermalukan dirinya sendiri.

Dia menarik senyumnya dan memandangi gadis cantik di atas kuda, bertanya dengan serius, “Jika segala sesuatu di dunia ini di luar Istana Ilahi West-Hill-mu dan padang rumput kotor dan jahat, aku ingin tahu apakah kau berpikir apa yang terjadi di padang rumput yang hari itu bersih. ”

Lu Chenjia menatap matanya dan menjawab dengan tenang, “Itu tidak ada hubungannya denganku. Saya hanya tahu bahwa Anda pantas mati jika Anda ingin menjauhkan saya dan Shanshan dan membujuknya ke jalan kejahatan. ”

Dia tidak pernah menghindar dari pandangannya. “Jika kamu benar-benar ingin membunuhku, aku takut aku akan mati sekarang. Mengapa Anda bahkan repot-repot melakukan perjalanan khusus ke sini untuk berbicara dengan saya secara pribadi? ”

Lu Chenjia dengan lembut membelai leher kudanya dan berkata dengan lembut, “Aku di sini untuk mengingatkanmu bahwa tidak peduli niatmu, kau tidak bisa menipu aku dan semua orang bahkan jika kamu bisa menipu Shanshan. Kamu bukan siapa-siapa seperti serangga dan ada terlalu banyak orang yang bisa membuatmu menderita rasa sakit yang lebih buruk daripada kematian. ”

Dia bahkan tampak lebih tenang, dan menjawab dengan lembut, “Tingkah lakumu sekarang tidak berbeda dari cara jahat di dunia yang kotor ini yang kau benci.”

Dia menatapnya dan berkata, “Haotian menyaksikan semua kesengsaraan yang terjadi di dunia ini dan muncul di dunia ini dengan menyamar sebagai wanita tua, membantu orang baik dan menghukum kejahatan. Saya sama. Saya tidak ingin terlibat dalam cara kotor yang Anda lakukan, tetapi itu tidak berarti saya tidak akan menggunakannya untuk menghukum kejahatan. ”

Pada saat itu, rasa jijik dan dingin di matanya digantikan oleh ketenangan dan ketentraman. Itu membuatnya merasa lebih tidak nyaman ketika dia menatapnya dengan mata yang jernih dan indah itu, seperti dia sedang melihat loach yang berjuang di lumpur. Tidak ada belas kasihan, hanya ketidakpedulian alami.

Dia adalah Pecandu Bunga dari Tiga Pecandu di dunia ini. Pertama-tama, dia seperti peri di atas awan yang seharusnya tidak ternoda oleh pikiran jahat. Ning Que hanyalah orang yang tidak bermoral yang menggunakan kelicikannya untuk mendekati temannya. Baginya, tentu saja, berbicara padanya dengan acuh tak acuh. Bahkan cara dia memesannya pun masuk akal dan alami.

Ini adalah norma di dunia ini. Ning Que tidak memiliki pengalaman seperti itu sejak kecil, setelah melihat ekspresi yang lebih dingin. Kulitnya telah lama menebal sekuat dinding dan dia sama sekali tidak keberatan dengan penampilan gadis itu. Dia tersenyum dan menjawab, “Selalu lebih baik hidup daripada mati. Saya benar-benar tidak bisa memikirkan situasi seperti apa yang akan memaksa seseorang untuk mati daripada hidup. ”

Lu Chenjia bertanya, “Apakah kamu benar-benar ingin tahu?”

Dia tersenyum. “Itu terlalu berbahaya untuk membuat penasaran. Lebih baik menahan rasa ingin tahuku dan aman. ”

Lu Chenjia menatapnya dengan tenang sebelum memberinya senyuman. “Memang benar kamu bukan siapa-siapa, hanya ditakdirkan untuk trik kecil dan kata-kata indah. Ketika datang ke dunia nyata, Anda tidak akan pernah bisa menunjukkan sedikit pun keberanian. ”

Mungkin dia ingin memprovokasi dia dengan kata-katanya sehingga dia punya alasan untuk menghukumnya. Atau mungkin dia agak kecewa dan terkesan melihat bagaimana dia bereaksi.

Namun Ning Que tiba-tiba diam setelah mendengar kata-katanya.

Dia melihat ke langit, menatap awan bengkak yang melayang di atas padang rumput. Dia mengerutkan kening ketika dia mulai merenungkan perjalanannya selama dua tahun terakhir setelah meninggalkan kota Wei.

Angin musim dingin yang dingin menyapu pakaian dan rambutnya. Dia tidak berbicara dan begitu pula Lu Chenjia. Semuanya diam.

“Dulu ketika aku masih di kota Wei, petugas yang paling kuat adalah Jenderal Ma dengan ratusan orang di bawahnya. Dia benar-benar mengesankan. Tetapi yang saya temui adalah Jenderal Xiao Qi, yang memimpin tujuh kavaleri yang kuat. Saya sangat senang karena saya akan menerima hadiah atas prestasi saya di tentara. Tetapi dia bahkan tidak menatap mata saya dan pergi terburu-buru setelah memberi saya hadiah saya. Mungkin dia bahkan tidak ingat siapa aku sampai hari ini. ”

Ning Que mengalihkan pandangannya kembali ke gadis itu, tersenyum padanya. “Saat itulah aku menyadari bahwa aku hanya akan menjadi siapa pun, tidak peduli apa pun prestasi yang aku buat di ketentaraan. Saat itu, saya tidak tahu seperti apa petani itu. Kupikir kalian para peri yang terbang di langit. Saya tidak tahu seperti apa dunia Anda dan berpikir Anda semua hidup di surga di surga. ”

“Bagi orang yang tidak sepertiku, Aula Ilahi, Pangeran Long Qing, dan Tiga Ketergantungan terlalu abstrak bagi aku untuk pernah berharap untuk didekati.”

Dia menunjuk ke awan yang mengambang di langit.

“Tapi sepertinya banyak hal telah berubah sekarang. Misalnya, saya bepergian dengan Kecanduan Buku di kereta yang sama. Misalnya, Anda sekarang duduk di atas kuda, bukan di atas awan. Anda sangat dekat dengan saya. ”

Ning Que tersenyum padanya. “Kami sangat dekat sehingga aku bisa menyentuh wajahmu jika aku mengulurkan tangan. Saya percaya tidak ada yang pernah menyentuh wajah Anda selain Raja Kerajaan Yuelun dan Pangeran Long Qing … Jangan marah pada kata-kata saya. Saya hanya mengatakan itu untuk membuktikan maksud saya. Perubahan yang saya sebutkan sebelumnya datang begitu cepat dan drastis sehingga saya hanya bisa menerimanya secara pasif. Saya tidak punya waktu untuk menganalisis atau memahami kebenaran tertentu. Itulah yang menyebabkan banyak masalah. ”

Lu Chenjia menatapnya diam-diam. “Kebenaran apa?”

“Bahwa aku bukan lagi bukan siapa-siapa, jadi aku seharusnya tidak berpikir dan bertindak seperti bukan siapa-siapa.”

Ning Que terkekeh, menunjukkan lesung pipinya yang dalam. Angin sepoi-sepoi lembut membelai wajahnya, matanya memantulkan awan di langit. Dia tidak pernah merasa begitu segar dan percaya diri.

Dia tahu gadis ini secara psikologis tidak baik dan telah menyiapkan beberapa trik licik untuk menghadapinya. Namun, ketika trik itu tidak berhasil, dia tiba-tiba teringat apa yang dikatakan Kakak Kedua sebelum dia pergi. Jika itu adalah Saudara Kedua, apa yang akan dia lakukan dalam situasi ini? Saudara Kedua adalah idolanya, dan Paman Bungsu adalah idola Saudara Kedua. Jika itu adalah Paman Termuda, apa yang akan dia lakukan?

Mengetahui karakter bangga Kedua Saudara, dia mungkin akan melepas mahkotanya dan menggunakannya untuk memukul wajahnya berulang kali sampai dia berlumuran darah dan memar. Dia pasti tidak akan menjadi pria yang sopan. Jika itu adalah Paman Termuda, dia kemungkinan akan menghunuskan pedangnya dan langsung memenggal gadis itu. Ketika tubuh gadis itu jatuh ke tanah, dia akan menginjak wajahnya.

Dia bukan seorang kultivator yang kuat seperti Saudara Kedua, yang kultivasinya berada di Negara Tahu Takdir. Dia juga tidak menyerupai Paman Bungsu, yang mungkin tidak ada tetapi masih meninggalkan warisan yang kuat. Dia hanya seorang pemula dengan kultivasi No Doubts State yang menyedihkan. Tapi dia, bagaimanapun, adalah murid inti dari Kepala Sekolah Akademi.

Dia tidak memiliki kemampuan untuk mengalahkan Pecandu Bunga. Dia tidak bisa menyeretnya keluar dari kuda, memukulinya, membuat Mo Shanshan membuat sketsa keadaan menyedihkannya, dan mengirim gambar itu ke Pangeran Long Qing. Tetapi karena dia telah melepaskan diri dari dunia para bangsawan dan membangun identitasnya, dia secara alami memiliki rencananya sendiri.

“Saya hanya berhasil membeli hadiah ini setelah memberi tahu pengusaha Yan bahwa itu untuk Anda. Saya menghabiskan seratus Liang perak untuk ini. Ini benar-benar tidak murah. ”

Ning Que mengangkat kotak yang telah dipegangnya dan membuka ikatan kain di atasnya. Di dalamnya ada pohon muda yang halus yang dibungkus dengan film pelindung dari kertas. Dia merobek kertas dan menunjukkan padanya kelopak biru yang sangat indah dan batang hijau pohon. “Tentu saja, aku percaya kamu tidak akan mengubah persepsi kamu tentang aku bahkan sedikit pun jika aku memberikan ini padamu. Karena itu, saya hanya akan membiarkan Anda melihatnya. ”

Lu Jiachen terpana karena mengenali pohon muda itu sebagai teratai biru bertangkai tujuh yang langka. Teratai seperti itu memiliki kelopak biru yang sangat redup. Mereka sangat cantik dan tahan terhadap kekeringan dan kedinginan, namun jarang di dunia ini karena mereka mudah menyerah pada serangga.

“Teratai biru tujuh daun bunga … Ini benar-benar bunga yang sangat baik. Tidak masuk akal untuk menjualnya seharga seratus Liang perak di pasar. ”

Meskipun Lu Chenjia muak dengan Ning Que, dia masih menjadi Pecandu Bunga dan sangat mencintai bunga. Komentarnya luar biasa objektif dan jujur. Dia tiba-tiba merengut, alisnya merajut. “Meskipun bisa tahan dingin, itu masih bunga asli ke Yan selatan. Bagaimana itu bisa menahan angin dingin dari padang rumput? Cepat dan simpan! ”

Ning Que sangat patuh. Ketika dia memerintahkannya untuk menyimpannya, dia benar-benar melakukannya. Tapi itu bukan bunganya, tapi tangannya.

Pohon muda jatuh dari tangannya, menghantam tanah. Ketika menghantam tanah yang keras di gurun, potnya yang rapuh hancur seolah-olah terbuat dari kaca. Lapisan kertas pelindungnya sobek dan berserakan. Bunga yang indah langsung kehilangan pesonanya, dengan kelopak bunga layu dan batang yang patah. Dari kelihatannya, itu tidak akan pernah hidup lagi.

Ekspresi Lu Chenjia berubah. Dia memegang kendali dan mendorong kudanya ke depan, tetapi sudah terlambat. Kelopak biru yang indah tersebar di seluruh tanah, terbang saat mereka tersapu oleh angin. Mereka secara bertahap terkontaminasi oleh kotoran. Pohon muda itu terkubur di bawah film perlindungan, membuat pemandangan yang menyedihkan dan menyedihkan.

Melihat bunga yang mati, wajahnya yang cantik memucat dan kedipan rasa sakit melintas di matanya. Dia secara bertahap berbalik dan menatap Ning Que dengan tenang. “Apakah kamu … mencoba memprovokasi saya?”

Tragedi adalah ketika seseorang ditunjukkan hal yang paling indah dalam hidup, dan kemudian dipaksa untuk melihatnya dihancurkan. Setiap orang memiliki ide berbeda tentang apa hal yang paling indah dalam hidup, tergantung pada nilai seseorang baik itu uang, kekuatan, atau pengetahuan.

Bagi Lu Chenjia, hal yang paling indah dalam hidup bukanlah kebahagiaan duniawi tetapi bunga dan tanaman yang tetap tak tersentuh dan tidak peduli dengan dunia biasa. Dia tidak akan merasa sedih jika ada kavaleri dari Aula Ilahi meninggal. Mungkin dia bahkan tidak akan merasa tersentuh bahkan jika para siswa dari Revelation Institute tewas di depannya.

Tapi ketika bunga ini jatuh ke lumpur, dia benar-benar merasakan ledakan sakit hati di dalam dirinya.

Dia tahu Ning Que melakukannya dengan sengaja. Karena itu, ada juga amarah yang muncul di hatinya.

…

…

Ketika mereka mendengar suara pot bunga pecah, para siswa dari Revelation Institute semua bergegas dengan kecepatan tercepat tanpa tahu apa yang telah terjadi. Ketika mereka melihat rasa sakit dan kemarahan yang tidak tertutup di mata Lu Chenjia dan bunga mati di tanah, mereka bisa menebak apa yang sedang terjadi.

Dunia tahu betapa Lu Chenjia mencintai bunga. Bagi pemuda ini mengenakan seragam Taman Mochi untuk melakukan sesuatu seperti itu di depannya adalah tindakan provokasi yang disengaja.

Marah, para siswa menghunuskan pedang mereka dan mengepung Ning Que.

Lu Chenjia menurunkan kudanya dan berjalan menuju Ning Que. Dia bertanya, mengerutkan kening, “Apa manfaatnya bagimu jika aku marah dan marah?”

Ning Que tersenyum padanya dan menjelaskan, “Saya ingat Anda memberi tahu Shanshan bahwa Anda tidak peduli dengan kegembiraan dan kesedihan dunia. Itu sebabnya saya pikir itu tidak masalah bagi Anda apa hubungan saya dengan Shanshan dan bagaimana saya memengaruhinya. Adapun lotus ini, itu adalah sesuatu yang saya bayar uang. Itu tidak ada hubungannya denganmu bahkan jika aku membunuhnya. Dan tidak ada hubungannya dengan saya apakah Anda sedih atau marah tentang hal itu. Karena begitulah, kamu tidak dapat mengganggu saya menghancurkan pot ini. ”

Lu Chenjia menatap matanya. “Bunga tidak bisa bicara, yang bisa mereka lakukan adalah mekar dengan tenang. Di tangan Anda, mereka menjadi pengorbanan untuk pertempuran Anda melawan orang lain. Tidakkah menurutmu itu tidak adil bagi mereka? ”

Ning Que membalas tatapannya. “Juga tidak adil bagi orang yang mati di padang rumput, seperti kakakku dari Taman Mochi. Sekarang, mereka juga tidak bisa bicara dan itulah sebabnya dunia kejam pada mereka. Secara alami, saya bukan tipe orang yang suka mencari keadilan untuk orang lain. Yang saya pedulikan adalah Anda mengancam saya sebelumnya. Itu sebabnya saya ingin membuat Anda marah. Itu adil. ”

Lu Chenjia bertanya, “Kamu siapa sebenarnya?”

Sepertinya masalah sepele untuk mematahkan pot bunga di padang rumput tapi itu tindakan yang mirip dengan menampar wajah gadis ini. Dan dia bukan hanya gadis biasa.

Dia adalah Pecandu Bunga dari Tiga Pecandu. Di belakangnya ada dua kekuatan yang sangat kuat, Aula Ilahi dan Kerajaan Yuelun. Menjadi begitu kuat dan terhormat, bahkan seorang Pangeran dari Tang tidak akan berani memprovokasi dia seperti ini.

Dengan demikian, bahkan di saat marahnya, dia masih menebak identitas Ning Que. Apakah dia hanya orang bodoh bodoh yang tidak peduli dengan hidupnya? Atau apakah dia memiliki dukungan lebih kuat daripada dia?

Sebelum mengungkapkan identitas aslinya, Ning Que pertama-tama mengungkapkan identitasnya yang lain sebagai tuan dari kuda hitam yang perkasa. Para siswa juga ingin tahu.

Dia meletakkan jari-jarinya ke bibir dan bersiul suara yang jelas dan keras. Dalam sekejap, mereka mendengar derak kuku yang cepat dan keras. Kuda yang menuju ke sumber suara itu jelas bersemangat tinggi.

Seekor kuda hitam berdebu datang dari jauh, bergegas ke padang rumput. Hati-hati mondar-mandir ke sisi Ning Que. Dengan lembut melengkungkan bahunya, tampak sangat jinak.

Kuda putih di belakang Lu Chenjia melangkah mundur setelah melihat kuda hitam. Mengingat pengalamannya yang menyedihkan kemarin, sama sekali tidak terhibur oleh kelembutan kuda hitam. Itu mulai mundur.

Kekuasaan jatuh dari tangan Lu Chenjia.

Dia mempelajari Ning Que, bersama dengan kudanya dan bunga mati di kakinya, dan berkata dengan dingin, “Jadi itu … kamu.”

Dia memberi hormat padanya dengan tangan terlipat di depan dan dengan hormat berkata, “Itu aku.”

Selama dua hari terakhir, kuda Ning Que telah menjadi fokus banyak diskusi dalam pertemuan Ge Mumu. Banyak orang terhormat mencari itu, menginginkannya menjadi milik mereka. Kemunculannya yang tiba-tiba menarik banyak orang untuk mengejarnya, membawa mereka ke padang rumput.

Suara Lu Chenjia terdengar dingin. “Kamu pikir aku tidak akan berani membunuhmu dengan banyak mata menonton? Saya sudah katakan sebelumnya, hal-hal kotor seperti Anda hanya cenderung menggunakan trik kecil, melupakan fakta bahwa kekuatan adalah segalanya. ”

“Aku tahu aku lemah. Tetapi saya juga tahu betul bahwa kekuatan bukanlah segalanya. ”

Ning Que mengambil token ID dari pakaiannya. “Terkadang dukunganmu bahkan lebih penting.”

Seorang siswa membaca kata-kata di token dan mengerutkan kening. “Geng naga-ikan? Apa itu?”

Ning Que tertegun dan tersenyum ketika dia melihat tokennya. “Maaf, itu salah.”

Dia mengambil token lain dan menunjukkan Lu Chenjia.

Para siswa dari Revelation Institute sedikit terkejut, tetapi tetap saja, seseorang berkata, “Jadi bagaimana jika Anda seorang siswa dari Akademi?”

Dia menggelengkan kepalanya. “Baca lebih cermat.”

Para siswa mematuhinya dan akhirnya mengerti apa yang ditunjukkan oleh tokennya. Semua orang begitu terkejut hingga terdiam. Untuk sesaat, mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan pedang di tangan mereka.

Ekspresi Lu Chenjia berubah lebih dingin ketika dia melihat token itu.

“Apakah ada orang yang masih ingin membunuhku sekarang?”

Melihat siswa di sekitarnya, Ning Que berkata dengan tulus, “Jika tidak ada yang mau membunuhku, aku akan pergi. Pertemuan yang diadakan oleh Aula Tuhan harus dimulai. Saya benar-benar tidak punya waktu untuk disia-siakan. ”

Dia tersenyum pada Lu Chenjia. “Aku punya beberapa kata untukmu.”

“Pertama, jika perbedaan antara sosok terkenal dan siapa pun tidak terletak pada moral mereka tetapi dukungan mereka, maka aku bukan siapa-siapa.”

“Kedua, kamu tidak memiliki kemampuan untuk membuatku merasa bahwa mati lebih baik daripada hidup. Bahkan tiga Dewa di Aula Tuhan tidak memiliki hak untuk melakukannya. Karena itu, saya harap Anda akan menyelamatkan semua omong kosong itu ketika kita bertemu di masa depan. ”

“Akhirnya, tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Saya tidak dan pasangan Anda Long Qing juga tidak. Setidaknya, saya tidak berpikir dia akan berani menyebut dirinya sempurna di depan saya. ”

Ning Que melompat di atas kuda hitamnya dan berkuda menuju padang rumput. Dia tidak lupa untuk sengaja menginjak bunga mati yang menyedihkan ketika dia naik ke kuda.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–