Nightfall Chapter 234

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 234: Would I Tell Lies (Bagian 2)

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Gadis Kucing yang wajahnya merah karena marah menunjuk dan meneriaki komandan kavaleri Divine Hall.

Pastor dari Departemen Wahyu tampak agak jengkel. Mata Bibi Quni Madi tiba-tiba bersinar dengan amarah. Dia menatap gadis itu dan berkata dengan suara dingin, “Kamu orang yang sangat rendah hati! Bukankah tuanmu mengajarimu sesuatu? Apakah giliran Anda untuk berbicara? ”

Zhuo Zhihua maju dua langkah dan menarik Gadis Kucing kembali. Dia memberi hormat kepada beberapa petinggi yang duduk di atas, dan setelah menekan kemarahan di dalam hatinya, dia berkata dengan suara bergetar, “Bibi, masalah ini ada hubungannya dengan reputasi Taman Tinta Hitam. Selain itu, Saudara Muda Shi dimakamkan di padang rumput. Bukankah kita diizinkan mengatakan sesuatu? ”

Wajah Quni Madi yang keriput menunjukkan sedikit rasa jijik. Dia kemudian berkata dengan suara suram, “Sebagai murid Master Calligrapher, dia pantas mati karena dia bahkan kurang mampu daripada Geng Kuda, dan bahkan dikalahkan oleh mereka.”

Kerajaan Yuelun dan Kerajaan Sungai Besar, seperti air dan api, telah saling bertarung selama seratus tahun terakhir karena wilayah hutan Tianmu. Tidak ada yang tahu berapa banyak perang besar dan kecil telah terjadi di antara kedua belah pihak. Hubungan mereka bisa digambarkan sebagai pertikaian darah antar generasi.

Kerajaan Yuelun dengan wilayahnya yang luas juga merupakan tempat di mana Sekte Buddhisme menjadi makmur. Kekuatannya jauh lebih kuat daripada Kerajaan Sungai Besar. Terutama dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara Istana Ilahi Bukit-Barat dan Kerajaan Yuelun menjadi semakin menguntungkan. Jika Kekaisaran Tang tidak bersahabat dengan Kerajaan Sungai Besar, mungkin para biksu dari Kerajaan Yuelun sudah lama memulai wilayah Kerajaan Sungai Besar.

Quni Madi, saudara perempuan Penguasa Kerajaan Yuelun, jelas sangat bermusuhan dengan orang-orang dari Kerajaan Sungai Besar. Dalam beberapa bulan terakhir, dia terlibat dalam pemaksaan pasukan Yan di kamp, meraih mata air panas dan dalam tugas yang sulit untuk mengawal hijauan. Itulah sebabnya dia begitu tumpul kepada murid-murid Taman Tinta Hitam ini. , dengan kata-kata kasar dan tiran.

Murid-murid Taman Tinta Hitam terus-menerus dihina dan dibingkai oleh Kerajaan Yuelun, sejak mereka meninggalkan Gunung Mogan Kerajaan Sungai Besar untuk benteng perbatasan Kerajaan Yan Utara. Sekarang di suku istana Wilderness, Kerajaan Yuelun tanpa malu-malu mengolok-olok orang mati mereka selama pertemuan yang disebut oleh Aula Ilahi. Meskipun gadis-gadis itu lembut, mereka masih tidak bisa menahan amarah mereka, jadi mereka semua berdiri satu demi satu.

Suara pedang tajam terdengar dan selusin pedang ramping berkilau saat rasa dingin memenuhi udara. Semua pedang ditujukan pada Bibi Quni Madi. Pada saat ini, mereka sudah lama lupa betapa mulianya wanita tua itu.

Di tenda besar, setelah melihat murid-murid Taman Tinta Hitam mengeluarkan pedang mereka, para biarawan dari Kuil Menara Putih Kerajaan Yuelun semua menjadi marah dan berdiri. Mereka berusaha bergegas ke depan untuk melindungi Quni Madi.

Quni Madi mengangkat lengan tuanya, menunjukkan bahwa sadhus tidak harus begitu murka. Dia menatap gadis-gadis yang memegang pedang di tangan mereka dengan acuh tak acuh, dengan mulut sedikit terangkat ke atas, tampak sangat menghina.

Orang-orang dalam pertemuan yang dipanggil oleh Aula Ilahi tidak akan membiarkan gadis-gadis ini bertindak ceroboh. Namun Bibi akan membiarkan gadis-gadis itu terbawa oleh kebencian. Begitu mereka berani menyerangnya dengan pedang, maka orang-orang di Aula Ilahi atau petani dari berbagai negara akan berurusan dengan mereka dengan parah. Lebih penting lagi, dalam kasus ini, bahkan jenderal Tang yang diam saja tidak akan bisa melakukan intervensi atas nama mereka.

Zhuo Zhihua dengan erat memegang pedang halus di tangannya, dan melihat ke belakang.

Sama seperti dia, banyak orang semua mengalihkan pandangan mereka ke tempat itu.

Mo Shanshan masih duduk diam di kursi. Tampaknya dia tidak mendengar Quni Madi mempermalukan sekte sendiri dan dia juga tidak memiliki pendapat tentang peristiwa yang terjadi di padang rumput. Sepertinya dia tidak merasakan apa-apa. Dia kemudian menatap gaun putihnya sendiri seolah-olah dia ingin mengubah noda kotoran menjadi bunga lotus.

Karena kesunyiannya, suasana di tenda menjadi semakin tegang. Tidak ada yang tahu apakah gadis-gadis itu akan marah dan mengeluarkan pedang mereka, dan secara berurutan, konsekuensi akan mengikuti.

Imam dari Departemen Penyingkapan Aula Tuhan yang duduk di ujung meja menjadi lebih suram. Bagi Quni Madi dan murid-murid Taman Tinta Hitam, tokoh besar itu punya cukup alasan untuk tidak senang, misalnya, tidak ada dari mereka yang menghormatinya. Namun, karena hubungan antara Departemen Kehakiman dan Kerajaan Yuelun ia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Udara menjadi lebih tegang. Wajah tua Quni Madi tampak lebih menghina. Jika terjadi seperti ini, gadis-gadis dari Kerajaan Sungai Besar akan dihina. Namun, jika gadis-gadis ini berani menentang Balai Ilahi dan menyerangnya, mereka hampir tidak akan lepas dari kesengsaraan.

“Kepala Sekolah Akademi pernah berkata bahwa kebenaran hanya bisa dibuat jelas melalui berbicara dan berdebat. Apa pun kebenarannya dalam perampokan Geng Kuda, kita harus mendengarkan pendapat kedua belah pihak. Kalian harus berbicara dengan tenang. Apakah perlu mencabut pedang? Apakah kamu tidak tahu Bibi Quni Madi selalu berterus terang dan langsung pada intinya? ”

Pernyataan ini bijaksana karena secara implisit mengejek cara Quni Madi dalam bertindak dan berbicara, tetapi juga dengan samar-samar menyatakan pilih kasih terhadap murid-murid Taman Tinta Hitam. Orang-orang di tenda tidak bisa membantu tetapi bergumam sedikit. Namun, orang yang mengucapkan kata-kata ini adalah Jenderal Shu Cheng dari Kekaisaran Tang. Tidak pantas bagi Pendeta Aula Ilahi dan Quni Madi untuk menanyainya.

Quni Madi mengerang dingin dan dia berkata, memandang kembali Jenderal Shu, “Saya ingin mendengar apa yang akan mereka katakan.”

Zhuo Zhihua baik hati dan pandai memecahkan masalah. Dia mengambil kesempatan ini untuk dengan ringan menegur para gadis dan meminta mereka untuk mundur. Kemudian dia mengambil beberapa langkah ke depan dan membungkuk dengan tangan terlipat di depannya. Setelah itu, dia menceritakan dengan cermat apa yang terjadi di padang rumput hari itu.

…

…

Ketika cerita yang sama diceritakan oleh orang yang berbeda, hasilnya sama, tetapi prosesnya mungkin berbeda. Adapun apa yang dikatakan Chen Bachi, para murid Black Ink Garden adalah sekelompok pengecut yang tidak berguna dan pemalu. Mereka menyebabkan kehancuran karavan dan membawa korban besar tentara dan warga sipil dari Kerajaan Yan. Sementara dalam versi Zhuo Zhihua, para komandan pasukan kavaleri dari Balai Ilahi di padang rumput berdarah dingin dan egois. Mereka menolak untuk membantu bahkan ketika mereka melihat rekan kerja mereka dalam bahaya. Tidak sampai para murid dari Taman Tinta Hitam akan mendapatkan kemenangan berdarah, mereka akhirnya muncul untuk meraih kemuliaan militer.

Zhuo Zhihua tidak menyebut-nyebut Bibi Quni Madi, atau orang-orang dari Kuil Menara Putih di Lembaga Penyingkapan, atau Pecandu Bunga, Lu Chenjia, yang semuanya berada di tanah pada hari itu. Namun, semua orang di tenda tahu mengapa kelompok kavaleri Divine Hall memasuki Wilderness, jadi mereka semua sedikit mengubah ekspresi wajah mereka setelah mendengar apa yang dia katakan. Saat ini, para pembudidaya dari Kerajaan Jin Selatan, negara-negara lain, dan tentara Tang secara tidak sadar memandang Quni Madi dengan cara yang agak rumit.

Semua orang di tenda percaya bahwa kisah para murid Black Ink Garden itu benar, karena tidak ada alasan bagi gadis-gadis ini untuk menyinggung Aula Suci dan Kerajaan Yuelun untuk mengalihkan kesalahan. Mereka tidak akan dihukum berat, bahkan jika semua perbekalan telah dihancurkan. Selain itu, tidak ada yang tahu masalah apa yang akan mereka hadapi setelah menyinggung para petinggi ini.

Keyakinan adalah dasar dari hati manusia, namun tidak ada yang sesengaja hati seseorang. Seringkali, kekuasaan pada akhirnya menjadi lebih penting daripada bukti. Semakin kuat latar belakang, semakin banyak kekuatan yang ada di balik kata-kata yang mereka ucapkan.

Kerajaan Sungai Besar lemah dan kecil. Meskipun ada Master of Calligrapher di Black Ink Garden, tetapi dia hanya seorang profesor tamu. Bagaimana itu bisa berdiri tegak di Balai Ilahi dan Kerajaan Yuelun?

Quni Madi menatap dingin pada Zhuo Zhihua yang telah selesai menceritakan kembali versi ceritanya dan kembali ke kursinya. Setelah keheningan singkat, dia tiba-tiba tertawa dengan aneh dan parau. “Saya juga ada di padang rumput hari itu. Menurut pernyataanmu, haruskah aku juga disalahkan atas kegagalan kavaleri Balai Ilahi untuk mengambil bagian dalam pertempuran tepat waktu? Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa saya juga berdarah dingin dan egois? ”

Zhuo Zhihua menatap diam-diam ke arah Quni Madi dengan mata penuh tekad. Dia kemudian berkata, “Saya tidak tahu Anda ada di padang rumput. Apakah Anda ada hubungannya dengan fakta bahwa pasukan kavaleri Divine Hall tidak memberikan penyelamatan tepat waktu, saya pasti tidak tahu. Apakah Anda yang harus disalahkan dan egois atau tidak, Anda perlu menilai sendiri. ”

Ada kegemparan besar di tenda. Tidak ada yang menyangka bahwa murid perempuan dari Taman Tinta Hitam memiliki keberanian untuk langsung menantang Quni Madi. Beberapa orang bahkan diam-diam mengagumi keberaniannya.

Quni Madi memelototi Zhuo Zhihua dan berteriak, “Omong kosong! Untuk mengalihkan kesalahan, Anda berani membingungkan yang benar dari yang salah dengan membingkai Aula Tuhan serta saya! Saya memiliki kasih sayang yang lembut untuk generasi muda, dan bermaksud untuk memudahkan Anda. Saya pikir sedikit hukuman akan cukup, tetapi saya tidak pernah menganggap bahwa Anda sebenarnya sangat tidak bermoral. Jangan salahkan aku karena memberimu pelajaran atas nama tuanmu! ”

Gadis Kucing menatapnya, dan berkata tanpa tanda kelemahan, “Kamu sudah tua, tetapi kamu masih berbohong. Anda benar-benar tidak malu! ”

Quni Madi sangat marah. Dia kemudian tertawa dan duduk di kursinya, diam untuk menunggu hasil akhir.

Imam Departemen Wahyu tidak bisa berkata-kata. Dia membelai rambut putih di atas kepalanya dan menghela nafas dalam-dalam di hatinya. Dia agak tidak senang dengan wanita tua itu, namun tidak ada yang bisa dia lakukan padanya.

Dalam perselisihan sebelumnya antara kedua pihak, murid Black Ink Garden memiliki rasa kesopanan. Mereka hanya membidik kavaleri Departemen Kehakiman tanpa melibatkan Quni Madi dan orang-orang dari Kuil Menara Putih Institut Revelation. Namun wanita tua ini benar-benar melibatkan diri – Dia menggunakan prestise-nya untuk memaksa Kuil Ilahi untuk memperjelas posisinya – jika keputusan Priest nanti menunjukkan dukungan terhadap Taman Tinta Hitam, itu berarti dia percaya apa yang dikatakan gadis-gadis itu dan bahwa Bibi Quni Madi yang sangat dihormati takut mati dan bahkan berniat membunuh orang lain.

Istana Ilahi West-Hill sangat bersahabat dengan Sekte Buddhisme. Mereka saling menukar barang selama ribuan tahun. Meskipun mereka menghormati sang Taois, mereka selalu saling mendukung. Di dunia sekuler, Aula Ilahi membutuhkan kesetiaan dan persembahan Menteri lebih banyak dari royalti Kerajaan Yuelun. Belum lagi kedua belah pihak hanya bisa menggambarkan apa yang terjadi tetapi tidak memiliki bukti nyata. Bahkan jika murid Black Ink Garden dapat memberikan beberapa bukti, dan Imam bersedia menghukum kavaleri Departemen Kehakiman demi keadilan, ia tidak punya pilihan selain percaya apa yang dikatakan komandan untuk menjaga reputasi Quni Madi. .

“Apakah kebencian antara Kerajaan Yuelun dan Kerajaan Sungai Besar sedalam ini?”

Setelah beberapa saat hening, Imam memperhatikan orang-orang di tenda dan kemudian dengan tenang berkata, “Pembicaraan damai antara Dataran Tengah dan istana telah diselesaikan. Meskipun hijauan dihancurkan, itu bukan masalah besar. Saya akan menghukum para murid Black Ink Garden untuk menyalin tulisan suci cahaya tiga kali. Namun, dalam perselisihan sebelumnya, para murid dari Black Ink Garden terhadap kavaleri Divine Hall adalah salah, dan mereka bahkan tidak sopan kepada para tetua. Anda harus membuat permintaan maaf yang tulus kepada Bibi. ”

Begitu dia selesai memberikan penilaiannya, dia melihat kembali tentara Tang.

Setelah beberapa saat hening, Jenderal Shu Cheng menyimpulkan bahwa hukuman ringan semacam itu memang merupakan rahmat langka dari Aula Ilahi. Dia mengangguk dan dengan lembut menghibur para gadis dari Kerajaan Sungai Besar, “Murid-murid Taman Tinta Hitam, kamu mungkin tidak takut menulis.”

Bibi Quni Madi masih terlihat murung. Jelas dia sangat tidak puas dengan pandangan Imam dari Departemen Wahyu. Namun dia juga jelas tentang perselisihan gelap di antara tiga departemen Aula Ilahi. Selain itu, dia tahu bahwa masalah itu melibatkan kavaleri Departemen Kehakiman dan bahwa Departemen Wahyu tidak akan terlalu parsial. Karena itu dia tetap diam dan dengan acuh tak acuh mengangkat kepalanya untuk menunggu permintaan maaf.

Mendengar pendapat terakhir Pendeta tentang masalah ini, tidak ada yang tahu pikiran para biarawan dari Kuil Menara Putih. Namun seperti murid Pedang Garret dari Jin Kongdom Selatan, mereka semua tahu bahwa tentara Tang memiliki hubungan yang baik dengan Kerajaan Sungai Besar, dan itu dapat menyebabkan lebih banyak perselisihan, jika para murid Taman Tinta Hitam diganggu terlalu banyak. Sekarang setelah mereka tahu bahwa pasukan Tang puas dengan hasilnya, mereka akhirnya lega.

Tidak ada yang peduli dengan perasaan para gadis dari Kerajaan Sungai Besar. Mereka berdiri sendirian di sudut tenda dalam kemarahan dan kebingungan, dengan tangan mereka masih memegang pedang yang bagus.

Mereka telah berpikir sebelumnya bahwa tidak mungkin bagi Balai Ilahi untuk memiliki sidang yang dibenarkan, karena Pasukan Ilahi yang Meminta Maaf adalah kavaleri dari Balai Ilahi. Namun, mereka tidak pernah membayangkan bahwa hasil akhir dari Aula Ilahi akan menjadi seperti ini.

Semua orang berpikir bahwa hukuman yang diberikan oleh Imam Departemen Wahyu itu ringan. Namun gadis-gadis dari selatan memiliki kepribadian yang kuat dan gigih, dan satu-satunya kekhawatiran mereka adalah ketidakadilan yang tersembunyi daripada kelembutan.

Jadi mereka sangat marah.

Namun, menghadapi Balai Ilahi yang cerah dan megah, ditambah seluruh dunia kultivasi dan fakta bahwa semua orang di tenda merasa lega, apa yang bisa mereka lakukan? Apakah mereka benar-benar meminta maaf kepada wanita tua itu?

Jadi mereka bingung.

Semua murid Black Ink Garden, termasuk Zhuo Zhihua, berbalik dan menatap Mo Shanshan yang duduk diam di kursi.

…

…

Mo Shanshan perlahan berdiri, tanpa ada jejak emosi di wajahnya yang jelas dan acuh tak acuh, sementara bibirnya yang merah dan tipis dikompresi menjadi garis lurus. Dia tampak sangat setia, yang sangat kontras dari rambut hitamnya yang lembut.

Gaunnya mengalir seperti air mengalir. Dia berdiri di sana memandangi para petinggi itu dan menggelengkan kepalanya, dia berkata pelan, “Priest, aku tidak bisa menerima hasil ini.”

Banyak orang di tenda mengawasi mereka, bertanya-tanya apa yang akan dikatakannya. Menurut rumor tentang karakter Addict Kaligrafi, orang tidak begitu khawatir. Namun, mereka tidak menyangka bahwa Addict Kaligrafi dalam rumor itu sangat berbeda dari Addict Kaligrafi yang sebenarnya di depan mereka. Responsnya sangat sederhana dan kejam.

Tidak ada perdebatan emosional atau tuduhan marah. Sejak awal pertemuan, dia diam. Tidak sampai Balai Ilahi akhirnya memberikan kesimpulan, apakah dia membuka mulutnya dan mengatakan bahwa dia tidak akan menerima hasilnya.

Jika dia tidak menerimanya, maka akan dianggap bahwa semua hal sebelumnya tidak terjadi sama sekali.

Ekspresi Imam berubah sedikit. Dia sedikit condong ke depan untuk melihat Mo Shanshan yang duduk di dekatnya. Rambutnya yang seputih salju perlahan melepaskan kilatan paksaan. Dia telah menunggu Addict Kaligrafi untuk mengungkapkan sikapnya. Namun, dia tidak memberikan pandangannya sampai semua pihak mencapai kesimpulan akhir. Dia menganggapnya sebagai provokasi terhadap martabat Aula Ilahi.

“Hill Master, aku selalu menghormatimu, dan aku benar-benar ingin tahu apa sikapmu.”

Mo Shanshan menatap diam-diam pada Imam dan membungkuk padanya, mengatakan, “Sikap saya adalah saya tidak akan menerima hasilnya. Hasil yang tidak adil, tuanku maupun aku tidak akan menerimanya. ”

“Tidak perlu menyebutkan Master of Calligrapher, bahkan jika dia hadir hari ini, hasilnya akan tetap sama.”

Quni Madi menatap pipi putihnya dengan mata acuh tak acuh, dan bertanya dengan nada suram, “Karena Hill Master tidak menerima hasilnya, apakah itu berarti bahwa kamu berpikir bahwa Balai Divine dan aku tidak adil dalam hal ini?”

Tua, lihai dan tak tahu malu, betapa Bibinya itu. Dia sendiri adalah seorang kultivator yang didahului mulia, tetapi dua kali hari ini dia tidak membuat ruang untuk percakapan. Kata-katanya yang suram seperti pedang dingin menembus langsung ke dalam hati mereka.

Semua orang di tenda tahu kepribadian Kaligrafi Addict yang elegan dan sederhana. Meskipun penampilannya sebelumnya telah mengejutkan semua orang, mereka semua berpikir bahwa dia akan tetap diam ketika Bibi Quni Madi menyebutkan Aula Tuhan di depannya.

Namun, Addict Kaligrafi mengejutkan semua orang sekali lagi hari ini.

Mo Shanshan menatap kosong pada wanita tua itu, berkata pelan, “Kamu memang memperlakukan kami dengan tidak adil.”

Suara napas dalam terdengar di tenda.

Imam memandangnya dengan tenang dan berkata, “Tuan Bukit, Anda tidak bisa menyalahkan Aula Suci karena tidak adil tanpa bukti. Saya tidak ingin mengirim surat ke Gunung Mogan. Harap berhati-hati. ”

Alis Mo Shanshan dengan lembut gemetar, melihat dengan lesu di kejauhan dan dia berkata, “Apa yang saya tidak mengerti adalah mengapa kata-kata rekan dari Taman Tinta Hitam dan saya tidak dapat digunakan sebagai bukti, namun hal yang sama tidak berlaku untuk mereka?”

Keheningan merebak di tenda. Pernyataan Kaligrafi Addict menunjuk langsung ke hati orang lain dan menunjukkan masalah yang paling mendasar dari masalah ini saat ini. Namun, apakah pernyataan itu bisa menjadi bukti atau tidak tidak ada hubungannya dengan tingkat kredibilitas, tetapi itu tentang orang-orang yang membuat pernyataan itu. Efektivitas pernyataan orang kaya dan orang miskin di ruang sidang berbeda. Hal-hal selalu terjadi seperti itu. Apa yang bisa dia lakukan?

Quni Madi tiba-tiba tertawa dengan suara serak dan tua. Ketika tawanya berangsur-angsur memudar, dia menatap Mo Shanshan yang tidak jauh, berkata dengan jijik dan sarkasme, “Siapa di dunia ini, yang akan percaya bahwa aku, Quni Madi, akan berbohong?”

Bukan siapa yang akan mempercayainya, tetapi siapa yang berani memercayainya.

Setelah terdiam beberapa saat, Imam memandangi para murid dari berbagai negara di tenda dan kemudian bertanya, “Adakah yang tahu dari mana datangnya Geng Kuda? Apakah ada murid sektarian yang melewati padang rumput hari itu? ”

Tidak ada yang menjawab, karena sebenarnya tidak ada pembudidaya lain yang melewati padang rumput pada hari itu. Adapun Geng Kuda itu, beberapa anggota mungkin telah melarikan diri, tetapi bagaimana mereka dapat ditemukan sekarang di padang gurun yang luas?

Mo Shanshan menurunkan kepalanya di tenda yang sunyi, menatap ujung sepatunya yang mengintip dari roknya. Dia tetap diam untuk waktu yang lama, memikirkan kata-kata yang pernah dikatakan seseorang kepadanya di kereta, kata-kata tentang kisah antara harimau dan kelinci, dan antara dua harimau.

“Aku bisa menerima hukuman Aula Ilahi, tapi aku tidak bisa menerima akun komandan sebelumnya bahwa murid-murid Taman Tinta Hitam lemah hati dan pengecut, dan bahwa mereka bahkan takut menghadapi Geng Kuda.”

“Aku selalu bertanya-tanya bagaimana aku bisa membuktikan keberanian dan kemampuanku.”

Ujung jarinya dengan lembut menyapu ke pinggang Zhuo Zhihua dan mengeluarkan pedang kecil. Dia menatap kosong pada komandan kavaleri Divine Hall yang dipanggil Chen Bachi, mengatakan, “Meskipun Anda juga seorang kultivator di negara bagian Seethrough, saya tidak akan repot-repot menantang Anda karena Anda tidak memenuhi syarat. Jadi, kamu tidak perlu khawatir. ”

Mo Shanshan sedikit mengalihkan pandangannya, yang jatuh pada wajah tua jelek Quni Madi yang seperti ladang kering. Dia kemudian berkata dengan tenang, “Saya Mo Shanshan, seorang murid dari Taman Tinta Hitam. Tolong ajari aku. ”

Setelah itu, dia menempatkan pedang kecil itu di telapak tangannya dengan bilah menghadap ke bawah. Dia menekan pergelangan tangannya dan siap untuk membukanya.

“Tahan!”

Imam dan Jenderal Shu benar-benar terkejut. Mereka berdua berdiri untuk menghentikannya.

Sungai Besar sangat dipengaruhi oleh gaya Tang. Bahkan dalam duel, masih menggunakan aturan Kota Chang’an. Untuk memotong lengan adalah untuk mengundang seseorang untuk bergabung dengan duel, sedangkan untuk memotong telapak tangan adalah untuk bertarung sampai mati!

Respons orang lain di tenda lebih lambat daripada tanggapan kedua petinggi itu. Namun setelah mereka menyadari niat tindakannya, mereka semua terkejut dan berdiri secara kolektif dengan suara kursi yang jatuh.

Mo Shanshan mengeluarkan undangan duel ke Bibi Quni Madi, pertandingan kematian!

Seperti yang diketahui semua orang, Mo Shanshan adalah salah satu dari tiga Pecandu paling terkenal di antara para pembudidaya generasi muda, seorang ahli di negara bagian Seethrough. Namun, nama yang disebut “Tiga Ketergantungan” itu terkait dengan penampilan ketiga wanita itu, selain status budidaya. Namun orang yang dia tantang hari ini adalah yang terbaik dari Sekte Buddhisme, Bibi Quni Madi, yang telah lama berdiri.

Meskipun dia seorang Addict Kaligrafi, tidak ada yang optimis tentang kemampuannya untuk mengatasi pendahulu yang telah memiliki kultivasi yang kuat selama beberapa dekade.

Karena itu, semua orang berpikir bahwa Addict Kaligrafi itu sangat indah karena kemauannya hari ini. Keindahan semacam ini bahkan lebih mendebarkan.

Quni Madi menatap dingin ke generasi yang lebih muda. Dia kemudian perlahan berdiri dengan tangan kurusnya yang seperti pohon tua yang didukung oleh kursi.

Imam Departemen Penyingkapan menatap Mo Shanshan, dan dengan marah menegurnya, “Apa yang kamu lakukan! Singkirkan pisaunya sekarang! ”

Mo Shanshan bertindak seolah dia tidak mendengar apa yang dikatakannya. Tangan kanannya memegang gagangnya lebih erat.

…

…

Suara berisik terdengar di luar tenda.

Tirai tenda terangkat, dan Ning Que datang memimpin Kuda Hitam Besar. Apa yang dia lihat adalah adegan di mana Mo Shanshan mencengkeram pisau di telapak tangannya. Dia sangat terkejut dan cemas sehingga dia berteriak dengan marah, mengabaikan begitu banyak orang di tenda, “Apa yang kamu lakukan! Letakkan pisaunya. ”

Mo Shanshan menatapnya dari kejauhan, dan perlahan-lahan meletakkan pisau di tangannya. Dia kemudian berbisik, “Selain metode ini, saya tidak bisa memikirkan cara lain untuk menghapus penghinaan dari teman saya yang sudah mati. Mereka sudah mati dan tidak bisa lagi berbicara. Namun, sepertinya tidak ada yang peduli dengan mereka. ”

Tidak ada ekspresi di wajahnya. Dia begitu tenang seolah-olah dia berbicara tentang urusan kecil orang lain.

Namun, di mata Ning Que, gadis muda yang berdiri kesepian di sana jelas rapuh dan sedih.

Hanya dia yang bisa melihat kesedihannya yang rapuh.

…

…

Orang-orang kemudian melihat mengikuti penglihatan Mo Shanshan ke arah tirai tenda.

Pandangan mereka pada Ning Que penuh dengan rasa ingin tahu dan kejutan. Imam Departemen Wahyu tidak bisa menghentikan Kecanduan Kaligrafi, tetapi apa yang dia katakan persis sama dengan Imam Besar. Oleh karena itu, Pecandu Kaligrafi dengan patuh menaruh pisaunya.

Selanjutnya, orang-orang di tenda memperhatikan kepercayaan di mata tenang dari Kaligrafi Addict, dan kepercayaan yang tersembunyi di mata ceria gadis-gadis Kerajaan Sungai Besar. Pada saat ini, mereka akhirnya menemukan bahwa gadis-gadis ini sudah terbiasa menempelkan harapan mereka pada pemuda ini. Dengan demikian, mereka tidak bisa menahan perasaan lebih bingung.

Melihat Kuda Hitam Besar yang Ning Que pimpin dan mengingat foto-foto itu di jalur pacuan kuda dalam pertemuan kemarin, mereka terkejut dan tak bisa berkata-kata. Mereka semua bertanya-tanya siapa pemuda ini?

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–