Nightfall Chapter 238

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 238: Kaligrafi Bengkok

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Bibi Quni Madi harus dibawa keluar dari tenda oleh murid-murid karena ketidaknyamanan fisiknya. Entah itu karena hawa dingin sesekali atau serangan jantung yang mendesak, orang hanya bisa menebak dengan menyaksikan para biarawan Kerajaan Yuelun dan Kuil Menara Putih yang tampaknya memancarkan api dari mata mereka.

Ning Que melihat bayangan lemah wanita tua itu, tidak menunjukkan simpati. Dia berpikir dalam hatinya, “Aku bahkan belum melihat Kepala Sekolah Akademi. Anda sebenarnya ingin menyalahkannya. Kamu pikir tongkat macam apa? ”

Dia memalingkan matanya dan tiba-tiba memiliki gagasan yang tidak masuk akal untuk meletakkan payung hitam besar yang ada di belakangnya. Dia diam-diam berpikir bahwa dia akan lebih seperti Saudara Kedua jika dia melakukannya.

Dia menunjukkan kesombongannya untuk ajaran-ajaran Saudara Kedua. Meskipun idenya tidak masuk akal, wajar baginya untuk memiliki hubungan ini.

Semua orang di Akademi cenderung bangga dan sombong, termasuk Paman Bungsu yang legendaris, Kakak Kedua, Kakak-kakak, Kakak-kakak Perempuan dan Ning Que. Orang-orang di tenda agak terkejut dan marah. Tetapi ketika mereka memikirkan cerita yang sudah lama beredar, mereka harus tetap diam. Akademi memiliki kualitas yang sombong. Jika lemah, itu akan diganggu bahkan jika itu tidak sombong. Jika itu cukup kuat, tidak peduli seberapa sombongnya itu, yang lain tidak berani menyinggung perasaannya, seperti Quni Madi.

Karena hal-hal yang telah terjadi, agenda pertemuan tindak lanjut menjadi lebih sederhana. Ning Que memang menaruh banyak perhatian dan membiarkan pikirannya melayang. Ketika dia menyadarinya, pertemuan Aula Ilahi berakhir dan banyak orang di tenda telah bubar.

Pendeta Departemen Wahyu tersenyum sedikit dan pergi untuk beristirahat. Jenderal Shu Cheng memandang Ning Que. Sambil tersenyum, dia berkata, “Aku tahu nyaman tinggal bersama gadis-gadis yang menyegarkan. Tapi kami punya kamp di sini dan Anda sudah menunjukkan identitas Anda. Apakah Anda masih pergi ke barak Black Ink Garden? Itu mungkin tidak baik untuk reputasi pengadilan kekaisaran. ”

“Saya melihat. Tentu saja. Aku akan pergi bersamamu.”

Ning Que merasa sangat malu dengan ejekan sang jenderal. Dia tahu bahwa di mata banyak orang, tidak pantas baginya, seorang murid dari lantai Dua Akademi, untuk mengikuti gadis-gadis Kerajaan Sungai Besar sampai ke utara ke Wilderness di bawah penyamaran.

Gadis-gadis muda dan siswa Black Ink Garden masih terkejut. Mereka ingin maju dan berbicara dengan Ning Que tetapi tidak berani mempertimbangkan identitas aslinya.

Ning Que tersenyum pada gadis-gadis itu, bersiap untuk mengatakan sesuatu. Tapi tiba-tiba Mo Shanshan berdiri diam dan pergi ke luar tenda tanpa sepatah kata pun. Dia tidak bisa menahan perasaan kaget.

Zhuo Zhihua menghela napas dalam hatinya dan meminta maaf kepada Ning Que sambil tersenyum. Dia menghentikan Gadis Kucing yang akan bergerak maju dan meminta saudara perempuannya untuk tunduk pada tentara Tang. Kemudian dia mengikuti Mo Shanshan di luar tenda.

Ning Que tidak bisa membantu menyentuh kepalanya. Dia bertanya-tanya apa yang salah dengan Addict Kaligrafi.

…

…

Itu tenang di kamp Tang. Semua prajurit patroli tampak serius. Di bawah pengawalan beberapa penjaga, Ning Que dan Jenderal Shu Cheng berjalan perlahan di antara mereka. Tidak ada yang berani mengganggu mereka.

Sebuah spanduk berhamburan di atas perkemahan di bawah angin musim dingin yang dingin. Ning Que mendongak dan tidak bisa membantu memikirkan kehidupan di benteng perbatasan Kota Wei. Dia sangat merindukannya. Dia hampir mengatakannya ketika Jenderal Shu Cheng menatapnya dengan senyum tipis. Dan kemudian Shu Cheng berkata dengan tegas, “Addict Kaligrafi adalah gadis yang baik.”

Ning Que tahu bahwa dia harus salah paham terhadap mereka. Dia tidak bisa menahan senyum pahit.

Jenderal Shu Cheng menggelengkan kepalanya, menyentuh janggutnya dan berkata, “Tuan Tiga belas, tidak perlu bicara lagi. Dia adalah Kaligrafi Addict, pasangan yang cocok untuk murid Gunung Belakang Akademi. Kerajaan Tang dan Kerajaan Sungai Besar memiliki hubungan yang baik selama beberapa generasi. Saya percaya baik Akademi dan Yang Mulia akan sangat puas dengan pernikahan ini. ”

Ning Que tiba-tiba mengerti mengapa Jenderal dan pendeta Departemen Wahyu sebelumnya memiliki mata yang lembut saat memberikan perpisahan mereka, seperti halnya mak comblang.

Karena identitasnya saat ini, pernikahannya bukan lagi urusan pribadi belaka. Dia perlu meminta izin dari pengadilan kekaisaran dan Akademi. Selain itu, di antara murid-murid perempuan di berbagai sekte dunia, hanya sedikit yang bisa cocok dengan murid inti dari Kepala Sekolah Akademi. Tentu saja, Kaligrafi Addict adalah kandidat terbaik.

Ning Que tidak benar-benar tahu bagaimana menjelaskannya. Dia sangat menghargai Kecanduan Kaligrafi. Dia mengenakan kemeja putih dengan pita biru dan berdiri di cabang. Tapi bagaimanapun juga, itu adalah urusannya sendiri. Bagaimana itu bisa menjadi keputusan orang lain? Untuk mengatasi rasa malunya, dia mengubah topik pembicaraan dengan mengatakan, “Saya pikir Imam cenderung mempertahankan martabat Balai Ilahi dengan cara apa pun. Saya tidak berharap hukumannya lebih adil. ”

“Departemen Penyingkapan bertanggung jawab atas Institut Penyingkapan. Dan Pangeran Long Qing memiliki pengalaman yang menyenangkan di Revelation Institute selama tahun-tahun itu. ” Jenderal Shu Cheng berkata, “Jadi hubungan antara Pendeta Departemen Wahyu dan Pangeran Long Qing agak halus. Terutama dalam beberapa tahun terakhir, Departemen Kehakiman telah menjadi semakin kuat dan Pangeran Long Qing telah menjadi terkenal di dunia. Jadi Departemen Penyingkapan berada di bawah tekanan luar biasa. ”

Ning Que berkata dengan meratap, “Begitu. Tetapi saya tidak berharap akan ada begitu banyak perselisihan sekuler di Divine Hall. ”

“Aula Ilahi bersinar di seluruh dunia. Tetapi bagaimanapun juga, sumber daya yang tersedia tidak terbatas. Jadi tiga Imam Besar Agung memimpin pasukan mereka sendiri secara terpisah dan tentu saja saling bersaing. Namun, tiga Imam Besar agung berada di atas Tuhan. Jadi secara alami, mereka tidak bisa bertarung seperti penjahat atau gangster individu. Akibatnya, kontes yang sebenarnya muncul di antara tiga imam. ”

Jenderal Shu Cheng terus menjelaskan. “Ada dua petinggi di Departemen Kehakiman. Tao Addict kecanduan Taoisme dan tidak terlalu peduli dengan hal-hal tertentu. Pangeran Long Qing mengambil manajemen khusus diaken Departemen Kehakiman, Pasukan Ilahi Apologis dan mata-mata rahasia. Jika Departemen Penyingkapan ingin menindak kesombongan Departemen Kehakiman, tentu saja, upaya mereka pertama-tama harus ditujukan pada Pangeran Long Qing. ”

Dia memandang Ning Que dan berkata, “Di musim semi, kamu menang melawan Pangeran Long Qing. Itu adalah penghinaan yang tak tertahankan bagi banyak orang di Aula Ilahi. Tetapi seluruh Departemen Penyingkapan mungkin merasa sangat bersyukur untuk Anda. ”

Ning Que memikirkan Pendeta Departemen Revelation dengan rambut perak tapi wajah muda. Dia sedikit mengernyit dan berkata, “Pendeta Departemen Wahyu, berapa usianya? Apakah dia lebih kuat atau lebih lemah dari Long Qing? ”

Jika dia bisa mengetahui hal ini, dia secara kasar dapat menyimpulkan kekuatan sebenarnya dari generasi muda di Aula Ilahi. Alasan dia ingin tahu ini adalah karena dia selalu cenderung membandingkan Akademi dengan Aula Ilahi.

“Pendeta Departemen Wahyu Cheng Lixue harus berusia lebih dari tiga puluh tahun tahun ini. Dan tentang kondisi kultivasinya, “Jenderal Shu Cheng menggelengkan kepalanya sebelum melanjutkan. “Baik Kementerian Militer dan Administrasi Pusat Kekaisaran hanya memiliki perkiraan kasar tentang kondisi kultivasi orang-orang Balai Divine. Sama seperti Pangeran Long Qing, semua orang mengatakan dia hanya perlu satu langkah untuk memasuki Negara Tahu Takdir. Tapi tidak ada yang tahu seberapa besar langkah itu. ”

Ning Que tidak lagi memikirkan masalah ini. Dia melihat tenda yang jauh dan sunyi. Setelah hening sejenak, dia berkata, “Jenderal, ada satu hal yang mungkin perlu saya bantu.”

…

…

Para murid Black Ink Lake berjalan di atas rumput musim dingin kuning menuju perkemahan mereka. Gadis Kucing melihat Ning Que dan jendral Tang pergi ke kamp Tang. Dia dengan enggan mengambil kembali tatapannya. Dengan alis rajutan, dia bertanya dengan rasa ingin tahu, “Brother Zhong… tidak, Senior Brother Ning memiliki ekspresi aneh ketika dia akhirnya menghadapi Bibi Quni Madi. Saya tidak tahu bagaimana menggambarkannya. ” ..

Gadis-gadis itu memikirkan adegan sebelumnya. Bibi Quni Madi sangat marah sehingga tubuhnya bergetar. Wajahnya gelap, seolah dia akan jatuh kapan saja. Namun, Ning Que berdiri di depannya dengan senyum lembut, bahkan mengangkat wajahnya alih-alih menyembunyikan atau menghindarinya. Sulit untuk menjelaskan temperamen atau perasaan yang diungkapkan dari tubuhnya.

Gadis Kucing menggigit jarinya dan berpikir untuk waktu yang lama. Dia tiba-tiba tercerahkan. Dia menepuk telapak tangannya yang kecil dengan penuh semangat. Melihat Suster-suster Seniornya, dia berkata, “Saya tahu, kakak senior benar-benar menyebalkan pada saat itu … haha, tetapi saya menyukainya.”

Gadis-gadis Kerajaan Sungai Besar terkejut. Kemudian mereka menyadari bahwa kata “bitchy” memang pilihan terbaik untuk menggambarkan Ning Que pada saat itu. Mereka tidak bisa membantu menutupi mulut mereka dan tertawa. Mereka juga menyukai sikapnya yang judes.

Hanya Mo Shanshan di depan yang tidak tertawa. Dia tidak memiliki ekspresi sedikit pun di wajahnya yang sunyi.

Zhuo Zhihua menatap Shanshan dan perlahan-lahan menyembunyikan senyumnya, menunjukkan sedikit kecemasan.

Kembali di kamp, Mo Shanshan tampaknya benar-benar melupakan konflik dan adegan sebelumnya di tenda. Dia dengan tenang menuangkan air, menggiling batu tinta, membasahi kuasnya dan duduk di depan meja, siap untuk menulis.

Zhuo Zhihua melambaikan lengan bajunya untuk memberi tanda agar para saudari pergi sementara. Dia berjalan ke meja dan setengah duduk dengan lutut ditekuk. Dia menatap ekspresi diam-diam di pipi putih Shanshan. Setelah sekian lama, dia berbisik. “Mengapa kamu pergi seperti itu?”

Gunung Mo Shan menegang tangan kanannya yang memegang sikat sedikit. Setelah hening sejenak, dia menjawab, “Lalu bagaimana aku harus pergi?”

Dia adalah Addict Kaligrafi, seorang Guru Bukit dengan status tertinggi di Taman Tinta Hitam di bawah Gunung Mogan, dan murid inti Master terakhir dari Guru Kaligrafi Wang. Tapi dia belum tua. Di mata Zhuo Zhihua, dia lebih seperti saudara perempuan kekanak-kanakan yang kecanduan Kaligrafi.

Zhuo Zhihua diam-diam menatapnya dan dengan lembut berkata, “Tuan Tiga belas telah banyak membantu kami. Hari ini di tenda jika dia tidak muncul untuk membela kita, aku khawatir Taman Tinta Hitam akan memiliki lebih banyak masalah. Bahkan jika ini bukan untuk perusahaannya akhir-akhir ini, hanya karena rasa terima kasih, Anda harus mengucapkan selamat tinggal padanya. ”

Mo Shanshan dengan lembut memutar pergelangan tangannya. Kuas tinta menyentuh kertas kuning. Dia menulis stroke karakter horizontal dan berbisik. “Aku belum pernah memberi tahu siapa pun sebelumnya, tetapi sebenarnya, Geng Kuda datang untuknya. Sejak itu, kami tidak punya alasan untuk berterima kasih padanya. Sebaliknya, dialah yang telah menyeret kita. Dia seharusnya membuka mulutnya untuk berbicara untuk kita di tenda hari ini. ”

Zhuo Zhihua melihat goresan karakter horisontal yang bengkok di atas kertas. Zhuo Zhihua tidak bisa menahan tawa dan segera berkata sambil mendesah lembut, “Kamu tahu bukan itu yang aku bicarakan.”

Mo Shanshan melihat karakter jelek seperti cacing tanah di kertas, merasa sedikit marah. “Lalu apa yang ingin kamu katakan?”

Zhuo Zhihua menatap mata Shanshan yang sedikit kesal dan berkata sambil tersenyum, “Maksudku, karena kau sudah lama diam-diam menyukai Sir Ning, sekarang setelah kau melihat orang yang sebenarnya, mengapa tidak pergi memberitahunya?”

Mo Shanshan terkejut namun terus membungkuk ke depan dan menulis. “Aku tidak tahu omong kosong apa yang kamu bicarakan.”

Zhuo Zhihua tersenyum dan tidak berkata apa-apa lagi. Dia meninggalkan tenda, meninggalkan Mo Shanshan sendirian untuk merenungkan.

Mo Shanshan tidak berpikir apa-apa, karena pikiran dalam benaknya telah menjadi berantakan. Dia hanya secara tidak sadar memegang sikat dan terus menulis. Dia membuka bibir tipisnya sedikit. Dengan jengkel, dia bergumam pada dirinya sendiri. “Jadi kamu pria itu. Tapi kau menyembunyikannya dariku. Kenapa aku harus bicara denganmu? Saya tidak bisa begitu menyebalkan … ”

Saat dia bergumam pada dirinya sendiri, sentuhan rasa malu dan jengkel muncul di matanya kadang-kadang. Sedikit pipi juga muncul di pipinya yang merah muda.

Di kertas kuning ada karakter tinta kusut, yang begitu jelek sehingga bahkan dia bisa menulis lebih baik ketika dia berusia tiga tahun.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–