Nightfall Chapter 243

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 243: Orang-Orang yang Terpencil Menarik

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Mereka meninggalkan istana dan menuju ke utara lagi. Rute yang diberikan Ning Que sangat jelas, yaitu mengikuti karavan keluar dari Kota Tuyang. Tetapi ketika mereka tiba di celah salju ini, intel dari Administrasi Pusat Kekaisaran dan penjaga rahasia telah terputus, sehingga mereka tidak punya pilihan selain menjelajahi sisa perjalanan sendirian. Untungnya, mereka sangat berhati-hati dan selalu menjaga Pegunungan Tianqi terlihat jelas di sisi kiri bahkan di salju. Bahkan jika mereka tidak bisa mengejar karavan, mereka setidaknya bisa kembali melalui rute asli.

Tidak jelas apakah itu tulisannya atau karakternya yang tak tahu malu yang memainkan peran, tetapi akhirnya Mo Shanshan tidak pergi dengan orang kuat Balai Divine, tetapi pergi ke utara bersamanya. Dalam perjalanan yang sepi ini, keduanya sering berbicara tentang Kaligrafi dan Taoisme Jimat. Mereka berdua belajar banyak dari satu sama lain, terutama Ning Que yang menguasai metode Taoisme Talisman yang lebih mendasar melalui presentasinya. Dia bahkan samar-samar merasa bahwa dia akan menerobos dunia, yang membuatnya sangat bahagia.

Mo Shanshan juga dalam suasana hati yang baik. Seperti yang dia katakan, dia suka melihat kaligrafi Ning Que. Setiap kali mereka berhenti untuk beristirahat, dia akan melihat Ning Que memegang kuas tinta atau ranting untuk menulis di lumpur atau ladang salju, membuat perjalanan yang membosankan ini lebih menarik ketika ladang salju menjadi tempat tinta.

Saat ranting bergerak cepat di salju, Ning Que melihat kaligrafinya sendiri dan mengangguk puas. Dia menemukan bahwa di bawah tekanan Mo Shanshan, dia meningkatkan kondisi kultivasinya serta keterampilan kaligrafinya.

Mo Shanshan menarik syal dari dadanya ke bahunya dan sedikit memiringkan tubuhnya ke depan. Dia menatap kaligrafinya dengan penuh perhatian dan membuat gerakan lambat di udara dengan jari telunjuknya seolah-olah menirunya.

Ning Que tahu tentang penglihatannya yang buruk dan dia terbiasa dengan konsentrasi dan posturnya setiap kali dia merenungkan kaligrafi. Di bawah celah, bau angin dingin dan salju bertiup, membuat suara melolong melalui syalnya. Rambut hitamnya melayang ke belakang dan wajahnya memerah ringan, itu adalah pemandangan yang indah.

Di belakang kubah salju, Kuda Hitam Besar mengangkat kepalanya dan menendang kuku depannya karena bosan. Tidak ada yang tahu itu makan sepanjang hari untuk tidak takut dengan cuaca dingin seperti itu.

Di sebelahnya ada seekor kuda betina merah muda dengan tikar di punggungnya dan kain yang membungkus kukunya, meskipun tampaknya masih agak dingin, dan terus condong ke arah Kuda Hitam Besar, dengan hati-hati dan lembut menggosok yang terakhir, seolah-olah ingin mencari kehangatan sambil berusaha tidak terlalu mengganggunya.

Kuda Hitam Besar mendengus lembut, tampak sedikit tidak senang tetapi tidak bergerak sama sekali. Sebaliknya, ia berdiri dengan bangga di salju, menghalangi salju dan angin di sisi kanan kuda betina merah.

Mo Shanshan perlahan menghentikan gerakan jari-jarinya saat dia menyelesaikan penelusurannya, tetapi dia tidak melihat ke atas dan terus mempelajari dengan hati-hati kaligrafi di salju, seolah-olah mencoba untuk mengukirnya dengan kuat di benaknya.

Ning Que melepaskan topeng hitam dari wajahnya dan bertanya, “Kemarin, saya bertanya kepada Anda tentang cara menembus wilayah. Anda bilang situasi semua orang berbeda. Semakin tinggi, semakin sulit. Tapi saya hanya ingin masuk Seethrough dari No Doubts State, yang seharusnya tidak terlalu sulit untuk dicapai. Mengapa saya tidak membuat kemajuan untuk waktu yang lama sejak kami meninggalkan Desa Dongsheng Stockaded? ”

Mo Shanshan meluruskan tubuhnya untuk menatapnya dan berkata pelan, “Kamu mulai tercerahkan pada musim semi ini dan sekarang dalam waktu kurang dari satu tahun, kamu telah melihat Gerbang Depan Seethrough. Jika Anda tidak berbohong, maka itu hanya bisa berarti bahwa Anda seorang jenius kultivasi Taoisme. Itu juga menjelaskan mengapa Kepala Sekolah Akademi memilihmu sebagai muridnya. ”

Ning Que bertanya, “Kamu mengatakan itu dibandingkan dengan orang lain yang sudah saya lakukan dengan sangat baik?”

Mo Shanshan mengibaskan bulu matanya dengan halus dan bertanya, “Siapa yang kamu maksud dengan yang lain?”

Setelah keheningan singkat, Ning Que menjawab, “Pangeran Long Qing.”

Mo Shanshan berkata dengan wajah serius, “Saya pikir Anda tidak membeli argumen konyol dari musuh utama?”

Ning Que tertawa dan berkata, “Dikatakan bahwa Pangeran Long Qing hanya satu langkah lagi dari memasuki Negara Tahu yang Takdir. Jika dia benar-benar berhasil, aku tidak akan pernah bisa menjadi musuh bebuyutannya meskipun aku mau. Selain itu … ”

Senyumnya berangsur-angsur menghilang ketika dia melanjutkan dengan mengatakan, “Aula Surga menghormati Akademi, tetapi rasa hormat tidak berarti ketakutan, terutama bagi seseorang seperti Pangeran Long Qing yang pasti akan menemukan kesempatan untuk secara pribadi mengalahkan atau bahkan membunuhku untuk meningkatkan apa yang disebut Hati Taoisnya. Jika dia benar-benar memasuki Knowing Destiny State, dia benar-benar bisa menendang pantatku besar-besaran. ”

Mo Shanshan terus menatapnya, seolah melihat salju di luar kubah. Dia mencoba menebak apa yang dia pikirkan dan setelah diam lama, dia berbisik, “Kamu ingin mengalahkannya?”

“Kebanggaan dan kepercayaan diri datang dari kekuatan. Tapi aku bukan saudara kedua. ”

Dia melanjutkan dengan mengatakan, “Itu sebabnya saya tidak berharap untuk mengalahkannya sekarang. Tapi aku berpikir jika aku bisa menunda langkahnya ke Mengenal Takdir Negara, mungkin suatu hari aku bisa menyusulnya. ”

“Aku pikir kamu harus punya waktu, meskipun itu mungkin tidak cukup.”

Mo Shanshan menatapnya dan menunjukkan senyum yang sangat langka di wajahnya yang biasanya tanpa ekspresi. Senyum itu terlihat sedikit keluar dari latihan, tetapi tetap saja penuh kehangatan dan semangat yang menghibur.

“Di antara lima bidang kultivasi, yang terakhir adalah yang paling sulit. Mengenal Destiny adalah hal yang sangat sulit. Meskipun sekarang saya dapat mencapai Jimat Semi-Ilahi, itu hanya Kesempatan Keberuntungan yang saya temui. Saya tidak pernah bisa melihat ambang Mengenal Takdir Negara. ”

Mo Shanshan melanjutkan. “Meskipun Pangeran Long Qing diakui sebagai lelaki pertama dari generasi muda ini yang kemungkinan besar akan memasuki Negara Tahu Takdir, saya percaya dia hanya melihat ambang itu. Dia masih membutuhkan waktu untuk mengatasi ambang itu. Saya telah memikirkan akhir-akhir ini, itu adalah bagian dari alasan mengapa Balai Ilahi membiarkan kita memasuki Hutan Belantara. ”

Sesuatu tiba-tiba terlintas di benak Ning Que saat dia mengerutkan kening dan bertanya, “Kamu juga pernah berkata bahwa Long Qing tidak sekuat Tao Addict. Jika Long Qing telah melihat ambang Mengenal Negara Takdir, bagaimana dengan Tao Addict? ”

“Mungkin dia punya satu kaki di atas? Atau mungkin dia hanya melihat ambang pintu juga. ”

Mo Shanshan berkata, “Kekuatan Tao Addict tidak hanya terletak pada kondisi kultivasinya, tetapi juga dalam penguasaan halusnya terhadap Taoisme. Dikatakan bahwa hierarki Balai Divine pernah memuji penguasaannya atas semua metode kultivasi. Anda mungkin melihat sekilas kekuatannya dari itu. ”

Setelah mendengarkan kata-kata “penguasaan semua metode kultivasi”, Ning Que tidak bisa menahan perasaan terkejut. Ketika dia hendak bertanya lebih lanjut, dia tiba-tiba mengangkat alisnya dan merentangkan tangannya untuk meraih payung hitam besar di belakangnya.

Di luar celah, terdengar suara panah yang sangat halus di salju dan angin.

Meskipun Mo Shanshan tidak sensitif terhadap suara seperti Ning Que, sebagai seorang kultivator di Negara Bagian Seethrough Superior, tidak butuh waktu lama untuk mendeteksi panah juga. Dia menggerakkan jari-jarinya dengan cepat dan menyambar selembar kertas Fu.

Ning Que mengangkat tangannya untuk menghentikannya, karena dia berhasil mendengar bahwa panah itu tidak datang untuk mereka.

Sebuah anak panah melesat jauh ke lereng lembut di luar kubah salju.

Seekor kelinci salju yang tersembunyi di lereng ditembak di pinggangnya, ia berjuang mati-matian dan melompat ke celah.

Ketika jatuh ke kubah salju dan memantul beberapa kali, itu jatuh mati.

Kaligrafi Ning Que di salju ditendang menjadi berantakan total.

Langkah kaki yang berat terdengar di lereng salju di luar celah. Ning Que melirik Mo Shanshan memberi sinyal bahwa dia bisa menangani ini sendiri. Dia melepaskan pegangan payung, dan memegang gagang pisau.

Seseorang berpakaian kulit binatang dan pakaian katun memanjat ke tepi kubah salju, mencari kelinci salju yang terluka. Setelah melihat dua kuda sebelum memperhatikan Ning Que dan Mo Shanshan, orang asing itu terkejut dan mengarahkan busur dan panah ke arah mereka.

Ning Que mengerutkan kening dan melihat busur pendek di tangan orang asing itu. Dia memperhatikan bagaimana bahan busur agak istimewa, kabel bengkok sedikit bersinar di tali busur, yang tidak terlihat seperti tendon binatang. Kemudian Ning Que memperhatikan helai rambut panjang yang keluar dari pinggiran topi orang asing itu. Dia menatap wajah itu dengan hati-hati, dan memperhatikan bahwa itu adalah seorang wanita berusia tiga puluhan.

Dia memegang gagangnya, menatapnya dengan tenang dan berkata, “Kami tidak bermaksud jahat.”

Mo Shanshan meliriknya tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Meskipun dia bisa memastikan bahwa wanita itu hanyalah orang biasa, bukankah mereka harus lebih berhati-hati karena berada begitu dekat dengan suku Pria Desolate?

Wanita itu mendengarkan kata-kata Ning Que dan tampak sedikit terkejut. Dia bergegas mundur, melangkah di tepi kubah salju sampai dia menempatkan dirinya cukup jauh dari Ning Que, sedikit lega, dia bertanya, “orang Central Plains?”

Nada bicaranya agak aneh, karena dia jarang menjentikkan ujung lidahnya. Dan selisih antara kata-kata itu tetap genap, yang membuat kata-katanya terdengar langsung dan sulit. Tetapi mereka masih bisa memahami ketiga kata ini.

Ning Que menatap kembali padanya dan bertanya dengan tegas, “The Desolate?”

Wanita itu tidak menjawab pertanyaannya tetapi menatap keduanya dengan waspada. Dia menarik busur pendek lebih kencang, mengucapkan suara tegang seolah panah akan ditembak kapan saja. Lalu dia melanjutkan. “Orang-orang Central Plains?”

Mo Shanshan tidak pandai berbohong juga tidak perlu memberikan keadaan itu, jadi dia menjawab dengan kosong, “Aku datang dari Kerajaan Sungai Besar.”

Wanita itu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Belum pernah mendengarnya.”

Mo Shanshan menunjuk Ning Que dan berkata, “Dia adalah seorang Tang. Saya pikir Anda seharusnya sudah mendengarnya. ”

Ning Que berpikir pada dirinya sendiri bahwa ini tidak baik, karena Kekaisaran Tang mengasingkan Pria Desolate ke wilayah Dingin di Far North satu milenium lalu. Mengingat sejarah kebencian dan permusuhan antara kedua belah pihak, wanita Desolate ini pasti akan panik setelah mengetahui bahwa dia adalah Tang!

Tangan kanannya memegang gagang sedikit menegang, siap untuk menyerang di depan serangannya.

Tanpa diduga, setelah mendengar kata “Tang”, wanita itu hanya sedikit terkejut dan tidak bereaksi terlalu keras. Sebaliknya dia tampaknya telah tenang dan berkata, “Aku pernah mendengar tentang Tangs.”

Ning Que mengerutkan kening dan bertanya, “Kamu punya?”

“Iya.” Wanita itu berkata dengan nada aneh, “Semua orang di suku tahu bahwa kami pindah bertahun-tahun yang lalu, karena nenek moyang kami tidak mengalahkan milikmu.”

Bahkan lebih bingung, Ning Que bertanya, “Jadi, jika Anda tahu saya Tang, mengapa Anda tidak marah?”

Wanita itu menarik busur dan anak panahnya, berkata dengan kosong, “Kami kalah dan kami menerima kegagalan. Kenapa aku harus marah? ”

Ning Que menggaruk kepalanya dan berkata, “Sepertinya … masuk akal.”

…

…

Ini adalah pertama kalinya Ning Que dan Mo Shanshan bertemu Desolate. Melalui kontak dan percakapan singkat mereka, keduanya menemukan bahwa Pria Desolate sama sekali tidak seperti monster yang dikabarkan yang bisa makan batu dan minum logam cair. Bahkan, mereka berburu, bercakap-cakap, mengenakan pakaian dan bekerja keras untuk mencari nafkah setiap hari sama seperti orang biasa.

Wanita Desolate itu mengabaikan mereka dan menarik panah keluar dari tubuh kelinci salju dan dengan hati-hati memeriksa keausan panah. Lalu dia mengambil salju dan mengusap darah kelinci dan melemparkannya ke tas di punggungnya.

Mo Shanshan menatapnya dengan tenang, dan tiba-tiba bertanya, “Mengapa kamu datang ke selatan?”

Kali ini Ning Que meliriknya.

Dia datang ke hutan belantara yang diduduki oleh Desolate Men untuk tujuan yang jelas, bukan untuk Aula Ilahi atau kedamaian negara-negara Central Plains. Dia menemukan Tomes of Arcane. Tentu saja, dia tidak ingin berurusan dengan Pria Desolate sengit ini.

Wanita Desolate itu meliriknya dan berkata, “Mengapa kita tidak bisa datang?”

Mo Shanshan berkata, “Tempat ini milik orang lain.”

Wanita itu berkata, “Bertahun-tahun yang lalu ini adalah kota asal kami. Setelah kami pergi, ditempati oleh orang-orang barbar ini. Kenapa kita tidak bisa kembali? ”

Mo Shanshan menatapnya dan bertanya dengan sangat serius, “Tapi generasi barbar padang rumput telah tinggal di sini selama bertahun-tahun. Sekarang kamu telah menduduki tanah mereka. Bagaimana mereka bisa bertahan? ”

Ning Que menatapnya dan berpikir. “Meskipun Anda seorang Addict Kaligrafi jenius, bagaimana Anda bisa mengajukan pertanyaan bodoh seperti itu?”

Wanita Desolate ini memandang Mo Shanshan seolah melihat seorang idiot dan berkata, “Bagaimana kita bisa bertahan hidup jika kita tidak mengambilnya kembali?”

Ning Que tertawa terbahak-bahak.

Mo Shanshan menatap kosong padanya ketika dia mengambil kendali kuda betina merah marun dan mengikuti wanita Desolate melintasi tepi kubah salju untuk berjalan menuruni lereng yang lembut.

Ning Que berhenti sebentar dan bergegas untuk mengikuti.

Kuda Hitam Besar tertegun untuk sementara waktu untuk menemukan bahwa tidak ada yang peduli tentang dia karena semua orang baru saja pergi! Itu dengan marah menendang kepingan salju dan mencoba mengikutinya ketika dia membawa barang bawaan yang berat.

…

…

Setelah beberapa percakapan, Ning Que merasa bahwa Desolate Men benar-benar agak menarik dan memiliki temperamen yang sama dibandingkan dengan Tangs. Namun, dia masih belum siap untuk melakukan banyak kontak dengan mereka. Tapi dia tidak mengharapkannya ketika Mo Shanshan tampaknya berpikir sebaliknya.

Mo Shanshan menatap wanita Desolate yang berjalan di depan dengan busur di punggungnya dan berbisik. “Kami akan bertarung dengan Pria Desolate musim semi mendatang, jadi jelas kita harus mencari tahu situasi sebenarnya dari suku Desolate. Balai Ilahi mengirim kami ke sini untuk intel, dan wanita Desolate ini tampaknya tidak mencurigai kami. Bukankah ini kesempatan terbaik bagi kita? ”

Ning Que menggelengkan kepalanya dan berpikir bahwa dia tidak ada hubungannya dengan perang antara Divine Hall dan Pria Desolate. Namun, karena Mo Shanshan bersikeras membuat pertemuan ini bagian dari cobaan duniawinya, dia tidak bisa menentangnya.

Tidak lama setelah mereka berjalan keluar dari kubah salju dan berbelok ke timur, mereka melihat sebuah tenda yang dicat dengan sesuatu yang menyerupai lumpur hitam di permukaannya, yang tampaknya mampu berlindung dari angin dan dingin. Tapi itu masih jauh sampai mereka tiba di pemukiman Pria Desolate, jadi mereka bertanya-tanya mengapa wanita itu tinggal di sini.

Wanita Desolate tidak mengundang mereka, juga tidak menunjukkan banyak permusuhan terhadap mereka. Dia membiarkan mereka masuk ke dalam tenda dan melemparkan sepotong besar daging kering kepada mereka, dan kemudian menuangkan mereka dua mangkuk air panas.

Tidak ada terlalu banyak garam dalam daging kering dan itu hambar untuk dikunyah. Tetapi jika itu dicampur dengan air liur untuk waktu yang cukup lama, itu akan memberikan rasa asli dari alam mentah. Setelah meninggalkan Kota Wei, Ning Que jarang memiliki akses ke sesuatu yang begitu kasar, jadi dia terus mengunyah bahagia dan tidak bisa meluangkan waktu untuk berbicara.

Mo Shanshan berterima kasih kepada wanita itu dan merobek dua irisan daging ke dalam mulutnya dan mengunyah perlahan. Menilai dari ekspresinya, tidak ada yang tahu apakah itu enak atau tidak.

Wanita Desolate itu menundukkan kepalanya dan bekerja dengan penuh perhatian pada selembar kulit binatang dan tidak memperhatikan mereka.

Di tenda, tidak ada pertengkaran, hanya keheningan.

Ning Que merasakan suasana yang aneh dan tidak bisa membantu menatap Mo Shanshan. “Bukankah maksudmu untuk mengeksplorasi musuh dan situasi nyata suku Manusia Kesepian? Bisakah Anda mencapai ini dengan tetap diam? ”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–