Nightfall Chapter 257

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 257: Memecah Alam Sambil Memasak Ikan

Penerjemah: TransN Editor: TransN

–

…

…

Berdiri di depan lembah hijau dan menghadap Gunung Salju yang sunyi, Pangeran Long Qing diam, tahu bahwa ia harus memutuskan sekali lagi. Apa yang dia pilih tidak penting, tetapi poin kuncinya adalah semangat yang dia tunjukkan dalam proses itu. Berdasarkan pengalaman pendakian gunung sebelumnya di Akademi, kali ini dia berbalik dan berjalan menuju lembah hijau tanpa ragu-ragu.

Saat dia mengangkat kakinya dan sepatu botnya meninggalkan salju, badai salju di atas tebing salju dan di belakang puncak tiba-tiba berhenti. Dia mendongak untuk menemukan bahwa awan tebal dan tebal itu entah bagaimana menghilang, menampakkan langit biru.

Langit biru dan tenang adalah apa yang benar-benar ada, namun, apa yang tercermin dalam Hati Taoisnya dan indera persepsinya benar-benar berbeda, dengan sebagian darinya berwarna hitam jernih dan tenang dan setengah lainnya secemerlang bintang-bintang.

Lagi-lagi dia berdiri di perbatasan antara terang dan gelap. Setelah hening sesaat, dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya, menginjak ke depan sepanjang satu sisi tebing salju yang berada di dekat lembah hijau. Setelah setiap langkah, rumput hijau akan tumbuh di samping sepatu botnya, yang menyebar dengan sangat luar biasa dan subur dan hampir menutupi seluruh tebing salju.

Pagar di ujung lain dari tebing salju yang telah memenjarakannya selama berhari-hari telah rusak dan berserakan di tanah. Di antara itu adalah sepotong kayu bakar, yang bagian atasnya samar-samar menunjukkan sedikit warna hijau. Tanaman hijau, meskipun pingsan, sangat murni. Ketika mendekati itu, ia menemukan bahwa itu sebenarnya adalah daun hijau sekecil setengah dari kuku.

Tunas baru telah tumbuh dari kayu bakar yang mati! Mungkin lebih banyak daun hijau akan tumbuh darinya dan bahkan mekar segera sejak kuncupnya tumbuh begitu cepat.

Pangeran Long Qing diam-diam menatap kuncup hijau, tidak menunjukkan apa-apa di wajahnya, namun jauh di dalam hatinya, dia sangat tersentuh. Yang disebut Takdir Mengetahui adalah untuk mengetahui asal mula dunia, untuk menguasai aturan Qi Langit dan Bumi atau bahkan hukum kehidupan, dan hanya dengan cara ini seorang pembudidaya dapat disebut penguasa Taoisme. Sekarang, dia hanya satu inci dari Negara Yang Mengetahui Takdir, dan tidak ada hambatan dari Hati Tao yang bisa menghentikannya.

Jadi, dia akan menghancurkan dunia ketika semua daun hijau tumbuh dan bunga-bunga mekar penuh.

Namun, ia menjadi lebih serius sekarang, karena disela adalah tabu pada saat melanggar kerajaan.

Jika dia bisa mematahkan bidang Negara Takdir yang Mengetahui di Peach-Mountain of West Hill, Imam Agung Penghakiman Ilahi secara alami akan melindunginya. Namun sekarang, jauh di dalam Snow Mountain of the Wilderness, dia harus bergantung pada dirinya sendiri untuk menghadapi semua bahaya dan rintangan yang mungkin.

Tepat pada saat itu, suara pakaian mengaduk udara terdengar.

Dan kemudian, Ye Hongyu, Tao Addict berwarna merah, muncul di tebing salju. Roti Tao hitamnya agak berantakan dan wajahnya yang cantik tampak lelah, yang menunjukkan bahwa ia telah menghabiskan sebagian besar energinya dalam lomba mengejar dengan Tang Xiaotang.

Saat dia melirik Pangeran Long Qing, kristal, matanya yang dingin menunjukkan jejak keramahan dan penghargaan. Namun, dia hanya duduk dekat dengannya, tanpa tindakan atau kata-kata khusus, dan mengamati sekitarnya dengan acuh tak acuh.

Pangeran Long Qing mengangguk padanya untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, dan kemudian dia duduk di samping kayu bakar dan perlahan-lahan menutup matanya, diam-diam menunggu saat mekar dan menyambut Negara Tahu Takdir.

…

…

Jauh di lembah hijau, Ning Que sedikit menundukkan kepalanya di atas batu di samping Danau Daming dan sepertinya sudah tertidur lelap. Cabang willow di tangannya bergerak naik dan turun seiring dengan napasnya, yang terkadang bergetar di air danau.

Seekor ikan berenang dari kedalaman air, melambaikan ekornya dengan cara yang aneh. Alasan mengapa itu dikatakan aneh adalah bahwa ia tidak berenang selembut dan anggun seperti rekan-rekannya dan itu tampak agak lelah. Meminjam cahaya yang bersinar ke dalam air, ia melihat dahan willow yang terus bergetar dan berenang ke sana, dan kemudian dengan hati-hati dan ringan, ia memegang cabang itu dengan bibirnya.

Ikan tahu bahwa itu adalah cabang willow, cabang yang, setelah direndam dalam air untuk waktu yang lama, telah berubah menjadi putih dan gemuk dan tampak jelek. Tidak ada daging atau cacing di dahan itu, tetapi ikan itu masih ingin memegangnya, karena ia percaya ia harus ada di sana dan takdirnya ada di sana. Cabang willow tampak begitu intim, sama intimnya dengan bagian tubuhnya.

Dalam mimpinya, Ning Que membuka payung hitam besar dan kemudian dia bangun untuk menemukan bahwa dia masih memegang erat-erat ke cabang willow. Ketika menggosok matanya dengan tangan kiri, dia menemukan bahwa cabang willow, yang tidak punya ikan memperhatikannya untuk waktu yang lama, bergerak lagi, dan dia bahkan bisa merasakan ujung cabang yang lain terkulai ke bawah.

Dia mengangkat ranting pohon willow untuk menemukan ada ikan di ujung sana. Ikan itu terus-menerus menggoyang-goyangkan ekornya, memercikkan air ke seluruh penjuru. Tetapi yang aneh adalah bahwa betapapun kerasnya ikan itu bergoyang dan berjuang, ikan itu berpegangan pada cabang willow dan tidak menyerah.

Ning Que berpikir dalam hati, “Betapa bodohnya ikan ini.”

…

…

Di pegunungan Min yang luas di utara adalah Gunung Tianqi, yang membentang sekitar 500 km dan sebesar langit berbintang. Lembah hijau itu hanyalah tempat kecil yang tidak mencolok di Pegunungan Tianqi, di mana ada puncak-puncak yang tertutup salju yang menjulang tinggi dan tebing yang tidak teratur.

Dua tebing curam, yang hampir tegak lurus, berdiri diam di sana, bertatap muka, selama puluhan juta tahun. Di antara mereka, ada lembah tak berdasar yang mengerikan. Di kedua tebing itu, dua orang duduk diam saling berhadapan, sama seperti tebing itu.

Di tebing timur, seorang pendeta Tao dengan mata damai dan sesosok kurus duduk. Dia mengenakan pakaian biru pucat tipis tanpa kerah dan memegang pedang kayu tipis tanpa sarung di punggungnya. Garpu ebony biasa dimasukkan ke dalam roti Tao-nya, yang dibuat oleh rambut hitamnya. Garpu itu tidak stabil seperti pinus hijau, tetapi lebih seperti awan di langit yang indah.

Di sebelah barat tebing duduk seorang pria yang memiliki mata damai dan tubuh yang kuat dan mengenakan mantel musim dingin yang terbuat dari kulit dan kapas. Dia tidak memegang senjata di tangannya, tetapi otot montok di bawah mantelnya tampaknya mengandung kekuatan yang tak terbatas. Dia dengan santai mengenakan sepasang sepatu bot, yang dia ambil di suatu tempat, dengan kakinya yang telanjang, seolah-olah dia bisa memecahkan langit hanya dengan satu tendangan.

Tang Xiaotang yang tampak lembut, yang berdiri di belakang pria itu, dengan erat memegang pisau merah tua dan dengan waspada menatap pendeta Tao yang memegang pedang di tebing lainnya. Dia merasa agak dingin.

Dia tahu siapa pendeta Tao itu. Dan dia bahkan lebih jelas bahwa, meskipun ada lembah yang dalam di antara dua tebing yang tampaknya tidak dapat diatasi, kakak lelakinya atau pendeta Taoist dapat bertemu kapan saja mereka mau.

Itu karena mereka masing-masing Pejalan Kaki Dunia dari Biara Zhishou dan Doktrin Setan.

Embusan angin dingin meniup lembah, mengaduk pakaian imam Tao di tebing timur. Dia perlahan mulai berbicara, dan itu sama jelasnya seperti dia hanya berbicara di samping telingamu, meskipun dia lebih dari 10 kaki jauhnya.

“Aku belum melihatmu dalam 14 tahun, tetapi kamu masih seperti Tang yang berbatu.”

Tang menjawab, “Tapi Ye Su yang sombong sepertinya tidak sombong seperti sebelumnya.”

Ye Su dengan tenang berkata, “Kamu sudah seperti ini selama tiga hari tiga malam, apakah kamu ingin melanjutkan?”

Tang melanjutkan, “Ini wilayah kami.”

Ye Su menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tapi Tomes of Arcane adalah Tomes of Arcane kita.”

Tang kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata dengan acuh tak acuh, “Tapi Tome of Arcane ini milik kita.”

Ye Su menjawab, “Doktrin Setan telah menurun, dan semua cabang lainnya telah menghilang. Kami sudah lama tidak bertemu dengan tuanmu dan aku khawatir dia sudah meninggal. Sekarang, hanya Anda dan adik perempuan Anda yang tersisa, tetapi Anda pikir Anda bisa melawan arus nasib? ”

Tang menjawab, “Ada bebatuan yang kuat di semburan.”

Ye Su diam-diam menatapnya, lalu dia tiba-tiba berkata, “Kamu tidak mengambil tindakan apa-apa karena kamu punya alasan.”

Tang memandangnya dengan dingin dan berkata, “Kamu tidak mengambil tindakan apa-apa karena kamu juga punya alasan.”

Setelah hening sejenak, Ye Su berkata, “Saya telah menunggu 14 tahun untuk berkonsultasi dengannya. Jika saya bertarung dengan Anda sebelum kesempatan itu, saya pikir itu akan menjadi penghinaan terhadap kesempatan itu, untuk diri saya sendiri, dan kepadanya. ”

Tang dengan dingin menjawab, “Itu tidak bisa disebut alasan karena kamu tidak memenuhi syarat untuk bertarung dengannya sama sekali.”

Ye Su sedikit berkata sambil tersenyum, “Ngomong-ngomong, aku harus mencobanya. Apakah kamu tertarik?”

Tang menggelengkan kepalanya dan langsung berkata, “Aku tidak bisa mengalahkannya, dan di samping itu, dia bukan alasanku.”

Ujung alis Ye Su sedikit miring dan dia bertanya, “Apakah kamu pernah melihatnya?”

Tang mengangguk.

Ye Su berkata, “Sekarang kita berdua memiliki alasan untuk tidak mengambil tindakan apa pun, akankah kita benar-benar terus mengawasi mereka di tebing seperti ini?”

Tang memandang ke kejauhan di suatu tempat di pegunungan yang luas sambil bertanya, “Mana yang menurut Anda akan menjadi yang pertama untuk menghancurkan dunia?”

Mengikuti tatapannya, Ye Su melihat ke arah itu dan dengan tenang berkata, “Kami berdua adalah pengikut Taoisme, jadi saya secara alami percaya bahwa Pangeran akan menang.”

Tang berkata, “Saya percaya Ning Que akan menang karena dia adalah murid Kepala Sekolah Akademi.”

Ye Su tidak mengatakan apa-apa lagi.

Tang juga tidak mengatakan apa-apa lagi.

Mereka berdua di tebing masing-masing tetap diam dan taruhan dibuat.

…

…

Ning Que tidak tahu bahwa melanggar wilayahnya bukan lagi hanya taruhan dengan Pangeran Long Qing, tetapi satu lagi yang lebih penting yang secara langsung akan berdampak pada dua World Wayfarers yang nyata dan kuat.

Dari ekspresi dan perilakunya, seseorang tidak dapat menemukan jejak kegelisahan atau kegugupan, seolah-olah dia tidak terpengaruh sama sekali oleh taruhan ini untuk menghancurkan suatu negara. Dia mengambil ikan bodoh itu dan melambai ke arah Mo Shanshan untuk menyuruhnya minggir dan mengeluarkan semua makanan dari bumbu dan minyak hewani yang bisa dia temukan. Dia siap membuat api dan menggoreng ikan.

Ikan di Danau Daming gemuk dengan daging halus dan tidak memiliki sisik. Perut mereka, khususnya, hampir jernih. Setelah ikan dilemparkan ke dalam wajan, aroma khusus menyertai mendesis.

Memegang cabang, Ning Que berdiri di dekat api, dengan hati-hati dan penuh perhatian menonton warna perut ikan. Dia mengerutkan alisnya dalam konsentrasi dan lebih berhati-hati daripada dia dalam kultivasi dan pencerahan. Dia hanya membalikkan ikan sesekali.

Dia tidak memilih kayu bakar, tetapi dengan mewah memilih jimat api, dan menjaga suhu dengan presisi. Ketika dia dengan hati-hati menggoreng ikan, dia menjelaskan kepada Mo Shanshan, “Adapun hal-hal seperti menggoreng ikan, durasi memasak dan suhu pemanasan sangat penting, dan Anda tidak boleh dengan santai membalikkannya. Itu seperti memerintah suatu negara dan berlatih kultivasi: Secara strategis, kita dapat memandang rendahnya, mengatakan pada diri sendiri bahwa itu bukan apa-apa; tetapi secara taktik, kita perlu memperhatikannya dan berhati-hati. ”

Addict Kaligrafi tidak tahan dengan permintaannya dan telah memberinya dua Fire Fus. Memikirkan untuk menggunakan Jimat Taoisme untuk memasak, dia tidak bisa menahan perasaan sedih dan tertekan. Tapi, dia merasa apa yang dikatakan Ning Que agak masuk akal sekarang setelah penjelasannya.

Perut semitransparan ikan secara bertahap membengkak dalam minyak yang cukup panas, dan kemudian pancing dingin yang bersinar terungkap.

Ning Que menegang. Butuh waktu cukup lama baginya untuk mengetahui bahwa ikan ini adalah yang tepat yang menggigit kail, dan yang sama yang kemudian mengambil kail dan umpannya.

Korban yang rela membiarkan dirinya ditangkap. Saat itu, Anda tidak mau ditangkap, jadi mengapa Anda kembali menggigit cabang tanpa kait?

Melihat ikan yang digoreng menjadi cokelat keemasan dan begitu harum di wajan, ia sedikit memiringkan ujung alisnya dan tersenyum.

Dia menyerahkan cabang willow ke Mo Shanshan dan kembali ke tepi danau. Ketika dia melihat refleksi dari Puncak yang tertutup Salju di danau, Kekuatan Jiwa dalam indera persepsinya dilepaskan dengan kondisi mentalnya, tetapi dia tidak merasakan Qi dari Surga dan Bumi di sekitarnya …

karena Psyche Power-nya telah terintegrasi dengan Qi Surga dan Bumi di sekitar Danau Daming.

Saat dia perlahan-lahan menutup matanya, kondisi mentalnya terus dikirim bersama dengan Psyche Power yang telah terintegrasi ke langit dan bumi. Dia melihat lumut batu di samping danau, ikan yang berenang di air, dan pasir di bawah dedaunan yang jatuh — dia melihat segalanya.

Dia tidak melihat mereka dengan matanya atau di bawah cahaya. Dia tidak menyentuh lingkungan dengan menggunakan Kekuatan Jiwa untuk mengendalikan Qi Langit dan Bumi dan kemudian merasakannya. Sebaliknya, itu adalah semacam persepsi langsung dan halus tentang langit dan bumi.

Lalu, Ning Que membuka matanya dan melihat ke langit. Di langit biru, ada awan putih berubah menjadi bentuk yang berbeda, seperti bentuk seseorang dari Geng Kuda, bentuk kuda, bentuk Danau Shubi, bentuk pohon di Gunung Min, bentuk cornice Spring Breeze Pavilion, dan bentuk perpustakaan tua. Mereka semua adalah sosok yang dia lihat.

Dia mengulurkan jari-jarinya yang gemetaran untuk dengan ringan menggambar sesuatu di angin, bergumam, “Sebenarnya, ada jimat di seluruh dunia ini.”

Memegang cabang willow itu, Mo Shanshan memandangi ikan goreng di wajan, wajahnya yang cantik penuh kegugupan. Dia tidak tahu kapan dia bisa memindahkan ikan. Perlahan-lahan, aroma ikan yang terbakar menghampirinya, dan bersamaan dengan itu, perut ikan semitransparan tiba-tiba meledak. Kait itu diledakkan, jatuh ke danau dan menghilang seketika.

Mendengarkan gumaman Ning Que dan melihat ikan berantakan di wajan, dia berkata dengan suara rendah penuh rasa malu, “Ikan itu pecah.”

Ning Que berbalik, menatapnya, dan dengan sungguh-sungguh berkata, “Saya juga mematahkannya.”

…

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–