Nightfall Chapter 270

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Babak 270: Liansheng 32 (I)

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Seorang lelaki tua dan berstatus tinggi patut dihormati. Bhikkhu tua yang layu itu telah duduk di Gunung Bone dan menebus dosa-dosanya selama beberapa dekade. Tampaknya dia bukan orang tua yang tidak berguna seperti Quni Madi. Ning Que terus membungkuk di belakangnya tetapi tidak melangkah maju. Dia memandang bhikkhu tua yang layu itu sekitar sepuluh kaki jauhnya dan berkata dengan hormat, “Aku memang murid Akademi. Gerbang Depan Doktrin Setan memang telah dibuka. Tetapi saya tidak mengerti mengapa senior Anda akan mengatakan bahwa lantai yang penuh dengan tulang adalah hasil dari dosa-dosa Anda? ”

Biksu tua itu tertawa lemah. Dia berkata, “Ini adalah kisah yang rumit.”

Orang akan selalu mendengar cerita yang luar biasa dari dahulu kala setiap kali mereka bertemu seseorang yang menarik di lembah. Mungkin itu karena Ning Que sudah mengantisipasi ini, dia sangat tenang dan berkata dengan lembut, “Tolong, senior, beri tahu kami tentang hal itu.”

Bhikkhu tua itu terdiam beberapa saat sebelum dia mengingat, “Saat itu, Crazy Ke mulai melakukan perjalanan dunia atas nama Akademi. Dia memiliki pedang baja cyan biasa yang diikatkan di pinggangnya dan tidak ada yang berani melawannya. Doktrin Setan itu kuat, sombong, dan haus darah. Beberapa orang tak berdosa dibunuh dengan kejam oleh orang-orang dari Doktrin Iblis. Pertemuan antara keduanya ditakdirkan seperti badai. ”

“Badai petir itu berat dan berdarah. Kekuatan-kekuatan dari Doktrin Iblis yang menyebar ke seluruh Dataran Tengah semuanya mati karena pedang Crazy Ke. Istana Ilahi Bukit-Barat dan mereka yang berada di jalan Tao yang benar ingin mengambil kesempatan untuk menghilangkan semua kekuatan dari Doktrin Iblis. ”

“Crazy Ke berdiri di tengah hujan dan berteriak pada langit dan bumi tanpa rasa hormat di matanya. Fogeys lama dari West-Hill Divine Palace tidak menyukainya, tentu saja. Doktrin Iblis disiksa dalam badai itu dan memberikan solusi. Mereka ingin menggunakan faksi antara Akademi dan Aula Ilahi untuk membuat jebakan, memaksa keduanya berperang. ”

“Selama pertemuan hebat di festival hantu Yue Laan yang lapar di Kuil Lanke satu tahun, para pembudidaya dari berbagai negara di Central Plains bertemu. Ada menari. Doktrin Setan menggunakan kesempatan ini untuk membunuh banyak orang di Kuil Lanke dan menjebak Departemen Kehakiman Aula Ilahi. Begitulah ceritanya dimulai. ”

Bhikkhu tua itu layu seperti hantu. Dia berbicara tentang masa lalu yang kejam dan kejam tetapi ekspresinya tetap terkumpul seperti angin musim semi. Dia berbicara tentang gambar-gambar masa lalu yang berdarah hanya dalam beberapa kata.

Ning Que membantu Mo Shanshan duduk di dekat dinding. Dia memandang bhikkhu tua di Gunung Bone dan memikirkan kisah yang telah diceritakan lelaki tua itu kepada mereka tentang masa lalu yang jauh. Dia berkata setelah beberapa saat hening, “Membingkai seseorang selalu merupakan tindakan bodoh.”

Bibir biksu tua itu bergerak ke atas dan dia tersenyum dengan susah payah. Matanya basah saat dia memandang Ning Que. Dia berkata dengan menyesal, “Doktrin Setan di dunia luar harus mati. Bahkan jika ada yang selamat, saya kira mereka semua hidup bersembunyi, seperti tikus di selokan. Saya kira seorang anak seperti Anda tidak akan tahu seperti apa Doktrin Setan pada waktu itu, dan betapa menakutkannya kekuatan yang mereka miliki. ”

Sudah dua tahun sejak Ning Que meninggalkan Kota Wei dan memasuki dunia kultivasi. Selain pertemuan dengan Manusia Desolate beberapa waktu lalu, dia hanya melihat seorang Master Pedang dengan metode budidaya Doktrin Setan di pintu masuk Jalan Gunung Utara. Pedang Pedang itu tidak terlalu kuat, menurut pendapatnya, itulah sebabnya dia tidak menemukan Doktrin Setan itu menakutkan.

Kelopak mata lelaki tua itu tertutup seperti daun layu. Dia sepertinya memikirkan kesombongan dan gangguan yang dimiliki oleh Doktrin Setan saat itu. Tampaknya itu merupakan pukulan bagi kondisi mentalnya yang damai. Dan kemudian, dia melanjutkan dengan nada lembut, “Metode Doktrin Setan dicuri dari surga. Mereka yang mengolah menggunakan metode mereka sangat kuat dan tidak memiliki riak di Kekuatan Jiwa mereka. Mereka dapat menghindari metode deteksi dari pembudidaya lain. Orang-orang dari Doktrin Iblis menggunakan ini untuk keuntungan mereka kemudian dan memasuki berbagai negara di Dataran Tengah, atau memasuki negara dan membentuk tiga generasi negarawan senior. Ada desas-desus bahwa beberapa orang memasuki pedesaan dan membangun keluarga besar. Mereka mengatur jaringan yang sangat kuat,

Bhikkhu tua itu mengangkat kepalanya perlahan dan menatapnya dengan tenang, “Jika bukan karena takut akan Akademi dan Tempat-Tempat Tidak Dikenal lainnya, Doktrin Iblis akan mengambil alih dunia ketika mereka mencapai kekuatan penuh mereka. Mereka tidak berani melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak surga. Tetapi apakah mereka akan meninggalkan lubang di plot mereka? Tidak ada yang akan percaya bahwa, pada kenyataannya, Doktrin Iblis telah membayar mahal untuk mengungkap Imam yang disembunyikan di Departemen Kehakiman dari Aula Ilahi selama beberapa dekade di pertumpahan darah di Kuil Lanke. ”

Ning Que mengerutkan kening dan bertanya, “Apa hubungan pertumpahan darah di Kuil Lanke dengan Akademi dan Paman Termuda?”

Biksu tua itu menghela nafas sekali lagi. Desahannya sangat sedih ketika dia berkata, “Pertumpahan darah Setan di Kuil Lanke selama festival hantu lapar Yue laan tampak seolah-olah mereka menentang para pembudidaya di jalur Tao yang benar. Tetapi pada kenyataannya, itu melawan para pejabat kekaisaran Tang. Tapi mereka ingin memprovokasi Crazy Ke, jadi target sebenarnya adalah wanita miskin yang hanya tahu cara menari dari kerajaan Tang. ”

Ning Que tegang ketika dia mendengar itu. Dia telah mendengar dari Saudara Kedua bahwa Nyonya Jian dan Paman Bungsu adalah sepasang kekasih. Dia bertanya-tanya apakah para penari itu adalah gadis-gadis dari House of Red Sleeves. Namun, karena Nyonya Jian masih hidup dan kadang-kadang akan memberinya ganti kasar, yang telah meninggal saat itu?

Doktrin Iblis telah membayar mahal untuk skema ini. Mereka pasti akan tahu untuk siapa Paman Termuda akan menerobos ke Gunung Peach. Rasanya seperti ketika dia melihat Sangsang berlumuran darah ketika dia kembali ke jalan Lin 47 dan semua bukti menunjuk ke istana. Dia tidak akan ragu untuk membawa pisaunya dan menerobos gerbang istana dan ke ruang belajar kekaisaran. Dia akan merobek “Bunga Mekar di Pantai Astride” dan memotong kaisar menjadi 365 potong …

“Tapi Paman Bungsu tidak menerobos ke Gunung Peach. Dia menghancurkan Gerbang Depan Doktrin Iblis. ”

Ning Que menatap pria di Gunung Tulang dan bertanya dengan bingung, “Apa yang salah dalam plot Doktrin Iblis?”

Pria tua itu duduk terdiam beberapa lama sebelum akhirnya dia tersenyum. Ada segudang emosi dalam senyumnya yang keriput. Ada ratapan dan keterkejutan, kepahitan dan sedikit kebanggaan.

“Tidak ada yang salah dengan plot yang mereka buat. Seluruh dunia mengira bahwa Departemen Kehakiman dari Balai Ilahi adalah orang yang membunuh orang-orang di Kuil Lanke saat itu. Dan tidak ada pemikiran lain tentang siapa lagi yang bisa melakukannya ketika Penatua yang telah hidup dalam pengasingan di belakang Kuil Lanke keluar dan menuduh para penyerang, menyatakan bahwa mereka berasal dari West-Hill. ”

Biksu tua itu menatapnya dan berkata, “Tetapi Ke Haoran tidak percaya itu.”

Ning Que bertanya dengan bingung, “Mengapa Paman Bungsu tidak percaya itu?”

Biksu tua itu menjawab, “Akan sulit untuk membodohi seseorang seperti Crazy Ke.”

Ning Que terkejut, dan menggelengkan kepalanya, berkata, “Ini bukan alasan.”

Lelaki tua itu mengeluh, “Aku menanyakan pertanyaan yang sama padanya.”

Ning Que mendengarkan dengan penuh perhatian.

Bhikkhu tua itu tersenyum, “Di ruangan yang sama ini, dia berkata, ‘Apakah aku, Ke Haoran, akan mudah tertipu?’”

Ada hening sesaat.

“Lalu?”

Ning Que bertanya. Dia mengira bahwa setiap cerita memiliki kelanjutan dan akhir.

Bhikkhu tua itu bertanya, dengan sedikit mengejutkan, “Lalu … apakah dunia belum tahu?”

Ning Que menjawab, “Pendongeng itu berbeda, isi ceritanya mungkin berubah.”

“Kisah ini memiliki akhir yang sederhana.”

Suara biksu tua itu semakin lemah. Dia berkata, “Doktrin Setan tidak berhasil menipu Crazy Ke, jadi dia pergi ke Gerbang Depan Doktrin Setan. Pemimpin Doktrin Setan penuh dengan dirinya saat itu. Dia tidak terlalu takut dan hanya berpikir bahwa dia akan membunuhnya jika dia datang. Crazy Ke tidak ingin dibunuh, jadi dia membunuh mereka semua. ”

Dia tidak ingin dibunuh, jadi dia membunuh mereka semua.

Ini adalah pernyataan yang sangat sederhana, dan ceritanya juga sederhana. Namun, yang lebih sederhana menempatkan masa lalu yang mengejutkan yang mengakibatkan pemusnahan dan sejarah yang terkubur di masa lalu, semakin mengkhawatirkannya. Setelah puluhan tahun, hanya bhikkhu tua yang keriput dan tubuh yang tak terhitung jumlahnya yang tersisa di aula utama Doktrin Setan yang memberikan kesaksian tentang apa yang telah terjadi.

Ning Que menatap mata biksu tua yang dalam itu. “Mengapa kamu menebus dosa-dosamu? Apa yang harus kamu lakukan dengan ini? ”

Biksu tua itu mengangkat lengannya yang ramping. Kain di lengannya compang-camping. Dia mengulurkan jari-jarinya. Sendi di bawah kulit di jari-jarinya menakutkan dan tampak seperti sepasang tangan kerangka dari Dunia Bawah. Namun, aura yang keluar dari telapak tangannya diam dan hangat. Itu baik, seperti dua teratai putih jatuh dari Haotian.

Aura yang dipegang dalam lotus putih Emblematic Gesture sangat kuat dan terkonsentrasi tetapi tidak mematikan. Tulang-tulang di sekitar biksu tua itu berkilau dengan aliran aura dan tampak seolah-olah menjadi hidup.

Ning Que menatap tangan biarawan tua di depan perutnya dan bisa merasakan aura datang dari dalam. Dia terkejut tanpa kata-kata. Kekuatan yang ditunjukkan bhikkhu tua itu dalam keadaan sangat tinggi sehingga tidak bisa diukur. Itu yang terkuat yang pernah dilihatnya dalam kehidupan ini.

Mo Shanshan duduk di dekat dinding. Dia melihat tangan kerangka bhikkhu tua yang telah terbentuk menjadi Emblematic Gesture lotus putih. Dia memikirkan apa yang dikatakan gurunya satu kali, dan tidak bisa tidak membiarkan guncangan yang dirasakannya masuk ke wajahnya.

“Ada teratai di barat yang mendarat di dunia ini. Ia lahir dengan 32 kelopak, dan setiap kelopak unik. Mereka masing-masing membentuk dunia yang berbeda. ”

…

…

“Aku menebus dosa-dosaku karena dosa-dosaku.”

“Karena tidak pernah ada rencana oleh Doktrin Iblis. Plotnya adalah milikku. ”

“Imam dari Departemen Kehakiman berasal dari Doktrin Iblis. Saya tahu tentang ini bertahun-tahun yang lalu. Saya tahu apa yang ingin mereka lakukan, tetapi saya tidak melakukan apa-apa. Aku duduk di kursi hitam yang dingin dan menyangga daguku dengan tangan dan menyaksikannya menyelesaikan masalah dengan tenang. Kemudian, saya menemukan waktu yang tepat dan memberi tahu Ke Haoran tentang itu. ”

“Tapi aku meremehkan Ke Haoran. Saya tidak perlu menunjukkan kepadanya bukti yang telah saya simpan dengan hati-hati, dan dia tahu bahwa masalah itu dilakukan oleh Doktrin Iblis. Itu hebat, jadi saya duduk dengan tenang di kursi hitam yang dingin dan menopang daguku dengan tangan dan menunggu saat tiba dengan tenang. ”

Biksu tua yang kurus seperti hantu duduk di Gunung Bone. Tangannya yang kurus bertuliskan lambang teratai dan matanya lembut dan penuh kebajikan.

Ning Que menatapnya dengan mata lebar dan bertanya dengan suara bergetar, “Siapa kamu sebenarnya? Apa yang ingin Anda capai saat itu? ”

Ini adalah kedua kalinya bhikkhu tua itu mendengar pertanyaan itu. Dia mengangkat kepalanya ke langit perlahan, mendorong rantai di perutnya. Dia membuat suara yang jelas, memungkinkan rasa sakit muncul di wajahnya yang keriput sekali lagi.

Bhikkhu tua itu memandangi langit dengan tatapan lembut di matanya yang dalam. Bunga-bunga teratai putih di tangannya yang kurus tumbuh.

“Aku ingin mengalahkan Doktrin Iblis saat itu. Saya ingin Ke Haoran mati. Tetapi dia tidak mati meskipun badai petir itu adalah Doktrin Iblis yang saya ciptakan dengan semua upaya saya dan diarahkan kepadanya. ”

“Untuk siapa aku?”

Biksu tua itu mengalihkan pandangannya dari langit dan memandang keduanya, “Akulah hakimnya.”

…

…

“Divine Lord Lotus?”

Sebuah suara yang dipenuhi dengan rasa tidak percaya terdengar dari belakang tiba-tiba.

Ye Hongyu, Tao Addict, yang berpakaian hanya muncul. Dia melihat pada biksu tua kurus yang duduk di Gunung Tulang dan Gesture Emblematic yang dia buat. Ekspresi kegembiraan dan ketidakpercayaan memenuhi wajahnya.

Mo Shanshan berseru pada saat yang sama, “Tuan Lotus?”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–