Nightfall Chapter 272

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 272: Bergabunglah dengan Iblis (Bagian 1)

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Biksu tua itu memandang Ning Que dengan hangat dan berkata dengan sedikit senyum dan berkata, “Kamu sepertinya belum pernah mendengar tentangku.”

Ning Que sedikit terkejut, dia menjawab, “Haruskah semua orang mendengar tentang kamu?”

Senyum mencela diri muncul di wajah keriput biksu tua itu dengan beberapa kesulitan. Dia berkata, “Ini mungkin terdengar sedikit lucu, tetapi saya berpikir bahwa setelah beberapa dekade, orang-orang muda masih akan mengingat nama saya.”

Ning Que tidak tahu harus berkata apa. Dia melihat tatapan dingin yang menembak dari mata Ye Hongyu dan kebingungan di mata gelap Mo Shanshan. Dia berpikir pada dirinya sendiri, “Apakah apa yang dikatakan oleh Lord Lotus ini benar?”

“Jika Anda tahu kisah saya, Anda harus tahu bagaimana saya mencapai pencerahan Tao di Kuil Lanke. Saya biasa berkhotbah sebagai kepala biarawan di Kuil Xuankong. Saya melewati Aula Tuhan dua kali tetapi tidak masuk. Pada akhirnya, saya menjadi salah satu Imam Besar Penghakiman Ilahi. Tetapi saya ragu bahwa bahkan dua wanita muda itu tahu, bahwa saya pernah hampir menjadi Imam Besar Doktrin Setan. ”

Bhikkhu tua itu memandangi tiga anak muda yang tidak bisa menahan rasa kaget mereka. Dia berkata dengan lembut, “Karena Doktrin Iblis dapat menyusup ke berbagai negara di Dataran Tengah, berbagai sekte Buddha di Dataran Tengah akan, tentu saja, memiliki taktik yang serupa. Tidak perlu begitu terkejut. ”

“Melihat kembali ke kehidupan saya, saya pernah mengalami terlalu banyak hal. Saya bahkan merasa bahwa mereka sangat senang ketika saya memikirkan mereka di tengah malam. Tetapi ketika saya memikirkan mereka dengan cermat, hal yang paling saya banggakan adalah bahwa saya punya teman seperti Ke Haoran. Anda bertanya kepada saya mengapa saya ingin dia mati? ”

Biksu tua itu memandang Ning Que, ekspresinya masih penuh kebaikan, tetapi sedikit pahit. “Karena dia adalah teman terbaikku, aku tahu kemampuannya yang menghancurkan bumi. Kami melakukan perjalanan melalui pegunungan liar bersama ketika saya masih muda. Ketika kami bertemu lagi, saya menyadari bahwa dia semakin kuat, dan semakin dekat dengan kegelapan malam. ”

“Ada banyak tipe teman. Saya ingin menjadi yang baik. Semakin besar kemampuan Ke Haoran, semakin aku tidak bisa menerima perubahan dalam pandangannya tentang dunia. Itulah sebabnya saya akan mengorbankan segalanya, bahkan impian saya, untuk membawanya ke badai berdarah ini. Aku lebih suka dia mati bersama dengan Doktrin Iblis daripada baginya untuk bergabung dengan iblis. ”

Kamar menjadi sunyi ketika mereka mendengar sepotong masa lalu yang menggetarkan jiwa ini. Ye Hongyu dan Mo Shanshan menunduk tanpa sadar. Master Talisman muda telah mendengar desas-desus tentang masalah ini, sedangkan Addict Tao tinggal di Istana Ilahi West-Hill dan tahu lebih banyak tentang kisah Mr. Ke daripada kebanyakan.

Ning Que belum pernah mendengar ini sebelumnya. Dalam kisah-kisah yang diceritakan oleh Saudara-saudari Senior di Back Mountain, citra Paman Bungsu tampak agung dan bangga. Dia memegang pedang baja cyan dengan satu tangan dan tidak ada duanya. Dia tidak pernah dikaitkan dengan Doktrin Iblis.

Alis Ning Que naik di dahinya. Dia memandang Guru Lotus dan bertanya, “Bagaimana Paman Bungsu saya bergabung dengan iblis?”

Biksu tua itu menghela nafas, “Iblis masuk ke dalam hati seseorang. Siapa pun bisa bergabung dengan iblis. ”

Ning Que bukan warga Tang khas Anda. Namun, dia memiliki sikap Tang. Dia tidak bisa mempercayai ucapan seperti itu. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang dan pasti, “Paman Bungsuku tidak ada duanya. Dia adalah yang terkuat tidak peduli dalam kemampuan atau semangat. Dia tidak perlu bantuan dari luar. Mengapa dia perlu mengembangkan metode Doktrin Setan? ”

Bhikkhu tua itu berkata dengan lembut, “Dia belum pernah mengembangkan metode Doktrin Setan. Seperti yang Anda katakan, dia tidak membutuhkan metode mereka. Tapi yang tidak Anda ketahui adalah, Ke Haoran seperti Imam Besar Ilahi Cahaya dari seribu tahun yang lalu. Dia tidak akan tergoda oleh hal-hal dan sebab-sebab tetapi akan menempuh jalan itu karena pikirannya sendiri. Dia membelakangi cahaya Haotian dan berjalan menuju malam saat pandangannya tentang dunia berubah. ”

Ning Que terkejut dan berkata, “Saya tidak mengerti.”

Biksu tua itu tertawa ketika mendengar jawaban yang jujur. Dia menggelengkan kepalanya dengan ringan dan perlahan sebelum menyeka senyum dari wajahnya. Dia berkata dengan tenang, “Dia telah menjadi iblis ketika dia mengambil pedang itu.”

Ning Que bertanya, “Pedang Haoran?”

Bhikkhu tua itu mengakuinya diam-diam.

Ning Que memikirkan buku “Menjelajahi Pedang Haoran” yang telah dibacanya di perpustakaan lama dan juga bagaimana Saudara Kedua mengajarkan kepadanya pedangnya bergerak di Gunung Belakang Akademi. Dia tetap diam sebelum menggelengkan kepalanya. “Pedang Haoran tidak ada hubungannya dengan metode Doktrin Setan.”

Bhikkhu tua itu memandang ke arahnya dan tersenyum, “Dunia hanya tahu tentang Pedang Haoran, tetapi bukan Roh Agung. Jika Anda memiliki kesempatan beruntung untuk suatu hari memahami apa itu Roh Hebat, Anda akan mengerti mengapa saya mengatakan itu. ”

Ning Que tampaknya samar-samar memahami sesuatu. Tampaknya keadaan Paman Bungsu sangat kuat saat itu dan telah berjalan ke sudut mencoba untuk mencapai terobosan. Dia telah menciptakan Roh Besar yang serupa dengan apa yang telah dilakukan Imam Besar Ilahi Cahaya seribu tahun yang lalu. Namun, Roh Hebat ini adalah sesuatu yang dilarang oleh Haotian, sama seperti metode Doktrin Iblis.

“Aku masih tidak mengerti.”

Ning Que menatap biarawan tua di Gunung Bone dan tersenyum, “Ngomong-ngomong, aku tidak akan percaya bahwa Paman Bungsu akan bergabung dengan iblis.”

Ini dia yang tidak masuk akal. Tidak peduli Tangs atau Akademi, mereka adalah yang terbaik untuk menjadi tidak masuk akal. Dia berpikir pada dirinya sendiri, “Ini, bagaimanapun, sesuatu yang telah terjadi beberapa dekade yang lalu, apa yang bisa kamu lakukan padaku, bahkan jika kamu adalah Dewa Dewa Teratai?”

“Sudah dipastikan bahwa Ke akan bergabung dengan iblis nanti.”

Ye Hongyu berbalik dan berkata tiba-tiba, “Dia mati karena menerima hukuman surgawi.”

Ning Que membeku dan kemudian, dia melompat seperti kucing liar yang ekornya telah diinjak dan berteriak, “Hukum pantatku!”

Aneh bahwa Ye Hongyu tidak membalas dengan marah pada kutukannya. Sebaliknya, dia menatapnya dengan segudang emosi. Ada keheningan sesaat sebelum dia berkata, “Aku akan membiarkanmu hidup sekarang untuk menghormati Tuan Ke.”

Ning Que tiba-tiba menyadari bahwa apa yang dia katakan adalah kebenaran ketika dia melihat reaksinya.

Kembali di Gunung Belakang Akademi, Saudara Kedua hanya mengatakan bahwa Paman Bungsu sudah mati. Dia tidak mengatakan bagaimana Paman Bungsu meninggal. Tidak peduli tuannya, Master Yan Se atau pembudidaya lain yang dia temui, tidak ada yang menyebutkan tentang Paman Termuda dari Akademi.

Begitulah cara Paman Bungsu meninggalkan dunia ini.

Paman termuda adalah idola Kakak Kedua dan Kakak Kedua adalah Ning Que. Itulah sebabnya Paman Termuda adalah idola terbesarnya. Sangat disayangkan dia hanya mendengar serpihan desas-desus dan tidak memiliki gambaran yang jelas tentang keseluruhan situasi. Itu sebabnya dia hanya samar-samar bangga dengan seluruh situasi.

Sekarang setelah mereka tiba di Wilderness dan merasakan aura yang sombong dan percaya diri di Pegunungan Tianqi yang seperti tebing salju dan pohon-pohon pinus, Paman Bungsu menjadi hidup dalam benaknya. Dia telah melakukan perjalanan melalui pegunungan mengikuti aura itu dan memasuki lembah-lembah hijau. Dia telah melanggar kerajaan dan mencapai pencerahan Tao di tepi danau. Dia telah melangkah melalui berbagai formasi dengan percaya diri dan datang ke Gerbang Depan Doktrin Iblis.

Di sinilah akhirnya dia mendengar cerita Paman Bungsu dan menebak akhirnya. Dalam keterkejutan, rasa sakit, dan kehilangan, dia tiba-tiba mengerti bahwa ini adalah perkembangan dari cerita.

Seseorang yang sombong dan percaya diri seperti Paman Bungsu, tentu saja, akan mencabut pedang di pinggangnya dan mengarahkannya ke Firmament ketika tidak ada yang layak untuk dilihat kedua kali di dunia.

Hanya saja, bisakah seseorang menang atas langit?

Ning Que berdiri di Gunung Bone diam-diam, dia kehilangan kata-kata.

Bhikkhu tua itu duduk di Gunung Bone tanpa suara. Dia turun ke dalam kesunyian seperti yang dia miliki beberapa dekade yang lalu ketika dia mendengar bahwa Ke Haoran telah dihukum oleh surga karena bergabung dengan Iblis. Jejak cahaya Buddha yang penuh kasih bersinar dari wajahnya yang kurus.

“Bagaimanapun, dia masih mati seperti itu.”

Biksu tua itu menundukkan kepalanya dan menghela nafas. Orang tidak bisa melihat apakah itu pujian atau kesedihan. Mengikuti desahan, tubuh kurusnya mengendur tiba-tiba. Jejak debu meledak baik dari dalam celah-celah tulangnya atau robek-robek jubah biarawannya.

…

…

Di akhir cerita, muncul cinta dan kebencian terhadap yang baru. Segala sesuatu di dunia terjadi dalam siklus hambar. Kaki telanjang Ye Hongyu diajari dan tangan kanannya memegang Pedang Tao di pinggangnya.

Ning Que terkejut. Dia menatap punggungnya dengan alis berkerut dan dengan cepat berkata, “Apakah Anda terburu-buru untuk bertarung melawan keadaan Master Lotus saat ini? Saya pikir kita harus menyelamatkannya dulu. ”

Biksu itu mengangkat kepalanya perlahan dan menatap pemuda itu dengan penuh belas kasih. Dia tersenyum, aku adalah orang yang telah mengikat dirinya sendiri. Siapa yang bisa membebaskan saya jika saya tidak berharap hal itu terjadi? ”

Ye Hongyu tahu bahwa Ning Que membeli waktu. Dia memegang gagang pedangnya erat. Saat dia hendak berbalik, dia melihat Divine Lord Lotus menggelengkan kepalanya padanya dari Gunung Bone. Dia tidak bisa menahan getaran ringan yang menembus hatinya dan dia berhenti bergerak.

Biksu tua itu tersenyum, “Saya telah bersembunyi di sini untuk membantu jiwa-jiwa ini bergerak bersama untuk menebus dosa-dosa saya. Saya telah lama menghindari pertengkaran dan kematian dunia sekuler. Mengapa kalian, anak-anak, biarkan aku melihat semua ini? Tulang ada di mana-mana sebelum kita, apakah ada kebutuhan untuk membunuh lebih banyak? ”

Ye Hongyu bingung. Legenda mengatakan bahwa ketika Dewa Ilahi Lotus masih Bhadanta dari Sekte Buddhisme, ia telah membunuh seseorang sebelum hierarki dan pusat-pusat kekuatan Balai Divine. Dia akan melepaskan kemarahan guntur Buddha ketika dia marah. Bagaimana dia bisa menjadi bhikkhu yang murah hati di hadapan mereka saat ini?

Namun, bahkan dengan semangatnya yang keras, dia tanpa sadar santai ketika dia melihat tatapan kebajikan di mata mendalam Divine Lord Lotus. Tidak ada keinginan untuk bertarung tersisa di dalam dirinya dan dia perlahan melepaskan gagang pedang di tangan kanannya.

Bhikkhu tua itu berkata dengan lembut, “Saya tidak pernah berpikir bahwa akan ada suatu hari ketika Gerbang Depan Doktrin Iblis akan terbuka dan orang-orang muda seperti Anda akan masuk. Saya kira pasti ada banyak anak muda yang luar biasa di dunia saat ini. Pasti merupakan siksaan bagi Anda kaum muda untuk mendengarkan kisah-kisah lama yang hambar ini. Tetapi saya berharap bahwa Anda dapat bersabar dan mendengarkan karena Anda adalah masa depan dunia kultivasi. ”

Ye Hongyu tidak mempertimbangkan sedetik lagi. Dia membungkuk dan duduk kembali setelah mendengar itu.

Mo Shanshan duduk bersila di tanah.

Ning Que bahkan akan membuatnya menceritakan kisahnya selama tiga hari tiga malam selama dia tidak harus bertarung dengan Addict Tao. Dia tidak membuat keberatan, tetapi berkata dengan tulus, “Guru, tolong ajari kami.”

Ye Hongyu sedikit mengernyit, jijik pada ketidakberdayaannya.

…

…

“Dunia mengira bahwa Departemen Kehakiman Aula Tuhan adalah penyebab pertumpahan darah di Kuil Lanke. Hanya saya dan beberapa dari Balai Ilahi yang tahu bahwa itu adalah perbuatan Doktrin Iblis. Ke Haoran telah menemukan kebenaran saat kami menunggu waktu yang tepat untuk memberitahunya. Tentu saja, ini hanya lapisan pertama dari kebenaran. Terus terang, saya masih tidak tahu bagaimana dia datang untuk mencari tahu bahkan hari ini. ”

“Hari itu, aku mengawasinya datang ke sisi Danau Daming dengan keledainya. Dia melambaikan tangannya dan mengusir air di danau. Aku menyaksikan ketika dia mengeluarkan pedangnya dan membongkar Taktik Batu Array. Saya merasa terhibur karena saya pikir plot saya berhasil. ”

Bhikkhu tua itu berhenti untuk waktu yang lama ketika sampai di bagian ini. Kemudian, dia berkata dengan lembut, “Saya pikir, kalau begitu, bahwa tidak masalah jika dia menghancurkan Doktrin Setan atau dihancurkan oleh Doktrin Setan, dia tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk bergabung dengan Setan. Dan saya akan melakukan yang terbaik dengan persahabatan kami. ”

Ning Que berpikir bahwa Paman Bungsu sangat disayangkan memiliki teman seperti itu.

Suara biksu itu dipenuhi dengan penyesalan dan rasa sakit. “Namun, aku belum pernah melihat seseorang membunuh seperti ini seumur hidupku.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–