Nightfall Chapter 319

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 319: Orang Yang Kecanduan Bunga Mengikuti Diam-diam

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Kakak Sulung menjawab dengan hangat, “Kita bisa mengubah cara kita berbicara satu sama lain begitu kita bertemu guru di Chang’an. Anda bisa memanggil saya Kakak Senior seperti yang dilakukan Kakek Bungsu. Jangan khawatir tentang rencana perjalanan saya. Bagi saya, kultivasi hanyalah perjalanan yang panjang. Terlebih lagi, kita harus menuju ke Kota Tuyang, jadi itu dalam perjalanan ke Chang’an. ”

Ning Que mendengarkan percakapan antara keduanya dan sepertinya merasakan sesuatu. Namun, dia tidak mau berpikir lebih jauh. Dan ketika dia mendengar penyebutan Kota Tuyang, dia menyadari bahwa mereka akan bertemu Xia Hou, dan tidak bisa tidak khawatir.

Dia tidak berbicara tentang kekhawatirannya. Karena betapapun berbahayanya Kota Tuyang, dia tidak bisa meyakinkan seseorang seperti Kakak Sulung untuk menghindarinya. Namun, kekhawatirannya jelas bagi semua.

Kakak Sulung berkata, “Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan Geng Kuda ketika kami berada di Laut Hulan. Tapi sekarang setelah itu, dan bagaimana dengan dia yang mencoba mencuri Tomes of Arcane, dia harus menjawabnya. ”

Bicaranya tenang dan hangat, dan kecepatan dia menyampaikannya lambat. Isi pernyataannya juga sederhana dan jelas, dan logika di baliknya kuat. Tidak peduli apakah Anda milik Taoisme Haotian atau Doktrin Iblis, dan tidak peduli Anda adalah bangsawan kerajaan atau jenderal terkenal, Anda harus menjawab karena menjadi musuh Akademi.

Sudah lama sejak seseorang harus menjawab apa pun di bagian belakang gunung Akademi karena sudah lama sejak seseorang berani untuk tidak menghormati Akademi. Terakhir kali seseorang harus menjawab kepada Akademi adalah banyak bunga persik di Gunung Peach dari Istana Ilahi-Bukit Barat.

…

…

Angin tidak berhenti di Hutan Belantara. Ia menggulung lapisan salju yang tebal, tetapi tidak punya tempat untuk meninggalkannya kecuali di tanah. Salju di tanah masih setebal dan baik roda yang berputar atau kuku kuda tidak bisa mengeluarkan suara terlalu banyak saat meratakan tanah di bawahnya.

Angin dan salju akhirnya berhenti pada suatu hari. Matahari memuncak dari balik awan dengan sembunyi-sembunyi, bersinar hangat di tanah. Bentakan mendesak kuku kuda bisa terdengar dari jauh di Wilderness. Sementara jepitan kuku sangat jelas, jelas bahwa hanya ada satu pengendara. Orang bisa membayangkan kecepatan pengendara dari suara kuku.

Kuda Hitam Besar menarik kereta yang berat itu menembus salju dengan susah payah. Dia menundukkan kepalanya dan memukul bibirnya yang tebal dengan sedih. Ketika dia mendengar gemerincing kuku, dia mengangkat kepalanya tiba-tiba dan melihat ke jauh. Bola matanya yang hitam berputar dengan cepat, dan dia tampak bersemangat dan sangat waspada.

Sebuah bayangan putih keluar dari balik bukit yang tertutup salju seperti panah. Itu adalah kuda putih salju yang sangat tampan. Itu adalah kuda yang telah menarik perhatian di acara pacuan kuda di istana tetapi akhirnya kalah menyedihkan ke Big Black Horse. Ada seorang gadis cantik mengenakan jubah kulit mengendarai itu. Dia adalah putri Kerajaan Yuelun, Lu Chenjia.

Kuda Salju memiliki noda lumpur pada kuku-kuku kakinya dan tidak tampak semurni atau seindah dulu. Jelaslah bahwa mereka telah menempuh perjalanan jauh tanpa waktu untuk beristirahat. Gadis di atas kuda itu sama cantiknya, tetapi ada kesedihan dan kekhawatiran di wajahnya dan dia tampak sangat kuyu. Tiga Addicts dianggap sebagai pembudidaya muda paling cantik dari generasi mereka. Namun, Addict Bunga dikatakan yang terbaik dari ketiganya. Tidak ada yang tahu mengapa dia terlihat sangat kuyu.

Kuda Salju berlari cepat keluar dari bukit dan melihat kereta kuda yang bergerak lambat di Wilderness. Itu melambat dan menemukan bahwa kuda yang menarik kereta adalah masalah hitam yang menjengkelkan dan tidak bisa membantu tetapi meringkik. Rasanya ingin bergegas ke sana dan menggigitnya, tetapi ketakutan bawah sadar di dalamnya membuatnya menghindari kuda yang lain. Pikirannya yang kacau mempengaruhi tindakannya, dan anggota tubuhnya yang lemah karena perjalanan panjang mereka memberi jalan. Itu tersandung dan nyaris menghindari jatuh ke depan.

Alis Lu Chenjia berkerut. Dia mengangkat kendali di tangan kanannya dan nyaris tidak berhasil mengendalikan kuda. Dia hampir sepuluh langkah jauhnya dari kereta kuda dan bisa dengan jelas melihat orang-orang di dalamnya.

Tirai gerbong terangkat.

Lu Chenjia memandang ke jendela. Pandangannya sedingin es di alam liar. Rasa sakit dan kebencian menodai murid-muridnya yang hitam, dan dia tidak lagi tampak seperti bunga cantik yang sunyi seperti dulu.

Seorang sarjana yang berpenampilan biasa-biasa saja dengan ekspresi hangat menatapnya ketika tirai jendela kereta diangkat sepenuhnya. Dia mengangguk ke arahnya, mengejutkan Lu Chenjia. Lalu, dia melihat Ning Que dan Mo Shanshan di belakang cendekiawan.

Dia bisa menebak siapa cendekiawan itu. Dia menghela napas setelah terdiam beberapa saat dan membungkuk dengan sopan. Kemudian, dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi menendang perut kuda, mendorong Kuda Salju yang gugup menjauh dari Kuda Hitam Besar. Dia berjalan ke kedalaman Wilderness.

“Kemana dia pergi? Dia seorang wanita muda dan berjalan-jalan di Wilderness sendirian sangat berbahaya. Dia mungkin berstatus tinggi dan tidak ada yang berani melukainya di Central Plains, tapi ini adalah Wilderness. Selanjutnya, dia mungkin menghadapi badai salju yang berbahaya. Akan menjadi masalah bahkan jika dia bertemu dengan Desolate Man. The Desolate Man tidak memiliki niat baik terhadap sekte Buddhis dan Taoisme. ”

Ning Que memandang Kuda Salju menghilang ke kejauhan dan menghela nafas.

Semua diam di gerbong karena tidak ada yang menjawab.

Dia terkejut, dan menyadari bahwa baik Saudara Sulung maupun Shanshan menatapnya dengan segudang emosi di mata mereka.

“Apa itu?”

Kakak Sulung tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.

Setelah hening sejenak, Shanshan angkat bicara. “Saya menyadari bahwa Ye Hongyu benar. Kamu memang sangat tak tahu malu. ”

Ning Que menjawab dengan marah, “Bagaimana aku tidak tahu malu?”

Shanshan menunduk dan berkata dengan lembut, “Chenjia mempertaruhkan nyawanya untuk mencari tunangannya di Alam Bebas. Dia tidak ingin bertemu kami karena dia tahu kau telah melukai Pangeran Long Qing dengan parah. Kamu tahu betul bahwa kaulah yang menyebabkan semua ini, jadi mengapa kamu masih khawatir tentang dia? ”

Ning Que merasa sedikit canggung dan tidak tahu harus berkata apa untuk menyamarkan ketidakberdayaannya dan memutuskan untuk diam saja.

Pada saat itulah kesibukan kuku kuda bisa terdengar sekali lagi.

Mereka membuka tirai untuk melihat Lu Chenjia, Pecandu Bunga, kembali lagi.

Lu Chenjia memandang Ning Que dan menekan emosi yang meluap-luap di dalam dirinya. Dia bertanya dengan suara agak serak, “Apakah kalian melihatnya?”

Ning Que menatap gadis itu dengan menunggang kuda, dan setelah jeda hamil, dia menjawab, “Aku belum melihatnya sejak saat itu.”

Lu Chenjia tidak mengatakan siapa yang dia cari dan Ning Que tidak menyebutkan kapan dia terakhir melihatnya. Mereka berdua tahu persis apa yang mereka bicarakan. Jika mereka terlalu jelas tentang hal itu, kebencian yang disamarkan dengan sangat baik di antara keduanya mungkin berakhir dalam pertempuran yang sebenarnya.

Lu Chenjia menatap wajahnya dengan diam-diam untuk waktu yang lama sebelum dia menyeka bibirnya dengan lengan bajunya. Kemudian, dia menjatuhkan lengannya ke samping untuk menyembunyikan darah di sana. Dia bertanya dengan acuh tak acuh, “Bisakah Anda memberi tahu saya ke mana dia pergi?”

Ning Que telah menembak dada Pangeran Long Qing di tebing salju. Dan kemudian, banyak hal terjadi setelah itu. Sekarang setelah Ye Hongyu bertemu dengan Kavaleri Kepausan dari Aula Ilahi, berita ini pasti telah menyebar ke seluruh Wilderness. Aula Ilahi sangat marah, tetapi inti masalahnya adalah bahwa tidak ada yang tahu apakah Pangeran Long Qing hidup atau mati.

Orang yang paling peduli tentu saja adalah tunangannya. Lu Chenjia telah mengabaikan keberatan dan keputusasaan Bibi Quni Madi serta yang lainnya dari Aula Ilahi dan telah menunggang Kuda Salju ke kedalaman Wilderness.

Ning Que memandang Pecandu Bunga dengan tenang. Dia tidak merasa bersalah, dan, pada kenyataannya, merasa agak percaya diri dan merasa benar sendiri. Dia mengabaikan kebencian di matanya dan berkata, “Kami terlalu jauh satu sama lain, jadi saya tidak tahu apakah dia masih hidup. Kamu harus bertanya pada Ye Hongyu tentang hal-hal ini. ”

Kelopak mata Lu Chenjia merosot ketika dia mendengar jawabannya dan ketenangannya. Kemudian, dia mengangkat pemerintahan kuda dan melanjutkan perjalanannya menuju kedalaman Wilderness. Sosok kuda dan gadis itu tampak sangat kesepian dan sedih.

…

…

Di kaki bukit titik paling utara dari lereng utara Gunung Tianqi, lapisan salju tebal menutupi segala sesuatu antara langit dan bumi. Hampir menutupi tenda kulit sederhana. Selain Manusia yang Terasing, tidak ada orang lain yang bisa bertahan dalam kondisi yang begitu dingin.

Ada sepasang ayah dan anak di tenda. Mereka adalah yang terakhir dari suku Man Desolate bergerak ke selatan. Mereka baru saja menyelesaikan upacara musim dingin mereka dan akan kembali ke tempat berkumpulnya suku mereka. Namun, mereka harus menyingkirkan masalah tertentu di dalam tenda mereka sebelum kembali ke rumah.

Sumber masalah itu adalah pria muda Central Plains.

Pria muda itu telah mengenakan pakaian compang-camping, tetapi compang-camping kuning tampak mahal. Bisa ditebak bahwa dia bukan orang biasa. Hanya saja dia terlihat terlalu menyedihkan saat ini. Lubang di perutnya tidak bernanah karena kedinginan, tetapi telah membeku menjadi sesuatu seperti daging yang disembuhkan dan tampak sangat menakutkan.

Ayah dan putra Desolate Man menemukannya di salju tebal di pegunungan. Meskipun dia jelas milik Central Plains, pasangan itu telah mengamati tradisi berburu Pria Desolate dan membawanya kembali ke tenda mereka dan memperlakukannya.

Dan meskipun pemuda itu sadar kembali, dia masih bersikap seolah-olah dia sudah mati. Dia menatap linoleum di langit-langit tenda dengan mata lebar dan tidak berbicara apa pun yang ditanyakan pasangan itu kepadanya.

Pasangan itu tidak bisa diganggu dan terus memasuki Gunung Salju setiap hari. Mereka mencari jejak binatang muda dan bekerja menyelesaikan tugas untuk upacara musim dingin. Mereka tidak melakukan apa-apa lebih dari sekadar memberi makan pemuda itu dengan semangkuk sup daging ketika mereka menyeret tubuh mereka yang lelah kembali ke tenda.

Bisa jadi Haotian mengawasinya, atau bahwa dia memiliki vitalitas aneh yang tersembunyi di dalamnya, pemuda itu tidak mati karena ini. Dia baru saja menjadi kurus aneh. Matanya tenggelam dan tulangnya muncul. Wajah yang dulu seindah para dewa di surga berangsur-angsur menjadi gelap dan gelap.

Pria muda itu duduk suatu hari, dan dia terengah-engah. Dia menyentuh lubang menganga di dadanya dan mengeluarkan pisau berburu dari sudut tenda sementara pasangan itu tidak memperhatikan. Kemudian, dia menikam ayah Desolate Man yang kuat dengan kejam.

Ayah Desolate Man tidak berharap bahwa pemuda yang diselamatkannya akan mencoba untuk menyergapnya. Dia hampir tidak bisa menghindari pisau saat itu datang kepadanya. Beruntung pria dari Central Plains terluka parah dan lelah serta lemah. Dia kesulitan memegangi pisau berburu. Selain itu, kulit Pria Desolate itu sekeras baja, dan bilahnya hanya membuat sedikit goresan padanya.

Ada tamparan keras, dan bocah Desolate kecil yang akan berusia 12 tahun memukul pemuda itu dari Central Plains dengan ekspresi serius. Kemudian, dia mulai mengutuk dengan keras. Suara bocah itu kekanak-kanakan dan tajam, dan pengucapan bahasa Central Plain-nya sedikit canggung. Kutukannya sejelas pecahnya tongkat es, dan sama sekali tidak terdengar kotor.

Pria muda dari Central Plains tidak mendengarkan bocah yang mengutuk itu. Dia berbaring di tanah dan terbatuk-batuk. Dia melihat tangannya yang gemetar, dan kegelapan matanya tampak seperti cahaya lilin yang bisa padam kapan saja.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–