Nightfall Chapter 322

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 322: Pangeran dan Pengemis

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Dia terus berbaris melawan angin utara dalam perjalanan tanpa akhir ini.

Pangeran Long Qing bepergian sendirian dalam badai salju sementara Bunga Addict Lu Chenjia diam-diam mengikutinya dari kejauhan. Si Kuda Salju perlahan-lahan melepaskan kepenatannya dengan menendang kuku-kakinya dalam keheningan. Mereka berjalan dari hari ke malam dan kemudian dari malam ke hari. Mereka perlahan-lahan kehilangan rasa waktu dan jarak. Warna gelap dan berat malam di Wilderness utara masih tampak begitu jauh, seolah-olah mereka belum bergerak satu inci pun sejauh ini.

Selama perjalanan, Pangeran Long Qing menghasilkan mengunyah segenggam salju setiap kali dia haus dan menelan beberapa suap air liur ketika dia lapar. Semakin dia berjalan, semakin lemah dia, dan dia merasa seperti akan jatuh kapan saja dan tidak pernah berdiri lagi. Lu Chenjia juga menunggu saat itu dalam keheningan. Tetapi meskipun dia jatuh berkali-kali, dia akan berdiri lagi setiap saat. Tidak terbayangkan bagaimana seseorang dengan tubuh yang kurus dan rapuh dapat memiliki vitalitas seperti itu.

Diam-diam melihat sosok yang berjarak sekitar 100 kaki, Lu Chenjia menjaga jarak darinya karena dia tahu dia tidak akan menyukainya. Dia juga akan mengunyah segenggam salju saat haus dan mengambil makanan dari kuda saat lapar. Ketika dia melihat sosok yang semakin lemah karena kelaparan, dia butuh banyak upaya untuk menekan keinginan untuk menawarkan makanan.

Mereka berjalan melewati seluruh badai salju dengan angin menderu deras melewati mereka, namun dua orang dan satu kuda masih di tengah Wilderness yang tidak berwarna. Pegunungan Tianqi yang megah masih samar-samar terlihat di belakang mereka, seolah-olah mereka tidak bisa melarikan diri dari dunia yang putus asa tidak peduli bagaimana kerasnya mereka maju.

Suatu hari, Pangeran Long Qing tiba-tiba berhenti berjalan. Dia melihat kegelapan tak berujung di utara, dan jari-jarinya yang keriput mulai bergetar sedikit dan cabang-cabang yang telah dia kumpulkan selama beberapa hari terakhir jatuh. Cabang-cabang membuat suara saat mereka menyentuh kakinya. Dia menundukkan kepalanya untuk melihat jari-jari kakinya yang abu-abu putih, dan mereka sepertinya tidak berdarah karena pukulan itu.

Dia mengangkat kepalanya dan sekali lagi menatap kegelapan di utara. Dia kemudian perlahan berbalik dan berteriak pada Lu Chenjia yang sekitar 100 kaki dengan suara serak, “Aku lapar.”

Mata Lu Chenjia menjadi basah dan dia hampir menangis. Dia dengan tenang menjadi tenang dan mengeluarkan makanan kering dengan tangannya yang menggigil. Setelah melunakkan makanan dengan air hangat yang diam-diam dia persiapkan setiap hari, dia memegang makanan kering di depannya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Long Qing hanya melihat telapak tangannya yang kasar dan kalus yang tidak lagi lembut seperti sebelumnya, dan buru-buru menelan makanan. Dia menggosok tenggorokannya dengan puas sebelum berangkat lagi.

Tetapi kali ini, dia, tanpa tanda, alasan, dan kata-kata, berhenti berusaha berjalan ke utara. Dia pikir dia ditinggalkan oleh Haotian, dan dia juga menyerah mengejar kegelapan. Sebaliknya, dia dengan kecewa berbalik dan berjalan menuju Central Plains.

Lu Chenjia memandang punggungnya mundur dengan kaget, dan kebahagiaannya yang baru lahir perlahan menjadi dingin, karena dia yakin Long Qing tidak memutuskan untuk mendapatkan kembali harapannya. Itu adalah keputusasaannya yang sebenarnya. Dia bahkan kehilangan harapannya karena kegelapan. Ya, dia masih hidup, tetapi apakah pria ini Long Qing yang pernah dia kenal?

Dia memimpin Kuda Salju dan mengikuti setelah Long Qing. Setelah diam-diam mengamati wajahnya, dia menundukkan kepalanya dan berkata dengan suara rendah, “Sebenarnya, kembali ke Capital Cheng juga merupakan pilihan yang baik. Di Peach Mountain di masa lalu, Anda sering mengatakan Anda merindukan taman kekaisaran. Bagaimana kalau kita pergi ke sana bersama? ”

Pangeran Long Qing menatapnya dengan mata dinginnya. Tatapannya tidak lagi memiliki pandangan berwibawa dan bangga itu. Sebaliknya, itu dingin karena pengabaian dirinya. Dia mengejeknya, “Kenapa kamu begitu bodoh? Apa yang bisa kita lakukan di Capital Cheng? Dibunuh oleh para pejabat yang setia pada Chong Ming? Atau dijatuhi hukuman mati oleh ayah saya karena alasan politik? ”

Lu Chenjia terkejut, tetapi dia dengan cepat sadar. Dia menyadari bahwa jika Long Qing kembali ke Ibukota Cheng dari Kerajaan Yan, dia mungkin bahkan tidak akan dapat melihat matahari terbit besok, karena dia hanya orang biasa sekarang, dan bukan sosok muda West-Hill yang didukung oleh Divine Hall . Bagaimana dia bisa bertahan hidup dalam permainan takhta yang begitu berbahaya?

“Lord Hierarch selalu berpikir baik tentangmu, dan selain itu, Dewa Departemen Kehakiman dapat mendukungmu …” Dia berkata dengan hati-hati.

“Bodoh! Anda benar-benar berpikir Peach Mountain adalah tempat cahaya dan kekudusan berada? ”

Pangeran Long Qing memandangnya dan dengan sinis berkata, “Apresiasi apa? Nilai apa? Ye Hongyu tidak akan berbohong dan dia tidak perlu berbohong. Saya telah ditembak tidak berguna oleh Ning Que, jadi apa yang bisa saya lakukan untuk Divine Hall? Anda benar-benar berpikir bahwa penampilan saya yang tampan dapat membantu Balai Ilahi menarik lebih banyak orang percaya? Orang-orang tua di Peach Mountain tidak takut apa pun kecuali Haotian. Bagaimana mereka memiliki simpati murahan seperti milikmu? ”

Kata-katanya kasar dan kasar, tetapi tidak bisa disangkal. Lu Chenjia hanya menundukkan kepalanya dan bergumam, “Bagaimana kalau pergi ke Kerajaan Yuelun jika kita tidak punya pilihan lain? Anda tahu saya punya kebun di Gunung Jing, dan saya selalu ingin Anda berkunjung. ”

Dia segera menyadari kesalahannya ketika dia mengucapkan dua kata Kerajaan Yuelun.

Seperti yang diharapkan, wajah Pangeran Long Qing menjadi lebih acuh tak acuh dan bahkan beberapa emosi kesal mengalir dari matanya. Dia menatap wajahnya dan dengan kesal berkata, “Aku tidak pergi ke utara karena kamu, seorang wanita yang menjengkelkan, terus mengikutiku. Yama tidak bisa melihat ketulusan saya karena tindakan menjengkelkan Anda. Saya tidak ingin mati, jadi saya harus pergi ke selatan. Ini sangat sederhana, tetapi tidak ada hubungannya dengan Anda. Karena itu, kamu sebaiknya tutup mulut jika kamu ingin memberi saya makanan. ”

Lu Chenjia perlahan mengepalkan tinjunya dan dengan erat menekankan bibirnya. Melihat bayangannya sendiri dan bayangan pria itu di seberangnya, dia menemukan dua bayangan di bawah matahari terbenam Wilderness tidak dapat saling tumpang tindih dengan cara apa pun.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka, tetapi kali ini, ke selatan.

Badai salju telah berhenti, dan ada lebih sedikit jejak binatang buas di jalan. Semakin lama mereka berjalan ke selatan, semakin dekat ke dunia yang ramai dan beradab. Namun, dua orang dan satu kuda di Wilderness selalu mempertahankan jarak yang waspada, begitu dekat namun begitu jauh.

…

…

Kerajaan Yan terletak di utara daratan dan berbatasan dengan istana Tenda-Kiri di padang rumput. Terlebih lagi, Kekaisaran Tang, keberadaan yang mengerikan, ada di sampingnya. Oleh karena itu, kekuatan nasionalnya tidak dapat dihitung sebagai kekuatan dan rakyatnya tidak persis kaya dan bahagia. Sekarang tepat di akhir tahun, dan negara itu berada di tengah-tengah musim dingin yang keras dan dingin. Para pengemis tunawisma tanpa makanan dan pakaian bisa dilihat di mana-mana di jalan-jalan Capital Cheng.

Seorang pengemis yang lemah dan kurus mungkin membangkitkan simpati orang, tetapi penampilan seratus pengemis hanya akan memicu rasa jijik dan ketakutan orang. Apa yang dilihat oleh semua pemilik restoran di ibukota adalah jalan-jalan yang penuh dengan pengemis, dan sudah lama menjadi bosan dengan mereka. Mereka secara alami bahkan tidak akan repot untuk menawarkan bubur seperti teman-teman mereka di Chang’an. Oleh karena itu, apakah seorang pengemis bisa penuh di Capital Cheng tergantung pada kemampuannya.

Seorang pengemis, yang setipis hantu, memegang mangkuk yang rusak sementara dia tanpa tujuan berjalan melalui jalan-jalan di Capital Cheng. Dia tidak menarik banyak perhatian dari yang lain. Meskipun dia sangat akrab dengan pemandangan jalan, itu tidak menyebabkan perhatian. Perhatiannya sepenuhnya diserap oleh aroma lezat dari kantin rantai dan restoran. Dengan menyedihkan dan jelas, dia tidak seperti pengemis-pengemis tua yang memiliki cara mereka mendapatkan bagian makanan. Mantelnya yang bau dan rambutnya yang acak-acakan membuatnya tidak mungkin memasuki tempat-tempat itu.

Tiga restoran berturut-turut mengusirnya keluar tanpa ragu-ragu. Pelayan restoran terakhir bahkan dengan kasar memukul salah satu kakinya dengan tongkat, sebelum menendangnya ke tengah jalan.

Wajah pengemis kurus itu penuh dengan kotoran, dan usianya tidak bisa diketahui dari penampilannya saat ini. Dengan tangan di pinggangnya dan mangkuk yang pecah di tangannya, dia berdiri di tengah jalan dan dengan keras mengutuk restoran itu. Semua jenis kata-kata kotor yang bahkan lebih menjijikkan daripada kotoran pada dirinya datang membanjiri mulutnya. Dia tidak berhenti dan hanya bergegas pergi ketika pelayan bergegas keluar dengan membawa tongkat.

Di sisi lain jalan, Pecandu Bunga, Lu Chenjia menarik Kuda Saljunya dan dengan sedih melihat pemandangan itu. Tangan kanannya erat memegang kendali kuda, dan ada cairan kristal kecil terbentuk di matanya, tetapi dia bisa menahan air mata karena dia tahu harapan masih ada.

Dalam perjalanan kembali dari Wilderness, dia merapikan dirinya dan mengenakan pakaian bersih. Namun, dia masih terlihat sangat kurus dan menyedihkan karena kulitnya yang tidak sehat dan kurus. Jika Snow Snow-nya bukan benda yang jelas berharga yang kemungkinan besar milik seorang tokoh penting, banyak prajurit gerbang kota dan bludger mungkin akan menganiayanya.

Hari-hari ini dia melihat Long Qing secara anonim kembali ke ibu kota Kerajaan Yan dan mengawasinya berkeliaran di setiap jalan dan gang, bagian bawah dunia sekuler. Juga, dia menyaksikan adegan dia dipukuli oleh pelayan restoran dengan tongkat. Ketika menyaksikan dia berjuang untuk bertahan hidup, dia ingin membantunya berkali-kali, tetapi dia tidak berani. Dalam perjalanan kembali dari Wilderness, Long Qing berhenti menerima makanannya setelah dia melihat orang lain di dunia. Setiap kali dia ingin membantu, dia akan berteriak dengan gila dan bahkan melemparkan segala sesuatu di sampingnya padanya, tidak peduli itu batu atau lumpur, kecuali mangkuk pecah miliknya.

Kesedihan Lu Chenjia tidak bisa digambarkan dengan kata-kata belaka. Kesedihannya terletak pada situasi Long Qing saat ini, dalam kepergiannya, dan bahkan dalam menemukan bahwa satu-satunya hal yang bisa dilakukan Long Qing sekarang adalah melemparkannya dengan batu dan lumpur, seperti anak nakal dan pengemis yang sebenarnya. Setiap kali dia menyadari bahwa Long Qing juga akan menyadari fakta kejam, dia tidak bisa membayangkan betapa menyakitkan dan kesedihan itu baginya, seorang pria yang sensitif dan bangga.

Pangeran Long Qing, yang sekarang menjadi pengemis, akhirnya menerima setengah roti kukus dingin dan keras dari keranjang wanita saat senja. Dia dengan puas memasukkannya ke dalam sakunya, memikirkan setengah guci sup kubis yang disembunyikan di kediamannya, menyenandungkan lagu yang dia dengar dari rekannya di Revelation Institute of West-Hill pada tahun-tahun awal, dan kemudian berjalan keluar kota di sepasang sepatu berlubang.

Ada kuil Tao di luar kota, tapi Pangeran Long Qing tidak repot-repot masuk ketika dia lewat. Dia bahkan tidak meliriknya. Di masa lalu, jika kuil Tao tahu Pangeran Long Qing ada di sana, mereka pasti akan mengosongkan dan membersihkan kuil, dan mengundangnya ke kuil seperti menyambut seorang leluhur. Namun, ketika Taois kecil itu tahu bahwa dia ingin menginap di kuil beberapa hari yang lalu, mata Taois kecil itu penuh dengan penghinaan dan penghinaan terhadap sang pangeran.

Jadi, alih-alih menginap di kuil Tao, Long Qing memilih untuk berlindung di Kuil Buddha yang ditinggalkan di luar kota.

Long Qing saat ini sangat tidak terawat, dengan rambut acak-acakan dan wajah kotor. Rambutnya yang diikat tidak bisa dilepaskan sama sekali. Untungnya, sekarang musim dingin, sehingga luka di dada dan perutnya tidak membusuk dan tidak ada nyamuk dan serangga yang mengikutinya. Kalau tidak, pengemis lain di kuil yang ditinggalkan tidak akan membiarkannya tinggal.

Setelah dia kembali ke kuil yang ditinggalkan, Long Qing menemukan bahwa dia tidak terlalu lapar. Setidaknya dia tidak lapar seperti waktu itu ketika dia meminta makanan dari Lu Chenjia di Wilderness, jadi dia memutuskan untuk menyelamatkan setengah roti kukus untuk besok. Menutupi perutnya yang agak membuncit dengan puas dan membayangkan rasa roti kukus yang dilunakkan oleh sup kubis besok pagi, dia jatuh tertidur lelap.

Lu Chenjia memimpin Snow Snow-nya dan diam-diam melihat cahaya dari reruntuhan kuil di malam hari. Dia tahu ada banyak pengemis di dalamnya dan mereka mungkin memamerkan prestasi mereka hari ini. Setelah keheningan singkat, dia berbalik dan pergi, tetapi dia tidak pergi jauh. Dia memutuskan untuk beristirahat di sebuah tempat di hutan yang tidak terlalu jauh dari kuil yang ditinggalkan.

Dia pikir Long Qing tidak tahu bahwa dia masih membuntutinya, karena dia, bagaimanapun, adalah seorang kultivator perkasa di tingkat atas negara bagian Seethrough sementara dia hanya orang biasa. Namun, dia lupa satu hal. Sebagai sepasang kekasih yang telah mengenal dan tinggal bersama selama bertahun-tahun, dia dapat merasakan lokasinya tanpa menggunakan Psyche Power dengan jelas. Itu sudah menjadi semacam kebiasaan atau insting.

Untungnya atau lebih tepatnya, sayangnya, Long Qing juga merasakan hubungan yang sama dengannya.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–