Nightfall Chapter 324

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 324: Kegelapan Seperti Darah di Kota Tuyang

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Ning Que dan Pangeran Long Qing sering dibesarkan bersama dalam percakapan yang sama oleh orang-orang di dunia kultivasi sejak mereka naik gunung di belakang Akademi. Meskipun kebanyakan orang berpikir bahwa Ning Que tidak memenuhi syarat, banyak yang menganggap keduanya sebagai musuh bebuyutan legendaris.

Di mata Ning Que, musuh bebuyutan adalah istilah yang benar-benar konyol. Sebagai contoh, banyak yang berpikir bahwa Tuan Lotus dan Paman Bungsu adalah musuh bebuyutan, dan Tuan Lotus bahkan mungkin berpikir begitu dalam di hatinya, itulah sebabnya ia cemburu dan membenci Paman Bungsu. Namun, Paman Bungsu bahkan tidak tertarik dengan seluruh situasi. Pada akhirnya, itu hanya masalah keadaan seseorang. Selama salah satu dari keduanya cukup kuat, dia akan memiliki hak untuk mengabaikan perjuangan yang lain.

Mengapa Anda kembali untuk melihat teman Anda dan musuh yang dulu ada di jalur kultivasi yang telah menghabiskan banyak upaya Anda ketika Anda sudah berdiri di bawah pinus hijau di puncak tertinggi?

Ning Que yang duduk di kereta saat ini tidak tahu apa yang Pangeran Long Qing temui. Dia tahu bahwa Pangeran Long Qing lumpuh setelah dia menembakkan Primordial Thirteen Arrow. Dia benar-benar lumpuh bahkan jika dia tidak mati. Pangeran Long Qing dibesarkan di istana dan merupakan murid tampan dari West-Hill yang telah dilindungi oleh Taoisme Haotian. Dia tidak akan bisa mengabaikan kesulitan seperti Ning Que sendiri dan menghadapi rintangan dengan tawa dan kedinginan sebelum melampaui mereka.

Dia tahu ini sangat baik, itulah sebabnya dia tidak memperlakukan Pangeran Long Qing sebagai tujuan atau musuh imajiner setelah dia mencapai puncak belakang gunung Akademi. Tidak peduli apa yang terjadi pada Pangeran Long Qing di masa depan, dia percaya bahwa dia akan dapat mengalahkannya berkali-kali jika dia mengalahkannya sekali.

Ning Que mengangkat tirai sekali lagi dan memandang Kota Tuyang asing. Dia pernah melewati kota pada musim gugur bersama dengan para siswa dari Akademi ketika mereka menuju ke garis depan untuk berlatih. Namun, Xia Hou belum bertemu dengan para siswa di Akademi dan mereka bergegas dengan terburu-buru. Dia tidak memperhatikan pemandangan kota saat itu dan melihatnya dengan penuh minat kali ini karena memegang tempat khusus di hatinya.

Kota Tuyang adalah tempat Darkie pernah tinggal dan bertarung dan Darkie adalah teman sejati pertamanya di paruh pertama hidupnya yang sulit. Dia melihat butiran-butiran yang melapisi dinding samping, dan dinding-dinding kota yang anehnya melengkung. Dia ingat surat yang dia terima dari tempat yang jauh ketika dia berada di Kota Wei dan ingat bahwa Darkie pernah menyebutkan tempat-tempat ini kepadanya dan juga apa yang telah dia lakukan di sana.

Darkie sudah mati. Dia telah mati dalam hujan musim semi yang dingin di bawah dinding abu-abu di seberang Toko Sikat Tua. Ning Que melihat pemandangan di luar jendela dan memikirkan orang yang tidak akan pernah dia temui lagi. Dia merasa agak aneh.

Kakak Sulung dan Mo Shanshan memandangnya dengan diam-diam dan bisa mengatakan bahwa emosinya ada di mana-mana. Namun, mereka tidak tahu alasan sebenarnya untuk itu dan berpikir bahwa itu adalah karena kunjungan dekat mereka ke Rumah Jenderal untuk bertemu Xia Hou. Mereka mengira dia gugup memikirkan apa yang terjadi dengan Geng Kuda di padang rumput dan Tomes of Arcane.

“Kementerian Militer dapat mengkonfirmasi identitas Lin Ling.” Kakak Sulung menepuk pundaknya dan berkata dengan hangat, “Tidak peduli apakah Xia Hou akan mengakui apa yang telah dia lakukan, dia akan membayar dosa bawahannya mengumpulkan Gang Kuda di padang rumput untuk mencuri perbekalan tentara.”

Ning Que tersenyum. Dia tidak benar-benar mengerti mengapa Saudara Sulung membawanya ke Kota Tuyang, dan juga tidak begitu yakin apa yang dia maksud tentang membayar dosa seseorang. Dia sudah mengumpulkan cukup banyak bukti tentang Geng Kuda di padang rumput. Namun, itu tidak cukup untuk menyulitkan Xia Hou. Upaya mencuri Tomes of Arcane di Laut Hulan dan langkah mendesak ke penjaga perbatasan Tang bukanlah alasan yang cukup untuk membuatnya membayar juga.

Gerbang utama Rumah Jenderal itu lebar dan berat. Jalanan panjang bersih, dan barisan panjang penjaga berdiri dengan hormat di samping. Dibandingkan dengan ini, kereta kuda tampak tidak terawat dan menyedihkan.

Kereta kuda tidak berhenti di luar gerbang tetapi melaju ke Rumah Jenderal sebagai gantinya. Para penjaga sangat terkejut dan bertanya-tanya orang penting mana yang datang. Jenderal Xiahou adalah salah satu orang paling penting dalam ketentaraan, dan bahkan orang-orang dari istana tidak memiliki hak untuk memasuki kompleks.

Orang di kereta harus benar-benar penting untuk tidak berhenti di luar Rumah Jenderal. Seseorang seperti Kakak Sulung jarang muncul di dunia sekuler, dan bahkan ketika mereka melakukannya, mereka tidak muncul lama. Jika seseorang mengetahui bahwa dia datang ke Kota Tuyang, itu akan berarti berita buruk bagi pengadilan kekaisaran dan Xia Hou.

Kereta kuda itu terus ke kedalaman Rumah Jenderal dan berhenti di dekat petak di samping Winter Courtyard. Seorang penjaga bernama Gu Xi mengundang ketiganya ke halaman. Ning Que menatap punggung pria itu dan menggelengkan kepalanya tiba-tiba.

Jenderal Xiahou bertemu dengan mereka di gerbang halaman. Ekspresinya tenang, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana perasaannya yang sebenarnya.

Beberapa waktu telah berlalu sejak kejadian di Laut Hulan. Sekarang setelah mereka bertemu lagi, kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan diam-diam untuk tidak menyebutkan tentang pencurian Tomes of Arcane. Mereka hanya saling menyapa seolah-olah ini adalah pertama kalinya mereka bertemu.

Ada pesta sederhana di Winter Courtyard. Tidak ada kepala monyet yang dikabarkan atau hidangan kejam dan mewah lainnya, dan tidak ada pembunuhan legendaris yang Jenderal Xiahou gunakan sebagai ujian untuk keberanian tamunya. Sebaliknya, hanya ada hidangan elegan dan bubur tiga butir di meja gelap. Mereka makan dalam diam di meja.

Ning Que memiliki semangkuk bubur dan mengambil beberapa sayuran asin dengan sumpitnya. Kemudian, dia mengambil semangkuk bubur lagi dan menaruh lebih banyak sayuran asin di mangkuknya. Dia mengotak-atik sumpitnya sejenak sebelum dia mengangkat kepalanya tiba-tiba dan menatap Xia Hou yang duduk di ujung meja.

Kata yang menginterupsi keheningan memang akan seperti petir.

Dan sorot dalam kesunyian seperti kilat.

Menatap tuan rumah seseorang sangat tidak sopan. Sebagai Saudara Bungsu di Akademi, berperilaku seperti ini ketika Kakak Seniornya hadir agak tidak masuk akal. Namun, Ning Que melakukannya karena dia benar-benar ingin melihat orang ini.

Kakak Sulung memandangnya dengan aneh sebelum dia tersenyum dan terus makan. Dia tampaknya merasa bahwa bubur itu jauh lebih menarik daripada Xia Hou, Adik Bungsunya dan suasana di ruangan itu.

Mo Shanshan mengangkat kepalanya dan meliriknya dengan bingung dan cemas. Tatapannya melayang ke danau es dan pohon-pohon es tertutup Winter Courtyard ketika dia menyadari bahwa Ning Que mengabaikannya.

Xia Hou menundukkan kepalanya dan terus makan perlahan dan sungguh-sungguh. Seolah-olah dia tidak merasakan mata tajam Ning Que terukir di wajahnya saat dia menjaga ekspresinya tenang.

Ning Que menatap Xia Hou diam-diam.

Xia Hou benar-benar berbeda dari pria paruh baya di Laut Hulan. Ekspresinya sama dinginnya, alisnya sama gelap dan tebal, dan bibirnya cerah. Namun, auranya yang dominan tersembunyi di balik jubah luarnya yang biasa dari dunia.

Jubah luar yang tampaknya biasa bukanlah baju besi atau seragam militer. Namun, itu adalah jubah kerajaan yang dikenakan kaisar Tang kepadanya secara pribadi ketika dia kembali menang dari perang. Mengenakan jubah berarti bahwa dia bukan hanya pembangkit tenaga listrik di negara bagian Puncak Seni Bela Diri atau bahkan tokoh besar dunia sekuler. Dia adalah orang yang memegang kekuasaan paling besar atas militer.

Ning Que berpikir, bahwa akan sulit untuk memiliki pembayaran sebesar itu bahkan jika itu ke Akademi.

Xia Hou terus makan buburnya perlahan dan sungguh-sungguh. Dia bahkan lebih lambat dari Kakak Sulung. Sampai lama kemudian dia akhirnya menyelesaikan makanannya dan mengangkat kepalanya perlahan. Dia memandang Ning Que dan bertanya, “Tuan muda, mengapa Anda terus menatapku?”

Ning Que tersenyum, dan berkata, “Karena jenderal agung itu kuat.”

Tidak ada yang benar-benar percaya apa yang dia katakan, tetapi tidak ada yang akan meruntuhkan alasan tipis ini Kecuali, tentu saja, Kakak Kedua tiba-tiba muncul di Kota Tuyang, atau jika seseorang tertarik untuk menilai kemunafikan dan ketidaksopanan kedua belah pihak.

Piring dihilangkan dan teh hitam mahal dari Yanxi dibawa ke mereka. Xia Hou memandang Kakak Sulung dan berkata, “Putraku semuanya tidak berguna dan cocok untuk dihadirkan untukmu. Saya tidak akan memanggil mereka untuk bertemu dengan Tuan Pertama. ”

Kakak Sulung tersenyum ringan dan menyeruput tehnya perlahan. Dia tidak pernah mau berbicara ketika itu tidak perlu karena dia tahu bahwa dia berbicara perlahan dan tidak ada yang suka mendengarkannya.

Xia Hou memandang Mo Shanshan sambil minum teh dan bertanya, “Apakah Anda Pecinta Kaligrafi?”

Kakak Sulung meletakkan cangkir tehnya dan tersenyum, “Saya telah mengakui Shanshan sebagai adik perempuan saya.”

Xia Hou memicingkan matanya karena heran. Dia tidak mengerti mengapa Tuan Talisman muda dari Kerajaan Sungai Besar memiliki Kesempatan Keberuntungan yang begitu besar. Setelah hening sejenak, ia memberi selamat kepada keduanya.

Mo Shanshan tahu bahwa percakapan yang akan terjadi di Winter Courtyard adalah tentang masalah internal kerajaan Tang. Dia berdiri dan membungkuk dan melirik Ning Que sebelum pergi untuk memberi makan Kuda Hitam Besar.

Semua terdiam di Winter Courtyard. Hanya ada suara gerusan angin yang meniup salju dari cabang-cabang, seperti bagaimana bulu panah menyapu tali busur atau seperti lumpur yang mencipratkan baju besi keras di medan perang.

Xia Hou memandangi teh dalam cangkirnya yang setebal dan sekelam darah. Dia terdiam untuk waktu yang lama sebelum dia melemparkan tangannya kembali dan minum teh dalam sekali tegukan. Jubahnya berkibar tertiup angin dan dia tampak santai dan nyaman, seolah-olah dia baru saja minum secangkir minuman panas.

Teh memasuki tenggorokannya seperti darah. Suaranya menjadi lebih dingin dengan niat untuk membunuh.

“Ketika Tuan Ke memasuki Gerbang Depan dengan pedangnya, saudara-saudaraku di Doktrin Pencerahan meninggal atau mencari kematian. Mereka mengungsi dan menjalani kehidupan yang menyedihkan. Namun, Doktrin Pencerahan selalu menekankan bahwa aturan itu ditetapkan oleh yang kuat. Itu sebabnya kami tidak membenci atau membenci Tuan Ke. Saya masih anak-anak waktu itu, dan jauh dari pemerintahan yang ketat dari keluarga dan guru saya, saya merasa seperti seekor ikan melompati laut dan bahwa bunga telah mekar di pantai mengangkang. Saya sangat senang. Saya menuju selatan ke Dataran Tengah dengan saudara perempuan saya dan bertemu banyak teman baik setelah memasuki pasukan Tang dan bahkan lebih bahagia. ”

Ning Que tidak menatapnya, tetapi pada cangkir tehnya di depannya. Teh dalam cangkir mengingatkannya pada banyak hal. Dia memikirkan singa batu itu, darahnya. Dia memikirkan Rumah Jendral lain di Rumah Jendral tempat dia berada sekarang. Kemudian, dia terkejut kembali ke dunia saat ini oleh suara itu. Dia sedikit mengernyit, karena dia tidak mengharapkan Xia Hou untuk secara terbuka mengakui identitasnya sebagai salah satu dari Doktrin Setan sejak awal.

“Orang-orang dari dunia sekuler menyebut Doktrin Pencerahan sebagai orang-orang dari Iblis. Aku adalah apa yang tertinggal dari Doktrin Iblis. Mr. First adalah salah satu murid inti dari Kepala Sekolah Akademi, dan tentu saja tidak akan keberatan. Namun, orang-orang dari dunia sekuler akan melakukannya. Saya telah menjaga perbatasan kekaisaran sejak kakak saya memasuki Chang’an. Saya telah bekerja keras dan menjadi seorang jenderal. Namun, yang tak terduga telah terjadi, dan identitasnya sebagai orang suci itu terungkap. Istana Ilahi West-Hill membuat keributan tentang hal itu. Lord Hierarch mengirim dekrit ke istana kekaisaran dan ketiga Dewa menuju ke Gunung Min untuk menjatuhkanku. ”

Xia Hou memandang teh hitam di cangkirnya dengan acuh tak acuh. Setelah jeda, dia berkata, “Aku sudah mengantisipasi perlindungan pengadilan kekaisaran saat itu, atau bahwa Kepala Sekolah Akademi akan berbicara untukku. Tetapi pengadilan kekaisaran tidak bergerak, dan Kepala Sekolah Akademi tidak mengatakan apa-apa. Saya hanya bisa membunuh Mu Rong dan mengkhianati Doktrin Pencerahan, menjadi profesor tamu dari Balai Ilahi dan berubah menjadi anjing Haotian. Saya melakukan semua ini hanya supaya Istana Ilahi Bukit-Barat tidak akan menyakiti gadis itu di Chang’an karena saya adalah dari Doktrin Iblis. ”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–