Nightfall Chapter 423

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 423: Menghujani Jalan dan Membakar Orang

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Malam telah tiba, dan hujan ringan datang lagi.

Seorang petugas setengah baya ramping memegang payung berjalan di jalan hujan. Mengingat warna seragamnya, pangkatnya tidak rendah, tetapi dia tidak memiliki bawahan, kecuali seorang jenderal khusyuk yang mengikutinya diam-diam.

Para prajurit dan pejabat rendah di Gerbang Barat berdiri diam-diam di bawah atap. Mata mereka bergerak dengan jejak dua petugas di jalan. Tidak ada yang melangkah maju, dan tidak ada yang tampak terkejut.

Pejabat setengah baya itu adalah Huang Xing. Dia adalah komandan yang membela gerbang kota. Dia bertanggung jawab untuk mengelola semua gerbang seluruh Kota Chang’an dan kota kekaisaran. Nama jenderal yang mengikutinya adalah Yu Shuizhu, yang adalah wakil jenderal pasukan pertahanan gerbang kota.

Huang Xing dikenal karena ketekunan dan ketulusannya. Karena dia mengambil alih sebagai komandan gerbang kota, dia akan memilih gerbang untuk diperiksa setiap pagi dan sore. Dia tidak akan membawa pejabat bawahan bersamanya selain Yu Shuizhu. Dia telah melakukan itu selama bertahun-tahun dalam segala cuaca.

Orang-orang di gerbang Chang’an sudah lama terbiasa dengan hal ini. Hanya ketika dua petugas selesai inspeksi, mereka bisa pergi. Ini telah menjadi aturan yang tidak tertulis.

Berdasarkan pola tahun-tahun terakhir, Huang Xing akan memeriksa gerbang Barat hari ini.

Setelah pemeriksaan gerbang Barat, Huang Xing mengkonfirmasi bahwa tidak ada masalah dan dia mengangguk. Wakil jendral Yu Shuizhu balas menatap petugas yang tampak tegang dan melambaikan tangannya dengan dingin. Para petugas tahu bahwa hari mereka akhirnya berakhir, dan mereka pergi dengan lega.

Berdiri di jalan hujan di luar kantor Gerbang Barat, Huang Xing memiringkan payungnya dan menatap langit yang hujan. Dia merasa kakinya sedikit lelah dan berkata, “Aku sudah menjadi tua.”

Yu Shuizhu berkata, “Tuanku, kamu masih bisa melayani pengadilan kekaisaran selama 30 tahun.”

Huang Xing berkata, “Anda telah berpatroli dengan saya di sekitar gerbang kota setiap hari selama bertahun-tahun. Setiap hari Anda harus kembali sangat terlambat. Saya tahu istrimu tidak puas. Itu sangat sulit untukmu. ”

Setelah terdiam sesaat, dia menjawab, “Hidupku diselamatkan oleh tuanku. Saya harus menemani Anda untuk berpatroli setiap hari. Bahkan mengorbankan hidupku untukmu adalah kewajibanku juga. ”

Hari ini, dua perwira bersih yang terkenal itu pernah menjadi kawan pasukan. Nasib mereka diubah oleh insiden tragis dan mereka telah berhubungan erat sejak saat itu.

Jika Huang Xing tidak memutuskan untuk pergi ke Pangeran Li Peiyan dengan Yu Shuizhu, dia mungkin sudah mati dengan jenderal itu. Bahkan jika dia tidak mati, dia mungkin akan diasingkan oleh pengadilan kekaisaran. Jika Pangeran tidak melindunginya, bagaimana ia bisa memiliki kemuliaan dan beban berpatroli di gerbang Chang’an?

Sayangnya, mereka tetap dipengaruhi oleh acara tahun itu. Meskipun mereka rajin dan jujur, mereka tidak bisa dipromosikan lagi. Namun, mereka masih kaya.

Huang Xing memandang Kota Chang’an di bawah hujan ringan. Setelah diam lama, dia tiba-tiba berkata dengan emosi, “Sepertinya kita melewati Gerbang Barat seperti ketika kita kembali ke Chang’an bersama sang jenderal.”

Ekspresi Yu Shuizhu menjadi sedikit serius.

Setiap kali mereka berpatroli di gerbang kota, mereka hanya berbicara tentang masalah keluarga dan anekdot pengadilan. Terkadang mereka juga mengenang karier militer mereka. Namun, mereka tidak pernah menyebut-nyebut sang jenderal.

Mereka tidak ingin mengingat peristiwa tragis itu dan tidak ingin mengingat kembali peran mereka dalam masalah itu, mungkin karena rasa bersalah atau ketakutan.

Yu Shuizhu tidak mengerti mengapa tuannya akan menyebutkan ini dan berkata dengan berbisik, “Menurut aturan pengadilan, kita seharusnya memasuki kota dari Gerbang Timur. Kemudian, masalah ini juga diambil sebagai bukti kesalahan. ”

Huang Xing menghela nafas dan tidak berkata apa-apa lagi.

Hujan di senja semakin hari semakin berat. Warga sudah kembali ke rumah mereka. Pejabat bawahan kantor penjaga gerbang Kota juga telah kembali ke rumah mereka yang hangat. Para penjaga berjaga bersembunyi di Gerbang atau di kantor. Jalanan yang basah sepi dan sunyi. Hanya dua petugas yang berdiri di tengah hujan dan mengingat masalah masa lalu.

Dua gerbong menunggu diam-diam di jalan hujan. Mereka adalah gerbong yang dikirim oleh rumah mereka. Para pelayan telah terbiasa dengan pola mereka, dan tidak datang untuk mengingatkan mereka.

Pada saat ini, mereka tiba-tiba mendengar seseorang berjalan ke arah mereka di jalan hujan. Langkah kakinya sangat lembut dan stabil. Tetapi jika itu masih bisa didengar ketika orang itu melangkah ke genangan air.

Itu adalah seorang pria muda berpakaian hitam dan membawa payung hitam.

Anehnya, pemuda itu tidak membuka payung tetapi membiarkan hujan turun di tubuhnya. Pakaiannya sudah basah dan hujan turun di rambutnya.

Huang Xing menatap pria muda berpakaian hitam yang datang ke mereka dan perlahan mengangkat alisnya.

Dia hanya merasa bahwa pemuda berkulit hitam ini agak aneh tapi dia tidak merasakan bahaya darinya. Dia tidak berpikir bahwa hal buruk akan terjadi.

Ini karena mereka berada di Kota Chang’an di mana itu aman. Mereka berada di Gerbang Barat yang dijaga ketat. Apakah itu prajurit wanita pemberani dan lalim atau para pembudidaya kuat itu, mereka akan menjadi rendah hati dan tenang ketika menghadapi kekuatan militer yang bermartabat dan kuat dari Kekaisaran Tang.

Memang, tidak ada yang terjadi.

Ketika pemuda itu bertemu mereka, dia melihat seragam Huang Xing dan baju besi ringan yang dikenakan oleh Yu Shuizhu. Dia memberi hormat dan kemudian berjalan keluar dari jalan panjang.

Huang Xing memperhatikan bahwa ketika pemuda berkulit hitam itu memberi hormat, wajahnya tidak kagum, tetapi emosi yang sangat rumit. Dia berkata sambil tersenyum, “Kami pikir pemuda ini yang tidak menggunakan payungnya aneh, dan dia juga akan menganggap kami aneh, dua petugas diam-diam berdiri di tengah hujan.”

Yu Shuizhu berkata, “Memang, mari kita kembali.”

Huang Xing tiba-tiba merasakan sesuatu di tangannya, dan dia menemukan catatan di dalamnya.

Dia tidak membaca apa yang tertulis di kertas itu, tetapi berbalik dan menemukan bahwa pemuda itu sudah menghilang dari jalan.

Yu Shuizhu juga memperhatikan ini. Alisnya tiba-tiba berputar, dan berkata dengan berat, “Mampu menaruh catatan di tanganmu diam-diam, pemuda itu luar biasa.”

Huang Xing terdiam sesaat dan dia membuka catatan di tangannya.

Nada itu kekuningan dan tampaknya sangat umum, tetapi juga sangat jarang. Kata-kata itu mungkin ditulis dalam campuran cinnabar dan bahan lainnya. Itu merah seperti darah.

Beberapa garis dicat di ujung atas kertas kertas kuning. Garis-garis itu secara bersamaan tampak seperti satu kata, tetapi baik Huang Xing maupun Yu Shuizhu tidak bisa mengenali kata itu.

Mereka tahu kata-kata di bawahnya, karena itu adalah teks normal.

“Aku datang dari Rumah Jenderal, dan aku akan mengambil hidupmu.”

Ekspresi mereka berubah drastis, tampak sangat ketakutan sehingga mereka seperti malam yang suram dan hujan. Ujung jari Huang Xing yang memegang catatan itu sedikit bergetar.

Kata-kata ‘Rumah Jendral’ di atas kertas kuning mengingatkan mereka akan kenangan yang terkubur dalam di bagian terdalam hati mereka. Kenangan berdarah itu sudah kabur. Hari ini, Huang Xing menyaksikan Kota Chang’an dalam hujan, dan mereka ingat beberapa. Sekarang karena catatan ini, semua kenangan itu kembali.

Mereka berdua sangat jelas bahwa sang jenderal yang disebutkan dalam catatan kertas itu tidak merujuk pada Xu Shi, jenderal Pembela Negara, atau jenderal besar, Xiahou. Ini merujuk pada Jenderal Xuanwei, Lin Guangyuan.

Huang Xing menghela nafas dan berkata, “Aku merasakan sesuatu dan itu menjadi kenyataan.”

Yu Shuizhu berkata dengan ekspresi serius, “Aku akan pergi ke Istana Pangeran.”

Huang Xing mengangguk.

Mereka berpisah di tengah jalan hujan, memegang payung dan menuju kereta mereka.

Sepatu bot resmi menginjak air di jalan dan membuat suara percikan.

Pada awalnya, irama suara sangat tenang dan stabil.

Mereka berjalan di jalan hujan lebih cepat dan lebih cepat.

Ini membuktikan bahwa perasaan mereka yang sebenarnya saat ini tidak sesantai penampilan mereka.

Yu Shuizhu berjalan cepat, ekspresi wajahnya semakin suram dan parah. Ketakutan di hatinya digantikan oleh kemarahan. Dia hanya ingin cepat melaporkan kepada Pangeran bahwa seseorang selamat dalam peristiwa itu.

Suara langkah kaki tiba-tiba menjadi kacau.

Kaki kirinya melangkah ke dalam air, dan suara yang ia buat menjadi jauh lebih dalam.

Karena kakinya tidak bisa lagi diangkat.

Kakinya jatuh ke genangan air.

Ada garis tipis tajam tak terlihat di tanah jalan hujan. Itu memotong celananya, daging dan tulangnya. Kakinya jatuh.

Tapi itu bukan garis tipis tajam yang tak terlihat, tapi garis tajam tak berwujud yang tak terhitung jumlahnya.

Lutut Yu Shuizhu dipotong menjadi dua bagian, dan selanjutnya seluruh pahanya.

Kemudian armor ringannya terbelah menjadi beberapa bagian.

Dia dipotong menjadi potongan daging segar yang tak terhitung jumlahnya.

Seperti buah matang, mereka semua jatuh ke air membuat suara memercik.

…

…

Huang Xing memegang payung kertas berjalan secepat mungkin menuju gerbongnya.

Payung kertas minyak di tangannya sudah sangat tua dan wajahnya sangat pucat.

Dia tidak ingin mati.

Meskipun payungnya sudah sangat tua, dan seluruh kota Chang’an berpikir dia jujur, dia sebenarnya telah mencuri banyak uang tahun ini. Dia ingin bertahan hidup untuk menikmati semua hal yang bisa dibeli dengan uang.

Meskipun setiap hari inspeksi terhadap gerbang kota sangat melelahkan, pada kenyataannya, dia menikmati rasa takut bawahannya ketika dia memeriksa dan mengagumi warga setempat. Dia ingin hidup dan menikmati ini.

Dia pikir dia adalah pemandangan Kota Chang’an dan dia ingin hidup lama.

Pada saat ini, dia mendengar suara percikan di belakangnya.

Suara potongan daging yang jatuh ke air berbeda dari suara yang dibuat dengan melangkah ke dalam air. Itu sangat jelas dalam suara hujan yang turun.

Huang Xing tidak melihat ke belakang. Dia tidak berani berbalik.

Tangannya memegang payung kertas bergetar dan dia melihat kereta tidak jauh dan pelayan membungkuk padanya. Wajah pucatnya menunjukkan ekspresi putus asa.

Kertas kuning yang dipegangnya erat-erat di tangannya basah oleh hujan dan keringat.

Tiba-tiba, nyala api terang keluar dari tangannya.

Api lain muncul dari seragam petugasnya.

Api lain muncul dari keriput di pipinya yang dulu.

Banyak kebakaran, yang keluar dari bagian terdalam tubuhnya, langsung melelehkan rambut, alis, bulu mata, kulit, lemak, otot, dan tulangnya. Api membakar segalanya.

Jalanan panjang di malam hujan ini gelap dan lembab.

Orang di bawah payung terbakar.

Setelah beberapa saat, payung kertas itu jatuh ke tanah dan mendarat di jalan yang tertutup hujan.

Huang Xing yang berada di bawah payung telah menjadi abu tanpa suara.

Payung perlahan bergulir di air dan pegangannya sedikit hangus.

Di jalur yang tidak jauh, Ning Que berdiri diam di tengah hujan.

Mungkin karena perubahan mood yang hebat atau dinginnya hujan musim semi, wajahnya tampak pucat dan lelah.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–