Nightfall Chapter 427

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 427: Paket Dibungkus Kain Biru

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Ning Que bertanya, “Mengapa kamu pikir dia membual?”

Chen Pipi menjawab, “Karena bahkan jika kavaleri lapis baja tidak terkalahkan, Saudara Kedua hanya bisa melarikan diri dari mereka.”

Ning Que berkata, “Tapi Anda baru saja mengatakan bahwa tidak mungkin bagi Anda untuk melarikan diri darinya.”

“Saudara Kedua berbeda dari saya.”

Chen Pipi berkata, “Dia berlari lebih cepat dari saya, dan bahkan Kuda Hitam Besar Anda tidak dapat menyusulnya.”

Sebuah pertanyaan tiba-tiba terjadi pada Ning Que. Dia bertanya, “Masalahnya adalah, jika Saudara Kedua benar-benar terjebak oleh tentara, apakah Anda pikir dia akan memilih untuk melarikan diri?”

Chen Pipi berpikir sejenak dan berkata, “Tidak, dia tidak akan melakukannya.”

Ning Que berkata dengan kasihan, “Dengan cara ini, benar untuk mengatakan bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan tentara.”

Chen Pipi menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tapi saya pikir jika Saudara Kedua dikepung oleh tentara dan tidak melarikan diri, dia bisa membunuh dua ribu orang menggunakan semua kekuatannya, dan kemudian yang lain akan terlalu takut untuk melawan dia.”

Ning Que bergumam, “Itu masuk akal.”

Lalu dia berkata, “Hanya membayangkan adegan ini membuat saya bersemangat. Sayang sekali kita tidak bisa benar-benar melihatnya. ”

Mereka mengobrol sambil berjalan melalui hutan. Sekarang setelah mereka tiba di Vermilion Bird Avenue, sudah waktunya bagi mereka untuk berpisah.

Ning Que menyatukan kedua tinjunya dan membungkuk pada Chen Pipi. Dia berkata dengan tulus, “Terima kasih, Kakak Senior.”

Chen Pipi menghela nafas.

Ning Que tidak mengatakan apa-apa.

Chen Pipi bertanya, “Mengapa kamu ingin melakukan itu?”

Ning Que tahu apa yang dia tanyakan.

Dia bertanya mengapa dia ingin membunuh orang, mengapa dia ingin berperang melawan Kementerian Militer Tang, dan mengapa dia menaruh dendam kepada jenderal yang akan kembali.

Ning Que menatap rumput di kakinya, diam.

Dia tidak mengakui apa pun ketika Xu Shi mengajukan pertanyaan yang sama kepadanya. Dan tidak peduli siapa yang menanyakan pertanyaan ini kepadanya, dia hanya akan mengatakan bahwa dia tidak bersalah. Tapi dia tidak ingin bersembunyi dari Chen Pipi.

Mengangkat kepalanya dan menatap mata Chen Pipi, Ning Que berkata, “Xia Hou membunuh seluruh keluargaku.”

Chen Pipi diambil kembali oleh jawaban ini, dan ekspresinya berubah tiba-tiba. Setelah lama diam, dia mengulurkan tangannya dan menepuk pundak Ning Que untuk menghiburnya.

“Maka kamu benar-benar harus marah.”

“Tapi Xia Hou bukan orang biasa. Anda tidak dapat membunuhnya apa pun yang Anda lakukan, karena dia terlalu kuat untuk Anda. ”

Chen Pipi memandang Ning Que dan berkata dengan prihatin, “Dan dia adalah seorang jenderal penting dari Tang dan juga profesor tamu di West-Hill, dengan dua identitas ini, dia benar-benar berpengaruh. Bahkan jika Kepala Sekolah tidak akan menghentikan Anda dari mencoba membunuhnya, apakah menurut Anda Kakak Tertua dan Kakak Kedua akan setuju untuk membantu Anda? Saya tidak bisa mengalahkan Xia Hou untuk Anda. ”

Ning Que mengerti kata-katanya dan dia tersentuh.

Chen Pipi akhirnya bertanya, “Apa yang kamu rencanakan untuk lakukan ketika dia kembali ke Chang’an pada akhir musim gugur?”

Ning Que menggelengkan kepalanya dan berkata, “Saya tidak tahu.”

…

Itu di Istana Tang.

Istana, disapu oleh hujan sepanjang hari, tampak cemerlang di langit biru.

Xu Shi telah melihat Istana ini selama lebih dari sepuluh tahun, dan meskipun dia sangat akrab dengannya, dia tidak pernah bosan melihatnya. Dia sudah tua dan dihantui oleh beberapa penyakit tua di paru-parunya, tetapi jauh di dalam hatinya, dia sama aktif dan bersemangatnya seperti ketika dia baru saja bergabung dengan kemiliteran di masa mudanya.

Kaisar meletakkan mangkuk obat ke bawah dan mengerutkan alisnya. Tampaknya obat itu terlalu pahit baginya. Dia menandatangani ke kasim untuk pergi dan menatap jenderal tua di sampingnya. “Meskipun kami berdua banyak batuk, penyakit kami berbeda, jadi saya tidak bisa berbagi obat dengan Anda. Ngomong-ngomong soal itu, aku bilang kamu harus tinggal di selatan dan sembuh dari penyakitmu, kenapa kamu kembali? ”

Xu Shi menghargai kepercayaan dan perhatian Yang Mulia, tetapi itu tidak berarti bahwa dia akan setuju dengan semua keputusannya. Dia menjawab, “Suku Nanzhaoshan telah menyerah pada musim semi lalu, dan selatan telah kembali ke kedamaian. Saya hanya perlu meninggalkan beberapa tentara di sana sebagai pencegah Kerajaan Yuelun. Tidak perlu bagi saya untuk tinggal di sana. Dan meskipun suhu lembab di sana bagus untuk paru-paru saya, saya tidak terbiasa dengan udara lembab. ”

Kaisar berkata, “Baik. Dengan Anda kembali ke Chang’an dan mengawasi Kementerian Militer untuk saya, saya bisa sedikit bersantai. ”

Xu Shi berkata, “Tapi ada satu hal Yang Mulia harus lebih memperhatikan.”

Kaisar diam.

Xu Shi berkata, “Tolong tulis ke Akademi dan minta Kepala Sekolah untuk menghukum Ning Que.”

Kaisar berbalik untuk menatapnya dan bertanya, “Apakah Anda punya bukti kuat?”

Xu Shi berkata, “Tidak, aku tidak.”

Kaisar bertanya lagi, “Apa yang kamu katakan ketika aku ingin menghukum Xia Hou?”

Xu Shi berkata, “Saya tidak mengatakan apa-apa.”

Kaisar berkata, “Tetapi saudara lelakiku, perdana menteri saya, menteri Kuil Dali dan Ratu mengatakan sesuatu. Mereka semua mengatakan bahwa hukum Kerajaan Tang menulis bahwa ketika tidak ada bukti, tidak ada yang diizinkan untuk dihukum. ”

Dia memandang jenderal yang paling setia di Tang dan berkata dengan mengejek, “Pada saat itu, saya tidak menentang mereka setelah berpikir lama, dan Anda juga tidak. Apakah Anda ingin menentang mereka sekarang? ”

Xu Shi terdiam untuk waktu yang lama dan berkata, “Bahkan jika kita tidak bisa menghukum Ning Que karena kurangnya bukti, saya masih berpikir itu salah untuk memberikan Array yang mencengangkan kepada Tuhan.”

“Kamu adalah teman lama Yan Se.”

Kaisar berkata, mengerutkan kening, “Mengapa kamu tidak mempercayai penggantinya?”

Xu Shi tidak menjelaskan. Dia mengulangi dengan keras kepala, “Saya tidak percaya dia bertanggung jawab atas Chang’an.”

Kaisar berpikir sebentar dan berkata, “Aku percaya padanya.”

…

Itu adalah Old Pen Brush Shop di pagi hari.

Sangsang bangun pagi-pagi seperti biasa, tetapi dia tidak sibuk memotong kayu, merebus air dan membeli sarapan. Sebagai gantinya, dia melirik Ning Que yang masih tertidur dan berjalan keluar dari ruangan diam-diam. Dia pergi ke toko dan mencari laci di bawah etalase untuk sementara waktu sebelum dia menemukan paket yang rapi.

Itu ditutupi kain biru, yang memiliki pola bunga. Dia membeli kain itu kemarin. Tidak ada yang tahu apa yang ada di dalamnya, tetapi menilai dari sikapnya yang hati-hati saat memegangnya, itu pasti sesuatu yang sangat berharga.

Dia berjalan keluar dari Toko Pen Brush Lama, naik kereta yang diatur dan pergi ke Rumah Lengan Merah.

Sebagai tempat terbaik di industri hiburan, House of Red Sleeves sering dikunjungi oleh bangsawan. Tutup pada larut malam setiap hari dan tidak terbuka sampai tengah hari. Jadi ketika Sangsang turun dari kereta di depan House of Red Sleeves, gerbang depan dan gerbang samping ditutup rapat. Jalanan sepi, dan hanya suara seseorang yang menyapu tanah yang bisa terdengar samar.

Sangsang melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada yang memperhatikannya, lalu dia berlari ke gerbang samping. Sebelum dia mengetuk pintu, pintu itu didorong oleh Xiaocao.

Kedua gadis itu terlihat sangat gugup seolah-olah mereka mencuri sesuatu. Xiaocao membiarkannya masuk tanpa mengatakan apa-apa.

…

Dewdrop pernah menjadi gadis paling terkenal di rumah bordil di Chang’an, tapi dia sudah lama tidak bekerja di sini. Karena sebagai jutawan sekarang, dia tidak perlu bekerja di rumah bordil lagi. Dan bahkan jika dia ingin bekerja di sini, seseorang di Lin 47th Street telah berdiskusi dengan Nyonya Jian dan melarangnya melakukan itu untuk martabat tuannya.

Tapi Dewdrop masih tinggal di Rumah Lengan Merah. Rutinitas hariannya adalah membaca, memainkan alat musik atau hang out di Chang’an. Terkadang dia juga mengajar gadis-gadis lain menyanyi dan menari. Dia memiliki kehidupan yang santai, tetapi kebiasaannya masih sama seperti di masa lalu; dia tidur sangat larut dan bangun di siang hari.

Tetapi hari ini berbeda. Dia bangun sebelum matahari terbit dan telah menunggu seseorang di sebelah meja setelah pelayannya mencuci muka dan menyisir rambutnya.

Melihat bahwa dia sangat mengantuk dan menguap sepanjang waktu, pelayan itu bertanya-tanya siapa orang penting yang dia tunggu. Dia khawatir Nyonya Jian atau orang yang tinggal di Jalan Lin 47 tidak akan senang jika mereka mengetahui hal ini.

Pintu kamar didorong terbuka dan Sangsang masuk, tetapi Xiaocao tetap di luar.

Dewdrop memandangi bungkusan itu, matanya tiba-tiba bersinar. Dia bertanya, “Kamu sangat berani. Saya tidak berharap Anda datang sendiri. ”

Sangsang meletakkan paket itu di atas meja dan berkata, “Jika dia bertanya tentang di mana Anda mendapatkannya, Anda dapat memberi tahu dia bahwa saya mencurinya.”

…

Itu fajar.

Sebuah gerbong kecil dengan tirai hitam meninggalkan Rumah Lengan Merah dan pergi ke sebuah danau di selatan kota.

Danau itu benar-benar sunyi dan ada sebuah restoran yang berdiri di sebelahnya, yang namanya, Victory House, ditulis oleh Libationer. Itu adalah restoran terbaik di Chang’an.

Di seberang jalan, ada tanah sunyi dengan atap hitam dan batu bata gelap di atap, yang dikatakan milik pemilik Victory House. Itu disebut Rumah Batu dan ditangani dengan barang antik.

Dibandingkan dengan Victory House, itu jauh kurang terkenal dan hanya beberapa orang biasa yang tahu tentang itu. Tapi yang benar-benar kaya dan mulia tahu bahwa tempat ini adalah tempat barang antik dari seluruh dunia disimpan.

Gerbong kecil itu tidak berhenti di depan Rumah Batu, sebaliknya, ia dibawa ke halaman oleh seorang pramugara.

Dewdrop berjalan keluar dari gerbong kecil dengan paket di tangannya.

Bos dari Rumah Batu menyambutnya di halaman. Dia sangat sopan dan baik padanya.

Sebagai pendiri Victory House dan Stone House, orang ini jelas bukan orang biasa dan ia harus memiliki dukungan yang sangat kuat. Dewdrop tahu bahwa dia sama sekali tidak mulia seperti dia, meskipun dia adalah gadis yang paling terkenal di Chang’an. Dia sopan padanya hanya karena paket.

Dia meletakkan paket itu di atas meja tanpa mengatakan apa-apa.

Pemilik toko itu terkejut melihat kain biru murahan, bertanya-tanya siapa yang akan membungkus barang berharga dengan kain murahan semacam ini. Dia curiga apakah benda di dalam itu asli, tetapi ketika memikirkan tentang potongan-potongan kaligrafi yang berharga yang dia dapatkan dari gadis ini dalam satu tahun terakhir dan rumor yang dibicarakan orang-orang di kaligrafi dan lukisan, dia memutuskan untuk mengambil risiko.

Melihat pemilik Rumah Batu, Dewdrop menahan rasa gugupnya dan berkata dengan lembut, “Kamu punya sepuluh hari untuk menjualnya, dan aku akan menunggu kabar baikmu di House of Red Sleeves.”

Pemiliknya mengerutkan kening dan berkata, “Dewdrop, Anda tahu betul berapa banyak tanggung jawab yang harus kita ambil ketika menjual barang-barang semacam ini. Saya perlu membayar banyak uang … ”

“Jangan bicara tentang uang denganku.”

Dewdrop tersenyum, “Saya hanya seorang wakil. Ini bukan urusan saya, jadi Anda tidak perlu berbicara tentang uang dengan saya. Dan kita berdua tahu apa artinya bagi Rumah Batu jika barang-barang ini dijual melalui tanganmu. Anda seharusnya tidak mendapatkan uang dari orang yang meminta saya untuk melakukannya, sebagai gantinya, saya benar-benar berpikir saya harus meminta uang dari Anda untuknya. ”

Pemiliknya tahu bahwa Dewdrop sangat pandai. Dia tersenyum, “Aku salah mengatakan itu. Setelah selesai, saya akan membayar Anda dengan baik untuk menunjukkan rasa terima kasih saya. ”

Dewdrop pergi ke gerbong kecil dan meninggalkan toko.

Pemiliknya meminta semua pekerjanya untuk pergi, kecuali manajernya yang paling bisa dipercaya.

Manajer memandangi paket biru itu dan bertanya dengan suara menggigil, “Apakah ini benar-benar kaligrafinya?”

Pemiliknya berkata, “Apakah saya akan sangat peduli jika itu tidak nyata?”

Manajer itu mengingat komentar dari para penilai terkenal di kaligrafi dan lingkaran lukisan dan percaya bahwa itu nyata.

Dia membelai rotinya dan mendesah, “Saya merasa sangat tidak enak untuk Sir Ning. Dia adalah orang yang begitu terkenal dan mengagumkan, tetapi siapa yang akan mengira bahwa pelayannya akan serakah? ”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–