Nightfall Chapter 460

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 460: Lihatlah Pesona Lain Chang’an

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Angin musim gugur memasuki kota. Chang’an tahu tidak ada kekhawatiran.

Panen musim gugur dari masing-masing daerah dikirim ke kota. Panennya melimpah tahun ini, dan wajah-wajah petani yang berkerut-kerut santai. Orang-orang dari kota juga lebih banyak tersenyum. Daun-daun dari pohon-pohon Ginkgo tumbang, menghiasi lantai, membawa tampilan yang menyegarkan ke kota.

Seperti di musim lainnya, bersama dengan biji-bijian datang banyak wisatawan dari negara dan negara lain. Salah satunya adalah seorang pria dengan kemeja putih.

Ada debu di baju pria itu. Dia memiliki pedang panjang di punggungnya dan terlihat tenang dan lembut. Sedikit yang bisa melihat kebanggaan dan kedinginan yang tersembunyi di matanya.

Dia berjalan di antara kerumunan di jalanan Chang’an. Meskipun yang bisa dia lihat hanyalah kepala orang lain, yang dia pikirkan hanyalah menara tua Chang’an yang telah ada selama ribuan tahun.

Ini adalah kota Chang’an yang berkelas dunia. Pria berbaju polos ini sepertinya tidak merasakan kesibukan. Untuk lebih tepatnya, tubuhnya ada di dunia fana yang ramai, tetapi pikirannya tidak.

Selama bertahun-tahun, dia hanya ada secara fisik di dalam dan di luar dunia fana. Hatinya selalu berada di dunia supermundane. Itu sebabnya dia tidak melihat kesibukan atau orang-orang.

Beberapa anak melambaikan es loli dan batang buah berlari melewati pria itu. Ada seorang gadis yang menangis, yang hampir menyeka air matanya. Dia mengerutkan kening dan menatap punggung gadis itu yang mundur dan menggelengkan kepalanya perlahan.

Dia telah melihat jalan-jalan tanpa melihat orang-orang di dalamnya sambil merasakan aura kota tua ribuan tahun. Namun, dia telah kehilangan semua minat di dalamnya setelah diganggu oleh anak-anak.

Dia berdiri di depan sebuah kios dan memandangi pemilik pendek yang sedang memasukkan buah-buahan ke tongkat dalam gerakan yang dipraktikkan, dan kemudian memasukkan tongkat-tongkat itu ke dalam panci sirup dan mengubahnya. Dia tiba-tiba kehilangan minat dan berbalik untuk berjalan ke utara kota.

…

…

Di atas Menara Wanyan.

Li Qingshan menyentuh bidak catur putih yang pecah menjadi dua. Dia memandangi jeda yang bersih dan mengilat dengan ekspresi berat. Ada perasaan kehilangan dan emosi dalam keterkejutannya ketika dia bertanya, “Kamu datang ke Chang’an? Sepertinya situasinya akan menjadi lebih merepotkan. ”

Huang Yang mengerutkan alisnya dan bertanya, “Apakah itu benar-benar Sage Pedang, Liu Bai?”

Li Qingshan menggelengkan kepalanya dan menghela nafas, “Itu bukan Liu Bai, tapi seseorang yang lebih merepotkan.”

Huang Yang berkata dengan sedikit terkejut, “Apakah ada seseorang yang menurut Anda lebih merepotkan daripada Liu Bai?”

Li Qingshan berkata, “Memang.”

Kemudian, dia menoleh untuk melihat Huang Yang dengan ekspresi muram, “Saya harus pergi dan menyambut orang itu. Jika orang itu tidak meninggalkan Chang’an dalam beberapa hari ke depan, Anda harus tinggal di istana. ”

Huang Yang mendengarkannya dan tidak mengatakan apa-apa. Dia bersiap untuk memasuki istana segera.

Dia mengerti apa niat Li Qingshan. Pembangkit tenaga listrik yang datang ke Chang’an memiliki kemampuan untuk mengancam Yang Mulia. Mereka perlu bekerja sama untuk menjaga Yang Mulia tetap aman. Itulah sebabnya Huang Yang harus tinggal di istana ketika Li Qingshan pergi untuk menyambut pembangkit tenaga listrik.

Berapa banyak orang yang bisa mengancam kaisar di Chang’an?

Ada beberapa.

…

…

Kuil Gerbang Selatan Haotian terletak di utara kota dan sangat dekat dengan istana.

Li Qingshan berdiri di pintu masuk kuil. Dia menatap dinding istana merah tanpa suara. Tidak ada yang tahu bahwa dia sangat cemas.

Ketika angin musim gugur berhembus dan dedaunan jatuh, lelaki berjas putih berjalan dari pintu masuk jalan. Pakaiannya biasa saja dan hanya rotinya yang menunjukkan dari mana asalnya.

Li Qingshan menatapnya dan membungkuk dengan tenang. “Salam, Tuan Ye Su.”

Pria itu adalah World Wayfarer dari Taoisme Haotian, Ye Su.

Ye Su membalas salam dengan tenang, “Salam, Li Abadi.”

Caranya berbicara dengan Li Qingshan sangat menarik. Dia tidak memanggilnya Master Bangsa atau Imam Besar Ilahi, tetapi sebagai Dewa Abadi. Itu adalah cara mengatasi yang digunakan oleh Taoisme Haotian.

Secara historis, dekan biara Sekolah Selatan Taoisme Haotian biasanya menjabat sebagai Guru Bangsa Tang. Itu adalah posisi yang sangat dihormati yang bisa dibandingkan dengan tiga Imam Besar Agung di Gunung Peach dari Istana Ilahi-Bukit Barat.

Sementara Ye Su tidak memiliki posisi di Aula Ilahi, posisinya istimewa di sekte Taoisme Haotian karena ia adalah World Wayfarer. Dia sama dengan tiga Imam Besar Agung West-Hill.

Li Qingshan telah mengunjungi Biara Zhishou untuk pertama kalinya dan satu-satunya di tahun ketika dia dinobatkan sebagai Imam Agung. Dia tahu bahwa kuil Tao yang sederhana dan agak kumuh adalah tempat semangat sejati Taoisme Haotian berada. Itulah sebabnya dia tidak bisa tidak waspada ketika menghadapi orang ini dari Biara Zhishou.

Pria dengan roti sederhana dan pedang di punggungnya di depannya bukanlah orang biasa. Dia adalah Ye Su yang legendaris, pusat kekuatan sejati generasi muda di sekte Taoisme Haotian. Kemampuannya menyaingi tiga Imam Besar Ilahi dari Balai Ilahi. Ada desas-desus bahwa kondisi sejatinya sama dengan kondisi Liu Bai.

Sebagai Guru Bangsa Tang, Li Qingshan sudah berada di puncak tertinggi dunia sekuler dalam Taoisme Haotian. Identitas dan kemampuan Ye Su tidak mengejutkannya. Namun, yang benar-benar membuatnya khawatir adalah rumor mengatakan bahwa Ye Su tidak akan melangkah ke dunia fana. Jadi mengapa dia datang ke Chang’an dan muncul di depan mata semua orang?

Beruntung Ye Su pergi ke Kuil Gerbang Selatan tepat setelah dia memasuki Chang’an. Li Qingshan memahami niatnya dan sedikit santai.

“Saya mendengar bahwa Kekaisaran Tang mengelola pembudidaya dengan ketat. Pembudidaya asing harus mendaftarkan diri di Administrasi Pusat Kekaisaran ketika mereka memasuki Chang’an. Saya tidak ingin berinteraksi dengan manusia, jadi saya berharap Immortal, Anda, dapat membantu saya dengan itu. ”

Ye Su berkata dengan tenang.

Li Qingshan sedikit terkejut ketika mendengar itu.

Hukum Kekaisaran Tang memang memiliki peraturan seperti itu. Pembudidaya asing harus mendaftar di Administrasi Pusat Kekaisaran ketika mereka memasuki Chang’an, atau mereka akan dipandang sebagai musuh dari pengadilan kekaisaran. Namun, bahkan aturan yang paling ketat pun dapat diterapkan hanya pada orang yang tepat. Mereka hanya bisa membatasi mereka yang bisa dibatasi. Bagaimana mungkin memengaruhi orang seperti Ye Su?

Namun, Ye Su tampaknya tidak mengerti itu. Dia datang ke Gerbang Selatan untuk meminta bantuan dan itu adalah hal pertamanya setelah dia memasuki Chang’an. Itu terdengar agak menarik, tetapi ada sedikit nada tersembunyi di balik permintaan itu.

Li Qingshan mengerti apa yang diinginkan Ye Su. Dia tersenyum dan berkata, “Aku tidak akan berani menolak.”

Seorang Taois dari Kuil Gerbang Selatan akan menyelesaikan masalah sederhana mendaftar di Administrasi Pusat Kekaisaran. Li Qingshan mengundang Ye Su ke kuil untuk minum teh dan mencoba mencari tahu mengapa dia datang.

Ye Su berkata, “Saya hanya datang untuk bepergian dan tidak ingin mengejutkan banyak orang atau menyebabkan kesalahpahaman. Saya hanya akan berjalan selama beberapa hari ke depan. ”

Setelah kata-kata itu, dia berbalik dan meninggalkan Kuil Gerbang Selatan dan berjalan menuju Vermilion Bird Avenue.

Di jalan-jalan, sosok Ye Su semakin redup dan semakin redup seolah-olah dia terbenam ke dalam dedaunan gugur dan gugur. Li Qingshan melihat dengan alis berkerut, memikirkan sesuatu.

Pria itu berasal dari Tempat Tidak Dikenal.

Pria itu adalah Pelopor Dunia dari Taoisme Haotian.

Meskipun dia mengatakan bahwa dia tidak ingin mengagetkan banyak orang, orang yang menakutkan berjalan tentang Chang’an pasti akan mengejutkan banyak orang.

Akan sulit menemukan kedamaian di Chang’an mulai hari ini.

…

…

Ye Su mengikuti daun-daun yang bergulung ke jalan menuju selatan setelah meninggalkan Kuil Gerbang Selatan dan berjalan di Vermilion Bird Avenue. Tidak butuh waktu lama baginya untuk mencapai lukisan batu Vermilion Bird yang terkenal.

Dia melihat lukisan seperti aslinya dan merasakan aura tersembunyi dari dalam. Dia tidak berbicara lama. Bahkan dengan keadaannya yang tinggi, dia tidak bisa menahan perasaan kagum pada mereka yang telah membangun Chang’an dan mengubahnya menjadi pasukan taktis besar yang menakjubkan oleh Tuhan.

Kemudian, dia terus berjalan tanpa tujuan, seperti apa yang dia katakan kepada Li Qingshan. Dia menyeberang jalan-jalan ditemani oleh teriakan pedagang. Dia memandang layang-layang dan mengambil air dari sumur ketika dia haus. Dia tidak berhenti berjalan.

Di jalan yang tenang, dia melihat kuil Tao sederhana. Ada seorang pendeta yang berkhotbah tentang karya klasik West-Hill di pintu masuk. Ada beberapa orang yang duduk di kursi yang mendengarkannya dengan seksama. Kadang-kadang, akan ada seseorang yang akan mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan.

Ye Su berdiri di tengah orang banyak dan mendengarkan khotbah dengan diam-diam. Dia merasa bahwa ajarannya sangat berbeda dari yang dia dengar di tempat lain. Dia terutama tidak terbiasa dengan pertanyaan dan keraguan yang diajukan oleh para pendengar itu dan bahkan merasa jengkel dan benci.

Seorang pria paruh baya memperhatikannya berdiri di belakang. Dia melihat bahwa Ye Su terlihat asing dan berpikir bahwa dia pasti seorang turis dari negara lain. Dia berdiri dan mengundang Ye Su untuk duduk dengan antusias.

Ye Su tidak terbiasa dengan antusiasme yang tampaknya melekat pada orang-orang dari Chang’an. Setelah berhenti sejenak, dia menggelengkan kepalanya untuk menolak tawaran itu. Dia memandang pendeta Tao yang berdiri di tangga batu yang sedikit tergagap. Ekspresinya menjadi jelek ketika dia menyaksikan pendeta Tao itu tergagap ketika dia mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ramah yang dimiliki massa.

Taoisme Haotian adalah rumah dan negara Ye Su. Meskipun Kuil Gerbang Selatan adalah independen dari Istana Ilahi West-Hill, itu masih merupakan tempat di mana dia milik. Itulah sebabnya dia pergi menemui Li Qingshan hal pertama setelah dia memasuki Chang’an. Itulah sebabnya dia sering mengunjungi kuil-kuil Tao di bawah perlindungan ketika dia bepergian.

Di kuil-kuil Tao di negara-negara lain, beberapa imam mungkin tamak atau bodoh, tetapi setidaknya mereka menikmati rasa hormat dan kemuliaan tertinggi. Dia belum pernah melihat orang percaya yang berani mempertanyakan pendeta Tao yang berkhotbah. Dan dia tidak pernah bisa membayangkan bahwa orang percaya akan berani meragukan apa yang dicatat dalam klasik.

Orang-orang yang beriman di Haotian harus mematuhi yang klasik dan tidak meragukannya. Tidak peduli apakah mereka punya alasan untuk meragukannya atau tidak, itu adalah penghujatan saat mereka mulai ragu.

Ini adalah cara Ye Su dalam memandang sesuatu.

Seseorang di sampingnya berbicara.

“Bagaimana menurut anda?”

Orang yang berbicara adalah seorang sarjana berjubah tua. Dia tampak sangat bersih, dan ada sendok air yang diikatkan di pinggangnya. Dia tidak memegang buku tua itu di tangannya hari ini.

Ye Su memandang ke cendekiawan. Setelah diam lama, dia berkata, “Ini Chang’an, jadi pandanganku tidak sepenting pandanganmu.”

Sarjana itu adalah Kakak Tertua di Akademi.

Kakak Sulung tersenyum, “Jika saya ingat dengan benar, ini adalah kunjungan pertama Anda ke Chang’an. Karena Anda di sini, tinggal selama beberapa hari lagi. Anda mungkin berpikir berbeda setelah melihat lebih banyak. ”

Ye Su berkata, “Kuharap begitu.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–