Nightfall Chapter 502

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 502: Siapa Yang Akan Melindunginya Jika Malam Tiba?

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Ternyata itu kata-kata Paman Bungsu. Ning Que menatap cahaya redup di Chang’an di kejauhan dan tidak berbicara untuk waktu yang lama. Kemudian dia bertanya, “Tuan, apakah saya harus pergi ke Kuil Lanke?”

Kepala Sekolah berkata, “Terserah kamu. Tetapi jika Anda tidak pergi, tidak ada yang bisa menghapus keraguan dalam pikiran Anda. Saya juga tidak bisa. Dan saya selalu berpikir bahwa perjalanan ke Kuil Lanke ini akan menjadi Kesempatan Keberuntungan Anda. ”

Ning Que bertanya, “Kesempatan Keberuntungan seperti apa?”

“Saya tidak pernah percaya pada Lucky Chance di masa lalu,” kata Kepala Sekolah, “Tapi setelah menyaksikan begitu banyak hal, saya secara bertahap mulai berpikir bahwa mungkin saya terlalu keras kepala dan harus mengubah cara saya berpikir. Lucky Chance seperti itu tidak dimaksudkan untuk terjadi, mereka adalah pengaruh yang diberikan oleh beberapa orang di dunia pada lingkungan dan orang-orang di sekitar mereka. Dan pada akhirnya, pengaruh pengaruh ini akan menjadi sangat besar bagi orang-orang di sekitar mereka. ”

“Ketika seseorang sampai pada momen ini, kesempatan ini, pikiran di benaknya berubah menjadi kenyataan. Suatu hari, ketika dia melihat ke belakang, dia akan menemukan bahwa dia telah mendapatkan apa yang dia inginkan di masa lalu. Saya menyebutnya ‘Kesempatan Keberuntungan’. ”

Kepala Sekolah melanjutkan, “Sangsang dapat menyembuhkan dirinya sendiri, tetapi akan lebih baik jika para biksu muda di Kuil Lanke dapat membantunya. Dan Anda perlu mempelajari beberapa keterampilan Buddhisme sehingga kemarahan di tubuh Anda yang dibawa oleh keterampilan Paman Bungsu Anda dapat terhapus. Dan jika Anda ingin mengetahui apakah Anda benar-benar Anak Yama, Anda harus pergi ke Yue Haan Hungry Ghost Festival. Karena alasan ini, perjalanan ini adalah momen menentukan Anda. ”

Ning Que cukup bingung dan berkata, “Kata-kata Anda sama membingungkannya dengan para biarawan.”

Kepala Sekolah berkata, “Kamu akan mengerti para bhikkhu jika kamu mendengarkan lebih cermat.”

“Apakah perjalanan akan berbahaya?”

“Kamu bisa ditabrak kereta hanya dengan berjalan di jalan.”

“Tuan, aku akan menganggap kata-katamu sebagai ya.”

“Kapan kamu mendengar saya mengatakan itu?”

Ning Que mengalihkan pandangannya dari Kota Chang’an ke lututnya dan berkata, “Jika kamu pikir itu berbahaya, lalu bagaimana bisa Sangsang dan aku menghadapinya?”

Kepala Sekolah tersenyum, “Tanpa dimasak selama tiga hari, hidangan untuk Fo Tiao Qiang tidak dapat dibuat. Tanpa mengalami … ”

Ning Que mengangkat tangannya dan berkata dengan getir, “Saya telah mendengar kata-kata Paman Bungsu berkali-kali. Tolong simpan itu. ”

Kepala Sekolah tertawa dan berkata, “Pergi dan lihatlah. Tanpa mencari sendiri, Anda tidak akan pernah tahu siapa itu. ”

Ning Que menghela nafas, “Dunia yang luar biasa.”

Kepala Sekolah berkata dengan mengejutkan, “Kedengarannya sangat menarik.”

“Mengapa?”

“Kau membuatnya terdengar seperti puisi.”

“Aku hanya bosan.”

Angin di tebing itu sangat menenangkan, tapi Ning Que tidak merasa santai sama sekali. Dia bertanya dengan sedih, “Tuan, Anda sangat kuat, bisakah Anda benar-benar tidak melihat masa depan?”

Kepala Sekolah berkata, “Kultivasi membutuhkan waktu. Meskipun aku telah hidup lebih lama dari orang biasa, aku belum cukup umur untuk mengalami Invasi Dunia Bawah yang terakhir, atau telah menyaksikan hal-hal yang terjadi sebelum Malam Selamanya. Dan mungkin karena itu, saya tidak bisa memahami Handcroll ‘Ming’ sepenuhnya. Saya tidak tahu bagaimana ceritanya akan terungkap. Anda sudah terlibat dalam cerita. Saya tidak bisa melihat masa depan Anda, tetapi saya harap ini akan baik-baik saja. ”

Ning Que bertanya, “Apakah masih ada orang yang telah mengalami Invasi Underworld terakhir?”

Dia tidak pernah percaya bahwa para kultivator dapat hidup selama ribuan tahun, tetapi sekarang setelah dia belajar begitu banyak di Akademi, dia mulai berpikir bahwa itu mungkin.

Kepala Sekolah berkata, “Saya tahu dua orang yang telah mengalami malam terakhir yang kekal.”

Ning Que tidak berharap ini menjadi jawabannya. Dia bertanya dengan heran, “Siapa mereka?”

Ekspresi Kepala Sekolah menjadi sulit dibaca. Dia berkata, “Seorang pecandu alkohol dan tukang daging … tetapi mereka tidak peduli dengan dunia lagi, dan saya bahkan tidak yakin apakah kita masih bisa menyebut mereka manusia.”

Ning Que memikirkan mimpi anehnya lagi.

Seorang pecandu alkohol dan tukang daging pernah muncul di salah satu mimpinya. Mereka berdiri di sebelahnya dan menatapnya. Dan dalam mimpi lain, Kepala Sekolah mengambil botol anggur dari pecandu alkohol dan meminumnya, dan dia juga mengambil kaki babi yang sudah dimasak dari tukang daging dan memakannya. Mungkin Kepala Sekolah berbicara tentang mereka?

Ning Que bertanya, “Tuan, apakah Anda benar-benar tidak ingin mendengar tentang mimpi saya?”

Kepala Sekolah memandangnya, tersenyum dan berkata, “Kamu masih tidak mengerti? Itu adalah impianmu sendiri. ”

Ning Que akhirnya mengerti Tuannya sekarang.

Anda hanya bisa mengetahui alur cerita ketika itu benar-benar terjadi, dan Anda hanya bisa memahami warna ketika Anda melihatnya sebelumnya. Untuk mengetahui apakah dia adalah Anak Yama dan apa yang akan terjadi di masa depan, dia perlu terlibat dalam cerita dan membuat keputusan sendiri; dengan kata lain, dia adalah penulis ceritanya sendiri.

Kepala Sekolah sudah pergi.

Ning Que sendirian di tebing gelap. Dia ingat apa yang dikatakan Master Lotus kepadanya ketika dia sekarat dan mengerutkan kening.

“Kamu sudah bergabung dengan Iblis. Jika Anda ingin mempraktikkan keterampilan Iblis, Anda harus berlatih Buddhisme terlebih dahulu. Hanya dengan begitu Anda bisa berjalan ke dalam kegelapan. Meskipun Anda memiliki sedikit peluang untuk sukses, dan mungkin Anda akan mati tak lama setelah Anda memulai perjalanan ini, saya masih berharap Anda beruntung. Dan aku akan mengutuk kamu. ”

Dia mengulangi kata-kata ini untuk dirinya sendiri, dan berdiri untuk melambai ke kegelapan. Dia berkata, “Jika kamu benar-benar Yama, dan aku benar-benar putramu. Ingatlah untuk melindungi saya ketika Tuan saya tidak bisa. ”

Gunung Peach di Bukit-Barat sangat mirip musim semi. Tapi kegelapan Aula Ilahi di atasnya dingin dan mengerikan. Istana itu luas, dan di dalamnya ada ratusan imam berbaju merah dan diakon berbaju hitam berlutut di tanah yang halus. Sepertinya bunga merah yang mekar di malam hari telah dijepit di tanah.

Para imam dan diaken ini telah berlutut untuk waktu yang lama dan lutut mereka sangat sakit. Tapi tidak ada yang berani berdiri atau mendongak. Mereka harus melihat bayangan mereka sendiri di tanah dan hanya bisa melihat ekspresi rendah hati di wajah mereka. Bahkan mereka sendiri tidak bisa mengerti mengapa mereka begitu takut. Ketakutan besar muncul dari dalam diri mereka dan membuat tubuh mereka kaku. Bunga merah itu menggigil dalam kegelapan; tidak terlihat cantik sama sekali, dingin dan berdarah.

Selama ribuan tahun, seperti itulah Departemen Kehakiman. Orang-orang di sana berurusan dengan hukuman yang mengerikan dan percaya pada kekuasaan. Tidak ada yang tidak terbiasa dengan perasaan mengerikan di istana.

Vonis Aula Suci tidak banyak berubah. Itu masih besar dan dingin. Tahta batu giok hitam masih ada di sana, gelap seperti darah. Tapi tirai manik-manik di depan hancur menjadi bubuk dalam pertarungan sebelumnya dan tidak pernah bisa diperbaiki lagi. Pada akhirnya, beberapa pelayan memasukkannya ke tumpukan sampah dan menghilang.

Tirai manik-manik telah di vonis Balai Divine selama bertahun-tahun, menambahkan banyak aura menakutkan dan misterius untuk pria di belakangnya. Orang-orang sudah terbiasa dengannya, tetapi sekarang mereka harus terbiasa dengan menghilangnya, karena orang kuat di sana sudah mati.

Itu adalah gadis muda dan cantik yang duduk di atas tahta batu giok hitam sekarang. Dan di mata bawahan, tubuhnya terlalu ilahi untuk dilihat. Karena itu, mereka tidak bisa benar-benar melihat betapa cantiknya dia; mereka hanya tahu bahwa dia mewakili kekuatan dan kengerian.

Ye Hongyu telah duduk diam di atas tahta batu giok hitam untuk waktu yang lama. Wajahnya tanpa ekspresi dan damai, sedemikian rupa sehingga dia tampak dingin.

Karena dia tidak mengatakan apa-apa, semua orang di Istana juga tidak berani mengatakan apa-apa. Semua imam dan diaken yang sedang berlutut tidak berani memandangnya. Yang malu-malu mengepalkan gigi mereka dan hampir pingsan ketika mereka menemukan bahwa gigi mereka telah membuat suara.

Ekspresi rendah hati dan gugup, napas takutnya mengingatkan Ye Hongyu tentang hal-hal yang telah ia alami dan lihat. Wajahnya yang cantik mengejek, dan dia merasa lelah dan jijik.

Seorang imam berjalan keluar dari sisi Aula Ilahi dan membungkuk di depan tahta batu giok hitam.

Ye Hongyu melambaikan tangannya dengan tidak sabar.

Pastor membuka dokumen tebal dan membacanya sambil menatap orang-orang tanpa ekspresi. “Orang Haotian yang baik hati dan tegas telah membimbing orang keluar dari Wilderness yang gelap. Orang-orang percaya-Nya memiliki pedang tajam di tangan mereka dan menginjak es yang pecah di sungai. Mereka berdiri di depan api unggun dan mengumumkan kepada orang-orangnya … ”

Demikian pula dengan dunia sekuler, pergeseran kepemimpinan di sini sering menyebabkan perang berdarah. Sementara suara dingin dari pendeta berlanjut, 14 pendeta lainnya yang berwarna merah dan diakon yang berkulit hitam akan diseret keluar dari putusan Aula Ilahi. Di luar istana, ketika kapak berayun, tangisan dan teriakan bisa terdengar.

Ke-14 orang ini adalah pendukung tekad mantan Imam Ilahi Penghakiman, dan karenanya harus dihukum. Beberapa dari mereka akan terbunuh, tetapi yang lain bisa terus berkontribusi ke Istana Ilahi West-Hill. Orang mati mungkin lebih beruntung, karena mereka tidak harus menghabiskan sisa hidup mereka menyesali tindakan mereka kepada Tao Addict ketika dia tertindas.

Suara pendeta itu melayang dalam vonis kosong Aula Ilahi. Ketika nama-nama itu disebut satu per satu, para bawahan menjadi semakin takut, sampai hanya komandan pasukan kavaleri di tengah yang tampak tenang.

Departemen Kehakiman bertanggung jawab atas komandan kavaleri Aula Ilahi. Tetapi setelah kematian Pangeran Long Qing dua tahun lalu, administrasi dan hukuman kavaleri telah dipindahkan ke tangan Luo Kedi, komandan penjaga. Dan meskipun komandan-komandan ini tidak menghormati Tuhan saat ini, mereka bukanlah para imam yang hanya tahu membaca klasik dan sama sekali tidak kuat; mereka adalah pembangkit tenaga listrik di Alam Seethrough.

Departemen Kehakiman praktis. Selama seseorang cukup kuat, kejahatan masa lalunya dapat dihapus sepenuhnya dan dia akan memenuhi syarat untuk bertahan hidup. Bagaimanapun, mereka adalah alasan mengapa Istana Ilahi-Bukit Barat dapat memerintah dunia.

Tetapi tiba-tiba, sang imam memandangi emas dan baju besi hitam yang indah dari para komandan kavaleri dan dia membaca nama mereka perlahan-lahan.

“Zi Mo.”

“Yuan Jun.”

“Liu Xiao.” Mendengar nama mereka dibacakan, komandan pasukan kavaleri dari Divine Hall tidak bisa membantu tetapi mengangkat kepala mereka dan menatap ke atas tahta batu giok hitam. Mereka sangat terkejut dan takut. Tetapi gadis yang duduk di atas takhta itu tampaknya tertidur; matanya tertutup dan kepalanya ada di tangannya.

Komandan bernama Zi Mo adalah yang paling berpengalaman dan paling kuat dari mereka semua. Dia melihat teman-temannya yang ketakutan dan menggelengkan kepalanya. Dia berdiri dan membersihkan lututnya sebelum bertanya pada gadis yang duduk di atas takhta itu, “Mengapa?”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–