Nightfall Chapter 511

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 511: Gunung Kesepian

Penerjemah: Transn Editor: Transn

“Oh!”

Darah mengalir keluar dari leher Guo Yan dan berhamburan, akhirnya mendarat di api unggun di mana bau yang sedikit terbakar muncul. Dia jatuh di tanah, merentangkan kakinya dengan putus asa, dan menendang setumpuk lumpur dan lagi. Tetap saja, dia tidak bisa mencegah kedatangan kematian atau mencegah selangkangan celananya basah oleh air seni.

Rombongan dari pinggiran api unggun berdiri kaget, tetapi dengan bertahun-tahun akumulasi keagungan, tidak ada yang berani bergerak.

Wajah Zi Mo muncul dari kegelapan malam. Dia menggunakan tangannya, yang tidak lagi kuat tetapi masih stabil, untuk mengambil kawat di leher Guo Yan dan menyeka darah dan daging yang tersisa di sana.

Dia memandang ke arah rombongan yang kebingungan di luar api unggun dan berkata dengan wajah poker, “Bahkan jika dia cacat, dia masih pantas dihormati. Jangan pernah meremehkan metode yang telah kita pelajari di Departemen Kehakiman. Jadi, jika Anda ingin hidup, lebih baik Anda tetap tenang. ”

Rombongan pelan-pelan duduk kembali di tempat asalnya dengan kepala menunduk, dan tidak ada yang tahu apa yang mereka pikirkan, juga tidak ada yang tahu kalau mereka benar-benar sudah tenang.

Krisis saat ini diselesaikan untuk saat ini, sedangkan wajah para komandan di depan api unggun semuanya masih sangat pucat dan jelek, seperti suasana hati mereka. Masa depan mereka yang tanpa harapan merupakan salah satu alasan, namun, poin yang paling penting adalah bahwa bahkan hari ini mereka masih tidak dapat menerima kenyataan karena mereka dulunya adalah kavaleri terhormat dari Balai Ilahi. Bahkan para jenderal militer Kerajaan Jin Selatan akan memberi mereka rasa hormat yang cukup. Namun, sekarang, pasukan negara acak di Kerajaan Jin Selatan berani mengepung mereka, dan sedemikian parahnya. Bahkan rombongan mereka berani tidak loyal kepada mereka!

“Jenderal, apa … apa yang harus kita lakukan?”

salah satu komandan bertanya dengan putus asa dengan suaranya yang sedikit bergetar.

Zi Mo adalah orang paling senior dengan kemampuan terkuat di antara pasukan kavaleri yang jatuh dari komandan Balai Divine. Dia terpilih sebagai pemimpin, jadi itu wajar bagi orang untuk mengandalkannya untuk mencari solusi.

Zi Mo tidak tahu apa yang harus dilakukan atau ke mana tentara yang cacat ini bisa pergi. Bahkan, jika bukan karena hukuman vonis Aula Ilahi, mereka masih bisa menjadi tamu dari semua bangsa dengan kebijaksanaan, strategi, dan kemampuan operasi di medan perang. Namun, putusan Aula Ilahi telah memotong kemungkinan ini sebelumnya. Saat memikirkan ini, kebenciannya dan rasa takut akan Dewa Gadis akan tumbuh lebih kuat.

Satu-satunya orang yang bisa diandalkan adalah diri sendiri. Hanya dengan mengembalikan kemampuan dan mendapatkan kembali kekuatannya seseorang dapat bertahan hidup di dunia ini.

Namun, bagaimana dia bisa mendapatkan kembali kekuatannya ketika kultivasinya telah ditinggalkan?

Obat mujarab legendaris hanya legenda.

Zi Mo menertawakan dirinya sendiri dan kemudian berbisik, “Bersihkan dan tidurlah.”

Bagaimana orang bisa mendapatkan air panas di hutan gunung liar? Selama pelarian mereka, mereka tidak punya waktu untuk menikmati hidup tetapi hanya bisa tidur langsung. Seseorang memadamkan api unggun dengan tanah dan hutan tiba-tiba menjadi gelap. Awan tebal di langit malam menutupi semua bintang, menandakan bahwa besok akan ada hujan lebat.

Beberapa dari mereka tidak dapat menahan kelelahan yang disebabkan oleh pelarian mereka dan mereka tertidur.

Sementara yang lain tidak bisa tidur, memikirkan masa depan mereka yang putus asa.

Zi Mo menatap langit malam yang suram di atas kepala, memikirkan tentang hujan lebat yang akan datang besok dengan hati yang semakin berat. Dia perlahan mengepalkan tangannya, yang gemetar pelan, dan sangat kesakitan.

Dia berpikir dengan putus asa dan keengganan, “Jika aku bisa mendapatkan kembali kekuatanku dan menjadi sekuat sebelumnya, maka aku akan rela mengorbankan seluruh hidupku dan segalanya untuk Yama.”

Masih banyak orang berdoa dengan putus asa di hutan malam yang sunyi.

Langit suram, tetapi tidak hujan, apalagi hujan deras. Namun, cuaca mendung, sehingga perjalanan musim panas menjadi jauh lebih sejuk. Karena tidak ada matahari, Sangsang tidak perlu berjemur di bawah sinar matahari melalui atap kereta kuda, dan Ning Que mengambil posisi itu begitu saja. Dia melangkah ke sofa lembut dan menyandarkan tubuh atasnya keluar dari langit untuk bertemu angin yang bertiup di jalan raya negara. Dia melihat pemandangan di sekitarnya dan melahirkan kesenangan seperti seolah-olah dia adalah seorang jutawan.

Sudah beberapa hari sejak mereka meninggalkan Chang’an. Kereta kuda hitam mengikuti misi di depan mereka dari kejauhan. Meskipun mereka telah melakukan beberapa perjalanan ke jalan county saat mereka pergi, dia tidak pernah takut bahwa mereka akan tersesat. Karena ada pejabat pemerintah, terutama penjaga rahasia dari semua wilayah, untuk memberi tahu mereka dengan intelijen. Itu masih kasus yang sama ketika mereka meninggalkan hutan belantara dan memasuki pegunungan selatan.

Hamparan pegunungan yang luas muncul di tengah-tengah wilayah selatan Tang, membagi wilayah itu menjadi dua wilayah. Mungkin gunung-gunung itu memiliki dampak tertentu pada iklim — tanah subur yang sama di selatan pegunungan dan barat pegunungan bisa menghasilkan tanaman yang sangat berbeda. Tapi Ning Que dan Sangsang tidak punya perasaan khusus ketika kereta kuda hitam berkembang di antara pegunungan itu.

Dibandingkan dengan Gunung Min yang familier, pegunungan di selatan Tang tidak setinggi itu. Namun, karena batuan khusus yang larut dalam air, ada keruntuhan dan tanah longsor yang terjadi sepanjang tahun, membuat pegunungan ini aneh dan sangat curam. Karena itu, mereka sulit didaki. Untungnya, ada ngarai di antara gunung-gunung ini yang ditanam dengan rapat, dan di dasar lembah, ada lorong alami. Kalau tidak, jika Anda ingin menghubungkan utara dengan selatan, sayangnya Anda harus pergi lebih dari seribu mil jauhnya.

Ratusan tahun yang lalu, Tang menggunakan banyak tenaga dan sumber daya untuk memperluas ngarai lagi, dan menggunakan Talisman Master dan Array Tactical Masters untuk memperkuat jurang berbahaya di kedua sisi lembah, dan menanam banyak pohon dengan sistem akar yang makmur. Akhirnya, jalan alami di lembah itu berubah menjadi jalan raya negara bagian yang sangat datar.

Kereta kuda hitam melaju di sepanjang jalan raya negara bagian yang datar dan ngarai yang tenang. Ning Que keluar dari langit, menyipit melihat pemandangan di kedua sisi jalan raya negara. Dia memandangi tebing hijau yang tenang, membayangkan transformasi besar alam oleh orang-orang Tang ratusan tahun yang lalu. Memikirkan para Master Jimat dan Master Array Taktis yang rambutnya menjadi abu-abu karena kelelahan Psyche Power, serta para prajurit dan pengrajin yang jatuh dari tebing, ia melahirkan semacam perasaan heroik tanpa sadar. Perasaan heroik ini tidak ada hubungannya dengan langit-langit kereta hitam, atau dengan jutawan, jadi tampaknya lebih menjanjikan daripada pikiran-pikiran sebelumnya.

Kekaisaran Tang tidak memiliki upaya untuk melewati gunung ini, memungkinkan perbatasan pusat dan selatan untuk bersatu. Wajar membayangkan betapa strategis pentingnya ngarai yang indah dan hijau ini.

Ning Que samar-samar bisa melihat bahwa ada jalur gunung yang sangat curam di kejauhan kaki bukit, dan di samping jalur gunung itu, ada tempat perlindungan yang lusuh beberapa mil jauhnya. Dari skala tempat perlindungan, orang bisa menebak bahwa tidak ada lebih dari 10 prajurit Tang. Memikirkan tentara Tang telah menjaga di sana selama bertahun-tahun, bahkan orang yang acuh tak acuh seperti dirinya tidak dapat membantu melahirkan kekaguman.

Orang-orang akan sedikit lelah ketika mereka melihat ke lembah hijau berulang kali, dan akan tenang setelah mereka memiliki perasaan heroik untuk waktu yang lama. Dan perubahan-perubahan sejarah akan menjadi tidak menarik ketika Anda terlalu banyak mengalaminya. Ning Que duduk kembali di kereta, mengambil teh herbal di atas balok kayu pendek, dan meminumnya ke bawah. Dia mengambil pena dan mulai menulis setelah pikirannya tenang.

Kali ini, mereka pergi ke Kuil Lanke untuk berobat, juga untuk menyapa Sang Buddha, jadi seharusnya tidak ada bahaya. Tapi Ning Que masih mempertahankan kebiasaannya sebelumnya dan selalu siap menghadapi pertempuran hidup dan mati. Jadi, apa yang dia tulis saat ini jelas bukan tanda tangan, tapi jimat. Apa yang dia tulis selama dua tahun terakhir semuanya telah dihabiskan di Xia Hou dalam pertempuran di danau di musim dingin, jadi dia harus menyiapkan lebih banyak dari mereka sekarang.

Ning Que mengangkat kepalanya setelah waktu yang lama dan berhenti untuk beristirahat. Dia menggosok matanya dan melihat ke luar jendela, hanya untuk menemukan bahwa dia masih di ngarai. Dia tidak bisa menahan kagum pada panjang ngarai.

Ketika dia menulis jimat, Sangsang sedang mengepak barang bawaan mereka. Tiba-tiba, dia menyentuh sesuatu, dan butuh waktu lama untuk menebak apa itu. Dia mengerutkan kening dan bertanya, “Bagaimana menjadi seperti ini?”

Dia memegang ketel besi kecil di tangannya dan melihat garis-garis dalam di luar ketel. Seharusnya jenis yang sama dengan ketel besi kecil yang meledak di ladang bersalju di danau salju, tetapi volumenya jauh lebih kecil dan bentuknya sangat berbeda. Perbedaan yang paling jelas adalah bahwa ada satu bayonet lagi di bagian bawah ketel besi kecil ini.

“Itu adalah pemikiran aneh dari Saudara Keempat. Tidak ada yang mengira bahwa Saudara Keenam benar-benar melakukannya. Sebelum kami meninggalkan Akademi, kami pernah mencoba sekali, tetapi hari itu Anda pergi ke belakang gunung bersama Xiaotang untuk memetik wisteria ungu untuk direbus, jadi Anda tidak melihatnya. ”

Ning Que mengambil ketel besi kecil yang terlihat cukup halus — tapi sekarang sepertinya lebih akurat menyebutnya ember logam kecil. Dia mengambil panah jimat dari kotak besi dan memasukkannya ke bayonet di bagian bawah ember logam kecil.

Setelah klik, tandan panah dan bayonet dari ember besi kecil itu terkunci rapat. Sebenarnya, itu sangat ketat sehingga orang tidak bisa melihat jejak retakan, dan tampaknya sangat stabil.

Sangsang menggunakan tangannya untuk mengujinya dan berkata, “Itu tidak akan jatuh.”

Karena Sangsang telah tumbuh sedikit, semua lengan samping Ning Que ditangani olehnya. Dia sangat berpengalaman, apakah itu mengasah pisau atau memperbaiki tali. Jika dia mengatakan bahwa itu tidak akan jatuh, maka pasti itu tidak akan jatuh.

Ning Que mengambil busur besi dan merakitnya. Dia meletakkan panah jimat pada tali, mengarah ke pohon tebing Qingxia dengan lancar, saat dia perlahan-lahan menenangkan napasnya.

Primordial Thirteen Arrow sudah menjadi senjata yang menakutkan. Sekarang orang-orang Akademi di belakang gunung secara paksa menambahkan hal seperti itu padanya. Terbayangkan bahwa begitu diluncurkan, itu pasti akan menimbulkan banyak kebisingan. Tempat ini bukan di gunung belakang Akademi, jadi Ning Que tidak bisa benar-benar menembaknya di luar. Kalau tidak, jika dia ingin menghancurkan tebing bertulang yang telah diperkuat oleh generasi sebelumnya dari Talisman Masters dan Masters Array Taktis, bahkan Kepala Sekolah akan menghukumnya, apalagi Yang Mulia.

Setelah beberapa saat, dia meletakkan busur besinya dan mengucapkan beberapa patah kata. Sangsang menggelengkan kepalanya, mengambil panah besi dari tangannya, dan berkata, “Meskipun tidak ada masalah besar, ekor panah harus disesuaikan … Panah jimat asli bisa mengabaikan perlawanan angin, dan bahkan bisa menggunakan angin sebagai penambah. Namun, sekarang bobot panah jimat telah meningkat, dan hal yang paling menyusahkan adalah bahwa kelompok panah memiliki area angin yang begitu besar. Jika Anda ingin memastikan keakuratannya, jarak pemotretan tentu harus sangat dipersingkat. ”

Ning Que meletakkan busur di tangannya, meraih lobak musim panas, dan mulai makan. Dia berbaring dengan nyaman dan berkata dengan cara yang tidak bertanggung jawab, “Terserah kamu.”

Kereta kuda hitam akhirnya menarik keluar dari lembah hijau dan tiba di dataran paling selatan Tang. Pemandangan di kedua sisi jalan raya negara melebar tiba-tiba, tetapi angin menjadi lebih lembut karena ada lebih banyak air.

Perhatian Ning Que masih di pegunungan luas di belakang. Ketika mereka hendak keluar dari lembah, ia tiba-tiba berpikir bahwa ada sejumlah jimat taktis yang tak terhitung banyaknya yang ditetapkan oleh para pendahulu di ngarai. Jika musuh yang kuat datang untuk menyerang dari selatan, yang mereka butuhkan hanyalah master jimat ilahi yang hebat seperti Yan Se yang bisa menjernihkan susunan jimat taktis ini sehingga lembah akan terhalang. Kemudian, bahkan jika lebih dari 10.000 pasukan kavaleri datang untuk menyerang, masih tidak mungkin bagi mereka untuk mencapai pedalaman Tang dalam waktu singkat.

Namun segera setelah itu, dia berubah pikiran.

Ada begitu banyak susunan jimat taktis di ngarai ini sehingga mustahil bagi satu orang untuk menghancurkan mereka semua, bahkan jika kelahiran kembali tuan itu tidak baik. Mungkin kekaisaran sudah melakukan sesuatu dengan susunan taktis ketika mereka membuka ngarai ini.

Dan bahkan jika tebing diblokir, gunung-gunung yang memblokir musuh juga bisa memblokir bala bantuan Tang ke selatan. Dalam perang, yang mereka butuhkan hanyalah jalan sederhana. Pasukan kuat yang memiliki nyali untuk maju ke Tang pasti akan memiliki cukup Master Array Taktis dan Master Talisman, yang pasti bisa memaksa untuk membuat jalan bagi kavaleri untuk mengemudi. Namun, inisiatif di medan perang mungkin jatuh ke tangan musuh-musuh ini.

Oleh karena itu, dalam deduksi perangnya, mereka masih membutuhkan lokomotif yang tiada taranya untuk mempertahankan keluarnya Qing Gorge.

Pembangkit tenaga listrik itu harus cukup kuat sehingga dia bisa membunuh Buddha jika Buddha datang, membunuh iblis jika iblis muncul, dan membunuh seorang imam Tao tidak peduli berapa banyak dari mereka yang akan datang. Selain itu, dia tidak bisa beristirahat, apalagi tidur. Dia tidak punya waktu untuk makan atau minum, dan mungkin bahkan perlu bertarung dengan lawan yang kuat selama tiga hari tiga malam berturut-turut.

Memikirkan ini, Ning Que tidak bisa menahan tawa. Dia pikir tidak ada orang kuat di dunia ini, dan bahkan jika orang-orang seperti itu memang ada, mengapa mereka begitu bodoh sehingga menempatkan diri mereka dalam situasi yang fana?

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–