Nightfall Chapter 546

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 546: Pemandangan

Penerjemah: Editor Transn: Transn

Melihat jubah Ye Hongyu yang berkibar, wajah Long Qing tiba-tiba menjadi dingin. Matanya menjadi lebih gelap dan lebih gelap sampai mereka terlihat mati. Aura serakah dan dingin di kerikil di tepi danau semakin kuat.

Namun, selalu ada sinar cahaya di tempat yang gelap dan dingin ini yang tidak bisa dihapus.

Itu adalah cahaya yang datang dari jubah ilahi berwarna darah, dengan aroma darah yang kuat.

Lengan jubah menari-nari di tepi danau. Setiap kali selongsong diangkat, angin kencang dengan aroma darah dan aura suci akan bergegas menuju pusaran yang dibentuk oleh aura diam yang mematikan.

Angin kencang menyerupai bebatuan yang tertutup lumut dari Penjara You-West Divine Hill. Angin, yang berputar-putar di pusaran air, seperti air danau yang jatuh dari langit yang kosong, dan itu membuat Qi Langit dan Surga di sekelilingnya bergetar ke semua arah.

Banyak raungan berdering di seberang danau yang tenang. Dipengaruhi oleh mata abu-abu Long Qing dan serangan Ye Hongyu, air di danau menggelembung seolah mendidih. Ikan yang disembunyikan di kedalaman danau itu pusing atau mati. Mereka perlahan-lahan melayang ke atas air, menumpuk seperti bercak putih mematikan di permukaan air.

Gunung-gunung berhutan di kejauhan tidak luput dari tabrakan aura yang menakutkan. Cabang-cabang, memanjang ke permukaan danau, telah pecah berisik. Pepohonan berdesir. Daun kuning jarang di pohon melayang di udara, tidak tahu apakah mereka akan jatuh ke danau atau dihancurkan berkeping-keping oleh angin.

Bulu-bulu ekor beberapa burung gagak mengerut karena ngeri. Mereka mengepakkan sayap, mencoba yang terbaik untuk terbang jauh. Namun, mereka makan terlalu banyak untuk bertahan hidup di musim dingin yang ganas di padang gurun dan menjadi terlalu gemuk. Mereka tidak bisa mempercepat dan tidak dapat melarikan diri dari gempa susulan pertempuran antara dua pembangkit tenaga listrik. Mereka meratap dengan sedih sebelum jatuh ke tanah dan sekarat.

…

…

Beberapa goresan kecil muncul di tubuh Ye Hongyu. Sulur darah mengalir dari luka-luka ini, menembus melalui jubah ilahi yang tipis dan mengalir perlahan ke tanah.

Jubah ilahi yang direndam dengan darah berwarna merah cerah. Sepertinya bunga merah yang menawan yang dicuci oleh embun. Dia cantik dan menggoda dengan jubah basah menempel di tubuhnya.

Dia tampak pucat, tetapi masih secantik dulu. Tidak ada setitik kotoran atau jejak darah di kulitnya setelah pertempuran. Matanya sangat cerah tetapi tenang. Jubah ilahi yang direndam dalam darah menjadi perbandingan nyata dengan tubuh menggoda nya.

Dia masih tenang dan cantik bahkan dengan tubuh berdarah, yang menunjukkan betapa kuatnya dia.

Lebih dari sepuluh ksatria yang jatuh terluka parah di tanah berkerikil di tepi danau. Darah mereka mengalir, mewarnai kerikil di bawahnya dengan warna merah.

Long Qing berlutut di tanah dengan satu lutut. Rambutnya basah oleh keringat dan terpampang di dahinya. Topeng perak yang dia kenakan hilang, jadi wajahnya yang terbakar sangat terungkap.

Ye Hongyu berjalan maju perlahan.

Lebih banyak darah akan mengalir keluar dengan setiap langkah yang diambilnya. Ekspresinya tidak berubah sama sekali, seolah-olah dia tidak bisa merasakan sakit, dan sepertinya dia memiliki lebih dari cukup darah untuk hilang.

Dia berjalan menuju Long Qing dan berkata, “Kamu memang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Saya terkejut bahwa Anda tidak berhasil membunuh Ning Que di Kuil Teratai Merah. Namun, sangat disayangkan bahwa kamu masih tidak sekuat aku. ”

Long Qing mengangkat kepalanya dengan susah payah dan melihat jubah merah darah yang mendekat. Dia melihat penampilannya yang mengerikan dengan senyum aneh. Untuk beberapa alasan, dia tidak memberi tahu Ye Hongyu tentang insiden aneh yang terjadi pada Ning Que selama pertempuran mereka di Kuil Teratai Merah.

“Aku sama sekali tidak tertarik dengan tahta batu giok hitam. Anda benar-benar tidak perlu membayar harga sebesar itu, dan mengambil risiko mencoba membunuh saya sendirian, tanpa mengambil bawahan Anda. ”

Katanya sambil terengah-engah, masih dengan senyum aneh.

Ye Hongyu berjalan maju dan berhenti beberapa meter darinya. Dia berkata, “Saya tidak akan pernah percaya bahwa Anda telah kehilangan minat dalam segala hal dan akan berkeliaran di Wilderness demi kedamaian sejati. Saya tahu bahwa Anda tidak tertarik pada hal itu, jadi saya tidak akan membiarkan Anda tumbuh lebih kuat dan menjadi ancaman bagi saya. ”

Long Qing meletakkan tangan di lututnya dan berkata dengan letih, “Kamu tidak pernah berbicara terlalu banyak omong kosong sebelum membunuh seseorang. Jadi saya bertanya-tanya mengapa Anda mengizinkan saya mengatakan kata-kata terakhir saya? ”

“Saya mendengar bahwa Anda memberi tahu Ning Que bahwa Anda pikir Anda adalah Anak Yama?”

Ye Hongyu berkata, “Tentu saja, aku tidak membunuhmu sekarang karena aku perlu istirahat. Aku tidak ingin mati dengan gelandangan sepertimu. ”

Long Qing mengawasinya dan mengejek, “Bahkan Addict Tao perlu istirahat? Apakah rohmu telah habis oleh tahta batu giok hitam setelah menjadi Imam Agung Penghakiman? ”

Ye Hongyu tidak menjadi marah karena jibe-nya. Dia berkata dengan tenang, “Dikatakan bahwa meskipun kita setengah dewa, di bawah Haotian dan di atas takhta ilahi, kita masih bukan Dewa yang benar. Jadi sebagai manusia, kita perlu istirahat. ”

“Semua manusia perlu istirahat. Memang … Banyak orang selalu ingin menjadi Dewa, tetapi mereka tidak tahu bahwa, selama mereka tidak menjadi hantu, sungguh merupakan berkah menjadi manusia. ”

Long Qing berkata agak sedih, “Aku tidak tahu apakah aku putra Yama atau orang yang ada dalam ramalan. Namun, saya tidak berpikir saya seorang manusia lagi. ”

Jubah ilahi berwarna merah darah secara bertahap mengering. Ye Hongyu memandangnya dan berkata dengan tenang, “Apakah kamu manusia atau Tuhan, kamu akan menjadi hantu hari ini. Jika Anda benar-benar putra Yama, maka saya akan membiarkan Anda melihat ayahmu. ”

Setelah mengatakan itu, dia mengambil langkah maju.

Tiba-tiba, ada derap langkah kaki di pegunungan berhutan dekat danau. Beberapa kekuatan kuat menyelimuti dasar kerikil dalam sekejap.

Tatapan Ye Hongyu menajam saat dia melihat orang barbar padang rumput memegang berbagai jenis senjata. Ada lebih dari seribu dari mereka, mengenakan jubah kulit, berteriak ketika mereka keluar dari hutan.

Hanya subjek dari Istana Raja Kiri, yang berada dalam posisi berbahaya, akan muncul di benteng perbatasan Kerajaan Yan Utara pada saat ini. Kekuatan yang kuat hanya bisa datang dari para imam besar dari istana.

“Jadi, kamu punya perjanjian dengan orang barbar ini. Mereka mengalami kesulitan sekarang, tetapi mereka masih bisa mengirim imam besar untuk datang dan menjemputmu. Jadi berapa harga yang sudah Anda bayar untuk itu? ”

Ye Hongyu bertanya.

Long Qing berdiri, darah dan nanah mengalir melalui kemeja Tao hitamnya. Lubang di dadanya pasti terluka parah sekali dalam pertempuran.

“Orang-orang dari Istana Raja Kiri memang menjalani kehidupan yang sulit sekarang. Mereka diserang oleh Manusia Desolate dan Central Plains. Sama seperti saya, diserang oleh Balai Divine dalam cahaya dan Ning Que dalam gelap. Anda bertanya apa yang saya bayar untuk kepercayaan mereka? Sebenarnya, saya tidak membayar apa-apa. ”

Dia memandang Ye Hongyu dan berkata, “Keluarga Yans dan Istana Raja Kiri telah bertetangga selama bertahun-tahun. Mereka adalah musuh dan juga teman selama bertahun-tahun. Secara kebetulan, saya telah menjadi teman Chanyu baru mereka sejak bertahun-tahun yang lalu. Yang lebih penting adalah kita berdua berada di kapal yang sama dan memiliki tujuan bersama. ”

Ye Hongyu bertanya, “Tujuan apa?”

Long Qing berkata, “Kami ingin menjadi kuat lagi. Dan kemudian … balas dendam. ”

Ye Hongyu diam saja.

Long Qing berkata, “Sebenarnya, aku tidak berharap kamu bisa menangkapku di sini. Untungnya, seperti yang Anda katakan; tidak peduli seberapa kuat Anda, Anda hanyalah manusia. Anda bukan Tuhan yang sejati, dan Anda perlu istirahat. Itu memberi saya kesempatan untuk mengubah arus. Tentu saja, saya juga merasa bersyukur bahwa saya bisa hidup sampai sekarang di depan Anda. ”

Ye Hongyu tiba-tiba tersenyum.

Wajahnya masih pucat, tetapi senyumnya bersinar.

Long Qing tidak dalam mood untuk mengagumi kecantikannya, meskipun ia terbiasa dengan kekaguman pada daya tariknya sesekali ketika mereka berada di Istana Ilahi-Bukit Barat.

Karena dia telah melihat cemoohan dan cemoohan dalam senyumnya.

“Aku memang bukan Tuhan, tapi hanya manusia. Itulah sebabnya saya ingin tahu apakah Anda adalah Anak Yama, dan mengapa Anda pergi ke utara dan memasuki Hutan Belantara. Saya sedang menunggu, karena saya ingin melihat siapa yang akan membantu Anda. ”

Ye Hongyu menatapnya dan berkata dengan tenang, “Ning Que pernah mengatakan sesuatu yang menggelikan oleh danau Yanming. Dia mengatakan bahwa rasa ingin tahu akan membunuh kucing itu. Saya tidak mengerti. Tapi saya tahu bahwa rasa ingin tahu memang akan menjadi penghalang. Namun, sangat disayangkan bahwa Anda tidak memberikan hambatan kepada saya karena membunuh Anda. ”

Ekspresi ragu-ragu melintasi wajah Long Qing. Dia berkata dengan dingin, “Saya memiliki seribu prajurit dari padang rumput dan tujuh imam besar di pihak saya. Bagaimana kamu bisa membunuhku? ”

Ye Hongyu memandangnya seolah-olah dia sedang melihat seorang idiot. Dia berkata, “Kamu hanya 30 kaki dariku. Bahkan pasukan yang dipimpin oleh Chanyu dari tenda Emas dapat menghentikanku membunuhmu, apalagi Istana Raja Kiri yang dikalahkan. ”

Long Qing berkata dengan kaget, “Tapi bagaimana kamu akan melarikan diri setelah membunuhku?”

Ye Hongyu berkata, “West-Hill bertujuan membunuhmu, daripada melarikan diri. Selama aku bisa membunuhmu, tidak penting apakah aku bisa melarikan diri atau tidak. ”

Kalimat ini sederhana, namun itu akan membutuhkan logika yang kuat dan keinginan yang tidak gentar untuk mengucapkannya dengan tenang. Ekspresi Long Qing menegang ketika dia mendengar itu.

Ye Hongyu berkata, “Yang terpenting, begitu Anda menjadi mayat yang tidak berarti, tidak akan ada alasan bagi Istana Raja Kiri untuk menahan saya. Akankah orang-orang barbar sangat peduli padamu sehingga mereka akan mengorbankan hidup mereka sendiri karena membunuhku, seorang Imam Besar Agung West-Hill? Long Qing, kamu benar-benar bodoh. ”

Wajah Long Qing menjadi sangat pucat. Dia tahu bahwa Ye Hongyu benar. Jika dia mati sekarang, tidak akan ada alasan bagi Istana Raja Kiri untuk membalaskan dendamnya dan bertarung dengan Pendeta Ilahi Penghakiman.

Dengan sinar harapan terakhir, dia berkata, “Tapi mereka tidak akan membiarkanmu membunuhku karena aku harapan terakhir mereka untuk bertahan hidup dan menjadi kuat di Wilderness.”

Seolah-olah itu akan membuktikan bahwa Long Qing benar, cabang-cabang di hutan dekat danau mulai bergetar. Aura kuat yang telah turun di atas lantai berkerikil tumbuh lebih keras, mengalir ke arah Ye Hongyu.

Ada kekuatan alami dan liar di aura, ada aroma tersembunyi dari beberapa binatang buas di Wilderness. Itu adalah serangan spiritual unik dari para imam barbar padang rumput!

Wajah Ye Hongyu terlihat pucat. Dia melihat ke arah hutan dengan tatapan yang sangat dingin.

Bisikan bangga dan sombong muncul dari bibirnya yang tipis.

Hampir di saat yang sama, rengekan yang menjemukan dan menyakitkan terdengar di hutan di kejauhan.

Di hutan yang gelap, seorang pendeta dari Istana Raja Kiri, mengenakan jubah mahal dan membawa beberapa instrumen keagamaan yang terbuat dari tulang dijatuhkan ke tanah dengan ekspresi ketakutan. Alat tulang halus hancur, dan dua aliran darah berwarna hitam mengalir dari hidungnya. Jelas bahwa dia terluka parah.

Ye Hongyu memandang ke arah hutan, merasakan aura. Dia berkata dengan jijik, “Berani-beraninya mereka menggunakan Kekuatan Jiwa spiritual mereka untuk menyakitiku. Mereka sangat berani, namun sangat bodoh. ”

Seorang pendeta dari Istana Raja Kiri telah merasakan persepsinya hancur, bahkan tanpa melihat musuhnya. Organ internalnya mulai berdarah. Beberapa imam lain dari padang rumput yang berada di hutan saling memandang. Mereka melihat keterkejutan dan ketakutan di mata masing-masing.

Ye Hongyu, Pecandu Tao, telah mengejutkan dunia kultivasi dengan keterampilan serba-nya. Dia adalah Master Pedang yang kuat ketika bertarung melawan Master Pedang. Ketika dia menghadapi Master Array Taktis, dia adalah Master Array Taktis yang luar biasa. Ketika dia melawan Psyche Master, dia menjadi Grand Psyche Master yang menakutkan. Dia sekarang adalah Imam Besar Penghakiman Ilahi, jadi bagaimana dia bisa takut akan kekuatan para imam dari padang rumput?

Ye Hongyu memandang Long Qing.

Pedang Tao yang suram yang diambilnya darinya sudah lama ditinggalkan begitu saja. Pedang yang dipegangnya sekarang adalah Pedang Taois kelahirannya yang telah disembunyikan dalam jubah Taoisnya yang berwarna darah.

Pedang itu tampaknya tidak memiliki bilah. Itu keluar dari jubahnya dan menggeliat seperti ikan. Namun, itu memotong garis putih lurus di udara.

Long Qing putus asa, dan tersenyum pahit.

Saat itu, ada ledakan keras!

Sebuah petir jatuh dari langit dan menghantam Pedang Taois tepat!

Guruh rendah gemuruh hanya bisa didengar beberapa saat kemudian.

Gemuruh tanpa henti.

Jarang turun hujan di musim dingin yang dingin di Wilderness. Seperti biasa, hari ini tidak turun hujan, tetapi ada petir.

Gemuruh guntur meraung menembus danau dan hutan. Itu adalah suara memekakkan telinga yang menyebabkan air danau berguncang dengan keras, dan debu berputar di tanah berkerikil.

Setelah beberapa waktu, guntur akhirnya berhenti.

Langit telah gelap dan udara dipenuhi dengan debu yang melayang ke atas dan menjadi awan hitam tebal, menyelimuti danau dan pegunungan.

Ye Hongyu menyimpan Pedang Taoisnya dan menatap langit. Dia bisa melihat guntur menunggu di balik awan hitam.

Sulit untuk memprediksi kehendak dan kekuatan surga.

Dia menatap langit dengan tenang dan merenung.

Long Qing terkejut jauh. Dia bersandar di batu besar, dengan ekspresi kegembiraan dan gairah liar di wajahnya yang terbakar. Dia tertawa keras sambil batuk darah.

Dia memandang Ye Hongyu, dan wajahnya memelintir ketika dia berteriak dengan marah, “Aku sudah mengatakan bahwa aku bukan manusia, jadi aku telah membawa kehendak surga! Saya yang dinubuatkan! Lihat! Haotian tidak meninggalkan saya! ”

“Kamu Hongyu! Selama surga tidak ingin saya mati, apa yang dapat Anda lakukan untuk saya? ”

…

…

Ye Hongyu mengabaikan teriakan gila Long Qing. Dia menatap langit dengan serius, seolah-olah akan ada sesuatu yang indah di balik awan.

Dia telah melihat pemandangan itu.

Dia tampak bingung, dan kemudian kembali ke acuh tak acuh.

Kemudian, dia melihat ke tebing di kejauhan. Ada seseorang di sana. Tebing itu tinggi, dan orang itu berdiri sangat tinggi sehingga dia tampaknya bisa menyentuh awan jika dia mengangkat tangannya.

Orang itu memiliki roti Tao dan mengenakan jubah Tao biru muda. Dia membawa pedang kayu.

Setelah melihat orang itu di tebing, Ye Hongyu tidak melihat langit lagi, karena dia tidak bisa melihat apa pun selain dia. Namun, orang itu hanya diam dan tidak bergerak sama sekali.

Ye Hongyu menjadi lebih acuh tak acuh. Tampaknya ada lapisan es di alisnya.

Kemudian, dia jengkel tak terkendali.

Ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya bahwa dia jengkel oleh pria dengan pedang kayu.

Dia tiba-tiba berbalik dan menatap Long Qing sekali lagi, keinginan membunuhnya bangkit kembali.

Pria di tebing itu sepertinya merasakan itu.

Pria di tebing di kejauhan bersenandung lembut.

Awan gelap tebal tampaknya melayang perlahan, tetapi sebenarnya bergulir bergolak. Tiba-tiba ada puluhan cahaya yang berubah menjadi puluhan serangan guntur yang jatuh ke arah danau.

Setelah terbentur oleh guntur, bebatuan di tepi danau pecah, aura langit dan bumi tercabik-cabik, berubah menjadi badai yang menakutkan yang menari-nari melalui kerikil di tepi danau dengan liar.

Sosok itu, dalam jubah imam peradilan merah, menari dalam angin dan tidak jatuh, di tengah kilat dan guntur.

…

…

Orang-orang barbar padang rumput yang telah berlari keluar dari hutan tetapi tidak punya waktu untuk mendekati danau dikejutkan oleh getaran gemuruh. Rasa hormat alami mereka terhadap langit membuat mereka berlutut dan berdoa agar Tuhan mengampuni dosa-dosa mereka.

Tujuh imam dari Istana Raja Kiri tampak lebih tenang dibandingkan dengan orang-orang biasa. Namun, ini karena mereka bisa merasakan keagungan dan kekuatan dalam guntur. Karena itu, mereka sebenarnya lebih terkejut daripada orang-orang biasa.

Mereka sangat terkejut ketika mereka melihat jubah berwarna darah menari di angin, dan sosok yang berdiri dengan keras kepala sebelum raungan menggelegar itu enggan mengungkapkan kepatuhan. Dia memang Imam Besar Agung yang legendaris dari West-Hill yang memiliki kemauan yang sangat menakutkan dan berani bertarung dengan surga!

…

…

Angin dan guntur perlahan-lahan berhenti.

Ye Hongyu berdiri di tepi danau yang berlubang, sosoknya tampak sepi.

Dia tidak melihat Long Qing lagi.

Dia juga tidak melihat sosok di tebing di kejauhan.

Dia tidak melihat pemandangan di awan.

Dia juga tidak melihat danau dan pegunungan.

Dia tidak melihat apa pun.

Dia menatap dirinya sendiri dan bayangannya dalam waktu lama.

Dia berteriak dengan keras.

Itu adalah teriakan yang tajam dan marah. Di danau dan gunung yang sunyi, teriakan itu bergema dan menyebar jauh dan luas.

Teriakan itu penuh dendam.

Darah mengalir dari bibirnya.

Di hutan, para imam dari padang rumput Istana Raja Kiri dipengaruhi oleh roh menakutkan yang dibawa oleh teriakan. Mereka menumpahkan darah dari mulut mereka dan jatuh langsung. Tidak ada yang tahu apakah mereka kehilangan kesadaran atau mati.

…

…

Ye Su, berdiri di tebing, mendengar teriakan marah.

Dia tahu bahwa dia adalah subjek kemarahannya.

Dia adalah saudara perempuannya. Ini adalah pertama kalinya dia menunjukkan kemarahan padanya, bahkan dengan sedikit tantangan.

Ye Su tidak kecewa tentang itu. Sebaliknya, dia sangat senang.

Dia sangat senang dia ingin menari dan berteriak keras.

Karena dia tahu bahwa setelah melihat gemuruh gemuruh, dia tidak akan lagi menjadi gadis kecil, yang ingin dekat dengannya tetapi gagal mengatakan apa-apa karena keras kepala atau merasa lebih rendah darinya, hanya memperhatikan sosoknya diam-diam.

Mulai hari ini, dia akan menjadi Ye Hongyu.

Namun, dia tidak bisa membiarkannya membunuh Long Qing.

Karena dekan biara tidak ingin pengkhianat itu mati.

Ye Su menatap langit dan awan tebal yang begitu dekat, sepertinya dia bisa menyentuh mereka. Dia melihat petir yang berkumpul di belakang mereka dan menebak bahwa Haotian tampaknya memiliki pendapat yang sama.

…

…

Menghasilkan petir dengan pedang adalah kondisi budidaya legendaris dalam Taoisme Pedang.

Ye Su telah menerima pencerahan di sebuah biara kecil di Chang’an. Tampaknya dia telah membuat langkah besar ke depan di jalur kultivasinya.

Sebelumnya, Ye Hongyu akan sangat bahagia untuk kakaknya.

Namun, emosinya sangat rumit hari ini. Dia merasa tidak puas dan marah.

Yang paling penting adalah tidak ada yang tahu dari mana awan itu berasal.

Setelah duduk di tahta batu giok hitam dan menjadi Imam Agung Penghakiman, hubungannya dengan surga telah tumbuh. Dia merasakan kehendak Haotian ketika awan hitam yang tampaknya menakutkan berlalu begitu saja dan ketika dia melihat pemandangan yang sebenarnya di langit.

Namun, pada saat yang sama, mungkin karena ketidakpuasan atau amarahnya, ia memiliki dorongan untuk bertengkar.

Sebagai Imam Besar Penghakiman Ilahi, adalah tidak sopan dan berdosa untuk memiliki pemikiran seperti ini.

Ye Hongyu merasakan sedikit kegelisahan di Hati Taoisnya, jadi dia tiba-tiba menjadi tenang dan memaksa pikirannya menjauh dari pikiran berbahaya tersebut.

Dia perlahan-lahan menundukkan kepalanya, rambut hitamnya menari dalam angin sepoi-sepoi.

Guntur surut dan awan membuyarkan. Mereka menghilang sepenuhnya setelah beberapa saat, mengungkapkan langit musim gugur yang jelas dan dingin.

Ye Hongyu tidak mempertimbangkan pikiran menghujat sekilas yang dia miliki sebelumnya.

Namun, karena pemikiran-pemikiran ini telah dihasilkan, bagaimana mereka dapat sepenuhnya terhapus?

Bahkan jika itu cepat berlalu, itu akan meninggalkan jejak di hatinya.

Awan dan guntur telah menghilang.

Kepalanya tetap menunduk.

Dalam lubuk hatinya, di suatu tempat di mana bahkan dirinya sendiri tidak bisa melihat, sebuah suara tampaknya mengatakan tanpa perasaan bahwa itu bisa dilakukan.

Beberapa waktu berlalu.

Ye Hongyu mengangkat kepalanya perlahan.

“Kamu tidak diizinkan untuk kembali ke Central Plains tanpa seizinku.”

Dia menatap Long Qing dan berkata dengan tenang, “Kalau tidak, aku tidak akan membiarkanmu hidup bahkan jika Tuhan mengizinkan.”

Jubah merah darah melayang.

Dia berbalik dan meninggalkan danau.

…

…

Ning Que tidak pergi dengan Sangsang segera setelah Ye Hongyu meninggalkan ibu kota Kerajaan Qi. Dia harus memperbaiki kereta kuda yang ditinggalkan tuannya terlebih dahulu. Kalau tidak, dia tidak akan bisa melanjutkan perjalanan meskipun tidak lama.

Dia sudah tahu bahwa pastor berkerah merah yang keriput dari Aula Cahaya Ilahi disebut Chen Cun. Dia telah memastikan bahwa kesetiaan imam kepada Sangsang jauh melebihi cintanya pada Akademi. Dengan demikian, Ning Que pasti tidak akan melewatkan kesempatan memanfaatkan pria ini. Ning Que meminta pendeta untuk mencari beberapa benda dan bahan untuk memperbaiki kereta kuda.

Dengan bantuan orang yang begitu penting, Ning Que menikmati perlakuan yang sama di Kerajaan Qi seperti di Kekaisaran Tang. Dia bisa menggunakan hampir semua yang berharga di negara-negara bawahan West-Hill.

Kuil Taoisme putih biasanya sangat sunyi. Namun, sekarang itu penuh dengan segala macam suara yang menakutkan. Benturan keras dari palu mengenai dinding kereta baja, pekikan mengerikan yang berasal dari perkakas keras yang mengukir garis-garis jimat, dan bunyi muntah yang menjijikkan yang disebabkan oleh peleburan logam langka berdering satu demi satu. Sepertinya itu tidak akan pernah berhenti.

Bahkan pendeta yang paling saleh tidak akan bisa melanjutkan membaca karya klasiknya. Bahkan Kavaleri Kepausan yang paling pekerja keras pun tidak bisa terus berlatih dan mengolah. Kerutan-kerutan dari pendeta berbaju merah, Chen Cun, semakin nyata, yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

Sangat beruntung bahwa bakat Ning Que di daerah itu mencengangkan, meskipun dia mungkin tidak sebagus Saudara Keenam. Dia berhasil memperbaiki gerbong kuda hitam dalam waktu singkat dan sudah siap untuk perjalanan.

Jika seseorang mengabaikan bekas luka jelek di dinding kereta kuda.

Pendeta berambut merah, Chen Cun, mengirim tim ksatria untuk menjaga mereka ketika mereka meninggalkan ibu kota Kerajaan Qi. Ning Que percaya bahwa tidak akan ada sesuatu yang tidak aman berikutnya, jadi akhirnya, dia berminat untuk mengagumi pemandangan di luar jendela.

Yang benar-benar membuatnya bahagia adalah dia ditemani oleh seseorang saat ini.

Dengan bantuan Ye Hongyu, penyakit Sangsang akhirnya terkendali. Dia tidak tidur sepanjang hari. Meskipun dia masih lemah, dia setidaknya bisa melihat pemandangan atau wajah Ning Que.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–