Nightfall Chapter 569

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 569: Tanyakan dan Harus Diberikan

Penerjemah: Editor Transn: Transn

Semua terdiam di dekat papan catur. Master Qishan memandang Sangsang dengan tenang, ekspresi rumit melintasi wajahnya yang kurus. Ada kejutan karena melihat kebenaran, dan sedikit ketakutan. Pada akhirnya, semua emosi ini berubah menjadi kebingungan.

Ning Que mengamati kondisi Sangsang dengan cemas dan tidak melihat ekspresi aneh Tuan Qishan. Kalau tidak, dia mungkin memperhatikan sesuatu. Kemudian, dia mendengar Tuan menghela nafas.

Dia mendongak dengan gugup. Pada saat itu, ekspresi Master Qishan sudah kembali normal. Dia memiliki senyum lembut dan penuh kebaikan seolah-olah dia telah melarikan diri dari situasi yang menakutkan. Dia puas dan tenang.

“Tiga game catur di Tile Mountain memiliki sejarah panjang. Namun, hanya lima yang mengalami pertandingan final seperti kalian berdua. Dan Anda, nona muda, adalah orang kedua yang menyelesaikan tiga putaran catur secara berurutan. ”

Kata Tuan Qishan sambil memandang Sangsang dengan lembut.

Setelah memastikan bahwa Sangsang baik-baik saja dan bahwa dunia di papan catur hanyalah ilusi, Ning Que akhirnya bisa tenang. Mendengar pujian tuan untuk Sangsang, ia bertanya, “Siapa orang lain yang menyelesaikan tiga putaran pertama?”

Master Qishan mengatakan nama yang telah menghilang dari dunia ini selama bertahun-tahun. Namun, itu adalah nama yang sangat dikenal Ning Que. Dia menatap mata Ning Que dan berkata dengan sedikit senyum, “Itu adalah Young Lotus Brother.”

Tatapan Tuan itu tenang dan tampaknya tidak berdaya. Namun, Ning Que merasa seolah-olah dia bisa melihat semua penyamarannya dan fragmen kesadaran jauh di dalam indra persepsinya. Dia merasa sedikit gelisah.

Dia menundukkan kepalanya tanpa sadar, tidak mau memenuhi pandangan Tuan untuk menyembunyikan kegelisahannya. Dia melanjutkan, “Siapa tiga yang bermain catur di papan catur ini?”

Master Qishan menjawab, “Kepala Sekolah, Tuan Ke, dan dekan biara.”

Ning Que lupa kegelisahannya sejenak ketika dia mendengar tiga nama. Dia mengangkat kepalanya karena kaget.

Baginya, gurunya, Paman Bungsu dan dekan biara dari Biara Zhishou adalah tokoh paling kuat di dunia ini. Tidak peduli seberapa kuat Lotus atau Sangsang, mereka tidak bisa melampaui ketiganya.

“Bagaimana mungkin Kepala Sekolah tidak bisa menyelesaikan permainan catur ini?”

Master Qishan menjawab, “Permainan catur ini tidak dapat menjebak mereka. Mengapa mereka harus menyelesaikannya? ”

Pertanyaan Ning Que adalah untuk memindahkan topik dari Lotus, untuk mencegah Master menemukan apa yang disembunyikannya. Karena berhasil, ia tidak melanjutkan pemeriksaan.

Dia memandang sang Guru dan bertanya, “Sangsang telah menyelesaikan permainan. Bisakah kamu menyembuhkannya? ”

Master Qishan berkata, “Saya akan memperlakukannya bahkan jika dia tidak bisa menyelesaikan permainan. Karena dia telah menyelesaikan permainan, maka tidak ada alasan untuk tidak memperlakukannya. ”

Suara Ning Que agak kering karena sarafnya. Dia bertanya, “Bisakah dia disembuhkan?”

Tidak diketahui apakah dia telah menggunakan terlalu banyak energi untuk bermain catur terakhir atau karena dia sudah lemah. Tuan Qishan tampaknya bahkan lebih kuyu. Ketika dia mendengarkan kekhawatiran Ning Que, dia terbatuk-batuk sebelum menundukkan kepalanya dengan lelah. Dia diam untuk waktu yang lama.

Ning Que menjadi semakin cemas ketika dia tidak mendapatkan jawaban.

Setelah beberapa waktu, Guru Qishan dengan lembut menatap Sangsang dan berkata, “Tidak ada penyakit di dunia yang tidak dapat disembuhkan. Namun, akan sulit dan menyakitkan untuk menyembuhkannya. ”

Sangsang melirik Ning Que dan berkata dengan tenang dan dengan tekad, “Saya tidak takut sakit.”

Dia tidak takut mati, tetapi dia tidak ingin mati. Itu karena dia tahu bahwa Ning Que akan sangat sedih jika dia mati. Dia bahkan mungkin mati bersamanya. Itu sebabnya dia ingin hidup. Dia akan terus hidup tidak peduli berapa banyak rasa sakit yang harus dia tanggung. Itulah sebabnya jawabannya sangat tegas.

Tuan Qishan menatapnya dengan senyum. Dia menjawab dengan tegas, “Kalau begitu aku pasti akan bisa menyembuhkanmu.”

Ketika dia mendengar itu, Ning Que tiba-tiba merasakan gebrakan di benaknya, dan dia tidak bisa mendengar apa-apa lagi. Tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi awan mengambang di tebing. Dia tersandung ke kasur dan tidak bisa berbicara.

Hampir di saat yang sama, semua pori-pori yang tertutup rapat di kulitnya mulai berkeringat. Seragam Akademi-nya basah kuyup dalam hitungan detik, tampak seolah-olah dia sedang hujan.

Tahun ini, sementara dia tampak setenang biasanya dan tidak tampak berbeda ketika berbicara dengan orang lain dan memenuhi masalah. Kenyataannya, dia sangat cemas dan takut karena penyakit Sangsang.

Ketika dia mendengar persetujuan Guru, emosi negatif yang dia simpan di dalam dirinya untuk waktu yang lama dengan cepat dilepaskan dalam sekali jalan, bersamaan dengan keringat dingin. Tubuh dan hatinya diambil alih oleh kegembiraan ekstrem yang dia rasakan, dan dia merasa seolah akan melayang ke langit. Namun, pelepasan emosi yang tiba-tiba ini telah menyebabkan pukulan hebat pada tubuhnya. Dia tiba-tiba menjadi sangat lemah dan seperti pasien yang sakit parah yang baru saja mulai pulih.

Master Qishan menatapnya dan menduga bahwa dia pasti telah menanggung siksaan dan rasa sakit yang tak terbayangkan. Dia menghiburnya dengan ramah, “Ini adalah alasan untuk perayaan.”

Sangsang mengeluarkan sapu tangan dan menyeka keringat yang mengalir seperti hujan dari wajah Ning Que.

Ning Que tersenyum dengan susah payah, berkata, “Ini memang sesuatu untuk dirayakan.”

Master Qishan memandang para petani di luar pondok, yang datang untuk berdoa ke gunung. Dia berkata, “Karena ini membutuhkan perayaan, maka kita harus merayakannya. Saya akan menjawab pertanyaan dari semua orang. ”

Ketika dia mendengar itu, Ning Que menemukan kekuatan untuk duduk tegak dan menatap mata Guru. Dia mengingatkannya dengan sangat serius, “Kami datang pertama, Tuan, jadi Anda harus memperlakukannya terlebih dahulu.”

Master Qishan tertawa dan berkata, “Menyembuhkan suatu penyakit tidak sesederhana itu. Kalau tidak, mengapa Anda meninggalkan Akademi untuk mencari biksu tua seperti saya? Anda harus membiarkan saya membuat persiapan. ”

Ning Que tidak setuju dan berkata, “Semakin lama kita menyeret ini, semakin berbahaya.”

Master Qishan berkata, “Ini belum waktunya untuk menjadi berbahaya … yakinlah.”

Bagian pertama dari pernyataannya tampaknya memiliki makna yang lebih dalam. Jam berapa yang dia maksud? Namun, Ning Que hanya mendengar bagian terakhir dari pernyataan itu. Dia tidak memperhatikan hal lain.

Ketika mereka mendengar bahwa Guru Qishan akan menjawab pertanyaan semua orang yang hadir, para pembudidaya di luar pondok sangat gembira. Hanya Biksu Guan Hai yang tampak terkejut. Dia khawatir tentang kesehatan gurunya.

Pecandu Bunga telah kembali dari patung Buddha di puncak gunung ke pondok. Dia mendengar bagian terakhir dari percakapan dan tahu bahwa penyakit Sangsang dapat disembuhkan. Dia tetap acuh tak acuh, tetapi jari-jarinya terjepit, mematahkan bunga kecil di tangannya.

…

…

Jamnya sudah terlambat. Bagian belakang Gunung Tile begitu gelap sehingga tampak seperti jauh di malam hari. Penggarap diam-diam berbaris di luar pondok, menunggu untuk masuk. Para biksu Kuil Lanke telah menyalakan obor di luar pondok, dan nyala api berkelip-kelip ditiup angin gunung. Mereka bersinar di wajah orang-orang yang berbaris dan bergerak dengan kacau, seperti perasaan mereka saat menunggu.

Menurut legenda yang tersebar di seluruh dunia, kemampuan Master Qishan untuk bernubuat bahkan lebih baik daripada Imam Agung Agung dari Pengungkapan Istana Ilahi-Bukit Ilahi. Selain itu, ia dapat menyelesaikan semua keraguan, dan mampu memenuhi tuntutan seperti Buddha.

Adalah impian setiap kultivator untuk membuat Master Qishan menyelesaikan keraguan mereka. Mereka semua sangat gembira karena Guru Qishan menjawabnya; tidak peduli apakah itu merupakan hambatan dalam perjalanan kultivasi mereka, pertanyaan yang telah lama mengganggu mereka, atau seseorang atau kejadian yang mengganggu mereka.

Para kultivator tentu saja akan menggunakan kesempatan ini untuk menyelesaikan keraguan atau rasa sakit terbesar mereka. Namun, itu seringkali merupakan rahasia terbesar mereka. Ini berarti bahwa mereka harus mengungkapkannya kepada Guru Qishan, jadi mereka merasa agak takut.

Dari waktu ke waktu, Tuan Qishan akan terbatuk-batuk dengan sakit di gua tebing yang tertutup tanaman merambat.

Tidak diketahui kapan kereta kuda hitam memasuki pondok. Sangsang, yang berada di kereta, memiliki mantel bulu dan meringkuk di selimut. Dia tidak lagi kedinginan. Namun, ketika dia mendengar master batuk, dia tidak bisa menahan batuk juga. Wajahnya memucat.

Ning Que, yang sedang duduk di dekat jendela kereta mengangkat tirai untuk melihat-lihat gua tebing. Dia mengeluh agak kesal, “Orang tua itu tahu bahwa batuknya menular, mengapa dia tidak mencoba mengendalikan diri.”

Ini adalah lelucon yang disengaja di pihak Ning Que, tapi Sangsang tidak tertawa seperti yang dia lakukan demi dirinya di masa lalu. Dia berkata dengan cemas, “Penyakit Guru tampaknya semakin memburuk.”

Ning Que terdiam. Meskipun Tuan Qishan sudah lama sakit, lemah dan kuyu, namun dia tidak selemah dia sekarang ketika mereka pertama kali bertemu. Apa yang memperburuk penyakitnya?

Itu secara alami disebabkan oleh game Go.

…

…

Sekte Buddhisme menekankan kesetaraan semua makhluk, tetapi tidak mungkin untuk mencapai kesetaraan absolut. Sebagai contoh, selama Festival Hantu Lapar Yue Laan, orang biasa bahkan tidak akan memiliki kesempatan untuk memasuki gunung Wa, jadi bagaimana mereka bertemu Guru Qishan? Dengan demikian, bagaimana mereka bahkan memiliki kesempatan untuk bersaing dengan para pembudidaya secara setara dan mendapatkan kesempatan untuk menjadi yang ditakdirkan?

Bahkan mereka yang datang ke gunung hari ini tidak sama. Master Qishan tidak mengatur urutan masuknya para pembudidaya. Dengan demikian, ini diputuskan oleh kepala biara Kuil Lanke.

Selain Istana Ilahi West-Hill dan Akademi, kebanyakan pembudidaya di dunia tidak berani menentang royalti. Kindom Jin Selatan adalah yang kedua setelah Kerajaan Tang. Karena itu, Putra Mahkota Kerajaan Jin Selatan adalah yang pertama kali masuk.

Putra Mahkota Kerajaan Jin Selatan tidak tinggal lama di gua sebelum pergi. Tidak ada yang tahu pertanyaan apa yang dia tanyakan, atau apakah ada hubungannya dengan nasibnya dengan Addict Kaligrafi atau masa depan Kerajaan Jin Selatan. Tetapi dia tampak agak bingung, dan mereka menduga bahwa sementara jawaban yang dia terima tidak menyenangkan, itu juga tidak menguntungkan. Dia mungkin belum bisa memahaminya dulu.

Status Quni Madi di dunia kultivasi sangat tinggi. Dia juga bibi kerajaan dari Kerajaan Yuelun. Karena itu, dia adalah orang kedua yang masuk.

Gua tebing itu sangat bersih dan dilengkapi perabotan sederhana. Ada futon, tikar jerami, dua selimut dan beberapa keperluan. Tuan Qishan duduk di atas futon.

Quni Madi memandang sang Guru. Tidak seperti pembudidaya lain yang hormat, dia tidak repot-repot menyembunyikan kebencian dan ejekan dalam ekspresinya.

Dia memandangnya dengan tenang dan berkata, “Tahun itu, kamu bersikeras datang untuk menemui saya di Tile Mountain. Saya telah hidup dalam pengasingan selama bertahun-tahun, tetapi terpaksa menulis surat kepada Anda. Sepertinya saya benar-benar salah. ”

“Kamu salah.”

Quni Madi berkata dengan penuh kebencian, “Anda adalah satu-satunya penatua saya di Sekte Buddhisme. Saya datang kepada Anda tahun itu untuk Anda menghilangkan keraguan saya. Saya bertanya apakah saya harus melahirkan anak di rahim saya, dan Anda mengatakan saya harus melahirkan. Saya melakukannya, dan kemudian, anak saya dan saya berpisah selama beberapa dekade, dan saya harus berduka atas kematiannya. Tentu saja Anda salah. ”

Tuan Qishan menghela nafas dan berkata, “Meskipun anak itu masih di dalam rahimmu, dia sudah menjadi kehidupan. Agama Buddha penuh kasih sayang, jadi bagaimana kita bisa membunuh? Lebih jauh, anak itu sangat ditakdirkan untuk agama Buddha. ”

Quni Madi berkata dengan nyaring, “Jika Anda dapat melihat bahwa anak itu ditakdirkan untuk agama Buddha, maka mengapa Anda tidak dapat mengatakan bahwa ia akan dibunuh oleh orang-orang di Chang’an? Jika Anda tidak bisa melihat itu, maka Anda seharusnya tidak meninggalkan saya surat itu! ”

Master Qishan berkata, “Semua ini telah berlalu dan tidak ada gunanya membicarakannya sekarang. Saya tidak mengerti … mengapa mengunjungi jika Anda menaruh dendam terhadap saya? ”

Quni Madi terengah-engah kesakitan sebelum menenangkan diri. Dia menatap tuan dan berkata dengan penuh kebencian, “Kamu salah sekali, jadi aku ingin kamu bernubuat untukku lagi.”

Master Qishan berkata dengan ekspresi aneh, “Apa lagi yang ingin kamu ketahui?”

Quni Madi berkata dengan kejam, “Saya ingin tahu kapan Ning Que akan mati!”

Master Qishan menggelengkan kepalanya, “Buddha bahkan tidak bisa meramalkan kehidupan dan kematian, apalagi orang biasa seperti saya.”

Quni Madi berkata dengan panas, “Kalau begitu kamu harus memberitahuku bagaimana aku bisa membalas dendam untuk anakku!”

Tuan Qishan tiba-tiba mendongak dan keluar dari gua. Dia memikirkan kereta Buddha dari Kuil Xuankong yang jauh. Setelah keheningan yang lama, dia berkata, “Karena kamu sudah membuat rencana, mengapa datang dan bertanya padaku?”

Kemudian, dia menatap Quni Madi dengan tenang dan berkata, “Tapi aku harus mengingatkanmu. Anda telah menjadi seorang Buddhis selama beberapa dekade, tetapi Anda tidak bisa menghilangkan kemarahan dan kebencian Anda. Anda tidak dapat menyalahkan orang lain untuk ini. Anda tidak dapat menyalahkan orang itu dengan kereta Buddha, atau orang-orang di istana Yuelun dan apalagi anak yang Anda lahirkan. Anda harus bertanya pada diri sendiri. ”

“Hal yang paling kau benci— jika bukan karena apa yang terjadi di Wilderness, Ning Que tidak akan mempermalukanmu di depan istana. Dao Shi tidak akan kembali ke Yuelun atau pergi ke Chang’an untuk dibunuh oleh Ning Que. Anda ingin membalas dendam. Kepada siapa Anda harus melayani? Ning Que atau dirimu sendiri? ”

Kata Master Qishan sambil menatapnya dengan simpatik.

Quni Madi marah ketika dia mendengar ini, dan seluruh tubuhnya gemetar. Pembuluh darah hijau muncul di tangan kanannya saat dia menggenggam tongkat kayunya dengan erat. Dia berteriak, “Tidak apa-apa jika Anda tidak ingin menjawab pertanyaan saya. Mengapa mengarang hal-hal mistis lagi? Paman Qishan, Anda bukan Buddha, tetapi Anda berani memberikan apa yang diminta seperti Buddha. Anda akan mati dengan sadis! ”

Master Qishan berkata, “Saya di dunia fana tetapi saya ingin mencapai Kerajaan Buddha. Saya hanya ingin mengangkat beban orang-orang di dunia. Saya tahu bahwa saya akan menderita karma, dan akan menerima kematian. Apa perbedaan antara kematian yang kejam dan kematian karena usia tua? ”

…

…

Sang Pecandu Bunga, Lu Chenjia tidak memasuki gua. Dia memandang para peladang dengan tenang dan acuh tak acuh. Dia sudah terlepas dari dunia ini dan tidak lagi memiliki keraguan. Karena itu, dia tidak perlu memasuki gua untuk meminta tuan menyelesaikannya.

Semua pembudidaya memiliki keraguan mereka sendiri, jadi mereka memasuki gua satu demi satu. Tak satu pun dari mereka yang tinggal lama, tetapi semua memiliki ekspresi puas di wajah mereka ketika mereka keluar. Namun, tidak ada yang menyebutkan apa yang mereka tanyakan.

Mo Shanshan seharusnya menjadi salah satu yang pertama memasuki gua, tapi dia tidak berkelahi dengan para pembudidaya. Mungkin dia memikirkan apa yang harus ditanyakan, jadi dia hanya memasuki gua di bagian paling akhir.

Dia duduk di kasur tanpa suara, tidak tahu harus bertanya apa. Setelah beberapa lama, dia berkata dengan agak malu, “Aku benar-benar tidak tahu harus bertanya apa.”

Sebagai Addict Kaligrafi yang telah memasuki Negara Takdir Tahu pada usia muda, dia telah menjadi Master Jimat Ilahi. Dia disayang oleh Master of Calligrapher dan dihormati oleh rekan-rekannya. Sepertinya tidak akan ada yang kurang dalam kehidupan Mo Shanshan.

Master Qishan memandangnya dan berkata dengan lembut, “Karena Anda telah datang ke Gunung Tile, Anda pasti memiliki masalah pada awalnya. Dan semua masalah membutuhkan jawaban. ”

Mo Shanshan memikirkan kereta kuda hitam. Dia tersenyum dan berkata, “Saya memang punya masalah yang ingin saya minta Anda selesaikan, namun, saya sudah menerima jawaban.”

Tuan Qishan menjawab, “Itu bagus.”

Mo Shanshan berdiri dan membungkuk padanya dengan sopan sebelum meninggalkan pondok.

Dia tiba-tiba berhenti di pintu masuk. Dia berbalik dan bertanya, “Guru, ada konsep yang disebut reinkarnasi dalam agama Buddha. Apakah ada … benar-benar akhirat? ”

Dia tiba-tiba tersenyum dan berkata, “Aku hanya bertanya, kamu tidak perlu menjawab.”

Tuan Qishan tidak menjawab, tetapi dia juga tersenyum.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–