Nightfall Chapter 581

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 581: Kecanduan Bunga

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Beberapa hari yang lalu di biara di Tile Mountain, Ning Que dan Flower Addict telah bertukar beberapa kata di dinding. Ketika dia kembali ke kamar untuk membantu Sangsang berubah, dia menyerahkan dompet bersulam padanya dan memintanya untuk memberitahunya dengan hatinya jika dia punya masalah.

Mengatakan kepadanya dengan hatinya adalah saat berpikir dan sehubungan dengan serangan mendadak, sebelum dia bahkan bisa melakukan apa pun, dia tidak lupa untuk memberitahunya.

Saat dia berpikir, Ning Que langsung tahu.

Karena itu Ning Que juga berpikir sejenak.

Dengan pikiran, dia memicu dompet sulaman yang disembunyikan di lengan Sangsang.

Cahaya di aula gelap tiba-tiba berubah bentuk, terutama ruang di depan Sangsang, yang terpelintir ke banyak cermin yang saling tumpang tindih oleh kekuatan jimat yang kuat yang ditransmisikan dari dompet.

Kelopak bunga melati yang tergagap dari teh mendarat di cermin dan dua aura saling bertabrakan, menyebabkan angin besar di aula. Debu di antara batu bata itu terkikis dan mengepul.

Kelopak di cermin bergetar masuk ke dalamnya. Namun, mereka hanya mampu menembus dua hingga tiga lapisan sebelum kehilangan kekuatan mereka. Mereka berputar-putar tanpa daya, kemudian berubah menjadi tanah dan bubar.

Pecandu Bunga, Lu Chenjia yang duduk di sudut sangat terkejut. Wajahnya yang seperti bunga menunjukkan rasa sakit yang pahit saat dia memuntahkan darah ke seluruh bajunya dengan jeritan.

Setelah beberapa saat, aura Karakter Fu yang berputar-putar di aula berangsur-angsur hilang.

Banyak cermin yang melindungi Sangsang di depan juga menyatu dan menghilang tanpa jejak. Kelopak bunga melati dicampur dengan teh yang telah robek ke tetes terbaik mendarat dengan lembut di wajahnya, yang sedikit lembab.

Ning Que berdiri perlahan saat dia melihat Lu Chenjia tanpa ekspresi di wajahnya.

Dengan perjalanan ke Kuil Lanke ini, sebelum bertemu kereta Buddha, dia tidak pernah khawatir tentang keselamatannya dan Sangsang. Seperti yang pernah dikatakan Xian Zhilang: Di dunia ini, orang yang lebih kuat darinya tidak akan berani menyinggung perasaannya karena latar belakang sekte-nya. Mereka yang tidak memiliki pengalaman dan berani menyinggung dia tidak mampu melakukannya.

Namun, ini bukan dunia yang benar-benar rasional dan masih ada orang gila seperti Long Qing dan banyak orang yang akan menjadi gila karena berbagai alasan, seperti mereka yang telah menderita berkabung.

Ning Que sangat berterima kasih kepada Long Qing karena memberinya pukulan yang hampir fatal dalam hujan musim gugur di depan Kuil Teratai Merah. Itu memungkinkan dia untuk mendapatkan kembali kehati-hatian dan ketenangan yang dimilikinya ketika dia berada di Gunung Min. Setelah berbicara beberapa kata dengan Lu Chenjia di biara di Gunung Wa, terutama setelah melihat ekspresi di matanya, dia khawatir dia menjadi gila seperti Long Qing dan karenanya memberikan tas sulaman ke Sangsang.

Ada Jimat Ilahi dari Tuan Yan Se di dompet.

“Meskipun aku tidak bisa menerimanya, aku hampir tidak bisa memahaminya. Karena kemalangan tunanganmu, kamu selalu ingin membunuhku. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan Sangsang, mengapa kamu melakukan ini? ”

Ning Que memandang Lu Chenjia dan bertanya.

Lu Chenjia mengangkat lengannya dan menyeka air berlumuran darah di sudut bibirnya. Dia menunjukkan senyum gila di wajahnya yang pucat namun cantik dan berkata, “Saya yakin bahwa hanya dengan bunuh diri sekarang saya dapat mencapai keselamatan dan mengurangi penderitaan saya. Karena aku ingin kamu kesakitan, mengapa aku harus membunuhmu? ”

Dia menatap Ning Que dengan kebencian dan berkata dengan suara bergetar, “Kamu pernah membunuh orang yang paling penting dalam hidupku. Apakah Anda tahu bagaimana rasanya? Rasanya dunia Anda sedang dihancurkan di depan mata Anda sendiri. Semakin berharga kenangan itu, semakin banyak rasa sakit yang Anda derita. Anda membunuh Long Qing, yang sama dengan menghancurkan duniaku. Anda telah membuat saya mayat berjalan. Saya hidup dalam kesakitan setiap hari, berjuang di ambang kehancuran. ”

Ning Que menjawab, “Rasa sakit ini adalah sesuatu yang banyak dialami.”

“Tidak! Kamu tidak tahu! Anda tidak akan pernah tahu rasa sakit macam apa itu. ”

Lu Chenjia meneteskan air mata saat dia berkata dengan sedih, “Jika kamu belum pernah kehilangan seseorang sebelumnya, bagaimana kamu bisa mengerti rasa sakit yang merobek-robek dirimu menjadi hancur. Jadi ketika saya tahu bahwa Sangsang akan mati karena penyakitnya, saya benar-benar bahagia. ”

Ning Que menatapnya dan berkata, “Ketika Anda menyadari bahwa penyakitnya mungkin disembuhkan oleh Master Qishan, Anda tidak bisa lagi menanggungnya dan memutuskan untuk membunuhnya sendiri?”

Lu Chenjia menatapnya dan berkata dengan linglung, “Itu benar. Saya ingin Anda menyaksikan orang terpenting Anda sekarat di hadapan Anda. Saya ingin Anda merasakan sakit seperti itu. ”

Ning Que menjawab, “Saya minta maaf tapi saya mungkin tidak akan pernah mengalami rasa sakit yang Anda alami. Meski aku penasaran … karena Long Qing belum mati, dari mana rasa sakitmu? ”

Setelah mendengar ini, Lu Chenjia tersenyum pahit dan berkata dengan sangat kesakitan. “Ya, dia belum mati, tapi dia sudah setengah hidup. Dia seperti anjing yang dikejar oleh Istana Ilahi-Bukit Barat, bersembunyi di Hutan Belantara. Dia bahkan mengkhianati iman yang telah dia percayai selama lebih dari setengah hidupnya dan menjadi iblis. Bukankah ini lebih menakutkan daripada mati? Dibandingkan dengan sekarang, aku lebih suka dia dibunuh olehmu saat itu di padang gurun! ”

“Menurutku, tidak peduli bagaimana seseorang hidup, itu lebih baik daripada mati.”

Ning Que menggelengkan kepalanya dan berkata, “Yang saya tidak tahu adalah apakah Anda benar-benar menyukai Long Qing atau hanya posisinya sebagai Pangeran Kerajaan Yan; simbol yang tersembunyi di bawah eksterior mengkilap putra Allah yang indah di Bukit-Barat. ”

“Jika dia benar-benar orang yang paling penting bagimu, tidak peduli bagaimana posisinya berubah atau bagaimana posisinya berubah, apakah dia mulia atau redup, saleh atau monster, Sage atau iblis, dia akan selalu menjadi orang yang paling penting dalam hatimu. Yaitu, kecuali Anda hanya menyukainya karena eksteriornya yang mengkilap. Tetapi jika itu adalah satu-satunya hal yang Anda sukai dan itu membuat Anda merasa sangat sedih, itu masih sesuatu yang tidak dapat dipahami. ”

Suaranya tenang dan dia tidak bermaksud mengejek atau menjadi kejam, tetapi setiap kata menghantam rumah.

Wajah Lu Chenjia menjadi lebih pucat dan dia berkata, “Aku tidak berharap kamu dengan sabar berbicara sebanyak ini denganku.”

Ning Que menggelengkan kepalanya dan berkata, “Saya hanya ingin mengekspos Anda dan membuat Anda merasa lebih sakit.”

Kata-kata jujur dan sederhana seperti itu terdengar sangat dingin bagi orang-orang di aula.

Siapa yang mengira bahwa ketika mereka mendiskusikan Invasi Dunia Bawah, Pecandu Bunga Lu Chenjia akan berusaha membunuh Sangsang. Tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Selain fakta bahwa Sangsang memiliki posisi yang berharga di Istana Ilahi West-Hill, Ning Que sendiri tidak akan mengabaikan serangan itu, apa yang akan dia lakukan?

Tidak semua orang di kuil pernah berurusan dengan Ning Que dan akrab dengan kepribadiannya seperti Cheng Lixue. Namun, mereka semua tahu bagaimana Akademi menangani orang-orang yang memasuki dunia manusia. Berpikir kembali ke Tuan Ke, wajah beberapa orang berubah.

Master Qishan menghela nafas dan menatap Lu Chenjia dengan sedih sebelum berkata, “Dunia sebagian besar menderita karena cinta.”

Master Boshan memandang Ning Que, bibirnya bergetar, bersiap untuk memohon Pecinta Bunga.

Bagaimanapun, Lu Chenjia adalah Putri Kerajaan Yuelun dan Yuelun adalah satu-satunya negara sekuler dan paling penting dalam Sekte Buddhisme. Orang-orang dari Sekte Buddhisme tidak bisa menonton saat dia mendapat masalah.

Ning Que tidak memberi Guru Boshu kesempatan untuk memohon.

Dengan suara dentang, dia menghunuskan podao-nya.

Dia berdiri di depan kasur, menebas di udara.

Dengan gerakan menebas, podao di tangannya segera menjadi lebih cerah.

Cahaya emas yang tak terhitung jumlahnya terpancar dari tubuh pisau yang gelap.

Sama seperti matahari yang mengintip dari awan, ia menerangi aula gelap dan melesat ke Pecandu Bunga Lu Chenjia.

“Cahaya Ilahi!”

Cheng Ziqing dari Sword Garret melihat cahaya keemasan yang terpancar dari bilah Ning Que saat ekspresinya berubah.

Saat itu ketika Liu Yiqing kalah di bawah pedang Ning Que di Akademi, ada desas-desus bahwa Ning Que telah mempelajari Keterampilan Ilahi West-Hill. Namun, Sword Garret tidak benar-benar mempercayainya dan merasa ada yang salah dengan jitu. Sampai hari ini, melihat secara langsung bagaimana podao di tangan Ning Que bersinar dengan Haotian Divine Light, Cheng Ziqing tahu bahwa rumor itu benar.

Imam dari Istana Ilahi West-Hill, Cheng Lixue, memiliki ekspresi penuh konflik. Dia telah melihat pedang Ning Que terbakar dengan cahaya ilahi di pintu samping Akademi. Namun, dia tidak berharap Cahaya Ilahi di podao-nya sekarang menjadi lebih kuat.

Menyaksikan bilahnya, pusat-pusat kekuatan di aula mengubah wajah mereka.

Mereka menonton dari samping, jadi mereka tidak perlu menutup mata.

Namun, Pecandu Bunga Lu Chenjia menghadap Cahaya Ilahi dari kepala podao dan tidak punya pilihan selain menutup matanya.

Bahkan, sebelum Ning Que bahkan melambaikan pedangnya, dia sudah menutup matanya.

Dia sudah lama ingin mati, jadi dia menunggu kematian.

Tetapi seseorang tidak bisa menyaksikannya sekarat seperti ini.

Quni Madi berteriak ketika dia melompat dari kasur ke depan Lu Chenjia. Dia memegang tongkatnya secara horizontal dengan satu tangan, membentuk aura Buddha veteran yang tebal.

Bilah Ning Que melakukan perjalanan melintasi aula dan mendarat berat di tongkat.

Cahaya Ilahi Haotian berbenturan dengan aura Buddha yang tebal dari tongkat saat itu berhamburan ke mana-mana seperti api yang membakar.

Quni Madi menutup matanya dengan kuat. Kerutan di wajahnya diterangi dengan jelas oleh Cahaya Ilahi, hampir seolah-olah mereka memiliki benang emas yang tak terhitung jumlahnya atau seperti magma yang terbakar, siap runtuh setiap saat.

Dalam sekejap, tangan wanita tua yang memegang tongkat itu mulai bergetar. Dia tampak merasakan sakit yang luar biasa ketika dia mengerang sebelum jatuh ke dinding, menyemburkan darah dari mulutnya.

Ning Que selesai dengan keterampilan pedangnya saat ia mengangkat kaki kanannya dan berjalan.

Quni Madi duduk bersandar di dinding. Tubuhnya penuh darah dan saat dia melihat Ning Que berjalan; wajahnya yang pucat dipenuhi dengan kengerian dan rasa sakit saat dia berteriak dengan marah, “Mengapa kamu tidak mengambil gambarmu!”

Orang-orang di aula tidak tahu dari siapa wanita tua ini mencari bantuan.

Master Boshu menghela nafas pelan saat dia menciptakan Gesture Emblematic dengan kedua tangan di depannya.

Gerakan ini aneh, jari telunjuk tangan kanan sedikit menekuk, seperti anak nakal yang menembak batu.

Aura Buddha yang penuh kasih namun menyesakkan menyerang aura Ning Que.

Master Boshu masih menjadi presiden Commandment Yard dari Kuil Xuankong dan jika seseorang menghakiminya berdasarkan kondisi kultivasinya, kultivasinya yang mengejutkan setidaknya di Negara Tahu Takdir. Di antara orang-orang di aula, hanya Cheng Ziqing yang bisa melawannya.

Keadaan budidaya Ning Que yang sebenarnya masih agak jauh dari biksu ini. Dia hanya bisa mengintimidasi dia di Tile Mountain karena dia memiliki Primordial Thirteen Arrows di tangannya saat itu. Panahnya telah penuh kekuatan untuk waktu yang lama dan memiliki kekuatan yang luar biasa.

Di kuil hari ini, Ning Que memegang pisau tetapi tidak membungkuk. Namun, dia tidak menunjukkan rasa takut di wajahnya saat dia bergegas maju, mengabaikan kekuatan Gerakan Emblematic dari Sekte Buddhisme.

Quni Madi berteriak dengan marah ketika dia mencoba mengangkat tongkatnya lagi.

Ning Que mengayunkan pedangnya ke bawah.

Tongkat itu patah ketika Quni Madi meludahkan darah lagi.

Gerakan Budha Sekte Emblematic sudah di belakang Ning Que.

Ning Que mengangkat alisnya sedikit saat ujung bilahnya sedikit miring, melewati wajah Lu Chenjia.

Kemudian, tangan kirinya berputar menjadi sosok paruh burung di sisinya.

Aura Gesture Sekte Emblematic Sect Buddhisme sedikit terhenti.

Ning Que kembali santai dan berdiri di depan Sangsang.

Setelah itu, kekuatan Gesture Emblematic jatuh ke lantai.

Dengan bunyi lembut, ubin batu yang keras di aula sedikit penyok.

Gumpalan rambut hitam jatuh dari wajah Lu Chenjia.

Luka berdarah muncul di wajahnya.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–