Nightfall Chapter 583

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 583: The Chime of a Bell

Penerjemah: Transn Editor: Transn

“Ada banyak di dunia yang telah bergabung dengan Iblis. Apakah Anda berpikir bahwa ini akan membawa saya, presiden Commandment Yard keluar dari kuil Xuankong? Hanya ada satu alasan yang bisa membuat ini terjadi. ”

Master Boshu menatap Ning Que dengan tegas sambil berteriak, “Saya ingin melihat apakah Anda benar-benar Anak Yama! Anda berdarah, kejam dan telah bergabung dengan Iblis. Jika kamu memang Anak Yama, bahkan Kepala Sekolah pun tidak bisa melindungimu! ”

Menatap mata biarawan tinggi yang seterang batu-batu berharga, Ning Que tetap diam untuk waktu yang lama.

Dia telah mengumumkan asal usulnya ke dunia musim gugur lalu di depan istana Chang’an. Bahkan sebelum itu, sebuah rumor muncul ketika militer Tang memeriksa hubungannya dengan Istana Jenderal.

Menurut rumor, Imam Agung Ilahi Cahaya telah melihat bahwa Ning Que adalah Putra Yama yang legendaris. Quni Madi telah menyebutkan ini sebelumnya juga.

Ning Que pernah cemas dan bingung tentang rumor ini. Setelah beberapa konseling oleh Kepala Sekolah, dia telah tumbuh untuk menerimanya. Lebih jauh lagi, dengan Akademi di belakangnya, tidak ada yang berani mengangkat rumor ke wajahnya.

Quni Madi telah menyebutkannya sebelumnya, tetapi Ning Que tidak peduli tentang itu karena dia tahu bahwa biarawati tua itu mencoba menyerangnya karena dia malu dan marah. Itu tidak mempengaruhi dia sama sekali. Namun, pernyataan Master Boshu membuatnya membeku.

Master Boshu berasal dari Kuil Xuankong dan tidak bisu. Dia tidak akan secara terbuka menuduh seorang murid dari Akademi sebagai Anak Yama hanya berdasarkan rumor. Ini adalah salah satu tuduhan paling serius di dunia ini.

Yang mengkhawatirkan Ning Que adalah sesuatu yang lain; itu adalah tanda peringatan yang dia rasakan ketika dia melihat tandu Budha di Gunung Tile beberapa hari yang lalu. Dia belum berhasil menunjukkan dengan tepat apa tanda itu sampai sekarang. Mungkinkah tuduhan ini?

“Apakah ini proses khas ketika sekte mencari balas dendam atas dendam pribadi atas nama kebaikan yang lebih besar?”

Ning Que memandang Boshu dan berkata dengan sarkastis, “Saya senang bahwa Akademi juga merupakan sekte utama di dunia. Jika saya hanya seorang kultivator biasa, bukankah saya akan dijebak dan dibunuh oleh Anda semua dan menghilang tanpa jejak? ”

Tuan Boshu berkata, “Saya mengatakan bahwa Anda adalah Anak Yama karena saya punya bukti.”

Ning Que berkata, “Saya ingin tahu tentang bukti apa yang Anda miliki.”

Tentu saja, Ning Que tidak terlalu penasaran. Itu karena dia adalah tersangka nomor satu untuk posisi sebagai Putra Yama sampai hari ini sementara tersangka kedua, Pangeran Long Qing, telah menghilang ke padang gurun.

Namun, pada kesempatan itu, dia tidak bisa menunjukkan tanda-tanda gugup.

Tuan Boshu menatapnya diam-diam. Dia mengeluarkan bel tembaga dari lengan bajunya.

Bel tembaga memiliki warna tembaga biasa. Namun, desainnya unik. Itu bulat dan lebar, lebih mirip menara lonceng.

Tuan Qishan memandangi bel, dan ekspresinya berubah secara dramatis. Dia berteriak dengan marah, “Boshu! Letakkan belnya! ”

Boshu jelas tidak menghormati pamannya sendiri hari ini. Dia memandang Ning Que dengan acuh tak acuh dan memegang bel di tangan kanannya, mengatakan, “Ini disebut Yue laan. Itu juga disebut lonceng pembersihan. ”

Melihat lonceng tembaga, Cheng Ziqing mengenang Saudara Seniornya yang menyebutkan instrumen Buddha tertentu. Murid-muridnya berkontraksi dan dia berkata dengan tidak percaya, “Mungkinkah ini Yue Bell Laan yang legendaris?”

Tuan Dongming sudah menebak apa itu ketika dia melihat bel tembaga. Ketika dia mendengar nama bel, dia terkejut tak bisa berkata-kata. Sementara itu, ekspresi kaget dan gembira muncul di wajah Quni Madi.

Angin musim gugur memasuki kuil, mengguncang lonceng perunggu yang tergantung di antara jari-jari Boshu. Itu mengeluarkan suara renyah yang tidak dingin, tetapi lembut dan penuh kasih sayang.

Saat bel berbunyi, Ning Que ingat bahwa dia telah mendengar bel sebelum dia melihat tandu Budha hari itu di jalur gunung Tile Mountain. Kemudian, burung-burung itu menari mengikuti suara lonceng, dan itu adalah pemandangan yang tidak masuk akal.

Dia sedikit mengernyit, merasa seolah ada masalah yang mendekat.

Master Boshu memegang bel di jari-jarinya dan berkata dengan kasihan, “Bunga Yue Laan tumbuh di tanah murni di barat yang ekstrim. Ia sangat sadar akan iblis dan gelap. Tembaga yang digunakan untuk membuat bel ini telah diletakkan di ladang bunga selama puluhan dan ribuan tahun dan sangat murni. Setelah itu dilemparkan sebagai lonceng, itu menemani Buddha saat ia berlatih penebusan dosa di dunia selama beberapa dekade dan akhirnya tumbuh memiliki semangat Buddha. ”

Ning Que memandangi bel tembaga di antara jari-jari tuannya dan tiba-tiba berkata, “Menilai dari perkenalanmu dan dengan reaksi semua orang di sini, aku bisa menebak bahwa kamu akan mengatakan bahwa hanya bel ini yang bisa menemukan di mana Putra Yama berada. ”

Tuan Boshu berkata dengan sungguh-sungguh, “Memang.”

Ning Que menggelengkan kepalanya dan berkata, “Jika lonceng ini benar-benar sebagus yang Anda katakan, mengapa Istana Ilahi West-Hill membunuh begitu banyak orang untuk menemukan Anak Yama dan mengapa Pendeta Agung Ilahi Cahaya dipenjara karena dekade? ”

Master Boshu berkata, “Itu karena Anak Yama baru saja tiba, dan belum bangun.”

Ning Que bertanya, “Lalu bagaimana Anda tahu bahwa Anak Yama sudah bangun?”

Tuan Boshu berkata, “Langit telah memperingatkan kita bahwa Anak Yama telah bangkit. Kalau tidak, mengapa Pendeta Cahaya Ilahi akan melarikan diri dari Gunung Peach untuk mencarimu di Chang’an? ”

Ning Que berkata, “Kamu yang berbicara. Siapa yang tahu jika bel di tangan Anda benar-benar Yue laan Bell yang legendaris? Anda mungkin mendapatkannya dari salah satu ruang meditasi di kuil. Anda sebaiknya mengembalikannya dengan cepat, atau bhikkhu tua di ruang meditasi mungkin bangun di malam hari dan takut mati ketika dia menemukan bel yang terpasang di celananya hilang. ”

Ini adalah lelucon dan sangat tidak sopan terhadap Sekte Buddhisme. Itu adalah lelucon yang menghujat Kuil Lanke, jadi tidak ada seorang pun di kuil itu yang tertawa. Ekspresi mereka tumbuh lebih kompleks.

Master Boshu memandangnya dan berkata, “Jika itu hanya bel tembaga biasa, mengapa Anda tidak mendengarkannya?”

Ning Que berkata, “Mengapa saya harus mendengarkannya? Tidakkah menurutmu itu terlihat bodoh? ”

Master Boshu berkata dengan tenang, “Jika lonceng pembersihan tidak memengaruhi Anda, maka Anda tentu saja bukan Putra Yama. Kuil Xuankong akan menebus kesalahanmu kalau begitu, secara alami. ”

Ning Que tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dia mengeluarkan saputangan dari lengan bajunya dan memandangi Guru Boshu dengan serius, “Ini adalah jaring Akademi yang tahan Escape. Itu dapat menangkap semua kejahatan di bumi. Dan sekarang, saya sangat curiga bahwa Buddha adalah Putra Yama. Apakah Anda ingin menggali abunya dan membiarkan saya mengipasi dia dengan sapu tangan ini? ”

Meskipun ditertawakan Ning Que, Master Boshu tidak terpengaruh. Dia berkata dengan tenang, “Aku bisa membiarkanmu mencoba.”

Ning Que menggelengkan kepalanya dan berkata, “Saya tidak curiga bahwa Anda adalah Anak Yama. Saya mencurigai Buddha. ”

Tuan Boshu tiba-tiba tersenyum dan berkata, “Tuan Tiga belas, kamu takut. ”

Dia tidak takut tetapi waspada. Dia mulai curiga dengan tandu Buddha setelah mendengar bel berbunyi di jalan gunung.

Ning Que berpikir sendiri, dan kemudian dia harus mengakui bahwa dia memang takut. Karena ketakutan terbesarnya adalah rumor bahwa ia adalah Putra Yama.

Dia melirik Sangsang.

Tuan Boshu berkata dengan lembut, “Apakah kamu ingin pergi?”

Ning Que hendak menjawab ketika dia tiba-tiba mendengar suara yang lelah dan lembut.

“Jangan biarkan bel tembaga itu berdering.”

Dia mendengar bahwa itu adalah Master Qishan, dan dia tidak bisa menahan tegang.

Tuan Qishan duduk di atas kasur dan membungkuk. Bibirnya yang kering bergumam, mengatakan sesuatu yang hanya bisa didengar Ning Que. Dia berkata, “Bahkan jika kamu harus membunuh Boshu, jangan biarkan bel tembaga itu berdering.”

Ning Que merasakan menggigil di punggungnya. Lonceng pembersihan harus menjadi sesuatu yang luar biasa untuk membuat Master Qishan begitu cemas tentang hal itu. Intinya adalah dia ingat percakapan di antara mereka malam itu di tepi sungai.

“Jadi … kita harus membunuh Anak Yama untuk menyelamatkan dunia?”

“Ada cara lain selain membunuhnya.”

“Apa itu?”

“Misalnya, membuatnya berkultivasi dalam hati damai Buddha, dan kemudian membersihkannya dengan cahaya?”

“Tuan … mengapa saya merasa seperti Anda berbicara tentang saya.”

Mungkinkah dia benar-benar Putra Yama? Meskipun Ning Que bertengkar dengan Boshu dengan senyum di wajahnya, jauh di lubuk hati, dia tidak merasa ingin tersenyum sama sekali. Dia dingin luar biasa dan agak terganggu.

Dia memandang Tuan Boshu dan bertanya, “Karena mengguncang bel dapat menentukan siapa Putra Yama, lalu mengapa kamu tidak mengocoknya sampai hari ini?”

Master Boshu berkata, “Lonceng pembersihan adalah instrumen Buddhis dan ada banyak syarat ketat untuk penggunaannya. Seseorang harus berada dalam jarak dekat dari orang yang mendengarkan lonceng dan seseorang harus membaca tulisan suci untuk membersihkan hatinya. ”

Ning Que berkata, “Kalau begitu aku hanya perlu bergerak sedikit lebih jauh dari bel dan kamu tidak akan bisa melakukan apa pun untukku.”

Master Boshu berkata, “Jika Anda tidak berani mendengarkannya, itu juga semacam bukti. Apakah Anda dapat meninggalkan Kuil Lanke hari ini? ”

Ning Que tiba-tiba tersenyum dan berkata, “Begitukah? Saya ingin melihat siapa yang berani menghentikan saya. ”

Dengan itu, dia meletakkan tangannya di belakang punggung dengan santai.

Sebenarnya, dia siap untuk menangkap sesuatu.

Sangsang, yang terhalang olehnya, melepaskan getaran dari punggungnya dan bersiap untuk memasang busur.

“Tentu saja, untuk menghilangkan kecurigaan dari Akademi, aku setuju untuk mendengarkan bel.”

Ning Que memandang Boshu dan berkata sambil tersenyum, “Tuan, tolong baca tulisan suci dan bersihkan hatimu. Saya ingin mencari tahu apa yang istimewa dari bel ini. ”

Dia siap.

Ketika Sangsang menempatkan busur besi di tangannya, ia akan menembak Boshu. Mungkin satu atau dua panah tidak akan membunuhnya, tetapi ia akan menggunakan ketiga belas panah besinya dan melarikan diri dengan Sangsang, tidak pernah kembali.

Kemudian, Tuan Boshu tampaknya menebak apa yang dipikirkannya. Dia tersenyum dan berkata, “Meskipun saya belum berkultivasi dalam Meditasi Senyap dengan Qi Nian, saya tahu beberapa cara untuk membaca tulisan suci dalam hati.”

Ning Que menjadi khawatir ketika mendengar itu.

Cara membaca tulisan suci secara diam-diam berarti bahwa sang guru tidak perlu membaca tulisan suci dengan keras agar mereka dapat bekerja. Master Boshu seharusnya sudah bisa membaca tulisan suci untuk mengaktifkan bel sementara dia terganggu.

Ning Que tahu bahwa dia harus bertindak.

Busur besi belum sampai padanya, jadi dia hanya bisa memegang gagang bilahnya.

Pergelangan tangannya berbalik, dan podao yang berat membawa Cahaya Ilahi Haotian dan memotong ke arah Tuan Boshu.

Dia mengulurkan jari telunjuk kirinya pada saat yang sama dan menggambar garis di depannya.

Ekspresi Master Boshu tidak berubah. Dia meletakkan tangan kirinya dalam posisi berdoa dan aura Buddha yang kuat muncul, berubah menjadi gerakan kabur yang menangkap pedang yang menakutkan.

Gerakan itu menghilang tanpa jejak begitu bilahnya dihentikan.

Lonceng perunggu kecil di tangan kanan Master Boshu sudah mulai bergetar.

Dering renyah terdengar di Kuil Buddha.

Itu berbeda dari suara bel yang dia dengar di jalan gunung.

Itu juga baik tetapi tidak lembut. Alih-alih, itu sungguh-sungguh dan terasa seolah-olah hendak membasuh semua kotoran di dunia.

Dentang lonceng menyebar dari kuil Budha dan ke seluruh Kuil Lanke.

Ada 17 lonceng kuno di Kuil Lanke yang tersebar di paviliun; di belakang kuil, di beberapa koridor, dan di samping pohon prem.

17 lonceng mulai berbunyi hampir bersamaan.

Suara lonceng yang berat dan cerah bergema melalui pilar-pilar kuil.

Tetapi mereka tidak bisa menyembunyikan suara garing lonceng tunggal.

Bel tunggal berbunyi sebagai balasan.

Suara bel terbang ke puncak Gunung Tile.

Patung batu Buddha diam-diam memancarkan cahaya khidmat di antara awan.

…

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–