Nightfall Chapter 642

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 642: Seseorang Dapat Menempuh Jalan Ketika Ada Jalan

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Kuda Hitam Besar hidup di Gunung Daqing musim dingin ini.

Tanpa persahabatan Ning Que, dia tidak merasa kesal atau menemui masalah dalam hidupnya. Sebaliknya, ia menikmati kebebasannya dengan mengunyah bunga, makan daging, mencari ketenangan, tidur larut, dan berjemur di bawah sinar matahari. Betapa bahagianya hidup ini! Bahkan awan gelap yang menyelimuti kota Chaoyang tidak mengganggunya selama lebih dari setengah hari.

Namun, kekuatan yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di kota Chaoyang baru-baru ini seperti awan di langit. Terutama sejak pagi ini, aura di kota menjadi kacau. Kuda hitam besar itu menyadari bahwa waktu bahagianya hampir berakhir. Dia harus menemukan belukar, menanggung duri yang tajam dan memecah tanah yang ditutupi dengan daun-daun tebal yang gugur.

Forehoovenya sangat kuat. Dengan kekuatan penuh, mereka jauh lebih kuat daripada cangkul yang digunakan oleh pekerja biasa. Tidak butuh waktu lama sebelum dia menendang semua daun yang jatuh dan menggali lubang.

Kereta hitam itu berbaring di lubang dengan tenang. Tidak ada kerusakan kecuali debu. Lari dan poros di depan sedikit didirikan. Semuanya sudah lama siap untuk saat ini.

Setelah menghela nafas, Kuda Hitam Besar menundukkan kepalanya dan memposisikan dirinya ke jerat dengan pasrah. Kemudian, dengan kekuatan penuh dan kecepatan kilat, dia menghantam lereng dengan empat kuku. Akhirnya, dia berhasil menyeret kereta berat ke tanah.

Saat dia menyeret kereta keluar dari duri dan melewati hutan, tidak ada satu jiwa pun dalam perjalanannya, jadi dia merasa kurang khawatir. Namun, setelah mengetahui alasan mengapa begitu sedikit wisatawan, ia menjadi khawatir lagi. Setelah tiba di lereng berumput di kaki selatan, dia sedikit terkesiap dan menunggu di sana dengan gugup, melihat ke arah Kota Chaoyang.

Dia tidak tahu berapa lama dia menunggu di sana sebelum mendengar peluit yang dikenalnya.

Selembut peluit, Kuda Hitam Besar bisa mendengarnya dengan jelas. Baginya, peluit itu adalah panggilan untuk mati. Yang membuatnya kesal, dia berpikir bahwa dia membencinya, hanya untuk mendapati dirinya bersemangat tanpa sadar ketika mendengarnya sekarang. Karena itu dia tidak bisa menahan rasa malu.

Dengan emosi yang begitu rumit, Kuda Hitam Besar berteriak dan mulai menyeret kereta hitam yang berat di sepanjang lereng berumput di selatan Gunung Daqing, bergegas ke arah negara terbuka di luar Kota Chaoyang.

Ketika dia bergegas ke negara terbuka, pemandangan setidaknya ratusan kavaleri berlari keluar dari Kota Chaoyang untuk mengejar sosok yang membuatnya semakin marah. Dia terengah-engah dan mempercepat lagi.

Di negara terbuka yang luas di utara kota, ratusan kavaleri dari Kerajaan Yuelun datang dengan debu berputar-putar di udara, membentuk bentuk kipas yang sangat besar. Tapaknya sekeras dan sekuat derap deras hujan deras.

Lebih dari seribu kaki di depan sektor ini, Ning Que terus berlari dengan Sangsang di punggungnya. Dia sangat gugup ketika dia melihat kereta hitam yang mendekat sambil mendengar suara langkah yang jelas dan gemuruh.

Melihat pemandangan berbahaya, Kuda Hitam Besar meringkuk dengan keras dan mempercepat lagi. Dengan kereta yang berat di belakangnya, dia berubah menjadi awan asap hitam, mencapai sosok itu sebelum dimakan oleh kavaleri Kerajaan Yuelun.

Ning Que menurunkan tubuhnya dan melompat ke kereta dengan kecepatan keringanan.

Pada saat ini, ratusan kavaleri Kerajaan Yuelun juga tiba. Mereka menuju kereta hitam, yang akan dikelilingi oleh mereka jika tidak bisa berhenti sekaligus.

Kuda Hitam Besar meringkik lagi, bibirnya yang tebal bergetar keras di udara. Giginya yang besar dan putih, daging kelinci yang dicincang dari tadi malam tampak mengerikan. Tiba-tiba, dia melompat ke kiri.

Kuda-kuda perang di bagian depan entah bagaimana merasa dingin ketika mereka melihat Kuda Hitam Besar dan mendengar suaranya meringkik. Mereka tiba-tiba merasa kedinginan dan jatuh ke tanah dengan bunyi gedebuk, memercikkan awan debu besar.

Ketika Kuda Hitam Besar memaksakan belokan, inersia menyebabkan gerbong berat bergerak maju. Dengan kekuatan kuat yang dibawa oleh inersia, sling tali diperketat, meninggalkan tanda merah darah di lehernya yang kuat dan halus dan bahkan mencabut beberapa rambut di surainya.

Dengan tetangga lain yang marah, Kuda Hitam Besar itu tidak berusaha dan berhasil menghentikan gerakan maju kereta. Kereta jatuh dan hampir jatuh ke tanah. Roda baja tahan karat menembus jauh ke dalam bumi, memercikkan kotoran.

Kotoran jatuh seperti batu tepat ke wajah kuda-kuda di depan yang untungnya tidak jatuh. Pada saat itu, tetangga yang terkejut berdering terus menerus.

Sektor yang dibentuk oleh ratusan kavaleri secara bertahap terganggu.

Kereta miring ketika Ning Que berlari ke sana sambil membawa Sangsang di punggungnya. Dia jatuh dua kali sebelum akhirnya bisa menstabilkan dirinya. Lalu dia mengetuk dinding kereta.

Kristal di telapak tangannya tertanam ke dalam array di dinding. Kemudian selembar kertas jimat di antara jari-jarinya berubah menjadi gumpalan asap, yang memulai larik di dinding dengan kecepatan tinggi. Ketika suara yang seringan bulu yang mengambang di udara berdering, kereta yang berat itu tiba-tiba menjadi jauh lebih ringan.

Roda yang terbuat dari baja tahan karat melayang keluar dari tanah. Kuda Hitam Besar adalah yang pertama kali menemukan perubahan dan memberikan tetangga yang gembira. Dia mendorong tanah dengan cepat, menyeret kereta ke arah utara seperti seberkas debu.

Kecepatan Kuda Hitam Besar itu sangat cepat. Begitu susunan di dinding kereta dimulai, tidak ada seorang pun atau kuda di dunia ini kecuali para pembudidaya di Negara Tanpa Batas yang dapat menyusulnya. Ratusan kavaleri Kerajaan Yuelun benar-benar terpana oleh asap hitam, apalagi mengejarnya.

Saat ia berlari kencang, Kuda Hitam Besar melihat kembali kuda-kuda dan kavaleri konyol yang tertinggal jauh dan meringkik dengan puas. Dia berpikir dalam hati bahwa betapa bodohnya mereka untuk bersaing dengannya dengan cepat.

Ketika melewati Gunung Daqing, rasa puasnya berubah menjadi keengganan dan tanda seru. Dia berpikir pada dirinya sendiri bahwa tidak mungkin baginya untuk menikmati kebahagiaan seperti itu lagi setelah pergi dari sini, apakah dia akan pergi ke pengasingan dengan Ning Que atau kembali ke gunung belakang Akademi.

Saat dipikir-pikir, dia tidak bisa menahan nafas dan mengeluarkan tetangga yang panjang.

Burung-burung dan binatang-binatang di Gunung Daqing telah dihina dan dilukai sepanjang musim dingin. Mendengar tetangga itu, mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetar. Mereka berdoa semoga bos besar ini tidak akan pernah kembali setelah dia akhirnya pergi.

Ketika kereta kuda hitam meninggalkan Kota Chaoyang, awan gelap yang menggantung di atas kota melalui musim dingin juga berangsur-angsur, melayang ke utara tinggi di langit.

Awan itu sangat tinggi, sehingga langkah yang tampaknya lambat itu ternyata sangat cepat. Master Qi Mei mengalihkan pandangannya dari langit dan kemudian mengambil tali kekang di sampingnya. Dia bergegas menuju utara dengan puluhan biarawan pertapa, tetapi dia sangat jelas tentang kecepatan kereta hitam. Dia tahu bahwa mereka mungkin tidak akan mampu mengejar ketinggalan.

Ketika awan gelap telah pergi, sinar matahari berlimpah yang tidak ada selama beberapa hari akhirnya melayang di Kota Chaoyang. Namun, orang-orang di kota yang hampir tidak melihat langit biru tidak terlihat bahagia sama sekali.

Di bawah langit biru jernih, menara putih itu luar biasa indah dalam cahaya. Danau mencerminkan citra pohon. Tanah masih terciprat darah setelah mayat-mayat itu dipindahkan.

Di ruang terbuka di samping danau, Kakak Sulung muncul. Dia batuk dengan putus asa dan sakit sehingga dia membungkuk seolah batuk paru-parunya.

Paru-paru tidak bisa batuk, tetapi darah bisa. Dalam beberapa saat, saputangan putih salju di tangannya yang menutupi bibirnya menjadi merah, seolah-olah itu merah sejak awal.

Kakak Sulung dari Akademi adalah legenda di dunia kultivasi.

Hanya sedikit orang yang melihatnya bertarung, tetapi Ye Su dan Tang, dua musafir dunia, menganggapnya sebagai tujuan kultivasi mereka. Jadi orang bisa membayangkan betapa dalamnya keadaannya. Namun, lawannya hari ini adalah Kepala Biksu Khotbah dari Kuil Xuankong, Buddha dunia dan seorang tokoh legendaris.

Legenda, bagaimanapun juga, bukanlah mitos.

Sungguh luar biasa bahwa Kakak Sulung bisa melanggar kata-kata Kepala Khotbah Biksu dan memaksanya untuk tetap di tempat dia berada sehingga menciptakan kesempatan bagi Ning Que untuk melarikan diri.

Namun, dia tidak banyak beristirahat tahun ini. Dia lelah mencari Ning Que dan Sangsang di berbagai kuil Buddha, kuil Tao, dan kota-kota melalui Negara Tanpa Batas. Jadi kondisinya sekarang tidak stabil. Selain itu, ia terluka serius dalam pertarungan hari ini, yang bahkan mungkin mempengaruhi kultivasinya di masa depan.

Meski begitu, dia tetap terlihat lembut dan keren. Matanya sangat jelas sehingga semua orang ingin dekat dengan mereka. Tidak ada emosi ekstra di wajahnya kecuali sedikit kerutan yang disebabkan oleh batuk.

Pertempuran hari ini antara pemimpin Sekte Buddhisme dan Tuan Pertama dari Akademi sungguh luar biasa. Itu sepenuhnya memenuhi syarat untuk dicatat dalam catatan sejarah budidaya atau mitos Buddha.

Sebagai seorang Buddha yang tidak dapat dihancurkan baik secara fisik maupun mental, Kepala Biksu Khotbah tidak terluka sama sekali meskipun ia dikalahkan berulang kali. Dia masih mitos dan juga pemenang. Tapi karena Ning Que berhasil melarikan diri dengan putri Yama, dia juga pecundang.

Orang biasa mungkin akan marah dan bertarung lagi. Tetapi Biksu Kepala Khotbah tampak setenang dan selembut Saudara Sulung, tanpa ada tanda-tanda merajuk.

Dia memandang Kakak Sulung dan memuji, “Bersikap tegas dan membosankan adalah kebajikan.”

Kakak Sulung membungkuk untuk membalas budi, “Kamu menyanjungku.”

Berpikir tentang beberapa adegan penting selama pertempuran, Kepala Biksu Khotbah berkata sambil tersenyum, “Aku seharusnya berpikir bahwa Kepala Sekolah akan tahu cara lama seperti Kata-kata Kekuatan Mengikuti.”

Dia memandang Kakak Sulung dan bertanya, “Tapi aku tidak tahu kapan dia mengajarimu itu.”

Kakak Sulung mengusap darah dari bibirnya dan berkata perlahan, “Guru saya tidak pernah mengajari saya itu.”

Kepala Biksu Khotbah menatapnya dengan tenang dan bertanya tiba-tiba, “Apakah Anda mempelajarinya sendiri?”

Kakak Sulung mengangguk.

Ketika alis peraknya sedikit berkibar, Kepala Biksu Khotbah bertanya, “Kata-kata Buddha sudah lama tidak terdengar. Kapan kamu mempelajarinya? ”

Saudara Sulung menjawab dengan jujur, “Ketika kamu berbicara kepada mereka.”

Setelah mendengar jawabannya, Kepala Biksu Khotbah terdiam lama. Saat alis peraknya perlahan mengepak ke bawah, dia memandang ke cendekiawan dan mendesah, “Mendengar kebenaran saat fajar, mengetahui nasib saat senja. Sekarang saya percaya itu benar. ”

Kepala Khotbah Biksu bangkit dengan satu tangan di tongkatnya dan berjalan dengan lamban menuju kereta.

Ketika dia pergi ke depan kereta, dia berbalik untuk melihat Kakak Sulung dan berkata, “Ning Que dan putri Yama pergi ke utara, dengan gagak hitam untuk membimbing dan awan gelap untuk melindungi. Anda tidak dapat membantunya lagi. Kembali ke Akademi untuk beristirahat. ”

Setelah hening sejenak, Kakak Sulung berkata, “Masih ada guruku.”

Kepala Biksu Khotbah berkata perlahan, “Dikatakan bahwa Anda, Li Manman, begitu baik dan baik sehingga Anda bahkan tidak tahu bagaimana cara berbohong. Saya tidak berharap Anda berbohong hari ini demi Adik Anda. ”

Kemudian dia menghela nafas, “Apa yang kamu katakan atas nama Kepala Sekolah bukanlah ide-idenya, tetapi hanya dugaanmu sendiri. Jadi saya tidak setuju dengan Anda. ”

Kakak Sulung memberitahunya apa gagasan Kepala Sekolah itu: hanya jika Sangsang meninggal, akankah cetakan padanya dilepaskan, sehingga memperlihatkan posisi dunia kepada Yama. Karena itu, dia tidak bisa mati.

Sekarang Kepala Biksu Khotbah mengatakan bahwa itu bukan gagasan Kepala Sekolah, tetapi hanya dugaannya sendiri.

Kakak Sulung sedikit membeku. Dia tidak tahu bagaimana bhikkhu itu melihatnya.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–