Nightfall Chapter 65

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Babak 65: Studi Kekaisaran

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Chang’an pasti sangat sibuk malam ini. Setelah sepanjang malam pertempuran, Ning Que kelelahan, tetapi pedang yang berkedip dan pertumpahan darah di musim semi membuatnya bersemangat, dan dia dibiarkan membayangkan apa yang harus terjadi di berbagai bagian kota, bertanya-tanya apa yang menjadi truf Chao Xiaoshu kartu akan, berspekulasi kemana dia harus pergi besok. Melempar dan berputar, mustahil baginya untuk tertidur.

Dia meraih selimut tipis untuk membangunkan Sangsang. Dia telah mencoba menjelaskan hal-hal ini kepadanya sebelumnya tetapi tidak mampu membuat dirinya mengerti. Sangsang bisa mengatakan bahwa Ning Que tidak akan tertidur. Dia memiringkan kepalanya dan berpikir sejenak sebelum menarik sebotol minuman keras dari bawah saku salah satu tuniknya. Keduanya duduk di ujung tempat tidur dan minum, seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya. Sebagian besar arwah memasuki perut Sangsang yang langsing, dan setelah Ning Que minum beberapa teguk, dia mulai merasa mengantuk dan menyerah untuk tidur.

Keesokan paginya, hujan musim semi yang telah berlangsung selama berhari-hari tiba-tiba berhenti. Salam sehari-hari yang telah ditenggelamkan dan dihilangkan karena hujan yang panjang tiba-tiba kembali seolah-olah mereka keluar tepat di balik awan. Namun, kemudian, ketika pohon-pohon dan langit terbuka dipenuhi dengan burung-burung yang melompat dengan gembira, sebuah kereta diam-diam berhenti di depan Toko Pen Brush Lama. Seorang pria muda yang tampak seperti pelayan melangkah keluar dari pelatih, dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, berjalan lurus melalui pintu kayu yang setengah terbuka. Dia menghadapi tuan muda yang baru saja terbangun dan pelayan perempuan dengan sedikit goyangan dagunya, dan dengan dingin berkata, “Ayo pergi.”

Ini mungkin orang yang dikatakan Chao Xiaoshu akan menjemputnya, pikir Ning Que. Dia memandang pelayan muda itu, memperhatikan bahwa kerutan di alisnya sepertinya menunjukkan sedikit saja kesombongan. Dari ketiadaan jakun Adam dan sedikit perbedaan dalam posturnya, orang itu tampaknya adalah pegawai kasim kecil dari istana.

Dia baru saja mengetahui tentang pelindung rahasia Chao Xiaoshu di istana tadi malam, dan sekarang seorang kasim muda datang mengunjunginya. Ning Que tidak biasa terkejut dengan hal ini, tetapi hanya berpikir apakah ia harus memberi suap pada pria itu, dan jika demikian, berapa tarifnya.

Dalam benaknya, berdasarkan novel dan cerita yang telah dibacanya, frasa “Kaisar tenang tetapi para kasim jengkel” telah muncul banyak, yang ia pahami berarti bahwa kaisar bukanlah masalah besar, tetapi para kasim tidak bisa dianggap enteng. Kapan saja karakter utama menemui seorang kasim dalam cerita-cerita itu, apakah mereka pejabat tinggi atau menteri rendah, mereka akan selalu menemukan beberapa peluang untuk secara tidak sengaja menyelinap beberapa “api tanpa asap,” seperti yang mereka sebut, mungkin beberapa tagihan tipis atau bahkan sebuah sepotong batu giok yang halus. Hal terbesar yang dia pikirkan ketika dia membaca kisah-kisah itu adalah di mana sih tokoh-tokoh utama muncul dengan semua batu giok itu? (Catatan)

Ning Que mengangkat alis ke arah Sangsang, diam-diam bertanya apakah dia perlu melakukan sesuatu. Sangsang selalu sangat pelit, dan sedikit mengangguk, pura-pura tidak mengerti apa yang dia maksud. “Tuan muda juga tidak pernah menjadi orang yang sangat murah hati, dan kalau dipikir-pikir itu, saya harus bermain bodoh saja. Lagipula, perak yang disimpan adalah perak yang didapat. ”

Si kasim muda dengan santai meletakkan tangannya di atas meja, bersandar padanya. Dengan anggukan seperti orang tua tetapi suara yang cerah dan jernih, dia berkata, “Saya pernah mendengar seseorang dapat menemukan kaligrafi yang sangat bagus di gang ini. Saya dapat melihat sendiri bahwa itu sesuai dengan reputasinya. Beberapa bangsawan istana ingin melihat karya Anda; kamu harus cepat-cepat mandi dan ikuti aku di sana. ”

Ning Que telah memutuskan bahwa orang ini tidak seburuk itu. Dia menatap kasim ke atas dan ke bawah, memegangi tangan terlipat di depan dadanya, dan membungkuk. Sambil tersenyum, dia berkata, “Ini hanya pakaian jalanan sehari-hari saya; Saya hanya seorang sarjana yang miskin dan rendah hati. Bahkan membersihkan, saya tidak akan banyak hadiah. ”

Dia khawatir lelaki kecil itu akan kesal karena tidak menerima suapnya dan akan mengambilnya sendiri, tetapi dia tampaknya tidak peduli sama sekali. Sebagai gantinya, mereka melakukan beberapa percakapan yang menyenangkan, dan dengan anggukan, keduanya menuju pintu.

Di atas kereta yang agak sempit itu, kasim itu memejamkan mata untuk beristirahat. Dinilai oleh perilakunya yang dulu di Lin 47th Street, sepertinya dia tidak punya banyak masalah dengan Ning Que, dan tidak meremehkan untuk berbicara dengannya, tetapi hanya menunjukkan kebiasaan hati-hati dalam melangkah keluar dari tembok istana.

Ning Que berpikir tidak berbicara dengan kasim muda di kereta tampaknya cukup baik. Dia mengangkat sudut tirai jendela untuk mengintip ke jalan, dan tidak melihat apa-apa selain matahari yang bersinar dan warga Chang’an yang tersenyum sedang mengerjakan urusan mereka di dalamnya. Sarapan dan toko makanan ringan membuat perdagangan cepat, dan sesekali dia mendengar beberapa teman meneriakkan salam mereka satu sama lain. Di mana ada sedikit jejak darah dari pertempuran Jianghu tadi malam?

Seiring waktu berlalu, dua baris pohon willow mulai menggelapkan pandangannya. Bayangan nyaman muncul di seluruh gerbong dan seluruh jalur. Bayangan itu bukan dari pohon willow itu sendiri, tetapi dari balik pohon willow, dan di belakang parit setelah itu, dari istana besar di luar.

Kekaisaran Tang yang agung adalah negara terbesar di bawah langit, Chang’an adalah kota terbesarnya, dan Istana Besar Tang adalah bangunan paling megah di kota itu. Mungkin “luar biasa” adalah kata untuk itu, tetapi istana tentu saja mengekspresikan toleransi dan keragaman yang besar dari pemerintahan seribu tahun Tang. Kanopi emas di atas dinding-dindingnya yang terang bersinar setegas pedang; ini bukan hanya deretan aula dan rumah besar bagi lusinan selir kaisar untuk melukis wajah mereka dan mencuci di sungai-sungai parfum mewah, melainkan sumbu pusat di mana Kekaisaran Tang besar berbalik.

Ning Que mengangkat kepalanya ke arah istana megah dan megah. Tatapannya melayang di atas lembaran-lembaran batu merah tua ke arah para prajurit Pengawal Kerajaan Yulin, yang tampak seperti bintik hitam yang menatap ke arah kota. Ekspresinya setenang biasanya, tetapi di dalam hatinya, dia merasakan bengkak kagum.

Sayangnya, kereta tidak memiliki wewenang untuk melewati Gerbang Burung Vermilion utama, dan sebagai gantinya harus mengelilingi setengah parit untuk memeras melalui pintu masuk pelayan yang tidak mencolok sebagai gantinya. Ketika kereta memasuki istana dan memutar dan memutar melalui jalur sempit yang tak terhitung jumlahnya, seluruh pandangannya dikurangi menjadi tembok tinggi dan tembok-temboknya yang elegan, dan serpihan-serpihan langit yang tidak terhalang oleh benteng dan atap. Dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengambil di istana secara keseluruhan, hanya melihat dinding istana yang meninggi, satu demi satu.

Di kejauhan, dia bisa melihat gudang kecil di sebelah danau biru jernih. Sida-sida muda itu memimpin Ning Que keluar dari kereta, dan mereka mengikuti rumpun bambu tebal di sekitar danau selama beberapa menit, melewati barisan kolom vermilion untuk memasuki koridor yang luas. Hanya setelah berjalan ke deretan kecil, tempat-tempat istana biasa mereka berhenti ambigu mereka. Ning Que merasa agak curiga dan agak khawatir di sepanjang perjalanan mereka. Dia tidak melihat penjaga, dan bahkan seorang kasim atau pelayan istana.

Si kasim berbalik menghadapnya, dan memperhatikan ekspresinya yang muram, berkata, “Ini adalah pelajaran Kerajaan. Saya hanya dapat membawa Anda sejauh ini dan tidak lebih jauh; tunggu di sini, dan setelah pertemuanmu seseorang akan membawamu keluar dari istana. ”

Alih-alih mengungkapkan minat, Ning Que melipat tangannya di belakang punggungnya dan berjalan untuk melihat bunga-bunga aneh dan pohon-pohon eksotis yang ditanam tepat sebelum gedung. Melihat perahu bunga yang jauh di belakang deretan pohon willow, dia berusaha untuk melihat sekilas gadis-gadis istana. Ketika dia tiba-tiba mendengar panggilan tiga kata “The Imperial Study!” dia tidak bisa membantu tetapi sedikit membeku, dan berbalik kaget terhadap bangunan sederhana di belakangnya.

Tempat paling pribadi yang dimiliki seorang pria bukanlah kamar tidurnya, melainkan ruang kerjanya.

Pada pagi musim dingin, di sana ia dapat membaca buku-buku terlarang. Saat senja di musim panas, di sana ia dapat membaca erotika dengan telanjang. Pada sore musim semi yang hangat, di sana ia dapat menulis surat cinta yang gerah. Pada malam musim gugur, di sana ia dapat mengambil seorang gadis di tangannya dan membelai wanita itu.

Di sini tidak ada yang mengomel, istri pucat, dan tidak ada anak yang ribut bermain. Di sini segala macam kesenangan pribadi dapat diperoleh dari gulungan kertas dan tinta dan dihidupkan kembali oleh cahaya dari kata tertulis, dan tidak ada yang akan mengganggumu.

Kaisar mungkin adalah seorang kaisar, tetapi ia juga seorang lelaki, dan Pelajaran Kerajaan secara alami akan menjadi tempat yang paling pribadi. Siapa yang tahu berapa banyak perbuatan besar dalam sejarah, dan berapa banyak plot dan skema rahasia yang telah dilakukan dalam studi raja dan kaisar. Jika seseorang tidak termasuk di antara orang-orang kaisar yang paling tepercaya, atau apakah seseorang sedang dipersiapkan untuk diberikan kepercayaan itu, maka orang itu tidak punya alasan untuk berada dalam Studi Kekaisaran.

Wu Zetian telah memasuki Studi Kekaisaran, begitu pula Zhang Juzheng, Wei Zhongxian, Wei Xiaobao, dll. Ning Que menatap diam-diam ke pintu yang terkunci dengan terkunci. Berapa banyak wanita hebat, berapa banyak nilai besar (dan dikebiri) dari masa lalu yang hanya menemukan diri mereka berjalan ke ruangan kecil itu dan tiba-tiba menembak seperti meteor ke puncak dunia? Tidak dalam fantasi terliarnya yang bisa dia bayangkan bahwa kesempatan semacam ini akan jatuh ke pangkuannya.

Dia menduga tadi malam bahwa pendukung Chao Xiaoshu haruslah seseorang di istana, dan sepertinya orang itu kemungkinan adalah Yang Mulia sendiri. Namun, spekulasi kosong adalah satu hal, sedangkan bertatap muka dengannya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Pemuda yang berjuang, melayang, dan melarat seperti dia selama 16 tahun terakhir tiba-tiba menemukan kesempatan untuk naik di dunia. Dia tidak bisa membantu tetapi sedikit terkejut.

“Selama satu jam berikutnya, tidak ada yang datang ke sini. Jika ada yang bertanya, jawab saja sesuai dengan apa yang saya katakan, dan katakan bahwa Lu Ji yang membawa Anda ke istana. ”

Dengan hati yang penuh emosi panas, Ning Que tidak pernah memperhatikan bahwa kasim muda itu diam-diam menyelinap pergi. Ketika dia sadar, dia menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang terlihat di segala arah di sekitar Imperial Study.

Berdiri di jantung istana yang begitu aneh dan parah, tanpa satu pun wajah yang familier, perpustakaan yang sejuk dan nyaman di depannya tampak gelap tiba-tiba. Bahkan seorang lelaki seberani dia tidak bisa tidak merasakan sedikit ketidaknyamanan. Berdiri di sana di depan aula, dia menunggu sebentar dan berpikir, “Apakah aku harus masuk dulu?”

Dia dan Sangsang telah memasuki Chang’an seperti beberapa udik, dan telah menghabiskan waktu lama menatap heran di kota. Apalagi di istana ini, di mana ia tidak tahu aturan apa yang harus diikuti, dan hanya bisa mengandalkan akal sehat. Oleh karena itu, ia batuk dua kali dengan lembut, memberikan busur seremonial dengan kepalan tangan ke pintu Ruang Belajar Kerajaan, kemudian mendorong pintu dan masuk.

Gagasan bahwa semua air yang mengalir ke saluran menjadi alasan, tentu saja tidak masuk akal; Ning Que hanya ingin masuk ke dalam. Selama bertahun-tahun sekarang, bagian terpenting dari hidupnya telah didedikasikan untuk meditasi dan seni bela diri, terutama pada budidaya kaligrafi. Kesempatan untuk memasuki sesuatu yang sama berharganya dengan Studi Kerajaan tidak datang dengan mudah, dan tentu saja, ia ingin sekali melihat ruang dongeng ini di mana tak terhitung banyaknya karya tak ternilai oleh tuan-tuan besar yang tak terhitung jumlahnya diadakan. Keinginan ini begitu kuat sehingga dia benar-benar lupa dengan apa yang disebut aturan.

Dia mendorong pintu terbuka dan melangkah masuk. Hal pertama yang menarik perhatiannya adalah deretan rak buku yang sangat tinggi di sepanjang dinding. Rak-rak itu datar dan tegak lurus, dan dari gaya yang sederhana, tetapi kayu itu jelas dari rosewood beraroma Dongyu yang terkenal mahal, disediakan untuk penggunaan kaisar. Buku-buku itu dikemas dengan ketat, hampir terlalu banyak, dan ditempatkan sangat tidak rata, tetapi masing-masing volume adalah harta sastra yang sangat mahal.

Di meja baca, ada beberapa lembar kertas kosong, sikat tinta yang melayang di atas batu tinta. Beberapa pena kuas lainnya mengacaukan tempat pena; kertas itu adalah kertas pembesar terbaik yang dibuat di Xuanzhou, sementara pena itu adalah kuas murni dari Hengdian, dan tinta itu adalah tinta pinus Chenzhou. Batu tinta itu dari lumpur Huangzhou; tidak ada satu pun yang kurang dari upeti yang paling berharga.

Jika dia membawa alat tulis kaligrafi yang bagus ini ke jalan Lin 47, kekayaan apa yang bisa dia jual? Ning Que menatap keempat sudut ruangan. Pada saat otaknya muncul dengan skema bengkok ini, matanya tiba-tiba menangkap kaligrafi yang tergantung di tiga dinding putih ruangan itu.

Melihat begitu banyak karya yang membuatnya sampai di jantung istana, ia kaget, dan mulai melambat. Matanya akan tertuju pada kalimat pilihan ini atau yang itu, atau kehalusan dan keindahan sebuah karya agung yang otentik, serta tulisan dan etsa. Tangan kanannya dilacak dengan liar di udara saat dia menyalinnya, dan wajahnya penuh sukacita.

Sambil berputar-putar di depan meja, dia melihat ke bawah pada huruf-huruf tebal dan bertinta di atas kertas, dan hanya bisa mengerutkan kening. Dia bergumam pada dirinya sendiri, “Yang Mulia benar-benar seorang yang memiliki selera, tetapi tulisannya benar-benar menyedihkan.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–