Nightfall Chapter 75

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Babak 75: Aku Cincang Sekuntum Bunga Persik Musim Semi itu (III)

Penerjemah: TransN Editor: TransN

Setelah menjalani kehidupan yang sulit sejak kecil, Ning Que sangat pandai mengendalikan emosinya, atau orang dapat mengatakan bahwa ia menekan perasaannya yang sebenarnya, mengubah pandangan kesedihan menjadi sukacita. Dia jarang mencerminkan hari-hari yang berlalu. Saat ini, dia berada di ruang ujian Akademi, memandang keluar jendela pada aprikot dan bunga persik, mendengar rengekan di sekelilingnya tentang pertanyaan komprehensif. Dia tidak bisa tidak mengingat hari-hari sulit ketika dia telah belajar keras pada semua mata pelajaran hari masuk dan keluar.

Berkat masa-masa sulit itu, jawaban yang tepat dengan cepat terlintas dalam benaknya ketika pertanyaan itu benar-benar sederhana baginya, dan dia berseru, “Ini cukup Er (sebuah homonim untuk dua dan konyol)!”

Itu memang benar — jawabannya hanya sosok biasa “dua”.

Ning Que mencelupkan sikat tulis ke dalam bantalan tinta dan dengan cermat menulis di atas kertas: “Kepala Sekolah Akademi minum dua botol anggur, dan memotong setumpuk bunga persik.”

…

…

Di sebuah paviliun yang jauh dari Akademi, seorang pendeta Tao membaca dengan teliti potongan-potongan hitam dan putih di papan catur dan menggerakkan jari tangan kanannya ke udara, tampak seperti sedang bermain piano atau tertiup angin. Tiba-tiba, jari-jarinya berhenti, dan bidak catur hitam melompat keluar dari mangkuknya dan duduk di persimpangan garis-garis vertikal dan horizontal.

Sebagai pemimpin Sekolah Selatan Taoisme Haotian, dan Guru Bangsa, tidak mengherankan melihat Li Qingshan dengan mudah dan acuh tak acuh bermain seperti ini. Akan tetapi, aneh bahwa kerutan yang dalam tumbuh di dahinya, dan sepertinya dia enggan bermain-main dengan biarawan itu.

Biksu itu, yang dikenal sebagai Huang Yang, sekarang tinggal di Menara Wanyan di Kota Selatan, Chang’an. Ada desas-desus bahwa dia pernah pergi ke Unknown Place di Wilderness dan belajar di Sekolah Tinggi Buddhisme. Kemudian secara kebetulan beberapa tahun yang lalu, dia bertemu dengan kaisar dan mereka telah bersumpah saudara sejak itu. Sebagai akibatnya, ia mendapatkan gelarnya yang bersinar — Adik Kaisar Kaisar Dinasti Tang. Namun, bhikkhu itu menjalani kehidupan pertapa yang konsisten, membaca dan meneriakkan Kitab Suci Buddha yang diterjemahkan di pagoda, dan jarang pergi ke luar.

Huang Yang mengintip papan catur dengan tenang. Kemudian setelah kedipan lembutnya, bidak catur putih naik dan jatuh ke papan, tanpa suara yang terdengar. Sepotong putih menghalangi kebebasan yang hitam, dan keping catur hitam yang ditangkap dipindahkan dari papan ke tempat tujuh atau delapan keping ditumpuk. Tidak ada gerakannya yang bisa dilihat sama sekali.

Tentu saja, tidak ada yang berani menyela ketika Tuan Bangsa dan adik kaisar sedang bermain catur. Para biksu dan pendeta Tao biasa tidak pernah memiliki kesempatan untuk melihat lebih dekat pemandangan ini, jika tidak, mereka akan mengagumi keterampilan luar biasa mereka.

Li Qingshan memandangi bidak catur hitam putih, menggelengkan kepalanya, dan berkata, “Sejak kapan ada aturan seperti itu mengatakan bahwa satu penjaga harus melayani ketika Yang Mulia ada di istana, dan ketika di luar istana, dua orang harus melayani ? Seolah ada seseorang yang berani melakukan apa saja pada Yang Mulia, apalagi di Akademi, yang dikunjungi Yang Mulia. Bagaimana mungkin sesuatu terjadi di sana? ”

Huang Yang tersenyum, menatap matanya, dan berkata, “Aku tidak tahu.”

Li Qingshan menghela nafas dan berkata, “Saya yakin Anda pernah mendengar tentang apa yang terjadi pada Chao Xiaoshu? Memalukan. Jika dia memasuki Negara Takdir Tahu 10 tahun lalu, tidak akan ada tempat bagimu dan aku untuk melayani sebagai penjaga bagi Yang Mulia. ”

Huang Yang menggelengkan kepalanya dan menjawab, “Apakah tidak ada pengalaman yang diperoleh di dunia Jianghu atau kesempatan untuk menyadari danau di istana sudah dimiliki, bahkan jika Anda adalah keajaiban yang menjanjikan, tidak ada yang bisa memastikan bahwa Anda akan memasuki Mengenal Takdir. ”

Li Qingshan tidak setuju. “Kamu melakukan pekerjaan kasar di pagoda, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Chao Xiaoshu akan didaftarkan di Akademi dan memasuki Lantai Dua sendirian. Akan mudah baginya untuk memasuki Negara Takdir Tahu jika dia berada di Lantai Dua dan diajar oleh Kepala Sekolah Akademi. ”

Huang Yang diam beberapa saat, lalu berkata dengan lembut, “Itu adalah suatu berkah yang harus diajarkan oleh kepala sekolah.”

Li Qingshang mempertimbangkan penampilannya yang rapi, lalu mengejek dirinya sendiri, mengatakan, “Yang lain berpikir bahwa kita tidak pernah bertemu satu sama lain secara langsung, namun tidak memiliki petunjuk sedikit pun bahwa kita tidak pernah bertemu di Akademi.”

Biksu itu adalah pelindung Buddha yang sah sementara imam adalah pemimpin Sekolah Selatan Taoisme Haotian. Tidak peduli apa yang mereka ingin lakukan, status mereka tidak akan membiarkan mereka masuk ke Akademi. Bahkan pada hari dimulainya ketika kaisar dan semua pejabat merayakan di Akademi, dua pria paling terhormat ini hanya bisa duduk jauh dari mereka dan bermain catur.

“Kapan kepala sekolah akan pergi?”

“Setelah hari dimulainya.”

“Dia melakukan yang terbaik.”

Huang Yang memandang Li Qingshan dengan tenang, dan berkata, “Aku masih bertanya-tanya seberapa tinggi Kepala Sekolah Akademi.”

Setelah diam lama, Li Qingshan menjawab, “Instruktur saya pernah menyebutkan bahwa ia setinggi beberapa lantai.”

Jeda sesaat, Huang Yang menunjukkan senyum tulus diikuti oleh napas lambat. “Lantai Dua cukup tinggi untuk dimasuki, dan lebih tinggi dari itu … itu sangat tinggi!”

…

…

Tes kaligrafi dan etiket dilakukan setelah tes seni. Keyakinan Ning Que sekarang diganti dengan kekhawatiran yang mendalam. Pertimbangan Sangsang masuk akal — Tuan mudanya sibuk melahap sup mie telur, mengobrol dengan gadis-gadis di Rumah Lengan Merah, membunuh orang-orang di Spring Breeze Pavilion, dan menghitung berapa banyak yang ia hasilkan setiap hari. Tidak mengherankan bahwa ia tidak memiliki cukup waktu untuk meninjau dan mengingat tes tiruan. Tidak ada gunanya, meskipun dia membaca semuanya, ketika dia tinggal di pegunungan dan padang rumput di mana dia tidak mungkin memiliki akses ke semua pengetahuan itu. Jika Anda memintanya untuk menulis Artikel tentang Tanggapan Tao, dia mungkin bisa melakukannya, tetapi lebih dari itu terlalu banyak untuk ditanyakan.

Ning Que tidak berencana untuk menyerahkan kertas kosong, karena itu akan membuatnya terlalu konservatif, seperti adik kaisar. Karena itu, ia dengan hati-hati menulis di seluruh kertas, dari depan ke belakang, seolah-olah apa yang ia tulis adalah jawaban yang tepat. Itu adalah pertanyaan lain yang muncul dari benaknya, karena ia hanya berharap bahwa instruktur setidaknya akan memberinya skor “pekerja keras”.

Selama penulisan, dia dengan cerdik menarik beberapa trik, karena dia tahu satu-satunya keuntungan yang bisa dia dapatkan adalah tulisan tangannya yang rapi. Karena itu, ia menaruh seluruh perhatiannya pada tulisan tangannya dan dengan sengaja memilih Naskah Biasa Kecil Hairpin, yang jarang ia tulis.

Pasti tidak ada yang disembunyikan dari memilih jenis naskah kecuali jenis kelamin, yang dimaksudkan Ning Que untuk disembunyikan. Karena Small Regular Script gaya Hairpin dapat dengan mudah disalahartikan telah dilakukan oleh seorang wanita cantik dengan latar belakang resmi, beberapa skor kasihan mungkin diperoleh.

Bel berbunyi lagi, seperti yang telah berakhir. Ning Que agak lesu ketika dia meninggalkan ruang ujian. Dia mengangkat bahunya dan merentangkan lengannya ketika dia melihat wajah Sangsang yang menantikan. Ditemani oleh Zhu Youxian, dia makan siang dengan tergesa-gesa dan bersiap untuk ujian sore.

Dia yakin tentang tes sore itu. Jadi ketika menghadapi semua tatapan bersemangat dari para instruktur dan pemeriksa, Ning Que melihat sekeliling pada semua alat musik dan membuat keputusan tegas, yaitu … untuk berhenti.

Dia bukan musisi seperti yang ada di House of Red-Sleeves, apalagi tahu cara meniup seruling, dan dia merasa frustrasi memikirkan hal itu. Setelah ini, semua siswa dibawa ke hamparan halaman terbuka di luar Akademi, tempat puluhan kuda tampan dibawa di depan mereka. Seorang jenderal militer berdiri di samping, tanpa emosi memandang ke wajah-wajah yang bersemangat atau tidak begitu bersemangat.

Jalur toksofily adalah Panahan, dan Anda diizinkan memilih untuk melakukannya di atas kuda atau kereta. Ning Que, tentu saja, memilih untuk menembak kuda. Bertahun-tahun yang dihabiskannya di Kota Wei untuk menunggang kuda dengan pedang dan panah meyakinkannya bahwa ia akan berhasil.

Sangsang mencengkeram erat tangannya, bersorak untuknya dari sebidang tanah jauh di dekat halaman.

Dia tersenyum dan berjalan ke tengah halaman.

…

…

Di ruangan yang luas dan terang di Akademi, sekelompok instruktur berkumpul untuk meninjau kertas yang telah dijawab di pagi hari. Sebagian besar instruktur sudah tua dan berpengalaman dan telah melihat banyak tes seperti ini. Mereka dengan santai membawa teko dan pemegang rokok panjang, mengobrol dan mengulas. Beberapa instruktur kemudian berkomentar,

“Ujian masuk Akademi tahun ini dirancang oleh Kakak Sulung, yang pada dasarnya moderat, tidak seperti Kakak Kedua, yang membuat sebagian besar siswa menangis tahun lalu.”

“Hanya melihat pertanyaan komprehensif, semua orang tahu Kepala Sekolah Akademi suka minum. Satu botol, setengah, setengah setengah, ke tetes terakhir … Bagaimana kepala sekolah memotong setengah dari drop dengan pedang? Sesederhana ini, bagaimana bisa begitu banyak orang yang salah? Apa yang ada di kepala mereka? ”

Beberapa orang berkata dengan rasa ingin tahu, “Mungkin itu tidak mudah bagi mereka. Namun, saya lebih tertarik pada berapa botol yang diminum kepala sekolah dan berapa banyak massa bunga persik yang dia potong selama perjalanan ke West-Hill. ”

Beberapa tertawa, menjawab, “Kepala sekolah minum tujuh botol besar anggur, dan memotong semua bunga persik dari West-Hill.”

“Legenda mengatakan bahwa kepala sekolah memang minum botol anggur, namun orang lain yang telah memotong semua bunga persik dari West-Hill. Paman Bungsu, yang juga dalam perjalanan dengan kepala sekolah, lebih mungkin melakukan hal-hal seperti itu dengan temperamen yang panas. ”

Mendengar Paman Bungsu, semua instruktur berhenti sejenak, lalu kembali ke percakapan mereka, seseorang berkata, “Pohon persik di Akademi ditanam oleh Kepala Sekolah Akademi sendiri. Para pendeta tua Kuil Haotian West-Hill datang ke sini setiap waktu dan sangat marah, ekspresi mereka lebih buruk daripada jika mereka kehilangan ibu mereka. Saya pikir kepala sekolah kita jahat. ”

Semua instruktur tertawa terbahak-bahak, karena menggoda kuil West-Hill yang paling disegani tampaknya adalah olahraga sehari-hari favorit mereka.

Anda harus mengakui bahwa Akademi di Kota Selatan memang tempat yang jahat.

Para instruktur kembali meninjau kertas-kertas itu, dan seorang instruktur mengambil salah satu kertas itu, dan membacanya dengan keras, “‘Kepala Sekolah Akademi minum dua botol anggur, dan memotong setumpuk bunga persik.’ Memang jawaban yang benar. Saya perhatikan siswa ini adalah salah satu yang tercepat yang menuliskan jawabannya. Saya pikir dia layak mendapat nilai A. ”

“Kelas A, tidak diragukan lagi. Saya hanya punya satu pertanyaan. Mengapa jawaban siswa itu bukan bentuk tertulis dari dua, tetapi bentuk lisan dari dua? ”

“Mungkin hanya kebiasaannya? Atau apakah bentuk lisan itu berarti sesuatu baginya? Saya cukup bingung. ”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–