Nightfall Chapter 766

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 766: Air di Sungai Kuning dari Langit

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Tidak peduli seberapa lambat seseorang berjalan, dia akhirnya akan mencapai tujuannya.

Liu Bai tiba di depan Verdant Canyon dan mampir Jun Jun.

Dia lebih dari satu kaki dari Jun Mo, tapi itu sudah cukup.

Lagi pula, radius satu kaki di sekitar seseorang hanyalah deskripsi yang samar-samar.

Faktanya, Wilayah Absolut Liu Bai bergantung pada panjang pedang dan lengannya.

Dia adalah yang terkuat di mana pun pedangnya bisa mencapai.

Jaraknya sekarang sempurna. Itu tidak jauh atau dekat, dan sangat cocok untuk menebang pedang.

Jarak adalah konsep relatif. Itu adil bagi mereka berdua. Jun Mo secara alami merasa itu sempurna. Itulah sebabnya dia mengangkat pedang besinya tanpa berpikir dan mengayunkannya ke Liu Bai.

Dia tidak mengatakan apa-apa, juga tidak membuat gerakan asing. Dia mengayunkan pedangnya, begitu saja.

Itu potongan yang bersih dan jelas.

Persis seperti bukit-bukit hijau batu giok yang indah di belakangnya yang masih hijau bahkan di akhir musim gugur.

Pedang besi ditebang dengan bersih dan jatuh ke kepala Liu Bai seperti bukit hijau.

Liu Bai tidak melambaikan pedangnya karena satu kaki di depannya.

Ini adalah serangan pertamanya dalam arti sebenarnya.

Pedang Liu Bai memang yang paling kuat.

Ketika pedang berkarat di tangannya jatuh, tanda berkarat berbintik-bintik menghilang seketika, dan tubuh pedang itu tiba-tiba menjadi cerah. Itu mencerminkan awan yang mengambang di langit dan bukit-bukit hijau di dekat hutan belantara. Itu sangat indah.

Pedang ini tampaknya telah mengambil semua kemegahan antara langit dan bumi, dan ciptaan yang tak terhitung jumlahnya di alam.

Itu sangat luar biasa.

Kecemerlangan bisa menyilaukan, seperti bagaimana orang tidak bisa melihat langsung ke matahari. Namun, pedang ini tidak melukai siapa pun yang menonton perang di hutan belantara. Sebaliknya, mereka dimabukkan olehnya.

Mereka mabuk dengan gambar yang indah dan mengharukan ini. Langit seperti celadon, awan seperti sutra, sinar matahari yang hangat, hutan belantara yang indah, dan sungai besar.

Sungai ini berasal dari Wilderness dan awalnya merupakan aliran menetes-down, keras kepala menembus pegunungan Kerajaan Yuelun. Ini menegosiasikan hutan purba dengan tanah subur dan air hujan berlimpah untuk membentuk banyak anak sungai, berubah menjadi sungai besar, membawa sedimen dari selatan. Sungai itu diwarnai kuning keruh, dan tumbuh semakin megah.

Gelombang keruh begitu besar sehingga sungai kuning terus berdetak melawan tebing hitam, mengaduk ribuan gelombang berat yang seperti lumpur. Kedengarannya seolah-olah ada sepuluh ribu kuda yang meringkuk di sana, terdengar sangat mengejutkan.

Di antara batu-batu tebing hitam, seorang pemuda sedang berlatih dengan pedangnya. Dia tampak tenang seolah tidak bisa mendengar suara ombak. Getaran tebing tidak membuatnya bergerak sama sekali, dan ia sangat asyik.

Surga dan Bumi menggigil dan kehilangan warna. Tetapi tidak diketahui apakah itu karena sungai yang deras, atau karena orang yang memegang pedang di tepi sungai.

Liu Bai memasuki jalur kultivasi dan melihat sungai besar di Negara Kesadaran Awal. Karena itu, ia dianggap jenius langka di lingkaran kultivasi. Kemudian dia mendapatkan kesadaran tentang Taoisme Pedangnya sendiri di tepi sungai besar, jadi teknik pedangnya disebut Pedang Dahe, atau secara harfiah Pedang Sungai Besar.

Ketika Pedang Dahe muncul, orang akan melihat sungai besar.

Pedang Liu Bai adalah sungai besar.

Ketika dia menggunakan pedangnya, sungai besar akan muncul.

Semua orang yang melihat sungai besar akan ditelan oleh arus deras.

Sungai besar memiliki ombak besar.

Air sungai kuning berlumpur jatuh dari langit, menjadi Sungai Langit.

Seolah-olah sebuah lubang telah ditusuk di langit dan ada air yang tak berujung mengalir dari surga seperti air terjun.

Sungai itu tidak memiliki aura lain selain kekuatan.

Sungai menuju ke arahnya.

Mata Jun Mo tiba-tiba menjadi cerah.

Dia melihat ombak keruh di sungai, matanya tampak seperti sungai yang berkilauan.

Alisnya terangkat.

Semua perincian ini berarti dia menjadi bersemangat.

Dia biasanya orang yang tenang. Bagi Ning Que dan adik laki-lakinya yang lain, ia adalah seorang lelaki yang keras, dan bahkan kuno yang mereka tidak akan pernah hubungkan dengan kegembiraan.

Ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali ketika dia mendapatkan kemenangan atas Ye Su sebelumnya.

Namun, dia benar-benar bersemangat sekarang.

Karena ketika dia melihat sungai besar yang deras, dia mendapati bahwa dia ketakutan.

Ini adalah emosi asing baginya, itulah sebabnya dia bersemangat.

Dia akhirnya melihat pedang paling kuat di dunia.

Dia mengangkat pedang besinya dan memotong ke arah sungai.

Pedang besi yang lebar dan lurus itu memegang kekuatan bukit-bukit hijau. Itu membanting berat di sungai berlumpur berlumpur.

Sungai tiba-tiba berpisah dan melonjak ke kedua sisi, mengungkapkan dasar sungai yang penuh pasir dan batu.

Sungai mengalir kembali saat berikutnya, menutupi pasir dan bebatuan.

Jun Mo melambaikan pedang besinya sekali lagi.

Sungai itu berpisah lagi.

Dia terus mengayunkan pedang.

Sungai itu berpisah dan kemudian mengalir kembali.

Ini terjadi berkali-kali, dan pedang besi memotong ke dasar sungai.

Pedang besi mencungkil banyak tanda pedang yang dalam pada lumpur di dasar sungai dan menghancurkan beberapa batu.

Pertemuan antara pedang dan batu menyebabkan tabrakan keras yang tumpul.

Itu seperti suara memalu.

Jun Mo terus melambaikan pedang.

Dia melambaikannya beberapa ratus kali dalam sekejap.

Namun, dia tidak bisa menghentikan sungai mengalir ke tenggara.

Sungai terus mengalir ke bawah.

Pedang Liu Bai terus bergerak maju juga.

Sungai yang mengalir turun dari langit adalah hal yang paling menakjubkan yang bisa dilihat di bumi.

Dalam menghadapi Sungai Kuning yang memancar seperti itu, banyak orang secara tidak sadar akan memandangnya dan merasa mabuk oleh keagungannya. Kemudian, mereka akan mendapatkan kembali akalnya dan kehilangan keberanian saat mereka mulai merasa putus asa.

Di sinilah Pedang Dahe paling kuat.

Pedangnya tidak meminjam kekuatan langit dan bumi.

Pedangnya adalah bagian darinya, dan itu adalah sifatnya yang paling menakjubkan.

Pada saat ini, pedangnya adalah inkarnasi langit dan bumi.

Sebelum sungai, Jun Mo bisa berdiri teguh seperti pohon, melawannya dengan pedangnya. Ini sudah melampaui apa yang bisa dilakukan oleh banyak pembudidaya di dunia. Namun, aliran sungai itu terlalu sulit untuk dihentikan.

Ini adalah gaya pedang Liu Bai.

Sungai itu bergemuruh.

Angin menjerit.

Mahkota jatuh.

Dan rambutnya acak-acakan.

Rambut hitam Jun Mo berkibar di udara.

Beberapa celah sudah lama muncul di seragam akademinya dan dia berlumuran darah.

Tapi dia sama sekali tidak terlihat menyedihkan. Dia tampak khidmat dan agung, tampak seperti sedang menghadiri jamuan.

Perjamuan yang belum berakhir.

Dia fokus, tenang, dan bahkan tampak seperti kayu.

Dia terus mengayunkan pedang.

Tetapi gerakan itu tidak lagi terbuat dari pukulan besar atau lebar. Sebaliknya, itu menjadi halus.

Itu sangat halus sehingga tampak seperti jarum bordir di tangan Mu You.

Jun Mo mulai menggunakan pedang besi untuk menyulam.

Dalam hitungan detik, pedang besi di tangannya bergetar berkali-kali.

Sungai besar adalah pedang Liu Bai.

Angin dan ombak menghasilkan tempat-tempat di mana pedang besi dan pedang Liu Bai bentrok beberapa kali.

Jun Mo mengukir kata-kata di angin dan bunga di ombak.

Dia ingin menggunakan alat yang paling halus untuk mengukir gunung dan sungai yang indah. Dia menggunakan metode paling sunyi untuk menghias gambar yang paling indah dan megah, seperti bagaimana waktu dan hujan akan menghaluskan ubin batu hijau.

Jun Mo tahu sejak awal bahwa dia harus menghadapi Liu Bain di akhir pertempuran Verdant Canyon.

Sama seperti apa yang dikatakan Liu Bai, tidak peduli kehebatan pedangnya atau keahlian pedangnya, dia bukan tandingan Liu Bai.

Dia bukan tandingan Liu Bai, jadi dia harus mengambil jalan lain.

Liu Bai pernah menulis surat kepada Ye Hongyu. Dan dia telah menarik pedang padanya.

Ning Que telah melihat pedang itu, dan dia telah menggunakan formula Ke Haoran untuk menukar salinan yang dia letakkan di belakang gunung Akademi.

Sebelum menuju selatan ke Verdant Canyon, Jun Mo telah melihat selembar kertas itu untuk waktu yang lama sebelum dia memutuskan gaya pedang.

Gaya pedang benar-benar berbeda dari karakternya.

Tapi ini adalah satu-satunya solusi yang dia buat setelah banyak pertimbangan.

Sama seperti apa yang dikatakan Ning Que, orang-orang di Akademi semua percaya pada satu kebenaran sederhana. Jika hanya ada satu solusi yang tersisa pada akhirnya, maka itu harus menjadi solusi terbaik.

Lebih jauh lagi, dia pernah memberi tahu Ye Su bahwa Etiket ditetapkan setelah mempertimbangkan dengan cermat dan memutuskan bahwa suatu aturan itu masuk akal, dia tidak akan menentangnya sedikit pun bahkan ketika menghadapi seribu orang.

Itulah sebabnya bahkan ketika dia ingin menolak solusi, dia tetap bersikeras.

Untuk mengalahkan Liu Bai, Jun Mo telah membuat persiapan yang cukup, dari yang paling kuat hingga yang sangat halus. Dia telah mengembangkan Ilmu Pedangannya semaksimal mungkin. Ini adalah momennya yang paling kuat.

Namun, Sungai Kuning masih merupakan Sungai Kuning.

Dan Liu Bai masih Liu Bai.

Dia bukan ranting pohon willow di tepi sungai, atau bocah gembala kecil di bawah pohon willow. Dia bukan manusia liar di atas rakit kulit domba, seorang janda yang didorong ke dalam gelombang keruh, atau batu di sungai.

Dia adalah sungai besar.

Gaya pedang Jun Mo mungkin melambai bebas, tapi masih sedikit lebih rendah dari sungai ini.

Hanya ada sedikit perbedaan di antara keduanya.

Karakter-karakter di udara hilang goresan dan bunga-bunga di ombak hilang kelopak.

Angin musim gugur menyapu tanda pedang dan ombak menutupi bunga-bunga.

Pedang Liu Bai mengenai pedang besi dan tiba sebelum Jun Mo.

Terdengar bunyi berdesir.

Lengan kanan Brother Kedua merobek dari bahunya dan jatuh ke perbukitan hijau. Tidak ada yang tahu di mana itu mendarat.

Pedang di tangan Liu Bai patah menjadi dua sekaligus.

Jika Jun Mo detik lebih cepat, pedang Liu Bai akan patah lebih dulu.

Jun Mo tidak bisa lebih cepat; itulah mengapa lengan kanannya, yang telah mencengkeram pedang besi, patah.

Beberapa luka kecil muncul di tubuhnya.

Semua luka ini berasal dari gaya pedang Liu Bai.

Seragam akademinya benar-benar basah oleh darah, menetes ke tanah.

Darah mengalir seperti sungai dari tempat lengannya terkoyak.

Jun Mo menatap Liu Bai yang ada di depannya dengan wajah pucat.

Lengan kanannya patah dan pedang besinya hilang.

Liu Bai hanya memiliki setengah pedang yang tersisa di tangannya.

Bahkan pedang yang patah masih berupa pedang dan bisa membunuh.

Liu Bai tidak berhenti karena dia tidak bisa.

Pedangnya adalah Pedang Dahe, dan air yang jatuh adalah air sungai. Itu tidak akan berhenti sampai berakhir.

Air yang tumpah tidak bisa diambil kembali.

Liu Bai memegang pedang yang patah dan menebas ke arah Jun Mo.

Sungai besar muncul sekali lagi.

Gelombang Sungai Kuning tumbuh.

Mereka yang melihat sungai besar harus mati.

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat bertahan melawan sungai besar.

Karena air sungai datang dari langit.

Dan itu mengalir ke laut, tidak pernah kembali.

Pedang patah mendekat.

Dia bahkan bisa melihat garis-garis pada logam pedang.

Jun Mo tahu bahwa dia salah.

Dia salah sejak pertempuran Verdant Canyon dimulai.

Lebih tepatnya, dia salah sejak Akademi.

Seharusnya dia tidak melihat kertas itu, dan pedang itu.

Dia seharusnya tidak memikirkan bagaimana Liu Bai akan bertindak untuk memutuskan apa yang akan dia lakukan.

Dia akan kehilangan hal yang membuatnya kuat.

Hal itu bisa disebut kepercayaan diri, atau mungkin kesombongan.

Dia seharusnya hanya memikirkan apa yang akan dia lakukan, sama seperti apa yang dia lakukan di masa lalu.

Apa bedanya jika lawannya adalah Liu Bai atau orang lain?

Jun Mo berpikir ketika dia melihat sungai yang bergelombang ke arahnya.

Jika dia tidak melihat pedang, dia tidak akan melihatnya.

Pedang ini memabukkan mereka yang melihat sungai besar dan membuat mereka putus asa.

Maka dia tidak akan melihatnya.

Dia harus memperbaiki kesalahannya, di mana pun dan kapan pun dia berada.

Dia menutup matanya di hadapan pedang paling kuat di dunia.

Sungai melonjak dan jatuh dari langit, tampaknya menghancurkan seluruh dataran di depan perbukitan hijau.

Namun, Jun Mo tidak melihatnya, jadi dia tidak merasakan keagungan sungai.

Ada air sungai kuning keruh di mana-mana. Tetapi jika dia tidak melihatnya, itu tidak ada.

Pedang patah di tangan Liu Bai memotong udara.

Ini adalah pertama kalinya Pedang Dahe menembus udara sejak muncul di bumi.

Karena Jun Mo tidak melihat sungai jatuh dari langit.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–