Nightfall Chapter 795

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 795: Puluhan dan Ribuan Pedang

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Qi Langit dan Bumi di Kota Chang’an begitu kuat sehingga tidak mungkin untuk menghitung jumlahnya. Qi mengalir melalui alu mata array dan ke tangan kiri Ning Que, mengalir ke tubuhnya tanpa henti.

Qi Langit dan Bumi tidak berwujud dan lebih jernih dari air yang jernih, lebih ringan dari udara yang paling ringan. Tetapi jumlah yang memasuki tubuhnya terlalu banyak, membawa serta efek yang tak tertahankan.

Seandainya itu orang biasa, atau bahkan seorang kultivator di puncak Knowing Destiny State, kematian akan pasti ketika menerima begitu banyak Qi dari Surga dan Bumi ke dalam tubuh seseorang dalam waktu yang singkat.

Tapi Ning Que dibudidayakan dalam Roh Hebat dan tubuhnya sekeras baja. Tidak ada orang lain yang lebih kuat darinya selain Dekan Biara yang berkultivasi dalam Taoisme, Buddhisme dan Diabolisme, dan Saudari Ketiga Yu Lian, yang adalah Grandmaster of the Devil’s Doctrine.

Tubuhnya seperti wadah pengecoran stainless steel, mirip dengan baja yang digunakan untuk membuat Primordial Thirteen Arrows. Ia menanggung arus konstan Surga dan Qi Bumi, lalu mengompresi Qi primordial ke tingkat yang tak terbayangkan.

Saat ini, dia seperti seashell di kedalaman laut. Tubuh dan jiwanya berada di bawah tekanan yang menakutkan, tetapi dia tidak tahu kapan dia bisa muncul sebagai mutiara yang berharga.

Ini adalah proses yang sangat menyakitkan, tetapi wajahnya tetap tanpa ekspresi, selain mengibaskan bulu matanya. Salju di pakaiannya meleleh saat dia mengawasi Biara Dean.

Lukanya terbuka sekali lagi dan mulai berdarah. Darah itu berkilau, seperti batu giok merah dan tersebar oleh angin, berubah menjadi partikel terkecil.

Partikel-partikel ini meninggalkan permukaan pakaiannya dan menggantung di udara di sekitarnya. Itu tampak seperti nyala api, sementara juga seperti kabut. Ning Que tampak seperti sedang terbakar dan membeku pada saat yang sama.

Dia terus menarik pedangnya.

Bilah tajam itu perlahan-lahan terangkat dari retakan di batu hijau Vermilion Bird Avenue, membawa lumpur hitam bersamanya. Meskipun kelihatannya akan meninggalkan tanah bersalju, banyak hal terjadi di Chang’an.

Di pagi hari, salju turun di Kota Chang’an. Dean Biara melambaikan tangannya dan menerobos Taktik Batu Array, kemudian memasuki kota. Dia mengalahkan Kakak Tertua dan Kakak Ketiga Akademi; tepat setelah itu, banyak jimat muncul di depan matanya, mengatakan kepadanya bahwa jalannya terhalang.

Sejak saat itu, sampai Ning Que melihat Dekan Biara di depan Vermilion Bird Avenue di salju, ia pergi ke banyak tempat di Chang’an. Dia memikirkan banyak hal di masa lalu yang terkait dengan Sangsang dan menghapus banyak jejak Haotian yang tersisa di Array yang menakjubkan oleh Tuhan.

Meskipun dia belum berhasil memperbaiki Array yang memukau Tuhan sepenuhnya, dia telah meninggalkan cukup Jimat Ilahi. Jimat itu terbuat dari dua pukulan pedang dan terlihat seperti kata “Yi”.

Jimat-jimat ini sedikit mempermalukan Dekan Biara dan telah menghentikannya dari memasuki Istana Kekaisaran untuk menghancurkan mata Array yang menakjubkan oleh Dewa. Itu telah memaksa Biara Dekan untuk memasuki badai dan salju di Vermilion Bird Avenue, harus terlebih dahulu membunuh Ning Que.

Ning Que telah terluka parah oleh tujuh Jari Alam Stream Magical. Dia tidak terus menulis Jimat “Yi” karena itu tidak ada gunanya. Tapi ratusan Jimat “Yi” yang dia tulis tidak hilang. Sebagai gantinya, mereka melayang di jalan-jalan Chang’an, ditenagai oleh Array yang menakjubkan oleh Tuhan dan secara bertahap menghilang ke dalam badai dan salju.

Ratusan “Yi” Talismans muncul sekali lagi ketika dia menarik pedangnya.

Mereka berada di jalanan dan gang.

Di sumur dan di depan Yamen.

Di belakang tembok, dan di kebun.

Di bawah pohon willow dan oleh bunga prem.

Ratusan Talisman “Yi” muncul sekali lagi di Chang’an!

Hebatnya, Jimat Ilahi masih berubah.

Untuk lebih tepatnya, “Jimat Jimat” Yi sedang terdistorsi.

Jimat “Yi” terdiri dari dua tanda pisau yang merupakan pukulan.

Satu ke kiri dan satu ke kanan.

Saat Ning Que menarik pedangnya, pukulan ke kiri perlahan naik seakan melayang jauh dari kanan.

Pukulan itu seperti panah yang ditarik mundur oleh tali busur yang tak terlihat. Itu bergerak semakin jauh dari haluan, mengumpulkan lebih banyak kekuatan.

Itu juga seperti bilah yang terangkat dari tanah, akan melepaskan ketajamannya.

Menggambar pisau adalah tindakan yang sangat sederhana yang Ning Que telah ulangi berkali-kali. Dia terlatih dengan baik di dalamnya dan dengan demikian diselesaikan dengan cepat.

Perubahan di jalan-jalan dan gang Chang’an terjadi dengan cepat juga.

Itu adalah perubahan yang tiba-tiba. Orang yang merasakan perubahan di Ning Que dan Chang’an bukanlah Dean Biara, Kakak Sulung, atau orang-orang di jalanan bersalju. Itu adalah langit di atas mereka.

Air di dasar sumur sudah beku. Dua bekas bilah tiba-tiba muncul di atasnya, juga di atas jam yang tertutup salju dan di Danau Yanming.

Air sumur mulai berputar lagi, bel mulai berayun, dan cabang-cabang pohon willow di pantai Danau Yanming mulai bergoyang tertiup angin dingin. Salju tebal di pohon-pohon pinus di Kuil Tantuo jatuh, dan seekor tupai gemuk duduk di makanan musim dinginnya, menggosok cakarnya, tidak mengerti mengapa dia merasa beku sebelumnya.

Aura Quietus yang menyelimuti danau, gunung, dan kuil menghilang sepenuhnya dengan kemunculan kembali dan pergantian ratusan Jimat “Yi”. Bahkan salju yang turun berhenti tiba-tiba, dan Chang’an, yang telah membeku, hidup kembali.

Aura yang muncul entah dari mana terus menyebar ke segala arah saat Ning Que bergerak. Itu bergegas ke langit dan menghilangkan awan salju tebal, menyebabkan langit biru muncul sekali lagi.

Setelah kematian Kepala Sekolah, Dekan Biara sekarang menjadi orang terkuat di Bumi.

Langit adalah yang pertama memperhatikan perubahan ini, dan dia yang kedua.

Dia bisa merasakan bahaya.

Matanya tiba-tiba kusam, menjadi lebih redup daripada warna abu-abu, tampak hampir transparan dan seperti kristal. Sinar cahaya dan bayangan yang tak terhitung jumlahnya berdenyut di dalamnya dengan kecepatan tinggi, seolah-olah ada banyak hal yang terjadi pada mereka saat ini.

Dia melihat beberapa gambar yang menurutnya sulit dipercaya.

Di Chang’an, Dekan Biara tidak bisa melihat masa depan, sama seperti dia tidak pernah melihat apa yang akan terjadi dengan Akademi sesudahnya. Namun, dia pernah melihat gambar yang dia percayai dengan kuat.

Tetapi gambar-gambar itu telah berubah.

Saat Ning Que mencabut bilahnya.

Salju dan angin berhenti.

Vermilion Bird Avenue sangat sunyi.

Biara Dean memandang Ning Que. Matanya telah kembali normal, tetapi masih ada sedikit kejutan di dalamnya.

Dia percaya pada Taoisme dan ambivalen terhadap pembunuhan.

Hari ini, Biara Dean telah membunuh banyak orang. Dia punya alasan dan kebutuhan sendiri untuk melakukan itu.

Dia ingin membunuh Ning Que sebelumnya karena dia perlu.

Tetapi pada saat ini, dia ingin membunuh Ning Que karena kewaspadaan yang tidak dapat dijelaskan.

Perasaan gelisah ini kuat dan bahkan membuat Hati Tao-nya goyah.

Dia ingin membunuh Ning Que dan keinginan ini akan menjadi naluri.

Tapi dia bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang tersembunyi di udara antara Ning Que dan dirinya sendiri.

Dia tidak bisa memasuki Negara Tanpa Batas, dan dengan demikian tidak dapat membunuh Ning Que dalam waktu sesingkat mungkin.

Karena itu, dia setidaknya tidak bisa membiarkan Ning Que mengangkat pedangnya.

Biara Dekan memandang Ning Que dan berkata, “Mereka yang percaya …”

Ning Que tidak tahu mengapa dia akan berbicara pada saat seperti ini.

Murid-murid Akademi di depan Verdant Canyon mendengar kata-katanya dan semua berpikir tentang bagaimana Pendeta Agung Ilahi dari Wahyu telah membaca Kitab Suci West-Hill. Itu adalah Keterampilan Taoisme Haotian yang digunakan Kepala Biksu Khotbah Kuil Xuankong.

Ning Que tidak mati.

Karena Biara Dekan hanya berhasil mengucapkan kata-kata itu.

Karena Kakak Sulung berkata pada saat yang sama, “Konfusius tidak berbicara.”

Dengan itu, wajahnya tiba-tiba memucat dan lebih banyak darah muncul di jaket kapasnya.

Dengan itu, Ning Que akhirnya berhasil menarik pedangnya.

Pisau itu benar-benar meninggalkan tanah bersalju.

Biara Dean mundur selangkah ketika dia melihat pisau di tangan Ning Que.

Mengambil langkah mundur berarti dia akan pergi.

Selama seribu tahun, dia adalah satu-satunya orang yang berhasil menerobos masuk ke Chang’an.

Dia tampaknya akan menghancurkan Array yang menakjubkan oleh Dewa, Kekaisaran Tang dan Akademi, dan dengan ini dia akan mencapai prestasi kelas dunia.

Selama dia bisa membunuh Ning Que, dia akan bisa mencapai semua itu.

Bagi Biara Dean, ini adalah sesuatu yang sangat sederhana dan sesuatu yang sangat memikatnya.

Tetapi dia harus pergi.

Tanpa ragu, tanpa kerinduan.

Hanya seseorang yang Hati Taoisnya benar-benar bersih dan bebas dari kekotoran dapat melakukan itu.

Jalanan tanpa angin dan salju.

Biara Dean tidak bisa bergerak maju, jadi dia harus bergerak mundur. Kaki kanannya terangkat dari tanah dan badai serta salju muncul.

Sebuah pintu yang tak terlihat muncul di tengah badai dan salju.

Hanya mereka yang di Negara Tanpa Batas yang bisa melihatnya.

Begitu kaki kanan Biara Dean melangkah melewati pintu, pakaian hitamnya berubah transparan.

Dia akan melangkah ke dalam kekosongan.

Qi Langit dan Bumi di Chang’an mungkin telah dikacaukan oleh Ning Que, tapi itu tidak bisa menghentikannya untuk pergi.

Ning Que tidak akan membiarkannya pergi.

Karena dia sudah mengeluarkan pedangnya.

Pisau itu meninggalkan salju dan mengeluarkan suara yang sangat tipis, seperti sikat berminyak yang mengolesi sepotong daging panas di atas api unggun, atau seperti sikat yang diisi dengan tinta yang meluncur di selembar kertas putih.

Di jalan-jalan Chang’an, di bawah pohon willow dan oleh pohon prem, ratusan suara terdengar bersamaan.

Itu seperti bunyi sitar, seperti bunyi tali busur yang bergetar, seperti bilah bilah yang ditarik dari sarungnya.

Itu adalah suara sapuan yang bergesekan.

Itu adalah suara yang dibuat oleh ratusan Jimat “Yi”.

Setelah itu, terdengar suara lebih banyak bilah yang meninggalkan sarung.

Itu adalah suara yang benar.

Ada lusinan pisau yang digunakan untuk memotong daging babi yang tergantung di dinding kandang babi di Kota Timur. Mereka berbaring di sarung kulit mereka sepanjang hari dan malam. Tiba-tiba, pisau daging ini terlepas dari sarungnya.

Tidak jauh dari Vermilion Bird Avenue, ada pisau yang ditempatkan di talenan di sebuah rumah. Pisau itu ternoda darah segar. Tidak jauh dari sana, ada panci sup daging yang mengepul. Tiba-tiba helikopter itu melompat keluar dari talenan.

Ada dua remaja berbaring di genangan darah di sebelah Vermilion Bird Avenue. Mereka terluka parah dan bersandar lemah ke dinding yang basah oleh salju yang surut. Meskipun mereka tidak mati, mereka tidak bisa lagi memegang pisau dan garpu di sebelah mereka. Tiba-tiba, kedua helikopter dan pisau dapur melompat keluar dari salju dan ke tangan mereka.

Ning Que menarik pedangnya.

Semua pisau di Chang’an ditarik keluar.

Ratusan, ribuan, puluhan ribu bilah memamerkan ketajaman mereka.

Musim dingin willow diguncang Danau Yanming.

Pinus musim dingin di Kuil Tantuo membungkuk.

Salju yang menumpuk di batu asahan melayang.

Salah satu dari ratusan baris membuat Jimat Ilahi bergerak sangat sedikit.

Salju di jalan panjang mengabur, sinar aura yang tak terhitung muncul tiba-tiba.

Pintu yang tak terlihat itu langsung hancur berkeping-keping.

Beberapa luka kecil muncul di pakaian gelap Abbey Dean.

Beberapa retakan muncul di tubuhnya yang kuat yang ia peroleh setelah mencapai Alam Iblis Ilahi.

Biara Dean mulai berdarah deras.

Ning Que mengangkat pedangnya dan berkata, “Aku ingin membunuhmu.”

Kondensasi absolut Surga dan Bumi Qi meledak dari bibirnya saat dia berbicara. Mereka berubah menjadi sulur-sulur kabut putih yang panjangnya sekitar setengah inci, dan di dalam kabut, ada kilatan kilat dan keinginannya yang sangat kuat.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–