Nightfall Chapter 799

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 799: Dibunuh oleh Sang Manusia (Bagian Dua)

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Keadaan Kemurnian adalah keadaan Taoisme Haotian yang paling misterius yang tidak pernah disaksikan oleh siapa pun dalam sejarah kultivasi setelah Malam Abadi.

Untuk pembangkit tenaga listrik nyata di dunia, ada satu pertanyaan yang paling membingungkan mereka — seberapa tinggi kepala sekolah itu.

Master Qishan di Kuil Lanke pernah menduga bahwa Kepala Sekolah telah mencapai Tingkat Kesucian, yang dengan kuat membuktikan betapa tinggi dan kuatnya Negara Kesucian di mata orang.

Kepala Sekolah membuktikan keadaannya di Wilderness yang di luar imajinasi semua orang, tetapi sebenarnya, bahkan Kepala Sekolah sendiri tidak bertemu dengan seorang pria yang telah mencapai Keadaan Murni.

Kakak tertua juga belum bertemu. Semua pengetahuannya tentang State of Pureness berasal dari perpustakaan di belakang gunung Akademi. Dia meneriakkan “Keadaan Murni” hanyalah dugaan.

Dia merasa dia dekat dengan kebenaran, atau tidak ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi di Biara Dean.

Ning Que selesai menulis karakter. Dia mengumpulkan semua keinginan dan meminjam ribuan kacamata dari ribuan orang di Kota Chang’an, tetapi tidak ada yang berharap bahwa Biara Dekan akan mencapai Keadaan Murni ketika dia hampir terbunuh oleh Ning Que.

Kakak Sulung tidak bisa percaya bahwa ada seseorang yang hidup di dunia yang benar-benar mencapai keadaan legendaris itu.

Tapi itu terjadi sebelum dia, begitu jelas dan nyata.

Dekan Biara tentu saja menghormati namanya sebagai orang yang paling kuat dalam sejarah seribu tahun Taoisme Haotian, dan dia yang kedua dari Haotian.

Keadaan Murni berada di luar Lima Negara. Sebenarnya, itu adalah negara yang melampaui semua yang lain karena jangkauannya melampaui kata ini.

Ketika mencapai Negara Kesucian, itu berarti bahwa kultivator itu melampaui kekuatan lain di dunia.

Sinar matahari yang jernih mengalir di tebing, dan pohon-pohon pinus hijau memberi bayangan pada batu itu. Saat angin sepoi-sepoi bertiup, ranting-ranting pinus melambai dan membersihkan debu dari batu, tetapi bayangan tetap diam.

Sekarang darah dan daging Biara Dean telah menjadi kelopak bunga teratai, dan tulangnya telah menjadi akar teratai. Dia hidup di air murni alih-alih dunia fana. Oleh karena itu, pedang pendek Ning Que, yang dipinjamnya dari dunia fana, tidak memiliki cara untuk mencapai Dean Abbey.

Cutlass telah menembus tiga negara bagian di luar Lima Negara berturut-turut. Tetapi bagaimana itu berurusan dengan kemurnian?

Pedang besi telah menebas Quietus, Tanpa Batas, dan Alam Setan Ilahi. Ning Que berada di puncak semangat dan jiwanya; Qi Langit dan Bumi yang menakutkan dan tak berujung di dalam dirinya bisa meledak kapan saja.

Orang suka mempertimbangkan karena mereka tahu tentang banyak hal, dan mereka merasa kesal ketika mempertimbangkan. Seperti itulah kakak tertua sekarang. Dia tidak tahu mengapa Dean Biara bisa mengalir di udara, dan mengapa dia tampak lebih bersih. Karena itu, dia tidak lagi mempertimbangkan, dan yang ada dalam pikirannya hanyalah memotong lawannya.

Akhirnya pedang pendeknya dipotong.

Tertinggal oleh suar yang menyebar lebih dari sepuluh mil, pedang pendek besi akhirnya selesai menulis karakter itu di langit biru.

Semua hal yang berserakan di Jalan Vermilion digulung oleh angin yang dipanggil oleh pedang pendek, dan kemudian dibuang ke Abbey Dean.

Ada batangan perak, batangan emas, lukisan burung dan bunga dari Kaligrafi dan Toko Lukisan, bubuk kosmetik dan jepit rambut wanita, dan sensor lama dari kuil kecil Tao.

Ada panci besi dan gong pecah, teh di malam hari dari poci teh, urin dari panci kamar, roti kukus sisa, isi daging dengan rasa bawang, dan bahkan kotoran manusia yang keluar dari saluran pembuangan.

Tidak peduli apakah mereka jelek atau cantik, manis atau bau, menyenangkan atau menjijikkan, mereka hanya seperti apa dunia fana itu.

Pedang pendek Ning Que diretas dengan aura seluruh dunia fana, termasuk sisi menjijikkannya.

Ketika hal-hal bercampur aduk, mereka sering kehilangan identitas mereka sendiri. Orang-orang tidak akan dapat mengatakan bahwa mereka berbau manis atau bau, atau jika itu adalah ingot perak atau pispot. Mereka tidak melihat perbedaan dalam limbah manusia dan batangan emas.

Di bawah angin liar, Jalan Vermilion dan seluruh kota Chang’an menjadi sangat gelap dan berangin, kemudian semakin gelap, seolah malam tiba.

Dentang terus-menerus keluar dari jalan yang terbungkus kegelapan.

Biara Dean melayang di udara seperti lotus tanpa noda, dengan kelopak bunga merah dan tangkai putih.

Banyak hal dari dunia fana menyerangnya.

Isi daging dengan rasa bawang jatuh di wajahnya, lalu berguling, meninggalkan saus kental dan bawang cincang di janggutnya.

Sebuah palang emas menghantam dadanya, dagingnya menggantung seperti kelopak bunga berkedut. Sebuah cetakan kemudian ditinggalkan di dadanya; itu adalah segel dari perbendaharaan nasional Kekaisaran Tang.

Panci kamar itu nyaris menyentuh bahu kanannya dan menumpahkan urin kekuningan yang menjijikkan. Sekotak bubuk tersebar di wajahnya, mengecat seluruh wajahnya putih.

Dekan Biara basah oleh darah dan ditutupi dengan noda. Dua potong daun sayur busuk tergantung di ikat pinggangnya, dan ada noda kotoran manusia di samping luka jari-jarinya yang patah.

Dia menjadi sangat kotor.

Dia belum pernah seburuk ini dalam hidupnya, bahkan sebelum dia mencapai Tingkat Kesucian.

Dia menghabiskan hidupnya bepergian di Laut Selatan, namun tidak ada kotoran di sepatunya. Namun, sekarang dia harus menghadapi wudhu dunia fana, dan mencoba untuk mengatasi semua aroma dunia.

Tetapi kekotoran dari kata fana tetap berada di luar hatinya, dan di luar tubuhnya.

Dia masih dalam keadaan Pureness, yang mengusir semua kerusakan yang menimpa dirinya.

Dia bisa menjaga tubuh dan jiwanya bersih selama dia menjaga Hati Taoisnya dalam damai.

Namun, tubuh dan jiwanya terhubung begitu erat sehingga ketika tubuhnya dipengaruhi oleh dunia manusia dalam waktu lama, hati dan jiwanya tidak akan lagi tetap damai.

Pemandangan itu, tentu saja, mengejutkan karena Negara Kesucian yang legendaris telah muncul sekali lagi setelah bertahun-tahun yang tak terhitung jumlahnya, atau bahkan setelah beberapa Malam Abadi.

Yang mengejutkan, segera setelah kemunculannya kembali, ia menghadapi lawannya yang paling kuat di dunia fana — dunia fana itu sendiri.

Teratai menggigil dalam angin redup dan mungkin layu atau mati dalam waktu dekat.

Biara Dekan terus menolak Ning Que.

Pertarungan adalah antara negara pamungkas dan dunia fana. Tidak ada yang tahu bagaimana itu akan berakhir.

Bahkan Haotian.

Jiang Rui, penipu dan penipu, adalah bajingan paling terkenal di Sanyuanli. Tetapi dia sebenarnya adalah seorang pengecut sejati, bahkan lebih pengecut daripada para bajingan yang paling umum, sehingga bahkan anak-anak kecil memandang rendah dirinya.

Dia tunawisma dan tinggal di mana-mana di jalanan. Jadi, dia belum menerima pemberitahuan dari Pengadilan Kekaisaran. Dia tidak bangun sampai bel di kota berdering. Kemudian dia mendengar suara-suara keras yang dibawa oleh angin.

Jiang Rui tidak tahu bahwa itu adalah pertarungan antara Biara Dean dan Akademi. Dia bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi di Kota Chang’an sekarang. Tetapi ketika dia menemukan bahwa jalanan kosong dan pelari pemerintah yang seharusnya berpatroli di jalanan semua hilang, kebingungannya segera digantikan oleh kebahagiaan.

Dia mencuri kain bordir yang diproduksi oleh Kerajaan Jin Selatan. Dia bahkan ingin mengambil beberapa batangan perak ketika dia menemukan pintu kas pemerintah daerah telah rusak, tetapi dia sangat malu sehingga dia menyerah pada akhirnya.

Meskipun menjadi bajingan, dia sombong seperti Tang lainnya. Jadi ketika dia kembali ke halaman kecil miliknya dan berpikir kembali ke sifat takut-takutnya sebelumnya, dia merasa malu.

Untuk menghapus rasa malu, dia memutuskan untuk melakukan hal yang sudah lama dia pikirkan. Dia mengambil pisau runcing dari pakaiannya dan menyelinap ke halaman Kepala Villiage. Dia akan membunuh anjing kuning besar yang menggigitnya ketika dia masih kecil.

Itu terjadi lebih dari sepuluh tahun yang lalu dan anjing kuning besar itu sekarang terlalu tua dan terlalu lemah untuk melawannya. Saat dia mendorong pisaunya, anjing itu menghembuskan yang terakhir.

Jiang Rui bahkan meragukan apakah anjing kuning tua itu telah dibunuh olehnya atau oleh usia tuanya.

Tapi bagaimanapun, dia telah menyelesaikan tugas hidupnya. Dia membawa anjing itu kembali ke halaman kecilnya; dia menguliti dan memotongnya, bersiap untuk menyalakan kompor dan memasaknya.

Pada saat yang sama, dia mendengar seseorang berbicara di jalan.

Dia tidak bisa memahami percakapan itu. Kemudian dia mendengar dua pria muda menangis, dan dia bisa mengatakan salah satu dari mereka pasti pria berwajah poker milik Zhang.

Jiang Rui memanjat tembok dengan kedua tangan dan melirik ke jalan. Segera dia mengetahui secara kasar tentang apa yang terjadi di Kota Chang’an, yang membuatnya sangat ketakutan sehingga dia langsung bergegas kembali ke halaman kecilnya.

Dia kosong untuk sementara waktu, memandangi air yang akan direbus dalam panci dan daging anjing di atas talenan.

Kemudian dia menusukkan pisau ke papan tulis dan menuangkan daging anjing yang berdarah itu ke dalam panci.

Dia merobohkan dinding tua dan kumuh, mengambil puluhan batu bata dan memegangnya di lengannya. Kemudian dia memanjat dinding lagi, dan mengeluarkan salah satu batu bata, melemparkannya ke arah sang Taoist hitam.

Dia pikir dia akan aman dengan cara ini, dan dia memiliki perasaan marah dan kasihan yang bercampur aduk untuk anjing itu, jadi dia memaki-maki sang Tao.

“Ambil batuku dan pergi ke neraka, brengsek!”

Kemudian Jiang Rui meninggal. Tidak ada yang tahu bahwa dia telah menyelesaikan tugas terbesar dalam hidupnya hari ini. Dan tidak ada yang tahu bahwa halaman kecil itu memiliki dinding setengah runtuh, dengan daging anjing yang dimasak dalam pot.

Quietus Abbey Dean tergantung di Kota Chang’an dan memadamkan api di kompor. Air dalam panci berhenti mendidih tetapi daging anjing tetap meresap sampai air menjadi berdarah.

Ning Que menarik Podao-nya keluar dari jalan bersalju, dan pada saat yang sama, pisau runcing di papan memotong melompat. Darah di pisau belum mengering, dan uap ringan keluar dari panci.

Sebuah karakter muncul di langit biru. Kemudian angin menyapu Vermilion Street dan membungkusnya dalam kegelapan. Seolah-olah malam telah datang sebelumnya, tergantung di atas Kota Chang’an, termasuk halaman kecil.

Angin gelap datang dengan keras dan dari segala arah. Itu menghancurkan atap di samping jalan-jalan, dan menarik setengah dinding yang tersisa di halaman kecil; bahkan daging anjing di dalam panci pun hancur.

Panci itu tersapu oleh angin, terbang di atas tembok dan ke jalan. Akhirnya, jatuh ke seorang pria.

Itu jatuh di Abbey Dean.

Daging anjing dalam sup berdarah dituangkan ke kepala Biara Dean.

Dia direndam dalam sup darah, dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Daging anjing jatuh di tubuhnya yang terluka.

Jika dia lotus, dagingnya tergantung di kelopaknya.

Darah menetes dari kelopak.

Tubuhnya ternoda, lalu hatinya.

The Taoist Pureness akhirnya ditaklukkan oleh mundanity dunia fana.

Kebingungan muncul di mata Dekan Biara.

“Aku membunuhmu.”

Kata Ning Que.

Cutlass besinya jatuh di bahu kiri Biara Dean, di atas dagingnya.

Meskipun Pureness telah ditaklukkan, Dean Biara masih hampir abadi karena ia telah mencapai begitu tinggi di Alam Iblis Ilahi.

Jadi Ning Que memotong dengan kekuatan penuh.

Dia sedikit menekuk lutut kirinya. Roh Besar melolong, dan Qi tak berujung dari Langit dan Bumi mengalir ke cutlass-nya. Dia mengayunkannya ke bawah, meninggalkan luka menakutkan di tubuh Biara Dean.

Teratai yang bersih dan damai digulung oleh angin gelap, lalu layu, kelopaknya jatuh.

Serangan Ning Que berisi perubahan-perubahan Kota Chang’an yang bertahan selama seribu tahun, dan harapan semua penghuninya.

Dekan Biara dipotong dan jatuh, melayang ke selatan jalan panjang.

Darah tumpah sepanjang jalan.

Ratusan Jimat “Yi” di jalan-jalan dan lorong-lorong Chang’an jatuh di tubuhnya lagi.

Ribuan kacamata di Kota Chang’an memotongnya.

Dalam kegelapan dan di tengah-tengah kacamata.

Tujuh jari Biara Dean dipotong seperti akar teratai.

Kemudian kakinya dipisahkan dari tubuhnya.

Perutnya terbuka. Organ internalnya sangat rusak.

Darah anjing dan kotoran manusia mencemari bagian dalam tubuhnya. Polusi tidak dapat dipulihkan.

Gerbang selatan bergemuruh dan sebuah lubang berbentuk manusia muncul di gerbang.

Dekan Biara diusir dari Kota Chang’an.

Dia telah berencana untuk pergi sejak Ning Que mengeluarkan pedang pendek, tetapi tidak dengan cara ini.

Angin hitam mengangkat tubuh Biara Dean dan membuatnya menari dengan liar.

Batu-batu besar di tepi danau di luar gerbang selatan bergulung-guling tertiup angin.

Bahkan Taktik Array Batu yang rusak tidak bisa menghentikan angin pendek-pendek Ning Que sejenak.

Empat mil jauhnya ke selatan kota, ada sebuah danau.

Ketika angin biadab menyapu, air danau itu kemudian jatuh seperti hujan.

Dekan Biara jatuh dengan deras di tepi danau.

Air danau yang bersih kemudian jatuh ke atasnya, membasuh sebagian kotoran padanya.

Beberapa ikan jatuh di sisinya, melompat dan berjuang.

Angin melambai oleh pedang pendek Ning Que terus menuju ke selatan.

Danau itu secara bertahap tumbuh damai dan cerah lagi.

Biara Dean menatap langit biru. Bibirnya bergerak seolah ingin mengatakan sesuatu, namun tidak ada sepatah kata pun keluar.

Dia berbalik dan melihat ikan-ikan berjuang di air.

Mereka berjuang sejenak, kemudian mereka menerima nasib mereka dan segera mati.

Dia menatap dan belajar sesuatu darinya.

Ada langkah kaki di tepi danau.

Chen Pipi berlutut di depan Biara Dekan.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–