Nightfall Chapter 826

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 826: Itu

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Melihat gadis berbaju biru berjalan ke arah mereka, pasukan kavaleri Emas ini memiliki perasaan yang rumit. Mereka tidak tahu mengapa dia tidak takut dengan pisau tajam di tangan mereka, atau bagaimana dia bisa begitu tenang seolah-olah dia tidak melihat apa-apa.

Seorang tentara berteriak dan mengangkat pendek rambutnya ke atas. Namun, melihat wajahnya, dia tidak bisa melakukan apa-apa karena dia takut.

Selain tinggi dan montok, dia sangat biasa, tanpa senjata di tangannya atau aura yang kuat sama sekali. Dia hanya merasa takut tanpa alasan dan ingin melempar pedang pendeknya jauh, jauh sekali. Dia ingin berlutut di depannya dan memohon maaf padanya.

Pemimpin kelompok ini meneriakkan kata. Dia mengira itu berarti “gadis jahat” atau yang serupa. Dia mengeluarkan pedang pendeknya dan meretas tanpa berpikir. Dia harus menutup matanya karena dia tidak yakin apakah dia akan bisa melakukannya setelah melihat wajahnya sekali lagi.

Cutlass yang tajam jatuh ke kepalanya, tetapi tidak memotong rambut. Tidak ada pendarahan, juga tidak ada hal kejam lainnya yang terjadi. Bahkan tidak ada suara benturan. Dia merasa telah memotong lautan luas. Kemudian, pedang pendeknya mulai bersinar dan langsung meleleh.

Bunga-bunga yang disulam di pakaiannya mulai menyebar, mengeluarkan sejumlah besar sinar dari cahaya yang paling murni, yang langsung menutupi padang rumput di dekat tenda.

Sesaat kemudian, dia keluar dari cahaya dan pergi ke selatan.

Cahaya di padang rumput berangsur-angsur hilang. Sepuluh tentara itu jatuh ke tanah tanpa bernapas, seperti halnya kuda mereka. Namun, tidak ada luka atau darah pada mereka. Bau busuk di tenda juga hilang, hanya menyisakan tulang putih. Itu adalah pemurnian.

Keesokan harinya, dia bertemu dengan beberapa manusia lain. Mereka terdiri dari beberapa gerbong yang ditarik kuda dan ratusan penunggang kuda, yang kedengarannya seperti guntur. Namun, di matanya, mereka sama dengan rumput liar di bawah kakinya. Karena itu, dia mengabaikan mereka dan terus bergerak maju.

Seorang lelaki tua dengan pakaian padang rumput normal duduk di kereta, memandangi pemandangan melalui jendela dalam keheningan. Dia adalah Guru Bangsa yang paling terhormat di Istana Emas. Dia telah melakukan perjalanan di sekitar padang rumput sejak dia meninggalkan Helan City. Selain perlu memikirkan sesuatu, alasan paling penting adalah dia tidak ingin pergi ke selatan dengan Chanyu yang ambisius. Menurutnya, mereka seharusnya tidak terlibat dalam perang Tang sejak awal. Semakin keras perang, semakin damai pula padang rumputnya. Selain itu, dua pembangkit tenaga listrik di Helan City membuatnya tetap waspada.

Ada ratusan kavaleri emas elit yang berjaga di sekelilingnya. Dan karena dia adalah Tuan Bangsa tertinggi dan pengintai mereka yang mereka kirim kemarin belum kembali, mereka harus bersusah payah.

Pada saat ini, mereka melihat gadis itu. Dia tampak sangat tinggi dan mencolok mengenakan pakaian biru di tubuhnya yang montok. Mereka tidak bisa mengabaikannya.

Dengan peluit, pasukan kavaleri mengubah formasi mereka dan bersiap-siap untuk menyerang atau bertahan, meskipun mereka hanya menghadapi seorang gadis yang berjalan di tengah padang rumput. Itu menakutkan.

Sama seperti pasukan kavaleri yang telah meninggal kemarin, begitu mereka memiliki kesempatan untuk melihat wajahnya, semua orang akan menjadi takut — bahkan tangan mereka gemetar.

Mereka adalah kavaleri terbaik di Istana Emas dan Tuan Bangsa menikmati reputasi yang tinggi. Mereka bahkan memiliki dua Imam Besar yang bepergian bersama mereka. Mereka begitu kuat sehingga mereka bahkan bisa menghilangkan beberapa negara kecil di selatan. Bahkan Tang dan Istana Ilahi West-Hill tidak akan mengabaikan mereka. Namun, pada saat ini, mereka melihat seorang gadis dan ketakutan olehnya, yang membingungkan mereka dan membuat mereka menjadi lebih takut.

Master Bangsa memandang gadis itu dengan kaget, kerutannya menjadi lebih dalam dan matanya terbenam ke dalam rongganya, seolah-olah dia sedang melihat seseorang yang bukan milik dunia manusia.

Pasukan kavaleri tidak mengerti mengapa wajahnya begitu menakutkan karena mereka hanya orang biasa, tetapi Tuan Bangsa tidak.

Wajahnya memang terlihat biasa. Begitu luar biasa normal sehingga begitu dia memasuki kerumunan, kamu tidak akan pernah bisa menemukannya lagi atau bahkan tidak bisa mengingat wajahnya lagi.

Dia memiliki mata, alis, hidung, dan bibir rata-rata yang bisa dilihat di mana saja.

Namun, dangkal seperti ini adalah hal yang paling tidak biasa.

Sangat biasa, dan sangat luar biasa.

Tidak ada yang melihat orang biasa di dunia ini, juga tidak seharusnya. Setelah melihatnya, Tuan Bangsa menemukan siapa dia dan dari mana dia datang dalam sedetik.

Dia berlutut dan meletakkan dahinya ke tanah dengan telapak tangannya menghadap ke atas. Dia dengan hormat berteriak, “Tengri …”

Kepala Sekolah telah naik ke surga di dekat Sungai Sishui.

Dia melemparkan Ning Que ke padang gurun terpencil di utara terlebih dahulu sebelum naik ke surga. Setelah itu, hujan mulai turun dari langit.

Ketika hujan turun, tidak ada orang di sekitar Sungai Sishui kecuali kuda hitam.

Dia menatap langit. Hingga saat ini, tidak tahu apa yang terjadi — bagaimana gadis kecil hitam itu tiba-tiba menjadi begitu cantik; bagaimana lelaki tua itu berubah menjadi peri; dan bagaimana Ning Que bisa terbang.

Ketika hujan terus turun dengan deras, cuaca menjadi semakin dingin. Kuda itu menendang dengan putus asa dan mendengus, mengangkat debu dan lumpur.

Itu tidak bisa pergi. Itu harus menunggu di tepi Sungai Sishui sampai Ning Que kembali. Itu takut bahwa jika itu pergi, Ning Que akan khawatir ketika dia tidak bisa menemukannya.

Tentu saja, alasan paling penting adalah bahwa kereta yang terbuat dari stainless steel terlalu berat. Jika Ning Que tidak kembali, ia harus menyeret kereta kembali ke Chang’an, dan itu adalah hal terakhir yang ingin dilakukan. Nah, jika Ning Que kembali, meskipun gerbongnya berat, ia ingin menyeretnya kembali, asalkan dia kembali …

Berdiri di tengah hujan yang terus-menerus, Kuda Hitam Besar telah menunggu sepanjang hari. Surainya sudah basah seperti kain, tergantung di lehernya, yang membuatnya tampak lebih menyedihkan.

Itu tidak puas dengan pohon willow ditanam di sepanjang Sungai Sishui karena mereka sangat tipis sehingga mereka tidak dapat menutupi seluruh tubuhnya. Itu cemburu kereta yang dicuci di tengah hujan, yang tidak punya perasaan sama sekali.

Itu menunggu selama tiga hari lagi, minum air hujan ketika haus dan mengunyah gulma ketika lapar. Jika seseorang mencoba mengambilnya, itu akan menjatuhkan mereka ke sungai. Jika pelari pemerintah setempat mencoba untuk menjebaknya, itu akan menyemburkan meludahi mereka dan menendang mereka berulang-ulang.

Namun, Ning Que tidak kembali, gadis hitam kecil itu tidak kembali, dan begitu pula lelaki tua itu.

Surai nya telah menyerap begitu banyak hujan sehingga menjadi berat dan basah, menurunkan kepalanya yang mulia lebih rendah dan lebih rendah. Itu akan segera tidak dapat mendukung berat.

Pada pagi hari pertama di hari kelima, ketika melihat matahari menembus awan tebal, ia mengangkat kepalanya, meringkuk ke arah langit dan Sungai Sishui. Dan menyeret kereta yang berat itu, ia memulai perjalanannya sendiri.

Itu tidak berencana untuk kembali ke Chang’an atau ke Akademi karena orang-orang ini belum kembali, dan percaya bahwa mereka mungkin tidak akan pernah kembali.

Itu memutuskan untuk pergi ke Wilderness. Teringat bahwa itu datang di senior ketika mereka melewati rawa. Senior tidak pernah menarik kereta, itu hanya di atas kereta. Itu hidup bahagia dan bebas di sana. Kuda Hitam Besar memutuskan untuk bergabung karena memiliki ribuan saudara muda di luar sana.

Tanpa Ning Que memicu array, kereta itu begitu berat sehingga hanya Kuda Hitam Besar yang bisa menariknya. Meskipun dia bisa mengelolanya, dari Sungai Sishui ke Wilderness, perjalanannya panjang dan sulit.

Itu menghibur diri dengan berpikir, “Jika Anda dapat menemukan yang senior, Anda akan menjadi yang terbaik kedua di Wilderness.” Ia harus menundukkan kepalanya dan menggertakkan giginya, berjuang di tengah hujan lebat, dan akhirnya mencapai Padang Gurun dari Sungai Sishui.

Hujan deras akhirnya berhenti. The Big Black Horse tertutup lumpur dan berat badannya turun banyak. Itu tampak mengerikan, tetapi ketika melihat padang rumput yang indah di depannya, itu membuka matanya.

Angin berbau harum. Mau tak mau berpikir bahwa itu adalah bau kebebasan.

Tiba-tiba, ia melihat kembali ke kereta hitam yang berat. Betapa bodohnya itu. Karena ia akan bergabung dengan seniornya, mengapa ia harus menyeretnya dalam perjalanan yang begitu panjang?

Bagaimana jika Ning Que masih hidup dan dia menemukannya di masa depan? Kuda Hitam Besar bertanya-tanya saat menuju rawa di barat Wilderness. Sebenarnya, itulah yang sedang dipikirkannya saat ini.

Perjalanan kebebasan berakhir pada hari musim gugur yang biasa.

Hari itu, seorang gadis muda keluar dari kedalaman padang rumput. Dia tampak sangat biasa dalam pakaian biru dengan bunga-bunga di atasnya.

Kuda Hitam Besar ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu tidak mengenalnya. Dia gemuk dan tidak setinggi itu dan dia tidak memiliki payudara yang sangat bagus. Namun, dia tahu siapa dia, jadi dia meringkuk dan berbalik untuk melarikan diri.

Itu belum pernah berlari begitu cepat sebelumnya — bahkan ketika mengejar kuda putih di padang gurun. Itu berlari lebih cepat dari panah Ning Que.

Angin menderu kencang dan Kuda Hitam Besar merasa ketakutan.

Kemudian jatuh ke tanah berat, mengangkat debu.

Dia duduk terlentang entah dari mana.

Si Kuda Hitam Besar panik. Gadis hitam kecil kurus telah menjadi gadis putih besar yang gemuk …

Apa yang terjadi pada dunia?

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–