Nightfall Chapter 836

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 836: Kuil yang Rundown Di Luar Kota Yangzhou

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Di luar Kota Yangzhou, pemandangan di Sungai Fuchun adalah yang paling indah. Di dalam kota, Thin Lake memiliki pemandangan terbaik. Sudah musim panas, permukaan danau dengan daun teratai mengambang, seolah-olah itu adalah ladang. Pohon-pohon willow di tepi danau menyediakan naungan, dan pohon itu begitu indah hingga tak bisa dikatakan.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, rombongan tari Rumah Lengan Merah yang menuju ke Istana Ilahi West-Hill untuk berpartisipasi dalam Pengorbanan Cahaya tinggal di Song Family Manor di Thin Lake. Dan seperti sebelumnya, suasananya sama menyedihkan.

Seperti terakhir kali, undangan itu dikirim oleh pelayan keempat Keluarga Cui. Pramugara tidak meletakkan tangannya di belakang punggungnya untuk menyembunyikan jari-jarinya yang patah. Sebaliknya, dia dengan tenang menempatkan mereka di depannya, seolah-olah dia ingin gadis-gadis dari Chang’an untuk melihat dengan jelas luka seperti apa yang dia derita karena mereka.

Tiga tahun yang lalu, Rumah Lengan Merah pergi ke Kuil Lanke untuk menghadiri Festival Hantu Lapar Yue Laan. Itu bertepatan dengan ulang tahun ke 100 Tuan Cui yang lama. Keluarga Cui telah meminta House of Red Sleeves untuk menyajikan lagu yang telah hilang dalam sejarah. Ning Que menulis surat, dan pelayan keempat yang arogan memiliki beberapa jarinya patah dan sangat meronta-ronta.

Seiring berjalannya waktu, banyak hal telah berubah. Undangan hari ini dari Keluarga Cui adalah untuk mengundang Rumah Lengan Merah ke Taman Cuiyuan di Sungai Fuchun untuk merayakan pemimpin klan, ulang tahun Cui Shi. Undangan menunjukkan bahwa mereka harus menyajikan lagu yang sama. Xiaocao, yang bisa menghadapinya dengan kebanggaan sunyi sebelum tumbuh semakin serius. Kabupaten Qinghe bukan lagi bagian dari Kerajaan Tang, dan Akademi tidak bisa menjamin keselamatan para gadis.

Xiaocao menatap pendeta Istana Ilahi-Bukit Barat di sebelahnya. Dia sepertinya tidak mendengar apa-apa. Meskipun dia diperintahkan untuk membawa Rumah Lengan Merah ke Kerajaan Ilahi West-Hill dalam kondisi baik, itu tidak berarti bahwa dia tidak ingin melihat gadis-gadis Tang yang bangga dihina di Kabupaten Qinghe.

Pelayan keempat dari Keluarga Cui tersenyum puas ketika dia melihat gadis muda yang bertanggung jawab atas Rumah Lengan Merah menerima undangan. Dia dengan lembut membelai jari putusnya yang gatal dan berjalan keluar dari halaman Keluarga Song dengan kepala terangkat tinggi.

Ketika dia datang ke jalan-jalan Kota Yangzhou, teriakan berisik dapat terdengar melalui kursi sedan kecil dengan tirai hijau. Pelayan keempat sedikit mengernyit dan mengangkat gorden. Dia bertanya dengan lembut, “Apa yang Tuan Muda Tang lakukan di sini?”

Ning Que dan Wang Jinglue kembali ke Kota Yangzhou. Mereka mengenakan topi jerami dan terlihat seperti orang biasa. Mereka tidak menarik perhatian atau kecurigaan.

Sambil berjalan di jalan, Ning Que berhenti tiba-tiba dan menatap plakat dengan tulisan ‘Kantor Pos Qinghe’. Dia tidak bisa tidak ingat bahwa tempat ini dulu disebut ‘Kantor Pos Kerajaan Tang’, dan itu di sini, di mana Sangsang telah mengirim uang ke Kota Wei.

Sebelum dia bisa menghela nafas dengan emosi, perhatiannya tertuju pada suara di jalan. Ning Que dan Wang Jinglue berjalan mendekat dan melihat kerumunan di sekitar beberapa orang muda berpakaian seperti cendekiawan, salah satunya meneriakkan sesuatu, sementara yang lain memelototi pasukan bersenjata panglima perang yang menjaga ketertiban. Setelah berdiri di kerumunan dan mendengarkan sebentar, Ning Que menemukan bahwa pemuda yang berbicara dengan keras adalah kerabat jauh dari Keluarga Cui.

Tuan muda Cui melambaikan tangannya dan memandangi orang-orang Yan atau Kerajaan Jin Selatan di jalan-jalan yang mengenakan wajah angkuh di wajah mereka dan berteriak dengan marah. “Mengapa kita, Tangs, membiarkan orang asing bersikap angkuh di tanah kita? Mengapa diaken Divine Hall yang melukai gadis kecil tadi malam dikirim keluar dari Kota Yangzhou? ”

Anak-anak dari panglima perang yang semuanya memegang pedang tampak sedikit gelisah. Ada juga beberapa di antara kerumunan yang menyangkal pernyataan yang dibuat oleh pria itu. Argumen itu secara alami berkembang menjadi argumen yang mempertanyakan apakah penduduk Sungai Qinghe adalah orang Tangs.

“Apa penistaan terhadap Haotian? Ini hanya argumen sepihak dari Istana Ilahi West-Hill! Siapa yang bisa membuktikannya? Aku, Cui Huasheng, telah menjadi Tang sejak aku lahir. Saya telah bangga selama lebih dari 20 tahun, tetapi mereka sekarang mengatakan bahwa saya bukan seorang Tang dan ingin saya menjadi anjing seperti orang-orang dari Kerajaan Jin Selatan dan Yan. Mengapa saya harus setuju? ”

Kerumunan secara bertahap menetap dan Ning Que memandang dengan dingin. Dia menemukan bahwa pemuda bernama Cui Huasheng dan orang-orang di sampingnya semua adalah putra panglima perang. Ini menegaskan bahwa masih banyak orang di Kabupaten Qinghe yang loyal kepada Kekaisaran Tang, terutama mereka yang belum dibutakan oleh dinding lumut.

Pada saat itu, kerumunan secara bertahap dibagi dan kursi sedan kecil dengan tirai hijau masuk. Pramugari keempat dari keluarga Cui mengangkat tirai dan turun dari kursi sedan. Dia memandang Cui Huasheng dan berkata dengan dingin, Tuan muda Tang, sepupu dan pamanmu, dan ratusan orang di Qinghe telah meninggal di guildhall kami di kota Chang’an. Apakah Anda masih ingin menyebut diri Anda seorang Tang? ”

Cui Huasheng terkejut ketika dia pertama kali melihat pria itu. Kemudian, dia berkata dengan sedih, “Keluarga istri saya, sang Qius, dibunuh oleh Anda pada musim gugur yang lalu. Itu adalah keluarga lebih dari 40. Mereka terbunuh, namun, tidak ada mayat yang ditemukan. Keponakan saya belum genap empat tahun, dan dia dibunuh oleh kalian semua. Adikku adalah hakim prefektur, namun, dia dipukuli sampai mati oleh tongkat oleh kalian semua. Menurutmu, pelayan, jika aku menyebut diriku anak keluarga Qinghe, tidakkah aku akan malu melihat mereka? ”

Wajah pelayan itu menjadi gelap dan dia berkata, “Tuan Muda Tang, Anda harus tahu bahwa ini adalah sesuatu yang diimpikan oleh Kabupaten Qinghe selama seribu tahun. Tidak ada jalan untuk kembali tentang masalah ini, jadi mengapa Anda begitu keras kepala? ”

Cui Huasheng berteriak, “Saya keras kepala, apa yang dapat Anda lakukan terhadap saya? Qinghe bukan milik negara mana pun sekarang, dan tidak memiliki hukum. Bisakah Anda mengutuk saya atas kejahatan apa pun? ”

Pramugari keempat berkata dengan dingin, “Tidak ada hukum, tetapi ada aturan klan. Ayo, ikat Tuan Muda Tang dan kirim dia ke aula leluhur untuk ditangani klannya! ”

Dengan itu, beberapa orang muncul dari kerumunan dan memukul pemuda itu sampai dia jatuh ke tanah. Mereka mengikatnya erat-erat dengan tali rami ke batang kayu dan mengangkatnya, berjalan menuju aula leluhur di luar kota.

Itu masih Sungai Fuchun yang indah.

Ning Que hanya menemukan saat itu bahwa ada banyak kandang bambu di sungai, yang mungkin digunakan untuk tenggelam. Seseorang bertanya-tanya berapa banyak pemuda dan pemudi yang tenggelam hingga mati di Sungai Fuchun yang indah selama bertahun-tahun, dan berapa banyak jiwa celaka yang ada di alang-alang yang lembut dan indah.

Dia berdiri di tepi sungai memandangi alang-alang, mendengarkan suara tongkat dan sorak-sorai orang-orang yang datang dari aula leluhur Cui di belakang. Ekspresinya tidak berubah, dan dia berpaling setelah waktu yang lama.

Aula leluhur dikelilingi oleh hampir seribu orang. Cui Huasheng mengenakan pakaian putih, pucat dan berlumuran darah. Dia digantung di tiang di luar aula leluhur, dengan napas sekarat. Dia tampak seperti akan mati kapan saja.

Wang Jinglue berjalan ke sisinya.

Ning Que berkata, “Itu tidak berarti bahwa semua orang setuju dengan bagaimana Cuis telah menangani masalah ini hanya karena mereka bersorak. Itu karena Cui Huasheng adalah tuan muda yang tinggi dan perkasa, tetapi telah ditelanjangi dan dipukuli sampai hari ini. Orang-orang yang menonton secara alami akan merasa bahagia. ”

Wang Jinglue berhenti dan berkata, “Saya telah mendengar beberapa berita bahwa Cui Huasheng memang adalah putra Keluarga Cui dan menikahi seorang wanita dari keluarga Qiu. Dia adalah putri bungsu dari keluarga Qiu dari Negara Zhi di Ruyang. Keluarga Qiu dibunuh oleh para pemberontak pada hari pemberontakan. Istrinya ada di rumah hari itu dan mati di tempat. ”

Ning Que berkata, “Orang-orang harus tenang dulu sebelum kita bisa mendapatkan kesetiaan mereka. Keluarga Cui membiarkan anak-anak mereka mati sebagai ganti keheningan orang-orang di Kabupaten Qinghe. ”

Wang Jinglue bertanya dengan lembut, “Kalau begitu, haruskah kita menyelamatkannya?”

Ning Que berkata, “Pria ini sangat mencintai istrinya, dan juga menyakitkan baginya untuk tetap hidup.”

Wang Jinglue berkata, “Setidaknya dia seharusnya tidak menderita saat dia masih hidup.”

Ning Que berkata, “Masih ada dua pembudidaya di Knowing Destiny States oleh Sungai Fuchun. Saya tidak akan mengambil risiko untuk orang ini, tentu saja … jika dia bisa selamat dari ini, dia mungkin berguna di masa depan. ”

Dengan itu, Ning Que berbalik untuk meninggalkan aula leluhur.

Dia melihat ke seberang Sungai Fuchun dan merasakan fluktuasi samar dari niat array di manor. Dia pikir itu memang tempat dengan sejarah yang lebih panjang daripada Akademi dan itu tidak boleh diremehkan.

Ada dua orang di tepi Sungai Fuchun yang berada di Negara Tahu Takdir. Ini tidak akan membuatnya merasa takut, tetapi jika dia ingin mulai bekerja, akan ada banyak gerakan. Semua orang kemudian akan tahu bahwa dia telah meninggalkan Chang’an.

Dia tidak bisa membiarkan siapa pun tahu bahwa dia telah meninggalkan Chang’an, setidaknya sebelum dia memasuki Kerajaan Ilahi-Bukit Barat. Kalau tidak, pembangkit tenaga listrik budidaya di seluruh dunia akan mencoba membunuhnya.

Bagaimanapun, ia telah menandatangani perjanjian damai dengan Istana Ilahi West-Hill untuk memastikan keamanan Kabupaten Qinghe. Aula Divine tidak akan bertahan lama jika dia membunuh terlalu banyak orang di sini. Dia memiliki banyak hal yang tidak bisa dia lakukan sampai Akademi menyingkirkan Drunkard dan Jagal – dua pisau yang selalu tergantung di atas kepala Kekaisaran Tang.

Tetapi ada beberapa hal yang bisa dia lakukan dan harus lakukan.

Persis seperti yang Yang Erxi katakan, apa lagi yang bisa dilakukan Tangs di Qinghe selain membunuh orang?

Ning Que tidak memasuki Kota Yangzhou saat ini.

Dia berdiri di hutan di luar jalan diam-diam dan melihat pejabat itu mengendarai kuda putih.

Pejabat itu sangat muda dan tampak elegan dan pendiam. Dia memiliki lusinan bawahan dan penjaga bersamanya. Dia tidak lupa melambai kepada orang-orang di Kabupaten Qinghe dan menarik sorak-sorai.

Bagi Ning Que, pejabat muda itu sangat lucu, karena seragam resmi yang ia kenakan jelas dalam gaya Tang dengan hanya beberapa detail kecil yang diubah. Tampaknya agak menggelikan.

Alasan mengapa Ning Que selalu menganggap orang ini lucu adalah karena dia dipanggil Zhong Da Jun.

“Pada hari pemberontakan, dia memberikan kontribusi terbesar. Dia juga putra penjaga kota Yangzhou, jadi dia menerima banyak anugerah setelah insiden itu. Dia kemungkinan akan menjadi bangsawan jika Kabupaten Qinghe menjadi negara merdeka. ”

Wang Jinglue menatap Zhong Dajun dan berkata.

Layanan jasa besar yang diberikan selama pemberontakan secara alami berarti bahwa banyak Tangs terbunuh. Para pejabat dari semua tingkatan dari Kota Yangzhou semua ditipu untuk pergi ke Rumah Chatelain dan kemudian, disergap dan dibunuh.

Ning Que menatap tangan Zhong Dajun yang memegang kendali dan berkata, “Aku akan membunuhnya sebelum pergi. Buat persiapan di Kota Yangzhou. Saya akan kembali dalam sebulan paling banyak. ”

Ada kuil kumuh di luar Prefektur Yangcheng. Itu adalah satu-satunya kuil di sana.

Dua biksu tiba-tiba datang ke kuil yang kumuh, yang salah satunya gelap, sunyi dan terkenal, sementara yang lain buta, sedih dan sunyi.

Ning Que memasuki kuil kumuh saat senja.

Dia menatap rahib yang kecokelatan itu dan tersenyum, “Kakak Senior, sudah lama tidak bertemu.”

Biarawan itu adalah kepala biara Kuil Lanke, Biksu Guan Hai.

Biksu itu, Guan Hai, memandangnya dan menghela nafas. “Semua orang di dunia sedang menunggumu meninggalkan Chang’an sehingga kamu bisa terbunuh. Siapa yang mengira bahwa Anda benar-benar akan meninggalkan kota? ”

Ning Que menjawab, “Saudara Senior, Anda telah berkultivasi selama bertahun-tahun. Bukankah kamu juga meninggalkan kuil? ”

Guan Hai berkata, “Istana Ilahi West-Hill sedang mengatur Pengorbanan Cahaya, dan seseorang dari Gunung Tile harus pergi.”

Ning Que berkata, “Saya ingin pergi dan menonton kesibukan juga.”

Biksu Guan Hai baru tahu saat itu bahwa Ning Que akan pergi ke Bukit-Barat. Dia terkejut tanpa kata-kata.

Ning Que memandang bagian belakang kuil dan bertanya, “Bagaimana kabarnya?”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–